Daftar Isi
Saat menulis buku, penulis wajib mencantumkan bagaimana identitas buku tersebut. Hal ini karena identitas pada buku yang ditulis merupakan jati diri dari buku tersebut, sehingga semua orang, baik pembaca maupun penikmat buku harus memahami identitas buku yang akan mereka baca.
Hal ini juga berlaku saat melakukan resensi buku. Penulis harus mengetahui identitas buku yang akan ia kupas tuntas. Identitas buku yang terdiri dari berbagai hal sangat penting dan menjadi syarat utama yang harus dicantumkan saat melakukan resensi buku. Karena pada dasarnya, apapun genre bukunya, identitas pada buku memang harus ada di dalam resensi.
Baik untuk melakukan resensi pada buku fiksi atau buku non-fiksi, identitas buku harus tercantum di dalamnya. Meski demikian, penulis resensi atau peresensi hanya perlu mencantumkan identitasnya saja, tanpa harus menjelaskan pengertian dari identitas di dalam buku tersebut.
Lalu apa sebenarnya arti dan pengertian dari identitas buku? Pada dasarnya, identitas buku merupakan kumpulan data buku. Artinya, di dalamnya terdapat identitas berbagai data yang terdapat di dalam buku yang ditulis agar pembaca mengetahui buku tersebut bagaimana. Identitas buku biasanya berisi nama penulis, nama penerbit, tahun terbit, tempat penerbitan, dan lain sebagainya.
Identitas buku juga bisa diartikan sebagai ciri dari bagian yang melekat dari sebuah buku. Intinya, identitas buku akan memberikan informasi kepada pembaca dan memang diperlukan agar pembaca bisa mengidentifikasi buku apa yang sedang diresensi. Oleh sebab itu, peresensi wajib mencantumkan dan bahkan wajib tahu apa saja identitas buku yang akan diresensi.
Berikut pengertian identitas buku menurut para ahli :
Menurut Heru Kurniawan, dkk, identitas buku merupakan bagian penting dalam sebuah buku yang harus dituliskan dalam resensi buku.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas buku diartikan sebagai sebuah ciri-ciri atau keadaan khusus, jati diri.
Setelah mengetahui pengertian dari identitas buku secara umum dan menurut para ahli, kini beralih ke fungsi dari identitas yang tercantum di dalam buku. Identitas buku memiliki beberapa fungsi seperti berikut ini.
– Identitas buku berfungsi untuk mengenali sebuah buku dan membedakan buku yang satu dengan buku yang lain.
– Identitas buku juga merupakan ciri khas yang menjadi nilai jual dari buku tersebut sehingga sangat berguna dan sangat digunakan dalam upaya mendukung pemasaran produk. Artinya, ketika orang menjual buku, pertama kali yang akan dilihat adalah bagaimana identitas buku tersebut.
– Identitas buku akan memberikan informasi mengenai bagaimana aspek atau unsur di dalam buku tersebut. Seperti judul buku, siapa penulis buku tersebut, siapa penerbitnya, dan lain sebagainya.
– Identitas buku juga memberikan informasi kode unik atau yang disebut ISBN yang kemudian bisa digunakan oleh pembaca untuk mengetahui buku tersebut asli atau tidak.
Selain memiliki fungsi, identitas buku juga memiliki tujuan. Tujuan dari dibuatnya identitas buku tentu menjadi hal yang penting dalam menerbitkan sebuah buku. Keberadaan identitas buku selain mencantumkan bagaimana detail identitas di dalam buku juga memiliki tujuan lain sebagai berikut.
– Menjadi ciri khas suatu buku. Identitas buku memiliki tujuan menjadi ciri khas di dalam buku tersebut yang kemudian membedakan antara satu buku dengan buku lainnya. Identitas buku juga sifatnya khas, meskipun ada beberapa unsur yang juga bisa ditemukan di buku lainnya. Misalnya nama penerbit buku, jumlah halaman pada buku, bahkan judul buku tersebut.
Berbagai unsur memang bisa saja ditemukan pada buku lain dan bahkan menggunakan keterangan yang sama, misalnya unsur nama penerbit, karena satu penerbit akan menerbitkan lebih dari satu judul buku dan bahkan lebih dari satu penulis. Sehingga ada banyak buku yang memiliki penerbit buku sama di dalam identitasnya.
