Mendapatkan ISBN? Pernah mendengar ISBN? International standard book number (ISBN) sebenarnya sering ditemui. Namun, tidak semua orang menyadarinya. Kenapa? Karena tidak banyak orang yang tahu bentuk ISBN. Sekalipun sering melihat, tidak semua orang tahu bahwa itulah yang disebut dengan ISBN.
Bagi sebagian besar penulis buku professional, istilah ISBN sudah sering di dengar. Karena setiap kali menerbitkan buku, selalu berhadapan dengan pengelolaan ISBN. Yang menjadi pertanyaan adalah, apa pentingnya ISBN? Dan apa saja manfaatnya?
Pada ulasan kali ini akan mengulas fakta ISBN yang tidak banyak disadari oleh orang pada umumnya. Kelihatannya sepele, ternyata sangat bermanfaat. Sebelum mengetahui lebih lanjut, perlu mengenal lebih jauh tentang ISBN, berikut ulasannya.
Mengenal Lebih Jauh Mendapatkan ISBN
ISBN sebagai identitas buku. Bentuk ISBN berupa sederetan angka, yang berjumlah 13 digit. Angka tersebut melekat dengan kode atau barkot unik. Sebagai penanda identitas, maka nomor seri ISBN antara buku satu dengan buku yang lain selalu berbeda.
Lembaga yang mengurus dan mengelola ISBN di Indonesia adalah Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas). Perpusnas sebagai lembaga yang memiliki hak memberikan kode. Kedudukan Perpusnas sebagai pemberi bimbingan dan penerapan terkait dengan ISBN.
Setiap ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas dicatat ke Katalog Dalam Terbitan (KDT). Katalog Dalam Terbit adalah pengelola data yang menyimpan semua daftar penerbit yang mengajukan ISBN. Penempatan ISBN terletak dibagian belakang buku. Tahukah Anda, jika ISBN tidak hanya ada di Indonesia, tetapi juga internasional. Secara Internasional, ISBN diberikan oleh badan Internasional, tepatnya di London. Jadi jangan heran jika semua buku di seluruh dunia, pasti memilikinya.
Manfaat ISBN
Jika sub bab di atas disinggung manfaat ISBN. Setidaknya ISBN memiliki manfaat penting. Selain sebagai identitas buku yang diberikan oleh penerbit, tetapi juga berfungsi untuk membantu distribusi. Di dunia perbukuan, tidak hanya proses menulis dan menerbitkan, tetapi ada proses distribusi buku agar sampai ke tangan pembaca.
Proses distribusi inilah ISBN berperan penting. Berkat ISBN pada buku, memudahkan distributor (orang yang bertugas mendistribusikan) lancar dalam arus distribusi. Setidaknya ISBN mampu menghindari kekeliruan dalam pemesanan atau menyalurkan buku.
Manfaat lain ISBN buku membantu untuk promosi. Kita tahu ketika melakukan promosi, identitas buku itu sangat penting. Seperti yang kita tahu, jumlah penerbit buku di Indonesia ada banyak, dan ada banyak jenis judul buku yang mirip. Kasus semacam inilah yang sangat riskan terjadi kesalahan mengidentifikasi. Cukup dengan adannya ISBN, maka tidak akan terjadi kekeliruan semacam ini.
Jenis Terbitan Yang Berhak Mendapatkan ISBN
ISBN tidak hanya diperuntukan untuk sembarang benda. ISBN hanya diperuntukan untuk dunia penerbitan. Adapun spesifik dunia penerbitan yang berhak memperoleh ISBN, diantarannya terbitan buku monografi dan pamphlet. Memang tidak banyak yang tahu, jika pamphlet pun juga ada ISBN.
Terbitan yang berhak memperoleh ISBN yang lain adalah terbitan braille dan buku peta. Adapun salinan digital juga ada yang berhak mendapatkan ISBN, misal cetakan monograf dan terbitan buku. jadi semua jenis buku yang diterbitkan, akan mendapatkan ISBN. Ada ketercualian jurnal yang diterbitkan. Khusus terbitan jurnal, tidak memperoleh ISBN, melainkan mendapatkan ISSN.
Tidak hanya diperuntukan untuk terbitan buku, ISBN juga berlaku untuk dunia film, video dan transparansi yang sifatnya edukatif. Termasuk menciptakan software edukatif dan mixed-media publication dalam bentuk teks juga berhak memperoleh ISBN.
