Kerja Sama

Strategi Memenuhi IKU Perguruan Tinggi untuk PTS

Mencapai IKU Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tentu membutuhkan strategi yang tepat karena harus mencapai 8 poin indikator. Jumlah ini tentu terbilang banyak dan kompleks. 

Pencapaian IKU tidak hanya perlu diupayakan oleh PTN di Indonesia tetapi juga PTS. PTS perlu mencapai IKU untuk bisa mendapatkan lebih banyak peluang menerima bantuan fasilitas dari pemerintah. 

Mencapai IKU memang bukanlah persoalan mudah. Apalagi untuk PTS yang masih terbilang baru dan belum memiliki banyak kemampuan memenuhi 8 indikatornya. Namun, pencapaian IKU tentu bisa lebih maksimal dengan strategi yang memang tepat. 

Mengenal IKU Perguruan Tinggi

Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah ukuran atau indikator kinerja suatu instansi, utamanya dalam mencapai tujuan dan sasaran tertentu. 

Sesuai dengan namanya, IKU mengacu pada penetapan skala prioritas kinerja setiap perguruan tinggi (PT) di Indonesia, baik perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). IKU akan membantu pengelola PT menyusun kebijakan yang mendorong peningkatan kinerja akademik. 

Sehingga, PT bisa meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan kepada masyarakat dan memiliki kemampuan untuk mencetak lulusan yang siap bekerja maupun siap menjadi wirausaha yang sukses. 

IKU ditetapkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud dan pertama kali diumumkan pada tahun 2023 kemarin. Kemudian, IKU membantu pemerintah dalam mengukur kinerja dan pencapaian akademik semua PT. 

Hasil penilaian IKU Perguruan Tinggi Swasta dan Negeri akan membantu proses penentuan klasterisasi dan membantu menetapkan PT mana saja yang berhak mendapat dukungan pendanaan dan fasilitas lain dalam menjalankan aktivitas akademik. 

Baca Juga: IKU Poin 5 Perguruan Tinggi, Kategori dan Kriteria

Indikator IKU Perguruan Tinggi di Indonesia

IKU Perguruan Tinggi Swasta dan juga Negeri memiliki 8 indikator penilaian, berikut penjelasan detailnya: 

1. Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak

IKU 1 adalah Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak. Artinya, PT perlu memastikan mahasiswa yang lulus memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. 

Sehingga, mahasiswa sudah mendapat pekerjaan dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan setelah ijazah diterima (baik S1 dan D4/D3/D2/D1). Namun, kualitas lulusan tidak hanya menjadi pegawai. Dalam IKU 1 ada 3 kondisi yang membuat PT memenuhi, yaitu: 

a. Memiliki Pekerjaan

Indikator yang pertama adalah lulusan memiliki pekerjaan dalam kurun 12 bulan setelah lulus. Pekerjaan yang dimaksud mencakup: 

  1. Bekerja di perusahaan swasta, termasuk perusahaan nasional, perusahaan multinasional, perusahaan rintisan (startup company) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), dan lain-lain;
  2. Bekerja di organisasi nirlaba;
  3. Bekerja di institusi/organisasi multilateral;
  4. Bekerja di lembaga pemerintah; atau
  5. Bekerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

b. Melanjutkan Studi

Indikator kedua adalah lulusan memutuskan untuk melanjutkan studi. Kriterianya adalah melanjutkan proses pembelajaran di program studi profesi, ke jenjang S1/D4 terapan, S2/S2 terapan, S3/S3 terapan di dalam negeri atau luar negeri dalam rentang waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah lulus. 

c. Menjadi Wirausaha

Indikator yang ketiga adalah lulusan menjadi wirausaha dengan kriteria sebagai berikut: 

  1. Menjadi pendiri (founder) atau pasangan pendiri (co-founder) perusahaan; atau
  2. Menjadi pekerja lepas (freelancer).

2. Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus

IKU 2 adalah Mahasiswa Mendapat Pengalaman di Luar Kampus. Berikut beberapa program yang mendukung pencapaian IKU ini dan perlu dipertimbangkan PTS untuk dijalankan: 

  1. Magang atau praktek kerja: Kegiatan magang di sebuah perusahaan, organisasi nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, maupun perusahaan rintisan (startup company).
  2. Proyek di desa: Proyek sosial/pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lain-lain.
  3. Mengajar di sekolah: Kegiatan mengajar di sekolah dasar dan menengah. Sekolah dapat berlokasi di kota, desa, ataupun daerah terpencil.
  4. Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora yang dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti.
  5. Pertukaran pelajar: Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi lain, baik di luar negeri maupun di dalam negeri. Pertukaran pelajar juga menghitung aktivitas mahasiswa yang dilakukan antar program studi pada perguruan tinggi yang sama dan mahasiswa inbound yang diterima perguruan tinggi dalam program pertukaran mahasiswa.
  6. Penelitian atau riset: Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora yang dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti.
  7. Kegiatan wirausaha: Mahasiswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri maupun bersama-sama dengan mahasiswa lain.

3. Dosen Berkegiatan di Luar Kampus

IKU 3 adalah Dosen Berkegiatan di Luar Kampus. Artinya, dosen yang berkegiatan tridharma di perguruan tinggi lain, bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membimbing mahasiswa berkegiatan di luar program studi. 

4. Praktisi Mengajar di Dalam Kampus

IKU 4 adalah Praktisi Mengajar di Dalam Kampus. Artinya, praktisi mengajar di kelas sesuai dengan ketentuan minimal waktu per semester yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Praktisi berpengalaman kerja penuh waktu. 

5. Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat

IKU 5 adalah Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat. Artinya, hasil luaran dosen dalam menjalankan kewajiban akademik digunakan oleh masyarakat luas. Hasil luaran tersebut antara lain: 

  1. Karya tulis ilmiah (artikel ilmiah pada jurnal, buku, buku teks).
  2. Karya terapan (produk fisik, digital, dan algoritma)
  3. Karya seni (Karya tulis novel, sajak, puisi, notasi musik, video, audio visual, dll).

6. Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia

IKU 6 adalah Program Studi Bekerjasama dengan Mitra Kelas Dunia. Artinya, program studi di bawah naungan PTS berhasil menjalin kolaborasi dengan pihak eksternal, baik dalam mengembangkan kurikulum maupun kebutuhan lainnya. 

7. Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif

IKU 7 Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif, artinya kegiatan pembelajaran harus mendukung kolaborasi dan partisipasi aktif mahasiswa. Sehingga, diharapkan bisa menjalankan metode pembelajaran pemecahan kasus (case method) atau pembelajaran kelompok berbasis project (team-based project). 

8. Program Studi Berstandar Internasional

IKU 8, Program Studi Berstandar Internasional. Artinya, program studi di PTS memiliki akreditasi atau sertifikasi internasional yang diakui pemerintah. Akreditasi dari lembaga akreditasi atau sertifikasi internasional yang diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 

Strategi Mencapai IKU Perguruan Tinggi di PTS

Lalu, apa saja strategi yang sebaiknya dilakukan PTS dalam memenuhi IKU Perguruan Tinggi yang ditetapkan Kemendikbud? Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan: 

1. Pengembangan Kurikulum yang Relevan dengan Pasar Kerja

Dikutip melalui Mataer Digital Nusantara, salah satu strategi bagi PTS dalam mencapai IKU adalah mengembangkan kurikulum yang relevan dengan pasar kerja. Secara umum, PT perlu memastikan lulusannya bisa dengan mudah mendapat pekerjaan. 

Pekerjaan yang dimaksud tentunya bukan sekadar memiliki keterampilan agar diterima sebagai karyawan suatu perusahaan. Melainkan juga mencakup punya keterampilan dalam mendirikan usaha, yakni menjadi wirausaha. 

Kurikulum yang diterapkan tentunya perlu relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Jika menjadi wirausaha, maka mampu menjalankan usaha yang bisa bersaing di era Revolusi Industri 4.0 seperti sekarang. 

Penyusunan kurikulum perlu melihat bagaimana kondisi pasar kerja agar tepat sasaran. Secara umum, kurikulum harus mengedepankan pemberian keterampilan praktik dan tidak cukup hanya fokus pada teori, seperti keterampilan komputer, manajemen bisnis yang baik, dan sebagainya. 

Misalnya, jika ingin mendorong lebih banyak lulusan untuk berwirausaha, jadikan pendirian usaha, baik daring maupun luring sebagai tugas untuk para mahasiswa. Sehingga, mereka sudah merintis usaha selama kuliah. Setelah lulus, mereka bisa fokus menjalankan dan mengembangkan usaha tersebut. 