Meski demikian, ada satu identitas yang unik dari satu buku dan buku lainnya, yakni ISBN. ISBN ini sifatnya unik. Meskipun beberapa buku ditulis oleh satu penulis dan juga penerbit yang sama, tetapi nomor ISBN yang dimiliki akan berbeda-beda.
– Mendapatkan buku yang sesuai. Dengan adanya identitas buku, maka pembaca akan lebih diberi kemudahan untuk mendapatkan buku yang sesuai. Misalnya saat pembaca memang ingin mencari buku dengan tema kesehatan karena tengah menempuh pendidikan tinggi di ilmu kedokteran, maka mereka akan mencari judul buku yang temanya mengusung tema kesehatan.
Hal tersebut tentu akan sangat memudahkan pembaca untuk menemukan buku yang memang ia butuhkan dan setelah dibeli, buku tersebut menjadi manfaat baginya. Itulah tujuan ditulisnya identitas, agar tidak terjadi kekeliruan seperti salah memilih buku dan lain sebagainya karena tidak bisa melihat apa saja identitas yang tercantum di dalam buku tersebut.
Sehingga, adanya identitas buku akan membantu dan mempermudah siapa saja dalam hal memenuhi kebutuhan buku yang sesuai. Sehingga saat buku tersebut dibeli, akan bermanfaat dan membantu pembaca mendapatkan informasi bahkan ilmu yang mereka butuhkan, di samping buku juga menjadi sarana hiburan.
– Media untuk menentukan kualitas buku. Tujuan ditulisnya identitas buku selanjutnya yakni untuk mengetahui dan menilai kualitas suatu buku. Seorang pembaca bisa langsung menyaring bacaan tersebut berkualitas atau tidak, dilihat dari berbagai aspek yang tercantum di dalam identitas.
Hal tersebut tentu saja selain membaca isi buku secara keseluruhan. Misalnya, keberadaan ISBN di buku tersebut, apakah menunjukkan buku tersebut asli atau resmi atau tidak. Bagaimana kualitas kertas yang digunakan di dalam buku tersebut, apakah kertas asli atau bajakan, karena apabila ISBN menunjukkan buku tersebut tidak resmi, maka kertasnya cenderung mudah sobek.
Identitas juga penting untuk memprediksi bagaimana kualitas isi dari buku. Misalnya dari kredibilitas penerbit yang menerbitkan buku. Tentu sudah jadi rahasia umum bahwa penerbit buku besar selalu sukses merilis buku best seller-nya di pasaran, karena tim mereka cenderung hanya meloloskan buku yang memang layak untuk dipasarkan, tidak hanya sekadar memperoleh profit saja.
– Bahan untuk menyusun resensi buku. Tujuan penting selanjutnya adalah identitas buku sangat penting bagi peresensi buku. Identitas di dalam buku memang sangat membantu kerja para penulis resensi buku karena di dalam buku yang akan diresensi, sudah terdapat berbagai informasi yang detail dan jelas mengenai semua unsur yang tercantum di dalam buku.
Sehingga hal tersebut sangat memudahkan penulis resensi untuk menyampaikan detail identitas yang terdapat pada buku tersebut dan juga untuk mengawali tulisan resensi yang sedang ia buat. Jika tidak ada identitas buku, penulis resensi tentu akan kesulitan mencari identitas yang tidak tercantum di dalam sampul buku. Pekerjaannya tentu tidak akan segera selesai karena penulis resensi juga memiliki target bekerja.
Penjelasan detail yang terdapat di dalam identitas juga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai pentingnya peran dari unsur identitas buku, sehingga sifat menulis identitas buku pada resensi buku sangat wajib dicantumkan, agar tujuan dari dibuatnya identitas bisa disampaikan kepada pembaca, baik dari penulis buku maupun dari penulis resensi buku.
Identitas di dalam buku umumnya memiliki tujuh unsur. Berikut ini adalah unsur-unsur yang biasanya terdapat di dalam identitas buku.
Unsur pertama pada identitas di dalam buku adalah judul buku. Judul buku dikenal sebagai unsur utama dari suatu buku yang sifatnya wajib dan kemudian dicetak di halaman paling depan. Hal tersebut dilakukan supaya mudah dibaca, sehingga penulisan judul buku dibuat mencolok.
Ditulis mencolok yang dimaksud misalnya dengan menggunakan ukuran huruf lebih besar atau dibuat bold atau dicetak lebih tebal dari huruf lainnya. Selain itu, biasanya unsur judul buku ini diletakkan di bagian paling atas dari sampul sebuah buku. Biasanya, beberapa buku juga menyematkan judul di bagian tengah dan kemudian akan menampilkan identitas lain di bagian belakang.
