Diktat menjadi salah satu sumber ajar bagi pendidik di kelas. Tapi apakah kalian sudah mengetahui fungsi dan pengertian Diktat dengan jelas? Jika belum, pada kesempatan kali ini, kami akan menjelaskan secara rinci mulai dari fungsi, manfaat, hingga cara pembuatannya.
Diktat ini biasanya dibuat oleh guru, dosen atau widyaiswara untuk mata pelajaran, mata diklat yang diajarkannya. Bisa jadi seorang guru, dosen atau widyaiswara membuat buku pelajaran atau diktat yang telah diajarkannya.
Dalam bagian lain buku ajar seperti ini adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri. Dapat pula dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu. Diktat disusun secara sistematik, yang mencakup tujuan dan uraian materi.
Sementara, ada pula manfaat yang diperoleh bagi guru atau pendidik ketika menerbitkan diktatnya.
Dalam pembuatan buku ajar dibutuhkan beberapa tiga prinsip dalam penyusunannya, yakni prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
Prinsip relevansi adalah keterkaitan, materi yang hendak ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai, sehingga buku ajar ini benar-benar hanya fokus dan tidak melebar kemana-mana.
Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam, maka pembahasan yang ada di dalam diktat tersebut harus meliputi empat macam hal tersebut.
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diktat menguasai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan berdampak kurang maksimal, jika terlalu banyak akan buang – buang waktu dan tenaga. Singkat, padat, jelas, rinci.
Memuat sekurang-kurangnya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik, relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan jenjang dan sasaran, isi, serta bahan mengacu pada kompetensi dalam kurikulum yang sedang digunakan.
Uraian teratur, saling memperkuat dengan bahan lain, menarik minat dan perhatian peserta, menantang dan merangsang peserta didik untuk mempelajari, mengacu pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, serta menghindari penyajian yang bertele-tele.
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta, menggunakan istilah, kosakata, symbol yang mempermudah pemahaman, dan menggunakan kata-kata terjemahan yang dibakukan.
Kontributor: Novia Intan
Menggunakan skala pengukuran diferensial semantik atau semantic differential bisa dilakukan peneliti ketika meneliti terkait sikap,…
Pernahkah melihat penyajian data secara visual yang memperlihatkan beberapa warna? Jika pernah, Anda sedang melihat…
Pada saat melaksanakan penelitian yang mengukur sikap individu maupun sikap kelompok, banyak peneliti yang menggunakan…
Skala likert menjadi salah satu skala penilaian yang umum digunakan dalam proses pengumpulan data lewat…
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, Anda perlu memahami dan menguasai seluruh kompetensi peneliti agar bisa melakukan…
Bijak dan tepat dalam menyusun paragraf pertama atau paragraf pembuka dari naskah buku yang sedang…