Daftar Isi
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, ada etika penelitian yang harus dipahami dan dipatuhi oleh semua peneliti di Indonesia dan di dunia. Oleh sebab itu, membahas mengenai etika dalam penelitian adalah hal penting.
Adanya etika dalam penelitian yang dipatuhi akan mendukung kelancaran penelitian tersebut dan mencegah terjadinya masalah. Baik yang disebabkan oleh tindakan yang diambil responden maupun reputasi peneliti itu sendiri.
Dikutip melalui Repository Universitas Satya Wacana (UKSW), menurut Mayer (2009) etika penelitian adalah aplikasi prinsip-prinsip moral ke dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian.
Menurut Saunders, Lewis and Thornhill (2007), menjelaskan bahwa dalam penelitiaan kualitatif etika riset berkaitan dengan cara peneliti merumuskan topik penelitian, merencanakan penelitian, mengakses data, mengumpulkan data, menyimpan data, menganalisis data dan melaporkan secara bertanggung jawab dan bermoral.
Lewat penerapan dan kepatuhan terhadap prinsip moral tersebut, maka akan meminimalkan keluhan dan masalah dari penelitian yang dilakukan. Sebab suatu penelitian bisa saja memberi dampak pada pihak-pihak yang terlibat. Baik responden, lingkungan, dll.
Menurut Sumantri (2015), menjelaskan bahwa melaksanakan seluruh kegiatan penelitian harus memegang teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika penelitian. Sehingga etika disini menjadi wajib untuk dipatuhi oleh semua peneliti.
Dikutip melalui laman resmi Populix, dijelaskan bahwa etika penelitian adalah seperangkat prinsip yang memandu praktik dan desain penelitian yang dilaksanakan atau dijalankan. Etika ini akan menjadi dasar dalam proses pengumpulan data penelitian dan publikasi hasil penelitian tersebut.
Seperti dikutip juga melalui artikel ilmiah berjudul Bahan Ajar Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Kuantitatif karya Ade Heryana (2020). Dijelaskan bahwa etika dalam penelitian terdiri dari dua aspek. Yaitu:
Aspek pertama dalam etika suatu penelitian adalah etika dalam pengumpulan data. Dimana ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam proses pengumpulan data penelitian.
Selain memastikan data tersebut valid dan bisa dipertanggungjawabkan, penerapan etika juga untuk melindungi semua pihak yang memberi data (responden maupun narasumber). Sehingga hak dan kewajiban mereka terlindungi.
Aspek kedua dari etika riset adalah etika publikasi hasil penelitian. Dimana ada sejumlah prinsip yang harus dipegang teguh peneliti ketika mempublikasikan hasil penelitian. Baik dalam bentuk prosiding, jurnal, maupun buku.
Etika ini akan mencegah terjadinya pelanggaran pada proses publikasi ilmiah tersebut. Misalnya mencegah penelitian melakukan plagiarisme, falsifikasi data, dan pelanggaran etika lain dalam publikasi ilmiah.
Sehingga etika dalam penelitian bukan hanya etika ketika melakukan pengumpulan dan pencarian data penelitian. Akan tetapi juga ada etika yang harus dipatuhi saat mempublikasikan hasil penelitian tersebut.
Memahami bahwa ada dua aspek dalam etika riset, maka ada dua rincian prinsip yang menjelaskan penerapan etika tersebut. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam etika pengumpulan data maupun etika publikasi hasil penelitian:
Dalam proses mencari dan mengumpulkan data penelitian, peneliti wajib menerapkan etika. Prinsip dari etika pengumpulan data penelitian sendiri adalah sebagai berikut:
Prinsip yang pertama adalah respect to autonomy atau memberikan respek (menghargai dan mengakui) hak otonomi yang dimiliki oleh responden maupun narasumber sebagai sumber data penelitian.
Secara sederhana, penerapan prinsip ini adalah memberikan hak kepada sumber data untuk ikut terlibat dalam penelitian secara sukarela. Sehingga tidak merasa terpaksa atau bahkan dipaksa oleh pihak manapun.
Hal ini bertujuan untuk membantu mereka merasa aman dan nyaman dalam memberikan data penelitian. Sehingga bisa dipastikan kebenarannya dan tidak ada responden maupun narasumber yang dirugikan dalam proses tersebut.
Prinsip kedua di dalam etika pengumpulan data penelitian adalah promotion of justice. Artinya dalam proses mengumpulkan data penelitian, peneliti wajib menjunjung tinggi hak asasi dan keadilan bagi seluruh pihak yang terlibat.
Dalam proses pengumpulan data, pemilihan narasumber atau responden sesuai dengan kapasitas mereka. Sehingga tidak ada tindakan rasis maupun bentuk pelanggaran hak asasi manusia lainnya.
Selain itu, semua responden dan narasumber penelitian harus diperlakukan dengan adil mengikuti ketentuan yang berlaku di masyarakat. Sehingga semua mendapat perlakuan, pertanyaan, dan aspek lain yang sama persis.
Prinsip yang ketiga dalam pengumpulan data penelitian adalah ensuring beneficence. Artinya, penelitian yang dijalankan akan memberikan sesuatu yang berguna bagi partisipan dan bagi komunitas yang terdampak.
Sehingga suatu kegiatan penelitian memang sudah seharusnya memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang terlibat. Dalam penerapan prinsip ini ada dua aturan umum yang wajib dipatuhi peneliti. Yaitu:
Sebagai catatan tambahan, pada saat ada resiko dari proses pengambilan data. Maka peneliti wajib mengkomunikasikan atau menjelaskan hal tersebut kepada partisipan.
Sehingga mereka paham resiko tersebut dan paham bagaimana mengantisipasinya. Dalam prosesnya partisipan juga akan ikut berkontribusi untuk meminimalkan segala bentuk resiko yang bisa saja terjadi.
Prinsip yang terakhir adalah ensuring maleficence. Artinya, peneliti harus mencegah terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik secara fisik atau psikologis bagi partisipan.
Dalam prosesnya di lapangan, peneliti kemudian menjaga kerahasiaan identitas dari partisipan (baik responden maupun narasumber). Sehingga ada dua konsep yang diterapkan untuk melindungi partisipan, yaitu:
Sementara prinsip dalam etika publikasi hasil penelitian juga cukup beragam, berikut penjelasannya:
Prinsip pertama di dalam etika publikasi hasil penelitian adalah kejujuran dalam membuat laporan. Artinya seluruh data atau informasi dari laporan hasil penelitian dibuat apa adanya sesuai yang didapat selama penelitian.
Dalam penerapannya, para peneliti diwajibkan untuk menghindari segala bentuk kejahatan atau pelanggaran etika penyusunan laporan penelitian. Yaitu:
Etika kedua dalam publikasi hasil penelitian adalah tidak ada konflik kepentingan. Konflik kepentingan sendiri merupakan kondisi dimana peneliti memiliki kepentingan pribadi dengan pihak tertentu dalam penelitian.
Ketika ada kepentingan pribadi maka akan mempengaruhi kualitas proses sampai hasil penelitian. Sehingga kredibilitas hasil penelitian dan peneliti itu sendiri akan diragukan.
Maka peneliti wajib bersikap netral, tidak memihak siapapun dalam penelitian tersebut, sehingga hasilnya pun sesuai data yang didapat sepanjang penelitian. Hasilnya bisa dipercaya dan dimanfaatkan seluas mungkin.
Etika ketiga dalam publikasi hasil penelitian adalah menjunjung kejujuran dan kredit publikasi. Jika Anda menggunakan referensi dari karya orang lain, maka cantumkan di dalam kutipan, catatan kaki, dan tentunya daftar pustaka.
Mencantumkan sumber dengan baik dan benar sesuai ketentuan menjelaskan bagian-bagian yang dikutip atau diambil. Sehingga menjadi bentuk penghargaan peneliti pada peneliti lainnya.
Langkah ini sekaligus menghindari pelanggaran etika publikasi ilmiah dalam hal plagiarisme. Sehingga bisa memastikan laporan hasil penelitian adalah karya sendiri dan disusun sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adanya etika penelitian tentunya memiliki tujuan dan manfaat yang diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan kredibilitas hasil penelitian. Menurut Nancy Walton, Ph.D., di laman Research Ethics, terdapat tiga tujuan dari etika dalam penelitian. Yaitu:
Tujuan yang pertama dari keberadaan etika dalam penelitian adalah untuk melindungi partisipan. Yakni seluruh responden maupun narasumber dan pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian.
Dalam kegiatan penelitian akan dibutuhkan partisipan untuk berbagai keperluan. Pihak ini yang tentu akan merasakan dampak dari penelitian itu sendiri. Sehingga menjadi pihak yang wajib dilindungi.
Perlindungan ini akan membantu memberikan kepercayaan publik bahwa terlibat dalam penelitian adalah hal penting dan tidak merugikan. Sehingga semakin banyak orang akan mendukung kegiatan penelitian selama etika dipegang teguh.
Tujuan kedua dari etika dalam penelitian adalah untuk memenuhi kepentingan semua pihak. Artinya tidak ada konflik kepentingan yang akan menetapkan hanya salah satu pihak atau pihak-pihak tertentu yang mendapat manfaat.
Manfaat dari penelitian sudah seharusnya dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaannya. Selain itu, hasil penelitian juga harus memberi manfaat besar kepada masyarakat luas.
Tujuan ketiga dan yang terakhir dari keberadaan etika penelitian adalah untuk menguji kegiatan penelitian itu sendiri. Sehingga bisa dilakukan evaluasi untuk memastikan penelitian sudah dilakukan dengan benar serta sesuai aturan.