2. Merekrut Dosen Berkualitas

Salah satu IKU Perguruan Tinggi perguruan tinggi swasta yang perlu dicapai adalah melibatkan pencapaian akademik dosen. Baik itu berkegiatan di luar kampus, memiliki publikasi sampai paten yang cukup banyak, dan sejenisnya. 

PTS tidak bisa asal-asalan dalam merekrut dosen dan perlu mengutamakan dosen yang berkualitas dan berpengalaman. Kualitas dosen bisa dilihat dari CV saat melamar sebagai dosen. 

Cek betul-betul apakah memiliki prestasi akademik, pengalaman menjadi dosen maupun pengalaman mengajar dalam bentuk lain, dan sebagainya. Selain itu, ada proses wawancara dan praktik mengajar untuk memaksimalkan hasil penilaian. 

Cek pula riwayat penelitian, riwayat publikasi, sampai kepemilikan paten calon dosen tersebut. Semakin banyak pengalaman dalam menjalankan tugas akademik dosen, semakin baik profil dosen tersebut. 

3. Mengembangkan Kualitas Lulusan

Strategi yang ketiga adalah fokus pada konsumen atau pengguna dari jasa pendidikan tinggi yang disediakan. Tidak lain adalah pada mahasiswa. PTS diharapkan bisa fokus dalam meningkatkan kualitas lulusan. 

Hal ini juga berkaitan dengan strategi di poin pertama yang sudah dijelaskan. Dimana kurikulum yang diterapkan harus mampu mengembangkan kualitas lulusan. 

Sebelumnya, lulusan hanya menguasai 1 keterampilan praktisi. Maka kurikulum terbaru sudah harus mengembangkan 2 atau lebih keterampilan praktisi. Ada banyak cara bisa dilakukan untuk mengembangkan kualitas lulusan. Misalnya: 

  1. Meningkatkan kualitas dosen sebagai pengajar, sehingga hasil pembelajaran di kelas dan di luar kelas bisa maksimal.
  2. Meningkatkan kolaborasi untuk mendatangkan lebih banyak praktisi dan dosen dari PTS dan PTN lain untuk mengajar.
  3. Mendukung pemberian keterampilan praktik kepada mahasiswa yang relevan dengan pasar kerja. Seperti keterampilan menggunakan komputer, aplikasi untuk mendukung jobdesk saat menjadi pegawai, dan lain sebagainya.
  4. Menjalankan berbagai program agar mahasiswa bisa belajar di luar kelas. Mulai dari studi lapangan sampai pertukaran mahasiswa, baik dengan PT di dalam negeri maupun PT di luar negeri.
  5. Membangun Career Center, dimana ada bimbingan khusus untuk para mahasiswa bisa mengembangkan kemampuan mengikuti seleksi rekrutmen pegawai setelah lulus.
  6. dan lain sebagainya.

4. Membangun Sistem Teknologi Pendidikan

Masih berhubungan dengan strategi di poin sebelumnya dalam memenuhi IKU Perguruan Tinggi perguruan tinggi swasta. PT perlu mempertimbangkan membangun sistem teknologi pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kepuasan mahasiswa. 

Sistem teknologi yang dimaksud disini adalah sistem yang membuat seluruh kegiatan layanan pendidikan berbasis digital. Misalnya, disediakan sistem pendaftaran daring sampai tes seleksi secara jarak jauh. 

Hal serupa juga bisa diterapkan untuk sistem pembayaran biaya-biaya pendidikan. Intinya, mahasiswa bisa mendapat kepraktisan dan kenyamanan dalam mengurus kewajibannya kepada PT. Begitu juga ketika mengakses haknya sebagai mahasiswa. 

5. Aktif Menjalin Kolaborasi

Strategi yang kelima adalah aktif menjalin kolaborasi. Kolaborasi yang dijalankan oleh PT dengan PT lain, baik di dalam maupun luar negeri. Tak hanya itu, lakukan kolaborasi dengan berbagai perusahaan di berbagai bidang sangat disarankan. 

Kolaborasi ini akan membantu PT menjalankan lebih banyak program dan kegiatan akademik. Dimana bisa meningkatkan kualitas dan keberagaman ilmu maupun keterampilan yang diberikan kepada mahasiswa. 

Sekaligus ada lebih banyak kegiatan yang membantu memberikan keterampilan sesuai pasar kerja kepada mahasiswa. Jadi, kolaborasi ini sangat penting untuk diterapkan, sebab bisa menjadi booster untuk mencapai berbagai IKU sekaligus. 

