Referensi yang digunakan untuk menyusun karya tulis tentu wajib dicantumkan dalam daftar pustaka. Daftar pustaka diketahui disusun dengan mengikuti aturan khusus. Namun, bagaimana cara menulis daftar pustaka tanpa nama pengarang?
Ada kalanya, referensi yang digunakan bersumber dari internet. Misalnya artikel di sebuah website yang kadang tidak mencantumkan nama penulis atau pengarangnya. Ternyata ada aturan tersendiri ketika harus dicantumkan di daftar pustaka. Berikut informasinya.
Daftar Pustaka, Tak Bisa Sembarang Membuat
Sebelum membahas mengenai bagaimana cara menulis daftar pustaka tanpa nama pengarang. Maka penting sekali untuk memahami dulu apa itu daftar pustaka dan seberapa penting dicantumkan ke dalam naskah karya tulis ilmiah.
Daftar pustaka adalah kumpulan referensi yang dirujuk untuk sebuah karya tulis. Secara sederhana, daftar pustaka adalah sebuah daftar yang menjelaskan seluruh sumber yang dijadikan referensi.
Sumber karya tulis disini bisa dari artikel ilmiah dalam jurnal maupun prosiding, buku, hasil wawancara, hasil membaca suatu laporan di sebuah instansi, acara di televisi, artikel berita di media massa, dan lain sebagainya.
Daftar pustaka disusun dengan mengikuti aturan tertentu, disebut dengan format atau style. Sehingga penting untuk memahami format mana yang akan digunakan dan unsur apa saja yang perlu dicantumkan di dalamnya. Sehingga sesuai dengan ketentuan.
Meskipun menyusun daftar pustaka terkesan mudah, akan tetapi dengan aturan yang menyertainya maka sering menimbulkan kendala. Oleh sebab itu, selain wajib mencantumkan seluruh referensi.
Juga wajib disusun sesuai dengan aturan yang berlaku tersebut. Sehingga menunjukan kualitas karya Anda dan kredibilitas Anda sebagai penulisnya. Oleh sebab itu, menyusun daftar pustaka tidak bisa asal-asalan.
Tujuan Daftar Pustaka
Daftar pustaka menjadi bagian wajib dari karya tulis ilmiah, apapun jenisnya. Baik itu artikel ilmiah sampai buku ilmiah. Hal ini karena memang penyusunan daftar pustaka memiliki tujuan yang kompleks. Diantaranya adalah:
1. Menghindari Plagiarisme
Tujuan yang pertama dan utama dari penyusunan daftar pustaka dalam karya tulis ilmiah adalah untuk menghindari plagiarisme. Sebab definisi plagiarisme sendiri adalah mengambil bagian atau seluruh karya orang lain tanpa mencantumkan sumber.
Sehingga terkesan bagian dari karya orang lain tersebut adalah hasil buah pikiran sendiri. Namun ketika dicantumkan sumber dengan jelas maka tidak memenuhi definisi plagiarisme. Penulis pun bisa menghindari plagiarisme tersebut.
2. Menguatkan Kredibilitas Tulisan
Menyusun daftar pustaka dengan baik dan benar juga bertujuan untuk menguatkan kredibilitas karya tulis tersebut. Sebab ketika isi karya tulis hanya pendapat pribadi, maka dipandang hanya opini tanpa dasar yang kuat.
Sebaliknya, ketika mencantumkan referensi yang digunakan dan kredibel, maka ikut menguatkan kredibilitas karya tersebut.
3. Bentuk Apresiasi Antar Penulis
Mencantumkan referensi ke dalam daftar pustaka juga bertujuan untuk menunjukan apresiasi pembuat karya pada pembuat karya lain yang karyanya dijadikan referensi. Sehingga bisa menjadi sarana untuk memberi dukungan dan apresiasi di kalangan penulis.
4. Memberi Referensi Bacaan pada Pembaca
Tujuan terakhir dari menyusun daftar pustaka sesuai kaidah yang berlaku adalah untuk memberi referensi kepada pembaca. Yakni mengenai bahan bacaan lain yang bisa memperdalam pemahaman terhadap topik yang dijelaskan dalam karya tulis.
Baca Juga:
- Hal-Hal yang Tidak Perlu Ditulis dalam Penulisan Daftar Pustaka
- Cara Membuat Daftar Pustaka Menjorok Hanya 2 Detik
- 3 Cara Membuat Daftar Pustaka Otomatis (Word, Mendeley, ..)
Cara Menulis Daftar Pustaka Tanpa Nama Pengarang
Setelah memahami apa itu daftar pustaka dan tujuan bagian ini wajib ada di dalam naskah karya tulis. Maka sudah seharusnya menyusun daftar pustaka dengan baik dan benar, apalagi salah satu tujuan utamanya adalah menghindari plagiarisme.