Bisa dilihat dari proses pengumpulan data dan bagaimana dampak yang ditimbulkan kepada partisipan. Kemudian, bisa pula dilihat dari kualitas dan kredibilitas publikasi hasil penelitian. Apakah ada pelanggaran etika atau tidak?
Sehingga untuk memudahkan proses evaluasi dan menilai kredibilitas penelitian yang dilakukan. Maka etika dalam penelitian diperlukan untuk dijadikan dasar dalam proses evaluasi tersebut. Tujuannya untuk memastikan semua penelitian sudah mematuhi etika yang berlaku.
Keberadaan dan penerapan etika dalam penelitian bisa dikatakan sangat penting. Sebab ada banyak alasan kenapa etika ini peru ada dan wajib dipatuhi oleh semua peneliti. Yaitu:
Etika dalam penelitian akan integritas ilmiah, baik integritas peneliti, hasil penelitian, dan publikasi dari hasil penelitian tersebut. Integritas yang terjaga akan menjadikan kredibilitas dan reputasi peneliti lebih terjamin sehingga mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari banyak pihak.
Arti penting etika dalam penelitian yang kedua adalah mendukung penelitian dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Sehingga tidak ada perlakuan semena-mena, pemaksaan, maupun perlakuan tidak adil kepada seluruh partisipan dalam penelitian.
Menjaga dan mematuhi etika dalam penelitian juga akan mendorong kolaborasi antara sains dengan masyarakat. Penelitian tentu membutuhkan dukungan dan kontribusi langsung dari masyarakat luas.
Sebab mereka bisa menjadi sumber topik penelitian, sumber data, dan tujuan untuk penerapan dari hasil penelitian. Jika etika tidak diterapkan maka kolaborasi ini tidak akan mungkin bisa terjadi dan penelitian bisa saja tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Membantu lebih memahami lagi mengenai apa itu etika penelitian dan seberapa penting penerapannya. Maka berikut adalah beberapa contoh etika dalam penelitian tersebut:
Contoh yang pertama dari penerapan etika dalam kegiatan penelitian adalah mengurus perizinan dari pihak terkait. Perizinan disini untuk mendapatkan izin dalam melaksanakan seluruh agenda penelitian.
Izin kemudian dari seluruh partisipan, baik responden maupun narasumber dan mitra penelitian. Baik perorangan, organisasi, industri, dan lain sebagainya. Sehingga penelitian tidak bisa asal dilakukan tanpa persetujuan semua pihak yang terlibat dan berwenang.
Contoh penerapan etika dalam penelitian berikutnya adalah menjaga rahasia dari data seluruh partisipan. Dalam penelitian, partisipan tidak akan disebutkan identitas personalnya. Seperti nama, alamat, dan unsur personal lain.
Melainkan akan disebutkan data umum dari partisipan. Misalnya peneliti membutuhkan responden untuk mengisi angket dengan ketentuan wanita, usia antara 25-45 tahun, tinggal di Jakarta, dan sebagainya.
Etika dalam penelitian juga ditunjukan dengan peneliti yang tidak melakukan manipulasi data dalam bentuk apapun. Data akan dicantumkan di laporan hasil penelitian apa adanya. tanpa diubah, ditambah, dikurangi, dihapus, dan sebagainya.
Manipulasi terhadap data akan menurunkan kualitas dan kredibilitas hasil penelitian. Jika sampai terungkap dan terbukti maka kredibilitas peneliti juga akan diragukan. Sehingga data yang didapatkan perlu dipublikasikan apa adanya.
Contoh penerapan etika penelitian berikutnya adalah melakukan transparansi. Artinya, peneliti akan mempublikasikan apa saja metodologi penelitian, sumber data, dan teknik yang digunakan.
Tujuannya agar semua informasi tersebut bisa diverifikasi atau dibuktikan kebenarannya oleh pihak lain. Misalnya asesor yang melakukan evaluasi dan monitoring. Serta peneliti yang hendak menggunakan metode, sumber data, dan teknik yang sama bisa dengan mudah menerapkannya.
Etika dalam penelitian juga bisa ditunjukan dengan memberikan kompensasi yang layak dan sesuai kemampuan peneliti kepada partisipan. Partisipan yang meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan data penelitian tentu perlu diberi penghargaan.
Pemberian kompensasi biasanya tidak wajib. Namun ketika memang diberikan kepada partisipan maka harus diberikan sesuai prinsip keadilan dan memang etis. Sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan, dimanfaatkan, dan sebagainya.
Itulah penjelasan mengenai etika penelitian, yang mencakup beberapa prinsip dalam pengambilan data sampai publikasi hasil ilmiah. Mematuhi seluruh etika akan menunjang kualitas dan kredibilitas penelitian dan peneliti itu sendiri.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman sesuai topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…