Daftar Isi
Salah satu bentuk kalimat yang mengandung unsur lengkap adalah kalimat berpola SPOK Pelengkap. Artinya, kalimat tersebut tidak hanya terdapat subjek, predikat, objek, dan keterangan. Melainkan juga ada unsur pelengkap.
Menyusun kalimat dengan pola yang lengkap dan sesuai dengan konteks membantu menyusun kalimat yang efektif. Bagi penulis, pemahaman ini akan membantu menghasilkan karya tulis yang maknanya jelas dan bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.
Pola kalimat adalah susunan konstituen kalimat yang terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Secara sederhana, pola kalimat adalah aturan dalam menyusun kalimat dengan unsur yang lengkap.
Unsur lengkap disini adalah kalimat berpola SPOK Pelengkap. Sehingga tidak hanya menggunakan pola SPOK, akan tetapi juga ada unsur kata yang menjadi pelengkap dalam kalimat tersebut.
Supaya lebih mudah memahami pola kalimat, berikut adalah penjelasan mengenai unsur-unsur dalam pola kalimat dasar pada bahasa Indonesia:
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Umumnya, Subjek ini diisi oleh kata benda/frasa nominal, kata kerja/frasa verbal, dan klausa.
Penulisan Subjek dalam kalimat bisa dengan nama orang atau nama tokoh langsung. Serta bisa nama ganti dari orang tersebut. Subjek juga tidak selalu manusia, melainkan bisa juga hewan atau benda bergantung pada konteks kalimat.
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan aksi (tindakan) yang dilakukan oleh Subjek dalam suatu kalimat. Predikat dalam kalimat bisa dalam bentuk kata tunggal, frasa, maupun kata kerja atau kata sifat. Berikut beberapa contohnya:
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Objek pada kalimat bisa berupa nomina, frasa nominal atau klausa. Letak Objek sendiri biasanya setelah penulisan Predikat. Berikut beberapa contohnya:
Pelengkap (Pel) adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P). Sehingga letak dari Pel ini adalah setelah penulisan Predikat dan biasanya berupa kata kerja. Secara sekilas Pel disini mirip dengan Objek pada kalimat.
Namun keduanya memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya, perubahan kalimat aktif ke pasif atau sebaliknya untuk perubahan posisi Pel tidak bisa diubah. Sementara Objek bisa diubah posisinya.
Unsur yang terakhir pada kalimat adalah Keterangan (K), yaitu bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat. Penempatan K pada kalimat sagat fleksibel, sebab bisa di tengah maupun di akhir dan di awal kalimat.
Unsur Keterangan dalam kalimat bisa berupa keterangan waktu, tempat, cara, alat, alasan maupun sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Berikut contohnya:
Pola SPOK dan Pelengkap ini pada dasarnya bukan pola baku, melainkan bersifat fleksibel. Seorang penulis bisa menyusun kalimat dengan pola SP, pola SPO, pola SPOK, maupun SPOK dengan Pelengkap di dalamnya.
Biasanya, unsur di dalam kalimat perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya disesuaikan dengan konteks kalimat, disesuaikan dengan pola kalimat di depan maupun setelahnya, dan lain sebagainya.
Misalnya, pada saat kalimat pertama dalam satu paragraf sudah memakai pola SPO. Maka pada kalimat kedua, unsur Objek bisa dihilangkan. Namun karena berada di satu paragraf yang sama, meski Objek hilang para pembaca masih memahami maknanya.
Bingung mencari contoh kalimat? Ikuti 130+ Contoh Kalimat Tunggal yang Benar.
Seperti yang dijelaskan di awal, pola kalimat sifatnya fleksibel. Adapun kalimat dengan unsur paling lengkap adalah kalimat berpola SPOK Pelengkap. Apa itu kalimat SPOK Pelengkap?
Sesuai dengan namanya, kalimat SPOK Pelengkap adalah kalimat dengan pola SPOK ditambah dengan Pelengkap (Pel). Sehingga unsurnya adalah yang paling lengkap dibanding pola kalimat lainnya. Berikut contohnya:
Posisi Pelengkap dalam kalimat secara umum setelah penulisan Predikat. Pada kalimat berpola SPOK Pelengkap, Pelengkap terletak setelah penulisan Objek. Kondisi ini sering menyulitkan penulis maupun pembaca membedakan mana O dan mana Pel.
Selain itu, O dan Pel sama-sama bisa diisi oleh nominal atau frasa nominal. Lalu, apa yang bisa digunakan untuk memahami perbedaan keduanya? Pertama, adalah dari bentuk kalimat apakah pasif atau aktif.
Secara umum, kalimat pasif bisa diubah menjadi kalimat aktif, begitu juga sebaliknya. Namun, ketika di dalam kalimat tersebut merupakan kalimat berpola SPOK Pelengkap, maka bentuk aktif tidak bisa diubah menjadi pasif. Berikut contohnya:
Pancasila dibacakan oleh Ketua MPR (bentuk pasif)
Perbedaan yang kedua adalah pada jenis isi untuk unsur Pelengkap dan Objek yang sedikit berbeda. Pada Objek, isinya bisa nomina, frasa nominal atau klausa. Sementara para Pelengkap isinya adjektiva (kata sifat), frasa adjektiva, frasa verbal (kata kerja), dan frasa preposisional (gabungan kata yang tidak berpredikat dan ditandai dengan kata depan).
Jika masih bingung membedakan antara mana unsur Pelengkap dan mana unsur Objek, maka bisa membaca pelan-pelan penjelasannya. Selain itu, penting juga untuk terus berlatih menulis sehingga semakin paham mana kalimat berpola SPOK Pelengkap dan SPOK atau pola lainnya.
Dalam menyusun kalimat, pastikan sudah sesuai dengan syarat kalimat efektif agar ide Anda mudah dipahami pembaca. Ikuti tulisan berikut:
Membantu lebih memahami lagi bentuk kalimat berpola SPOK Pelengkap, maka berikut beberapa contoh yang bisa dipelajari:
Itulah penjelasan mengenai kalimat berpola SPOK Pelengkap yang tentu penting untuk dipahami, terutama oleh Anda yang aktif menulis. Semakin paham pola suatu kalimat, semakin memudahkan Anda menyusun kalimat efektif. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas tulisan Anda.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan isi dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat!
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…