Daftar Isi
Mengenal secara mendalam kekurangan maupun kelebihan Turnitin tentu penting, Khususnya bagi akademisi, baik dosen maupun mahasiswa. Sebab akademisi inilah yang secara rutin menggunakan Turnitin.
Turnitin bisa disebut sebagai tools atau alat bantu untuk mengecek tingkat kesamaan teks (similarity indeks) sehingga bisa menjadi media untuk menghindari plagiarisme dengan deteksi lebih dini sebelum diserahkan ke dosen, perguruan tinggi, maupun penerbit ilmiah.
Sayangnya, menggunakan Turnitin bukan berarti masuk ke jalan tol yang bebas hambatan. Dalam menggunakan fitur-fitur di dalamnya, kadangkala akan menemukan beberapa kelemahan. Lalu, apa saja kelemahan maupun kelebihan dari Turnitin dan bagaimana mengantisipasinya?
Dikutip melalui website Departemen Teknik dan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada (DTNTF UGM), Turnitin adalah situs penyediaan layanan dengan tujuan mendeteksi kesamaan tulisan baik itu makalah, jurnal ilmiah, artikel, dan lain-lain, dengan mencocokkan dalam hal tulisan yang telah dipublikasikan.
Turnitin digunakan untuk mengecek kesamaan teks suatu karya tulis. Semakin tinggi kesamaan teks dengan karya lain, semakin besar kemungkinan karya tersebut hasil jiplakan.
Sejauh ini, Turnitin menjadi alat pengecek plagiarisme yang umum digunakan di Indonesia. Khususnya di dunia akademik, terutama pada jenjang perguruan tinggi. Namun, tak ada gading yang tak retak. Turnitin pada dasarnya juga punya kelemahan dan kelebihan.
Jika dilihat dari segi kelebihan, berikut adalah beberapa poin yang menjadi kelebihan Turnitin:
Kelebihan yang pertama dan utama dari Turnitin adalah bisa mencegah plagiarisme. Turnitin bekerja dengan mengecek kesamaan teks dengan karya tulis lain. Terutama yang sudah dipublikasikan dan bisa diakses di browser secara online.
Pada saat karya tulis disusun dengan teknik copy paste karya lain. Maka otomatis Turnitin mendeteksi hal tersebut. Alhasil, skor plagiarisme atau similarity indeks menjadi tinggi. Jika tinggi, maka perlu merevisi naskah sampai skor turun.
Mencegah seseorang asal copy paste karya orang lain, maka mengecek di Turnitin menjadi kewajiban mahasiswa sebuah perguruan tinggi. Hal ini yang membuat Turnitin efektif mencegah tindakan plagiarisme.
Baca selengkapnya melalui Cara Cek Plagiasi di Turnitin dan Cara agar Skor Turun [Praktis].
Kelebihan Turnitin yang kedua adalah kecepatan pengecekan yang terbilang baik. Turnitin diakui banyak penggunanya mampu memberi hasil pengecekan dalam hitungan detik. Terutama saat website dalam kondisi prima dan jaringan internet stabil.
Jadi, tidak harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan hasil pengecekan plagiarisme di Turnitin. Semua bisa dicek, berapapun jumlah kata dan jumlah halaman naskah dalam tempo cepat. Anda yang buru-buru mendapatkan hasil cek tidak perlu merasa khawatir.
Salah satu alasan kenapa banyak perguruan tinggi menggunakan Turnitin sebagai tool standar mengecek plagiarisme adalah fiturnya. Fitur tersebut adalah fitur komentar dan review, yang tentu memudahkan dosen untuk melakukan pemeriksaan naskah.
Fitur ini membantu komunikasi secara online via Turnitin dan langsung pada dokumen yang di cek sehingga praktis, hemat waktu, dan bisa lebih real time selama sama-sama masuk ke akun Turnitin (dosen dan mahasiswa).
Bagi dosen, memberi koreksi maupun masukan semakin mudah tanpa perlu bertatap muka langsung. Sementara bagi mahasiswa, menerima hasil koreksi bisa lebih cepat dan revisi bisa segera dilakukan saat itu juga.
Fitur unggulan lain yang juga menjadi kelebihan Turnitin adalah umpan balik. Lewat fitur ini, komunikasi dua arah antara dosen dan mahasiswa bisa terjadi. Sehingga mendukung proses review dan timbal balik yang lebih cepat.
Turnitin diketahui juga mendukung pengecekan untuk berbagai format dokumen sehingga tidak hanya PDF dan tidak hanya dengan copy paste teks ke bagian yang disediakan oleh sistem.
Apapun format dokumen atau naskah yang dimiliki, maka dijamin akan terbaca oleh sistem Turnitin. Jadi, Anda tidak perlu repot-repot mengubah format dokumen sebelum melakukan pengecekan.
Selain itu, Anda bisa segera melakukan pengecekan saat naskah atau bab demi bab sudah diselesaikan. Sehingga pengecekan bisa dilakukan segera dan hasilnya mendukung proses revisi saat itu juga, jika memang ada.
Siapa yang gagap menggunakan Turnitin? Bagi beberapa orang, menggunakan Turnitin awalnya terasa susah dan bingung harus klik menu mana. Jika diperhatikan saja dengan seksama, penggunaan fiturnya cenderung mudah.
Jika bingung, pihak perguruan tinggi biasanya menyediakan buku panduan untuk mengecek plagiarisme melalui Turnitin. Namun, pada dasarnya memakai Turnitin tidak susah dan tidak berbeda jauh dengan tools yang memiliki fungsi sejenis.
Jadi, selama bisa membaca atau mungkin sudah familiar dengan tools deteksi plagiarisme lain. Maka dijamin bisa dengan mudah memakai semua fitur yang sudah disediakan oleh tools ini.
Khusus untuk pengguna Turnitin berbayar, biasanya biaya ditanggung pihak perguruan tinggi. Maka akan mendapat fasilitas pengecekan tanpa batas. Namun, beberapa sumber menyebut jika Turnitin memberi batasan pengecekan satu kali per 24 jam.
Sumber lain justru menyebut, Turnitin berbayar bisa digunakan untuk mengecek sampai beberapa kali dalam sehari. Bahkan setiap kali pengecekan dilakukan tidak terbentur oleh batasan jumlah kata maupun jumlah halaman.
Jadi, untuk memastikan kelebihan Turnitin ini, Anda bisa mencoba secara langsung. Jika mendapati ada batasan, maka bisa ditanyakan ke bagian operator kampus untuk tahu lebih detail batasan akun Turnitin tersebut.
Meskipun ada banyak hal yang menjadi kelebihan Turnitin. Harus dipahami bahwa tools satu ini juga memiliki kelemahan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan para pengguna:
Kelemahan yang dimiliki Turnitin terletak pada ketergantungannya pada internet. Sebagai tools pengecekan plagiarisme berbentuk website. Maka sangat lumrah jika layananya hanya bisa diakses saat pengguna punya jaringan internet.
Alhasil, jika internet bermasalah maka akses ke Turnitin tidak bisa dilakukan sama sekali. Oleh sebab itu, penting untuk memastikan punya jaringan internet dan bahkan dalam kondisi stabil. Tujuanya untuk bisa mengakses fitur Turnitin tanpa kendala.
Kelebihan yang kedua ari Turnitin adalah sifat layanannya yang berbayar. Beberapa sumber menyebut, Turnitin menyediakan akun gratis tanpa perlu berlangganan. Namun, akun gratis ini memiliki beberapa batasan seperti jumlah pengecekan.
Selain itu, untuk dosen dan mahasiswa biasanya akses Turnitin adalah fasilitas yang disediakan kampus. Sehingga otomatis gratis. Namun, bagaimana jika pengguna belum memiliki akun dari pihak kampus?
Inilah alasan, kenapa Turnitin lebih umum digunakan di institusi dan lembaga penelitian. Sebab biaya berlangganan yang tidak murah sering menjadi sandungan bagi calon penggunanya.
Kelemahan yang ketiga dari Turnitin adalah sifatnya yang tidak bisa menganalisis konteks kalimat. Misalnya saja, saat melakukan parafrase pada kutipan. Namun, hasil parafrase ini ternyata masih terdeteksi plagiat.
Padahal sudah ada sumber yang dicantumkan pada parafrase tersebut. Kondisi ini yang membuat para dosen perlu melakukan pengecekan ulang secara mandiri. Sehingga memastikan karya mahasiswanya memang bebas plagiarisme.
Fitur yang tersedia memang menjadi salah satu kelebihan Turnitin. Hanya saja untuk memaksimalkan hasil pengecekan plagiarisme, pengguna wajib melakukan kustomisasi. Misalnya mengatur bagian mana saja dari naskah yang bisa dikecualikan.
Jika tidak dilakukan kustomisasi, maka pengguna akan kesulitan mendapat skor pengecekan yang rendah. Hal ini bisa menjadi masalah dan memicu stres, karena skor plagiarisme yang tinggi membuat karya tulis tersebut perlu direvisi.
Turnitin diketahui menggunakan teknologi OCR untuk memeriksa struktur teks. Sehingga bisa dibandingkan dengan teks pada karya lain yang bisa diakses melalui internet.
Teknologi ini ternyata bukan tanpa cela, sebab dengan sistem kerjanya ternyata bisa mendeteksi karakter secara keliru. Kondisi ini membuat karakter tertentu tidak terbaca atau malah terbaca sama dengan teks lain pada suatu publikasi.
Sifat teknologi OCR seperti ini bisa mempengaruhi hasil cek plagiarisme di Turnitin. Pada akhirnya, perlu dilakukan pengecekan manual oleh dosen. Pada saat dosen hanya mengandalkan hasil uji di Turnitin, maka mahasiswa harus siap mental untuk mengajukan keberatan.
Sebagai alat pengecek plagiarisme berbentuk website dan sangat bergantung pada internet. Maka pada saat internet tidak stabil, ada kemungkinan mempengaruhi pengecekan.
Oleh sebab itu, mengecek sekali saja kadang dirasa kurang. Apalagi jika belum dilakukan pengecekan ulang untuk mengantisipasi sistem error. Maka, jika belum bisa memastikan internet stabil maka perlu mengecek sampai beberapa kali.
Sebagai penyedia jasa pengecekan plagiarisme dalam bentuk website. Maka dijamin, Turnitin dikelola oleh tim IT dan kadang kala bermasalah dengan website yang down. Penyebabnya tentu banyak dan membuat pengguna tidak bisa mengakses beberapa lama.
Jadi, ketika dibutuhkan dan kebetulan website Turnitin sedang down. Praktis, pengguna harus kecewa dan mencoba beberapa saat lagi sampai sistem pulih. Hal ini yang sering membuat proses pengecekan butuh waktu dan kesabaran lebih.
Selain Turnitin, para dosen dan mahasiswa memang bisa memakai tools lain dengan fungsi serupa. Namun, meskipun kelemahan Turnitin juga menjadi ancaman. Kenapa masih banyak yang bertahan memakai tools ini?
Disamping karena adanya kelebihan Turnitin. Ada alasan lain kenapa tools ini menjadi prioritas kalangan akademisi untuk cek plagiarisme. Salah satunya adalah karena menjadi tool standar pengecekan plagiarisme yang ditetapkan perguruan tinggi.
Nyaris semua perguruan tinggi di Indonesia menggunakan Turnitin sebagai tools standar. Sehingga semua dosen maupun mahasiswa yang menyusun karya tulis ilmiah diwajibkan melakukan pengecekan di tools ini.
Misalnya, bagi mahasiswa semester akhir yang menyusun skripsi. Biasanya oleh perguruan tinggi diwajibkan melampirkan hasil uji plagiarisme dengan Turnitin. Maka artinya, mahasiswa tersebut wajib memakai Turnitin.
Alasan lainnya adalah dari semua kelebihan Turnitin itu sendiri. Mulai dari penggunaan yang mudah dan fitur pengecekan yang lengkap. Semua kelebihan tersebut membuat pengguna menjadikannya sebagai pilihan utama dibanding tools lainnya.
Ketahui perbedaan tools cek plagiarisme yang sering digunakan melalui Perbedaan Turnitin, Plagiarism Checker, Unicheck, dan Plagramme.
Lalu, bagaimana jika skor hasil pengecekan di Turnitin menunjukan similarity indeks yang tinggi? Secara umum, setia perguruan tinggi menetapkan batas toleransi skor similarity indeks Turnitin.
Semua dosen dan mahasiswa wajib mencapai skor di bawah batas maksimal tersebut atau minimal sama dengan skor itu sendiri. Namun, ada kalanya skor tersebut tidak kunjung turun dan bisa membuat pengguna stres. Kalau sudah begini, seperti apa solusi terbaiknya?
Dikutip dari berbagai sumber, pada dasarnya untuk menurunkan skor similarity indeks yang tinggi di Turnitin bisa dengan tiga cara, yaitu:
Cara yang pertama, tentu saja memastikan sejak awal menulis karya yang orisinil. Salah satunya dengan tidak melakukan copy paste karya orang lain. Khusus untuk kutipan langsung dan tidak langsung, wajib mencantumkan sumber.
Pahami dengan baik aturan dan etika penulisan karya ilmiah. Sehingga bisa menjaga diri dari tindakan pelanggaran seperti plagiarisme. Hal ini akan efektif memastikan skor similarity indeks rendah dan memenuhi standar dari perguruan tinggi.
Cara kedua untuk menurunkan skor similarity atau plagiarisme di Turnitin adalah dengan parafrase. Parafrase menjadi solusi untuk menurunkan jumlah kutipan langsung. Sebab kutipan langsung ini yang otomatis terdeteksi sebagai penjiplakan.
Oleh sebab itu, dengan memahami cara kerja Turnitin akan muncul kesadaran perlu menurunkan jumlah kutipan langsung. Cara terbaiknya adalah dengan parafrase atau menulis ulang kutipan dengan bahasa sendiri tanpa mengubah makna.
Parafrase bisa dilakukan dengan berbagai teknik sederhana. Misalnya dengan mengganti beberapa kata dengan sinonimnya, mengubah bentuk aktif menjadi pasif, menggeser letak klausa dalam satu kalimat agar posisi berubah, dll.
Cara ketiga untuk menurunkan skor plagiarisme di Turnitin adalah menggunakan fitur Exclude. Secara sederhana, fitur ini membantu pengguna untuk mengecualikan beberapa bagian pada naskah yang akan di cek di Turnitin.
Misalnya mengecualikan daftar pustaka maupun kutipan yang diapit dengan tanda petik, tanda kurung, dan tanda baca lainnya. Tujuannya agar bagian-bagian ini tidak di cek dan berkontribusi meningkatkan skor plagiarisme.
Jadi, jika Anda merasa sudah melakukan parafrase, tapi skor plagiarisme masih tinggi. Atau mungkin daftar pustaka mendadak terdeteksi Turnitin sebagai plagiarisme. Maka wajib mengecek sudah mengatur fitur Exclude atau belum.
Selama tiga cara tersebut dilakukan, maka biasanya secara otomatis skor uji di Turnitin akan rendah. Kecuali jika ada kesalahan teknis, seperti keliru dalam menentukan exclude pengecekan atau faktor lainnya.
Salah satu cara terbaik memang adalah melakukan parafrase. Sebab sangat tidak mungkin karya ilmiah bebas dari kutipan. Maka menurunkan kutipan langsung adalah solusi terbaik untuk mencegah similarity indeks melebihi batas skor toleransi.
Parafrase bisa menjadi solusi untuk menurunkan kutipan langsung. Sebab membuat kutipan tidak langsung secara efektif dengan teknik ini. Namun, bagaimana jika tidak memiliki cukup waktu melakukan parafrase? Bagaimana juga jika tidak memiliki keterampilan melakukan parafrase?
Anda tidak perlu cemas, karena bisa menggunakan layanan atau jasa parafrase dari Penerbit Deepublish. Sehingga parafrase akan dikerjakan tim ahli, berpengalaman, dan bersertifikasi BNSP. Dijamin hasil uji di Turnitin menunjukan skor similarity yang rendah.
Layanan ini bisa digunakan kapan saja ketika dibutuhkan. Informasi lebih lanjut mengenai jasa parafrase dan proses pemesanan. Anda bisa mengunjungi tautan Jasa Parafrase Penurunan Similarity pada Turnitin.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman mengenai topik kelemahan maupun kelebihan Turnitin dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…