Search
Close this search box.

50 Kata Sinonim yang Sering Digunakan

kata sinonim

Setiap bahasa di dunia memiliki kelebihan tersendiri, termasuk juga bahasa Indonesia. Dimana diketahui memiliki kekayaan ragam kata yang sangat beragam. Beberapa kata tersebut termasuk dalam sinonim atau persamaan kata. 

Mengenal 50 kata sinonim atau lebih, bisa menunjukan keberagaman kosakata yang berhasil dikuasai seseorang. Pemahaman ini penting untuk menunjang komunikasi secara efektif dan efisien. Baik itu komunikasi secara lisan maupun melalui tulisan. 

Sinonim kemudian memiliki jenis yang beragam dan masing-masing jenis terdiri dari kosakata yang khas dengan fungsi tersendiri. Mengenal sinonim secara mendalam, membantu memperkaya kosakata atau perbendaharaan kata. Berikut penjelasan detailnya. 

Manfaat Mempelajari Sinonim Kata

Dikutip melalui website Pijar Belajar, dijelaskan bahwa definisi sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan persamaan makna dari satu kata atau ujaran dengan kata atau ujaran yang lain.

Secara sederhana, sinonim adalah persamaan kata atau daftar kata yang memiliki makna sama dengan suatu kata. Sifat ini membuat sinonim bisa menggantikan kata yang berbeda bentuk sekalipun. Sebab meskipun bentuk berbeda, tapi makna sama. 

Sinonim kemudian menjadi salah satu kelompok kata dalam bahasa Indonesia yang menarik dan penting untuk dipahami. Termasuk mempelajari 50 kata sinonim yang sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari. 

Jika dipelajari secara lebih mendalam, menguasai sinonim kata memberi banyak manfaat bagi pelakunya. Dikutip melalui website Medium, berikut adalah 7 manfaat dari mempelajari dan menguasai sinonim: 

1. Menambah Perbendaharaan Kata 

Mempelajari dan kemudian menguasai berbagai sinonim dalam bahasa Indonesia membantu menambah perbendaharaan kata. Termasuk juga dalam 50 kata sinonim yang umum digunakan dalam komunikasi harian. 

Memahami berbagai sinonim membantu menguasai lebih banyak kosakata. Mulai dari memahami makna sampai penggunaannya dalam komunikasi agar sesuai konteks. 

Menguasai lebih banyak kosakata membantu mengungkapkan isi pikiran dan perasaan dengan lebih baik dan lebih mudah. Sehingga membantu mengungkapkan sesuatu yang memang ingin diungkapkan, hal ini mencegah ada beban emosional. 

Bagi penulis, perbendaharaan kata membantu membuat karya tulis yang lebih menarik tanpa perlu memakai kosakata yang sama. Perbendaharaan kata yang luas juga bermanfaat bagi pemilik profesi yang dekat dengan kegiatan komunikasi ke publik. Misalnya jurnalis, narasumber atau pembicara seminar, moderator, dll. 

2. Kemudahan Mengubah Nuansa Kata dan Kalimat 

Manfaat kedua dari menguasai lebih dari 50 kata sinonim adalah membantu mengubah nuansa kata atau kalimat dengan lebih mudah. Artinya, nuansa dalam kata atau kalimat bisa dibuat lebih jelas, diperhalus, atau sebaliknya sesuai kebutuhan. 

Misalnya jika menjumpai suatu kosakata terdengar terlalu kasar, kurang sopan, dan sejenisnya. Maka kata tersebut bisa diganti sinonim untuk memberi nuansa lebih sopan, lebih halus, dan sebagainya. 

Contoh lainnya, jika suatu kata dalam kalimat menjadi ambigu dan sulit dipahami. Maka kosakata dengan sifat ini bisa diganti dengan sinonim yang lebih tepat. Sehingga kalimat tersebut lebih mudah dipahami pembaca atau pendengar. 

Jadi, menguasai sinonim bukan hanya mendukung perluasan perbendaharaan kata saja. Melainkan juga membantu menyusun kalimat yang lebih baik dan lebih mudah dipahami maupun lebih mudah diterima orang lain. 

3. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi 

Manfaat yang ketiga dari menguasai dan mempelajari 50 kata sinonim atau lebih adalah meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Hal ini sejalan dengan penjelasan di dua poin sebelumnya. 

Pada dasarnya, mempelajari sinonim membantu menguasai lebih banyak kosakata. Sehingga paham kapan kosakata tersebut digunakan dan kenapa perlu dijadikan pilihan dibanding kata lain dengan makna yang sama. 