Kolaborasi tak hanya bisa ditujukan untuk memaksimalkan kualitas layanan pendidikan dan kualitas lulusan. Melainkan juga bisa membantu meningkatkan kualitas para dosen dan memaksimalkan kinerja akademiknya. 

Misalnya, dosen bisa mendapat jalan untuk bekerja sebagai praktisi. Kemudian menerapkan ilmu dan keterampilan kepada mahasiswa. Contoh lain, dosen bisa mengikuti workshop kepenulisan yang diselenggarakan PT usai berkolaborasi bersama publisher. 

6. Mendukung Peningkatan Kinerja Dosen

Strategi selanjutnya dalam memenuhi IKU Perguruan Tinggi perguruan tinggi swasta adalah mendukung peningkatan kinerja dosen. Hal ini seperti dikutip dari website LLDikti VI Kemendikbud. 

Dimana dalam salah satu strategi pencapaian IKU adalah PT bisa memberi dukungan penuh pada dosen dalam meningkatkan kinerjanya. Misalnya menyediakan buku panduan agar dosen bisa menjalankan tri dharma dengan baik. 

Contoh lainnya, PT menyediakan anggaran khusus untuk mendukung penelitian sampai publikasi dan pengajuan paten para dosen. Dukungan sarana dan prasarana dalam mengajar juga penting. Sehingga para dosen bisa menerapkan metode pembelajaran inovatif yang relevan dengan RI 4.0. 

Dosen yang mendapat dukungan penuh dari PT dan tidak hanya mengandalkan bantuan pendanaan dari pemerintah. Tentu lebih mudah memaksimalkan kinerja, sehingga bisa membantu memenuhi lebih banyak IKU. 

7. Meningkatkan Kualitas Dosen

Strategi selanjutnya yang bisa diterapkan PTS adalah meningkatkan kualitas dosen. Seperti penjelasan di strategi lainnya, peningkatan kualitas dosen akan membantu pemenuhan beberapa IKU sekaligus. 

Sebab dosen adalah pihak di dalam PTS yang secara langsung memberikan layanan pendidikan kepada mahasiswa. Semakin berkualitas dosen tersebut, semakin berkualitas hasil pembelajaran. Kualitas lulusan PT juga akan lebih optimal. 

Selain itu, keberadaan dosen juga membantu memenuhi IKU lainnya. Misalnya IKU 3 (Dosen Berkegiatan di Luar Kampus), IKU 5 (Hasil Kerja Dosen Digunakan oleh Masyarakat), dan IKU 7 (Kelas yang Kolaboratif dan Partisipatif). 

Semua pencapaian IKU tersebut membutuhkan dosen dan kinerja akademiknya yang maksimal. Maka selain merekrut dosen berkualitas dan berpengalaman. PT juga harus terus membina dosen dalam mengembangkan kualitasnya. 

Misalnya dengan menyelenggarakan workshop kepenulisan, menggelar seminar, menggelar konferensi ilmiah baik nasional maupun internasional, mendukung dosen mengikuti pelatihan-pelatihan, pemberian beasiswa studi S3, dan sebagainya. 

8. Penggunaan Teknologi dalam Kegiatan Pendidikan

Strategi berikutnya adalah dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan dan pengajaran. Yakni dengan menggunakan teknologi dalam kegiatan pendidikan tersebut. 

Sebuah PT yang ingin mendukung lulusannya punya keterampilan yang relevan dengan pasar kerja. Kemudian punya kemampuan mendirikan usaha yang sesuai perkembangan zaman dan kondisi pasar. Haruslah  bersahabat dengan teknologi. 

Layanan pendidikan yang berbasis teknologi terkini akan membuat mahasiswa melek teknologi. Sehingga terbiasa dan bisa mengakses teknologi apapun di luar jam kuliah agar ilmu, wawasan, dan keterampilannya bisa berkembang lebih optimal. 

Ada banyak teknologi terkini bisa dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran atau perkuliahan. Misalnya penggunaan platform berbasis AI, akan tetapi perlu diimbangi dengan penjelasan etika dalam penggunaan AI di ranah akademik.  

Berhubung IKU Perguruan Tinggi perguruan tinggi swasta memang cukup beragam. Maka strategi dalam mencapainya pun perlu dibuat beragam. Ada banyak program yang perlu dijalankan agar semua IKU bisa dipenuhi. 

Baca Juga: Strategi Meningkatkan Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

3 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

3 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

4 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

4 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

4 hari ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

4 hari ago