Jika Anda kesulitan mencantumkan referensi karena tidak memiliki nama pengarang. Maka berikut tata cara menulis daftar pustaka tanpa nama pengarang dalam beberapa style:
1. Format APA
Format yang pertama adalah dengan APA atau APA Style. Format ini paling sering digunakan di perguruan tinggi di Indonesia. Secara umum, format APA adalah sebagai berikut:
Nama belakang, nama depan. (tanggal publikasi). Judul halaman. Judul Situs. Tanggal mengakses dari alamat web.
Namun, jika artikel di sebuah website tidak mencantumkan nama penulisnya. Maka format yang digunakan menjadi berikut ini:
Judul halaman (tanggal penerbitan). Judul situs. Tanggal diakses, dari alamat web.
Berikut contohnya:
The Sky is Blue. (1 Sep. 2012). ObviousObservations.com. Diakses tanggal 3 Sep. 2013, dari www.obviousobservations.com
2. Format MLA
Format kedua yang juga cukup sering digunakan di perguruan tinggi di Indonesia adalah MLA Style. Format dasar untuk style atau format daftar pustaka ini adalah sebagai berikut:
Nama belakang, Nama depan. “Judul halaman.” Judul situs Institut yang mendukung/penerbit, tanggal publikasi. Bentuk (atau medium), tanggal diakses.
Namun, jika website yang Anda jadikan referensi tidak mencantumkan nama penulis artikelnya. Maka format dasarnya berubah menjadi seperti di bawah ini:
“Judul halaman.” Judul situs Institusi yang mendukung/Penerbit, Tanggal Publikasi. Bentuk (atau medium), tanggal diakses.
Berikut contohnya:
“The Sky is Blue.” ObviousObservations.com. Captain Obvious Inc., 1 Sep. 2012. Web. 3 Sep. 2013.
3. Format Chicago
Chicago style juga menjadi salah satu format daftar pustaka yang cukup sering digunakan di Indonesia, terutama di ranah pendidikan tinggi. Format dasar jika mengambil referensi dari internet adalah sebagai berikut:
Nama pemilik situs. “Judul halaman.” Judul situs. Alamat web (tanggal mengakses).
Berbeda dengan dua format daftar pustaka sebelumnya, pada Chicago Style untuk artikel online tanpa nama pengarang memakai format yang sama. Sebab pada format ini memang tidak mencantumkan nama pengarang melainkan pemilik situs. Berikut contohnya:
Obvious Network. “The Sky is Blue.” ObviousObservations.com.(Diakses September 3, 2023)
4. Format CSE (Council Of Science Editors)
Berikutnya adalah tata cara menulis daftar pustaka tanpa nama pengarang dengan memakai format CSE. Format dasar untuk style CSE ini adalah:
nama website, judul artikel [internet], deskripsi website, tanggal artikel dibuat [waktu diakses], URL lengkap.
Berikut contohnya:
Liputan6.com. 4 Ciri-ciri Globalisasi yang Tanpa Disadari Mengubah Kehidupan [internet]. Ciri-ciri Globalisasi Bagi Kehidupan, 18 Maret 2023, 13:10 [diakses 19 Maret 2023]. Tersedia dari https://www.liputan6.com/citizen6/read/3919594/4-ciri-ciri-globalisasi-yang-tanpa-disadari-mengubah-kehidupan.
5. Format MHRA (Modern Humanities Research Association)
Terakhir adalah cara menulis daftar pustaka dari sumber online dengan format MHRA. Format dasarnya adalah sebagai berikut:
nama website, “judul artikel”, deskripsi website, tanggal artikel dibuat,[waktu diakses].
Berikut contohnya:
Liputan6.com, “4 Ciri-ciri Globalisasi yang Tanpa Disadari Mengubah Kehidupan”, Ciri-ciri Globalisasi Bagi Kehidupan, 18 Maret 2019, [diakses pada 19 Maret 2023]
Itulah penjelasan detail mengenai bagaimana cara menulis daftar pustaka tanpa nama pengarang dalam beberapa style atau format. Anda bisa menyesuaikan dengan kebijakan institusi terkait format yang diwajibkan untuk digunakan.
Harus menulis daftar pustaka dari format tertentu? Cek contoh format daftar pustaka berikut:
- Contoh Daftar Pustaka APA Style Edisi Terbaru (7th Edition)
- Contoh Daftar Pustaka MLA Style
- Contoh Daftar Pustaka Vancouver Style
- Contoh Daftar Pustaka Harvard Style
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ni. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.