Sinonim membantu seseorang menyampaikan isi pikirannya dengan lebih baik sehingga bisa disampaikan dan bisa dipahami orang lain. Tanpa penguasaan sinonim, seseorang akan kesulitan melakukan hal ini. Sehingga cenderung pasif. 

Jadi, sinonim membantu menunjang aktivitas komunikasi dua arah yang lancar. Baik itu komunikasi lewat tulisan maupun lisan. Sebab tidak ada kendala untuk menyampaikan apa yang perlu disampaikan agar menjadi kalimat yang bisa dipahami lawan bicara. 

4. Menghindari Pengulangan Kata 

Manfaat mempelajari 50 kata sinonim atau lebih dalam bahasa Indonesia adalah untuk menghindari pengulangan kata. Bagi penulis, manfaat ini sangat terasa dalam menyusun kalimat efektif. 

Salah satu kriteria kalimat disebut efektif adalah tidak terjadi pengulangan kata. Satu kata tidak boleh ditulis dua kali atau lebih di dalam satu kalimat yang sama. Hal ini akan membuat makna sulit dipahami dan kalimat tidak enak dibaca. 

Sinonim membantu penulis menggantikan kata yang terulang tersebut. Sehingga dalam satu kalimat, meski ada kata dengan makna sama, tapi bentuk berbeda. Hal ini membantu kalimat lebih enak dibaca dan lebih mudah dipahami. 

Hal serupa juga dirasakan seorang pembicara. Pengulangan kata akan membuat pendengar cepat bosan dan tidak bisa memahami makna ucapan pembicara tersebut. Memakai sinonim mencegah pengulangan kata, sehingga apa yang disampaikan dipahami dengan baik oleh para pendengar. 

5. Meningkatkan Pemahaman pada Karya Tulis 

Mempelajari 50 kata sinonim bahkan lebih dalam bahasa Indonesia juga bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman karya tulis. Karya tulis disini tentu bisa dalam bentuk apapun. Baik itu karya ilmiah, puisi, novel, dan lain sebagainya. 

Menguasai sinonim membantu mengenal lebih banyak kata dari berbagai bidang dan kebutuhan. Sehingga jarang menjumpai kosakata yang masih asing di telinga. Sebab lebih banyak kosakata sudah dipahami. 

Hal ini membantu meningkatkan kenyamanan dalam membaca, karena dijamin langsung paham isi bacaan tersebut. Sebab memang memahami semua kata yang digunakan berkat pemahaman tentang sinonim. 

Jadi, jika Anda mahasiswa atau pelajar dan dituntut untuk sering membaca. Ada baiknya lebih sering mempelajari sinonim. Tujuannya agar menunjang proses belajar dari membaca sejumlah literatur keilmuan. 

6. Meningkatkan Kemampuan Membaca 

Menguasai lebih banyak sinonim juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca. Hal ini sejalan dengan penjelasan di poin sebelumnya, dimana bisa membantu meningkatkan pemahaman pada berbagai karya tulis. 

Kemampuan membaca akan meningkat ketika seseorang menguasai perbendaharaan kata yang cukup banyak. Sehingga tidak mengalami kesulitan memahami makna isi dari bacaan tersebut. 

Sebab berbagai kosakata yang digunakan di dalamnya sudah dipahami artinya. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan aktivitas membaca. Sebab bisa fokus membaca tanpa perlu pusing mencari makna dari kosakata yang masih tidak familiar. 

Jadi, jika Anda memiliki hobi membaca dan tertarik untuk membaca banyak karya tulis. Tidak akan rugi mempelajari sinonim. Sebab bisa meningkatkan kemampuan membaca dan bisa menikmati kegiatan tersebut dengan optimal. 

7. Membantu Lebih Menghargai Kekayaan Bahasa dan Budaya 

Mempelajari 50 kata sinonim membantu menghargai kekayaan bahasa dan budaya di Indonesia. Sebab proses belajar sinonim bisa membantu memperluas wawasan mengenai kekayaan kosakata dalam bahasa Indonesia dan bahkan bahasa daerah. 

Sebab dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat kelompok kata yang masuk kategori kata serapan. Kata serapan ini bisa berasal dari bahasa daerah yang kemudian menjadi baku dalam bahasa Indonesia. 

Semakin mempelajari sinonim, maka semakin paham bahwa bahasa Indonesia memiliki ragam kosakata yang banyak dan mendukung komunikasi efektif. Hal ini akan menumbuhkan rasa bangga dan muncul keinginan untuk menghargai bahasa Indonesia secara lebih baik dari sebelumnya. 

Perbedaan Sinonim dan Antonim

Membahas mengenai 50 kata sinonim, tentu akan ikut membahas mengenai antonim. Sebab dalam bahasa Indonesia memang ada beberapa kosakata yang punya sifat saling bertolak belakang. Jadi, tidak hanya ada sinonim, melainkan juga ada antonim. 

Jika sinonim adalah persamaan kata, maka antonim adalah lawan kata. Beberapa kata di dalam bahasa Indonesia memiliki kata yang berlawanan makna. Kelompok ini akan masuk ke dalam antonim. 

Lalu, apa saja perbedaan antara sinonim dengan antonim? Secara garis besar, bisa dipahami ada 3 perbedaan mendasar dari dua kelompok kata ini. Berikut penjelasannya: 

1. Bentuk Kata 

Perbedaan yang pertama adalah dari aspek bentuk kata. Secara sederhana, perbedaan ini mengacu pada definisi antara sinonim dan antonim yang saling bertolak belakang. 

Sinonim diketahui merupakan bentuk kata yang berbeda namun memiliki arti sama atau serupa. Sehingga satu kata bisa dicari beberapa bentuk kata lain yang memiliki makna sama, meskipun bentuk atau susunan huruf pada kata tersebut berbeda. 

Lain halnya dengan antonim yang dipahami sebagai kelompok atau bentuk kata yang memiliki makna berlawanan dan berkebalikan. Sehingga suatu kata sangat mungkin memiliki kata yang punya makna berlawanan.

Misalnya pada kata “murah” yang berlawanan dengan kata “mahal”. Sementara untuk contoh sinonim adalah kata “teman” dengan kata “sahabat”. Secara bentuk kata memang berbeda, tapi makna yang dimiliki tetap sama. 

2. Sifat pada Kalimat 

Perbedaan yang kedua antara sinonim dengan antonim adalah pada sifat kata di dalam suatu kalimat. Sinonim memiliki sifat bisa saling menggantikan. Artinya, kata yang memiliki makna sama bisa saling menggantikan posisi. 

Misalnya seperti contoh sebelumnya, dalam satu kalimat ada kata “teman” dan bisa digantikan dengan kata “sahabat”. Kata lain tidak perlu diubah posisinya, maka makna kalimat adalah tetap. 

Sebaliknya, pada antonim, sifat pada kalimat tidak bisa digantikan. Jika dipaksa untuk diganti, maka makna kalimat akan berubah. Awalnya kalimat positif bisa menjadi negatif, begitu pula sebaliknya. 

Maka antonim memiliki manfaat dan fungsi yang berbeda jauh dengan sinonim. Sebab memang tidak bisa menggantikan suatu kata dengan kata lain. Jika digunakan, maka wajib berdiri di satu kalimat baru. 

3. Jenis 

Perbedaan yang ketiga antara sinonim dengan antonim adalah pada jenis. Masing-masing diketahui terbagi menjadi beberapa jenis, berikut adalah jenis-jenis sinonim yang terbagi menjadi 4 jenis: 

  1. Sinonim Mutlak

Jenis yang pertama adalah sinonim mutlak, yaitu  kata yang bisa saling bertukar posisi atau tempat dalam sebuah konteks kebahasaan apapun, tanpa mengubah leksikal dan struktural. 

Sinonim jenis ini membantu menggantikan posisi suatu kata kapan saja dan tidak akan mengubah makna maupun konteks kalimat. Sebab sinonim ini memang memiliki persamaan yang sangat dekat dan tidak berbeda sama sekali. 

Berikut adalah beberapa contoh kata atau sinonim yang masuk ke dalam kategori sinonim mutlak: 

  • mungil dan kecil
  • bersih dan ceria
  • hati kecil dan hati nurani
  1. Sinonim Kognitif 

Jenis kedua adalah sinonim kognitif, yaitu kata-kata yang memiliki kelas kata atau fungsi sintaksis yang sama, seperti nomina atau verba, yang dalam satu konteks kalimat maknanya sama, tetapi dalam konteks yang lain maknanya tidak sama. 

Konteks disini dipengaruhi oleh nuansa yang dibentuk. Beberapa kata memiliki konteks negatif, sehingga butuh sinonim untuk menjelaskan konteks lebih positif. 

Artinya, ada kalimat cenderung kasar maka diubah kosakatanya agar lebih halus dan sopan. Berikut adalah beberapa contoh kata sinonim kognitif: 

  • Mati dengan meninggal. 
  • Jompo dengan orang sepuh atau orang tua. 
  • Cacat dengan difabel atau menyebut jenis keterbatasan fisik yang dimiliki, misalnya tunanetra, tunawicara, dll. 
  1. Sinonim Selaras  

Jenis ketiga adalah sinonim selaras, yaitu beberapa kata atau ungkapan yang memiliki komponen makna yang sama, tetapi satu di antaranya memiliki komponen makna yang agak luas.