Dengan demikian, judul buku tampak lebih mendominasi desain sampul bagian depan. Tak hanya di sampul bagian depan, judul buku juga biasanya ditulis di bagian sampul buku bagian belakang. Hal ini umum dilakukan karena judul adalah bagian pertama yang dilihat oleh pembaca karena dari judul tersebut lah, pembaca akan mencari buku yang sesuai kebutuhannya.
Meski demikian, pembaca juga akan mempertimbangkan unsur identitas buku yang lain, misalnya dari penerbit mana ia diterbitkan dan lain sebagainya. Hal ini lumrah terjadi karena beberapa pembaca meyakini bahwa kualitas suatu buku ditentukan berdasarkan kredibilitas penerbitnya, karena biasanya penerbit yang berkredibilitas tinggi memiliki proses editing yang detail dan matang.
Oleh sebab itu, meski judul biasanya mendominasi sampul buku, tetapi kualitas buku juga jadi pertimbangan pembaca. Sehingga judul menjadi pendukung penting yang membuat buku-buku yang diterbitkan dengan unsur yang melengkapi pula juga mampu menarik perhatian pembaca dan bermanfaat untuk pembaca.
Unsur kedua yang biasanya terdapat di dalam identitas buku adalah nama penulis buku atau nama pengarang. Sama halnya seperti judul, identitas buku juga biasanya dicetak mencolok di sampul buku atau cover buku, baik bagian sampul depan maupun sampul belakang. Namun meski ditulis mencolok, ukuran huruf penulisan nama penulis biasanya lebih kecil dibandingkan judul buku.
Nama penulis atau pengarang juga biasanya dicantumkan di bawah judul maupun di bagian bawah agar judul buku terlihat dominan. Unsur penulis buku ini tetap dicantumkan dan bahkan menjadi unsur di dalam identitas buku yang utama karena ketika tidak ada informasi siapa penulis atau pengarangnya, buku dianggap kurang berkualitas.
Selain itu, pencantuman nama penulis atau pengarang buku juga sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan terhadap karya dari penulis buku tersebut, sehingga namanya selalu dicantumkan di dalam buku yang akan dicetak dan dipasarkan. Sama halnya seperti judul buku, nama penulis atau pengarang juga ditulis lagi di bagian sampul belakang.
Nama penulis buku dicantumkan tujuannya agar pembaca mengetahui siapa yang menulis buku tersebut dan unsur identitas penulis buku ini bisa jadi unsur yang menyaring pembaca memilih buku pilihan yang akan dibaca atau dibeli. Karena tak bisa dipungkiri, beberapa pembaca akan mengutamakan siapa penulis tertentu pada buku yang akan ia beli, karena sesuai dengan seleranya.
Baca Juga:
Ingin Resensi Buku Dimuat? Kenali 6 Identitas Buku di Penerbit Buku
13 Cara Membuat Cover Buku yang Menarik Pembaca
Menulis Buku Resensi , Siapa Bilang Sulit? Kuasai Hal Ini
Cara Menulis Sitasi Dari Jurnal, Buku,dan Website yang Benar
Unsur identitas buku selanjutnya adalah penerbit buku. Penerbit buku juga menjadi unsur penting dari identitas yang terdapat di dalam buku. Hal ini karena setiap penerbit buku akan menjamin berbagai hal yang ada pada buku tersebut, sehingga tercermin di dalam bentuk fisik buku.
Nama penerbit ini biasanya akan diletakkan di bagian sampul belakang buku dan juga berdekatan dengan nomor ISBN. Selain itu, nama penerbit juga akan membantu menarik pembaca membeli buku tersebut, karena beberapa pembaca memilih buku berdasarkan dari mana buku tersebut diterbitkan dan sesuai dengan yang mereka inginkan.
Nama penerbit ini juga akan memudahkan proses memilih buku yang paling sesuai dengan pembaca, misalnya saat berkunjung ke toko buku, pembaca akan menemukan dua buku dengan judul yang sama tetapi dari dua penerbit yang berbeda. Maka, mereka akan melihat di bagian nama penerbit yang sudah populer atau yang mereka kenal.
Pembaca memang beberapa memilih buku berdasarkan penerbit besar atau dari penerbit kecil yang memang sesuai dengan kebutuhannya. Nama penerbit yang dicantumkan juga biasanya menjadi standar pembaca dalam memilih buku karena beberapa pembaca menyukai buku dari penerbit tertentu dan akan memrioritaskan.