Jenis Terbitan yang TIDAK berhak Memiliki ISBN
Agar tidak terjadi kerancuan mana yang berhak memiliki ISBN dan yang tidak. Kali ini akan diulas. Setidaknya ada beberapa hal yang tidak berhak memiliki ISBN. Pertama, terbitan berseri, yang termasuk terbitan berseri adalah bulletin, majalah dan surat kabar. Tiga hal tersebut tidak berhak memperoleh ISBN. Hanya saja, khusus untuk buku berseri, tetap memperoleh ISBN.
Kedua, iklan juga tidak mendapatkan ISBN. Baik iklan yang berbentuk visual maupun teks. Ketiga, printed music juga berlaku sama. Keempat, dokumen pribadi, yang termasuk dokumen pribadi dalam hal ini adalah profil atau biodata personal yang ditulis secara elektronik.
Keempat, bagi Anda yang membuat kartu ucapan, juga tidak berhak memiliki ISBN. Kelimat, software diluar software edukasi, ini berlaku untuk software game. Jadi, jika Anda membuat software diluar nilai edukasi, jangan harap mendapatkan ISBN. Kelima, bulletin elektronik dan karya inovasi yang berupa permainan juga tidak mendapatkan ISBN.
Pencatatan ISBN ( Mendapatkan ISBN )
Pencatatan ISBN memiliki ciri-ciri khusus, yaitu ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Lokasinya berada di sampul belakang. Terdapat tulisan ISBN yang dicetak tebal dan besar. Terkait penulisan ISBN, selain ditulis dibagian belakang sampul, juga ditulis dibalik halaman judul, atau di halaman copyright. Ada juga yang buku memiliki ketebalan lebih, dicantumkan di punggung buku.
Dibelakang ‘ISBN’ barulah tertulis 13 digit angka. Teknis penulisan ISBN umumnya diberi batas dengan tanda penghubung (-). Adapun contoh penulisan ISBN seperti ini ‘ISBN 978-602-8519-93-8. Adapun identifikasi dari nomor ISBN di atas. Untuk memudahkan membaca, dapat dilihat sebagai berikut.
- 978 sebagai identifikas produk terbitan buku
- 602 untuk mengidentifikasi kode kelompok atau group identifier, yang bersifat default.
- 8519 sebagai kode penerbit yang mengurus proses publikasi
- 93 sebagai kode judul atau title identifier
- 8 sebagai chec digit atau angka pemeriksa, yang menjadi identitas yang sifatnya lebih spesifik, identitas buku tersebut.
Itulah beberapa pencatatan ISBN yang perlu diketahui. Umumnya pencatatan ISBN selalu bersandingan dengan bar code system European Article Number (EAN).
Sejarah Singkat ISBN
Sejarah singkat ISBN pertamakali diperkenalkan oleh W.H. Smith. Di tahun 1965 Smit memperkenalkan istilah ISBN. Latarbelakang Smith memiliki ide ini berawal ketika Smith ingin memindah buku-buku di toko bukunya ke gedung baru. Akhirnya munculah istilah ISBN untuk memudahkan pemindahan dan mengidentifikasi bukunya.
Smith pun akhirnya mengidentifikasi bukunya dengan memberikan penomoran buku standar book numbering (SBN) di tahun 1966, yang kini kita kenal dengan ISBN. Cara Smith pun akhirnya digunakan oleh banyak orang. Dengan syarat, melaporkan ke perwakilan ISBN agar tetap tercatat.
Kini sudah ada sekitar 150 negara yang menggunakan ISBN. Setiap Negara yang tergabung harus memiliki badan resmi, di Indonesia yang mengambil tanggungjawab ini adalah Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).
Itulah fungsi ISBN yang sebenarnya penting diketahui oleh calon penulis. Apalagi bagi Anda yang memang tertarik di dunia literasi. Karena semisal memiliki karya buku, namun tidak memiliki ISBN sangat disayangkan. Karena ISBN ini sekaligus sebagai copywrite yang kelak, apabila terjadi masalah terhadap naskah Anda, Anda dilindungi.
Binggung cara mendapatkan ISBN? Tenang, hampir semua penerbit buku atau label yang berbadan hukum akan menguruskan. Meskipun ada pula penerbit yang tidak mengurus ISBN, dan penulis mengurus sendiri. Jadi, pandai-pandai memilih penerbit atau label musik saja sebenarnya. Semoga sukses.
Referensi:
https://isbn.perpusnas.go.id/
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak tentang menerbitkan buku, Anda dapat melihat artikel-artikel kami berikut:
- Hindari 3 Pelanggaran Ini
- Syarat Pengiriman Naskah
- Tips Buku Laku di Pasaran
- Mengetahui Pentingnya Buku Teks
- 5 Tips Buku Laku di Pasaran
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan