Dasar Menulis

3 Jenis Kata yang Ditulis Kecil dalam Judul

Dalam menyusun karya tulis atau karya jenis lainnya, dijamin akan dirumuskan judul yang mempresentasikan karya tersebut. Khusus untuk karya tulis, ada aturan mengenai kata yang ditulis kecil dalam judul. 

Artinya, dalam menulis judul ada beberapa kata yang wajib ditulis huruf kecil semua tanpa huruf kapital. Kenapa? Ya karena memang aturannya demikian dan aturan ingin mengacu pada PUEBI. 

Kaidah Penulisan Judul

Pada dasarnya, penulisan judul di dalam Bahasa Indonesia tak hanya terkait aturan kata yang ditulis kecil dalam judul. Aturan ini juga cukup kompleks, berikut beberapa aturan dasar dalam penulisan judul karya tulis: 

1. Huruf Kapital di Setiap Awal Kata

Dalam PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), penulisan judul yang baik dan benar adalah selalu memakai huruf kapital di setiap awal kata. Jadi, ketika melihat judul ditulis dengan huruf kecil atau huruf kapital semua. Maka ini keliru. 

Artinya tidak sesuai dengan aturan umum yang diatur di dalam PUEBI tersebut. Namun, pada beberapa jenis karya tulis memang tidak lagi menjadikan PUEBI sebagai acuan. 

Misalnya penulisan judul untuk skripsi, dimana mayoritas perguruan tinggi di Indonesia menetapkan aturan untuk memakai huruf kapital di seluruh kata dalam judul. Meskipun begitu, jika tidak ada aturan khusus maka acuannya tetap pada PUEBI. 

2. Pengecualian Huruf Kapital

Aturan kedua dalam penulisan judul menurut PUEBI adalah pengecualian huruf kapital dalam judul. Jadi, ada beberapa kata yang memang ditulis memakai huruf kecil seluruhnya tanpa ada huruf kapital, termasuk pada huruf pertama. 

Oleh sebab itu, ketika membaca judul suatu artikel atau jenis tulisan lainnya dan mendapati ada huruf kecil untuk seluruh huruf pada satu kata. Maka bukan karena typo atau alasan lain, melainkan memang ada aturan demikian yang detailnya akan dijelaskan di bawah. 

Sudah punya judul? Apakah Anda memastikan judul Anda menarik pembaca? Baca artikel berikut dan ikuti panduan tips di dalamnya:

Aturan Mengenai Kata yang Ditulis Kecil dalam Judul

Sesuai dengan aturan di poin nomor dua di atas, maka bisa dipahami memang ada aturan tentang kata yang ditulis kecil dalam judul. Entah itu huruf pertama dan seterusnya, semua memakai huruf kecil. Pertanyaannya, kata apa saja yang masuk kategori ini? 

Berikut adalah sejumlah kata yang tidak boleh kapital di judul: 

1. Kata Ulang Berubah Bunyi

Jenis kata yang pertama yang perlu ditulis dengan huruf kecil adalah pada kata ulang berubah bunyi. Seperti yang diketahui, ada beberapa kata ulang yang memang mengalami perubahan bunyi. 

Sehingga ada perbedaan kata antara kata depan dan kata yang menjadi pengulangannya. Misalnya kata “sayur-mayur” dimana kata depannya adalah “sayur” sementara kata pengulangannya adalah “mayur” bukan “sayur-sayur”. 

Dalam PUEBI, penulisan kata ulang berubah bunyi pada judul hanya memakai huruf kapital di huruf pertama pada kata pertama. Sementara untuk kata pengulangannya ditulis dengan huruf kecil seluruhnya. Berikut contohnya: 

Contoh yang salah: 

  • Mengenal Serba-Serbi Pengolahan Daging Ikan yang Lebih Sehat dan Rendah Lemak
  • Kiat Menjadikan Olahan Sayur-Mayur Tetap Hijau dan Renyah
  • Banjir Melanda Kabupaten Semarang Membuat Warga Kalang-kabut

Contoh yang benar: 

  • Mengenal Serba-serbi Pengolahan Daging Ikan yang Lebih Sehat dan Rendah Lemak
  • Kiat Menjadikan Olahan Sayur-Mayur Tetap Hijau dan Renyah
  • Banjir Melanda Kabupaten Semarang Membuat Warga Kalang-kabut

2. Kata Ulang Berubah Berimbuhan

Daftar kata yang ditulis kecil dalam judul berikutnya adalah kata ulang yang berimbuhan. Artinya, ada beberapa kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan kata ulang akan tetapi kata pengulangannya mendapat imbuhan. 

Misalnya saja seperti kata “Bahu-membahu” dimana kata pertama adalah kata “bahu” sementara pada kata kedua yang menjadi kata pengulang mendapat imbuhan me-. Sehingga menjadi “membahu”. 

Dalam aturan penulisan judul, kata pertama pada kata ulang tetap ditulis dengan huruf kapital di awal kata. Sementara untuk kata pengulangan yang mendapat imbuhan ditulis seluruhnya menggunakan huruf kecil. Berikut beberapa contohnya: 

Contoh yang salah: 

  • Aksi Bahu-Membahu Warga Kebumen dalam Menolong para Korban Bencana Banjir
  • Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Terlihat Saling Sapa-Menyapa
  • Momen Adu Aksi Tarik-menarik Antara Pemain Timnas dengan Sang Pelatih

Contoh yang benar:

  • Aksi Bahu-membahu Warga Kebumen dalam Menolong para Korban Bencana Banjir
  • Presiden Jokowi dan Presiden Amerika Serikat Terlihat Saling Sapa-menyapa
  • Momen Adu Aksi Tarik-Menarik Antara Pemain Timnas dengan Sang Pelatih

Menulis karya ilmiah perlu menerapkan aturan kalimat efektif agar tulisan dapat dipahami pembaca dengan baik. Anda dapat memulainya dengan mengikuti panduan berikut:

3. Kata Partikel

Jenis ketiga pada kata yang ditulis kecil dalam judul adalah kata partikel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata partikel adalah kata yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal.

Kata partikel juga wajib ditulis menggunakan huruf kecil seluruhnya ketika masuk ke dalam judul. Kata yang masuk dalam kategori kata partikel ini cukup banyak, berikut beberapa diantaranya: 

a. Kata Depan

Kata pertama yang masuk kata partikel adalah kata depan yang disebut juga dengan istilah preposisi. Kata depan adalah jenis kata yang ditulis di depan sebelum menuliskan kata benda, kata kerja, kata keterangan, dan jenis kata yang lainnya. 

Contoh dari kata depan adalah: di, ke, dari, pada, dalam, yaitu, kepada, daripada, untuk, bagi, ala, bak, tentang, mengenai, sebab, secara, terhadap, di, ke, dari, dalam, atas, oleh, kepada, terhadap, akan, dengan, tentang, dan sampai.

b. Kata Hubung (Konjungsi)

Kategori kedua dari kata partikel adalah kata hubung yang disebut juga sebagai konjungsi. Kata hubung adalah kata yang berfungsi menghubungkan antarkata, antarfrasa, atau antarklausa.

Contoh kata hubung: dan, serta, atau, tapi, tetapi, namun, melainkan, padahal, sedangkan, yang, agar, supaya, biar, biarpun, jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala, sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara, begitu, seraya, selagi, selama, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai, hingga, sampai, andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya, biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguh(pun), kendati(pun), seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, daripada, alih-alih, sebab, karena, oleh karena, oleh sebab, sehingga, sampai, dan maka(nya)

c. Kata Seruan

Selanjutnya adalah kata seruan atau interjeksi. Kata seruan adalah kata yang menunjukan ekspresi seperti kemarahan, kekaguman, kegembiraan, kekecewaan, perintah atau ajakan, dan sebagainya. Contoh: dong, sih, wow, yuk, dan lho. 

d. Kata Sandang

Berikutnya adalah kata sandang atau disebut sebagai artikula, yaitu kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan nomina. Contohnya: si, sang, sri, hang, hyang, yang, para, kaum, umat. 

Melalui penjelasan di atas, tentu bisa membantu kenapa ada kata yang ditulis kecil dalam judul dan ada yang tetap memakai huruf kapital di huruf pertama setiap kata. Sebab memang ada aturan yang mengatur mengenai hal ini dan tentu wajib dipahami. 

Jika memiliki pertanyaan, opini, maupun ingin membagikan pengalaman terkait topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar, ya!

Bagikan artikel ini ke rekan-rekan Anda agar sama-sama bisa menuliskan judul dengan benar. Silakan klik tombol Share dan kirimkan ke grup atau komunitas agar manfaat dan informasi di artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

1 hari ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

1 hari ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

1 hari ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

1 hari ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

1 hari ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

2 hari ago