Identitas penting yang selanjutnya yaitu tahun terbit buku. Tahun terbit buku dicantumkan untuk memberi informasi mengenai tahun saat buku tersebut diterbitkan. Unsur ini merupakan unsur penting di dalam identitas buku karena akan memberi informasi apakah buku tersebut merupakan cetakan baru atau cetakan lama. Karena beberapa judul buku dicetak sampai beberapa kali.
Tahun terbit pada buku juga biasanya akan dijadikan patokan memilih buku referensi, biasanya buku terbitan baru akan lebih diutamakan. Misalnya 10 tahun atau 5 tahun yang lalu karena referensinya lebih relevan dengan perkembangan ilmu dan teknologi terkini. Buku cetakan atau terbitan baru umumnya dijadikan prioritas karena ada berbagai perbaikan atau penyempurnaan, baik dari segi desain, sampul, dan lain sebagainya.
Unsur tebal halaman buku menjadi hal penting yang wajib dicantumkan karena memberi informasi mengenai jumlah halaman isi buku. Karena informasi jumlah halaman buku biasanya dihitung sejak galaman pertama dari bab pertama. Sehingga halaman yang berisi daftar isi, kata pengantar, dan lain sebagainya tidak dihitung.
Informasi tersebut akan memudahkan pembaca untuk mengetahui seberapa tebal isi buku tersebut dengan harapan pembaca juga dapat mengetahui ilmu dan memeroleh pengetahuan dengan memperkirakan isi buku.
Ukuran buku juga biasanya jadi unsur di dalam identitas buku. Biasanya, ditulis di area yang sama dengan tahun terbit, cetakan, dan jumlah halaman buku yang berada di halaman setelah sampul buku. Ukuran buku biasanya bervariasi, disesuaikan dengan jenis buku tersebut.
Meski demikian, ukuran buku yang umum dicetak adalah ukuran A4 dan beberapa buku dicetak dengan ukuran A5. Dan berikut ini adalah detail ukuran buku yang biasanya dicetak, antara lain:
– 13 x 19 cm, biasanya digunakan untuk ukuran novel
– 14 x 20 cm
– 14,8 x 21 cm
– 15 x 23 cm
– A4
– A5
ISBN (International Standard Book Number) merupakan nomor khusus yang menandakan identitas unik dari setiap buku. Biasanya, setiap judul buku memiliki nomor ISBN berbeda yang sifatnya unik. Buku yang resmi adalah buku yang memiliki ISBN dan biasanya kepengurusannya dilakukan oleh pihak penerbit.
ISBN ini membantu pendataan buku secara nasional dan internasional yang di Indonesia diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang statusnya sebagai Badan ISBN, karena setiap negara memiliki ISBN sendiri-sendiri.
Baca Juga:
Cara Penulisan Judul Buku yang Benar dan Menarik
17 Pilihan Font Terbaik Untuk Buku
Contoh Review Buku Lengkap dengan Penjelasannya
Cara Merangkum Buku yang Baik dan Benar Sekaligus Cepat
Berikut ini akan dipaparkan beberapa contoh identitas buku.
1. Judul Buku : Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi dengan Assessment Perikanan Tangkap
Penulis Buku : Lis M. Yapanto
Penerbit Buku : Deepublish
Tahun Terbit : 2017
Tebal Halaman : xii, 77 hlm
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
ISBN : 978-602-401-745-3
2. Judul Buku : PAPPATAMA: Perlindungan Perempuan dan Anak Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia
Penulis Buku : Tim Penulis Agupena
Penerbit Buku : Deepublish
Tahun Terbit : 2019
Tebal Halaman : x, 96 hlm
Ukuran Buku : 14 x 20 cm
ISBN : 978-602-401-388-2
3. Judul Buku : Penanggulangan Erosi Pantai
Penulis Buku : Dede M. Sulaiman
Penerbit Buku : Deepublish
Tahun Terbit : 2017
Tebal Halaman : ccvi, 160 hlm
Ukuran Buku :14 x 20 cm
ISBN : 978-602-453-091-4
Artikel Terkait:
Biasakan Diri Mencantumkan Identitas Setelah Menulis Buku Ajar
20 Jenis Buku yang Perlu Diketahui, Lengkap dengan Contohnya
12 Penggunaan Hufur Kapital yang Benar dalam Buku/Karya Ilmiah
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…