Artinya, ada kata yang merupakan sinonim, hanya saja secara makna memang sama tapi cakupan makna berbeda. Dimana sinonim ini memiliki cakupan makna lebih luas. Berikut beberapa contoh kata sinonim selaras: 

  • Senjata dan pistol
  • Kendaraan dan motor
  • Transportasi umum dan angkot (angkutan kota). 
  1. Sinonim Semirip 

Jenis yang terakhir adalah sinonim semirip, yaitu kata yang bias bertukar tempat dalam sebuah konteks kebahasaan tanpa merubah makna dalam leksikal dan struktural. 

Jenis ini jarang digunakan, biasanya karena tidak banyak yang mengetahui makna dari kata tersebut. Berikut beberapa contoh kata dari jenis ini: 

  • Lahiriah yakni jasmaniah
  • Melatis yaitu menerobos

Sedangkan jenis-jenis untuk antonim juga terbagi menjadi 3, berikut penjelasannya: 

  1. Antonim Berpasangan 

Dikutip melalui laman CNN Indonesia, dijelaskan bahwa antonim berpasangan adalah kata-kata yang memiliki makna yang jelas bertentangan karena ketergantungan pada makna pasangannya. Berikut beberapa contohnya: 

  • Berdosa >< suci 
  • Suami >< istri 
  • Pembeli >< penjual. 
  1. Antonim Berjenjang 

Antonim berjenjang adalah kata-kata yang memiliki makna bertentangan tetapi pertentangan makna ini bersifat berjenjang (ada tingkatan ataupun tahapan yang berbeda). Berikut beberapa contohnya: 

  • dingin >< hangat >< panas
  • kaku >< lentur >< elastis
  • mahal >< wajar >< murah
  1. Antonim Melengkapi 

Antonim melengkapi adalah kata-kata yang memiliki makna bertentangan tetapi keberadaan makna dari salah satu kata bersifat melengkapi atau memperkuat makna yang lain. Berikut beberapa contohnya: 

  • pertanyaan >< jawaban
  • mencari >< menemukan

Contoh Kata Sinonim 

Membantu lebih memahami apa itu sinonim, berikut adalah 50 kata sinonim yang cukup sering digunakan dalam keseharian: 

  1. Abadi = Kekal
  2. Abjad = Huruf
  3. Abu = Arang
  4. Ada = Eksis
  5. Adab = Etika
  6. Agama = Religi
  7. Agresi = Serangan
  8. Agunan = Jaminan
  9. Ahli = Pakar
  10. Akselerasi = Percepatan
  11. Akurat = Seksama
  12. Almanak = Penanggalan
  13. Ambiguitas = Bermakna ganda
  14. Bahagia = Senang
  15. Baik = Bagus
  16. Bakat = Talenta
  17. Bantuan = Donasi
  18. Benar = Betul
  19. Bencana = Musibah
  20. Benda = Barang
  21. Berguna = Bermanfaat
  22. Berhasil = Sukses
  23. Berisik = Gaduh
  24. Biologi = Hayati
  25. Bisa = Dapat
  26. Citra = Gambaran
  27. Dampak = Akibat
  28. Dharma = Pengabdian
  29. Daur = Siklus 
  30. Deduksi = Konklusi
  31. Defleksi = Penyimpangan
  32. Dekade = Dasawarsa
  33. Eksklusif = Tertentu
  34. Ekspansi = Perluasan
  35. Eksploitasi = Pendayagunaan
  36. Ekspresi = Aktualisasi diri
  37. Ekstensi = Perluasan
  38. Frustasi = Putus Harapan
  39. Fundamental = Mendasar 
  40. Fungi = Jamur
  41. Fusi = Gabungan
  42. Futuristis = Menuju masa depan
  43. Galat = Keliru
  44. Gemar = Getol
  45. Generik = Umum
  46. Genre = Aliran
  47. Harmonis = Serasi
  48. Harta benda = Mal
  49. Hayati = Hidup
  50. Hedonisme = hura-hura 

Selain dari contoh di atas, tentunya masih banyak lagi kata sinonim yang perlu dipelajari, dipahami, dan diingat. Jangan lupa pula untuk menggunakannya sesering mungkin dalam berkomunikasi. Tujuannya agar tidak mudah lupa dan bisa digunakan sesuai konteks. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar dan membuka diskusi. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.

Artikel Penulisan Buku Pendidikan