Daftar Isi
Jika ingin menjadi seorang guru maka harus menguasai 4 kompetensi, dan salah satunya adalah kompetensi pedagogik. Hal ini sesuai dengan isi dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kompetensi Guru.
Guru yang merupakan learning agent atau agen pembelajaran memiliki banyak sekali tugas dan tanggung jawab. Tidak hanya menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada siswanya saja. Melainkan juga harus mampu menjadi fasilitator, motivator, pemberi inspirasi, dan merekayasa pembelajaran.
Supaya bisa menjalankan semua tugas dan tanggung jawab tersebut, setiap guru kemudian diwajibkan menguasai setidaknya 4 kompetensi dasar. Hal ini penting agar bisa menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Salah satu kompetensi yang banyak mencuri perhatian adalah kompetensi pedagogik. Berikut informasinya.
Kompetensi jenis pedagogik selalu disampaikan dalam semua konten yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Ditujukan kepada tenaga pendidik yakni guru dan juga dosen. Namun, sudahkah paham pengertian dari kompetensi jenis ini?
Pada dasarnya, kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
Secara lebih luas, kompetensi jenis ini mengacu pada keterampilan seorang guru untuk mengelola proses pembelajaran dan juga mengatur interaksi di dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
Interaksi ini bisa berasal dari guru dengan siswa maupun interaksi antara satu siswa dengan siswa lainnya. Seorang guru lewat kompetensi ini tak hanya mampu menjelaskan materi namun mampu mengemasnya dengan baik.
Sehingga materi lebih mudah dipahami, terdengar lebih menarik sehingga mendapatkan perhatian siswa, dan mampu menghidupkan suasana belajar yang kondusif. Selain itu juga keterampilan untuk merekayasa pembelajaran.
Misalnya mengubah metode pembelajaran dari monoton menjadi lebih segar, menarik, dan atraktif. Keterampilan ini meskipun hanya terdiri dari satu kata. Aktualnya ketika dipelajari dan diterapkan membutuhkan banyak sekali kemampuan.
Keterampilan pedagogik kemudian menjadi sangat penting untuk dikuasai. Bahkan masuk ke dalam 4 kompetensi dasar yang wajib dikuasai oleh calon guru. Jadi, siapa saja yang punya impian menjadi guru maupun dosen wajib mengasah keterampilan satu ini.
Baca Juga:
10 Kerja Sampingan Dosen yang Paling Menguntungkan
12 Tipe Mengajar Dosen Masa Kini di Kampus, Valid kan?
10 Tipe Dosen saat Mengajar Daring, Anda yang Mana?
10 Alasan Perlunya Dosen Menjalin Hubungan Baik dengan Mahasiswa
Supaya bisa menguasai keterampilan jenis pedagogik ini, maka calon guru maupun dosen wajib mengetahui seluruh aspek yang menyertainya. Dilansir dari berbagai sumber, keterampilan satu ini setidaknya memiliki 7 aspek yang harus dipelajari dan dikuasai.
Apa saja 7 aspek yang dimaksudkan disini? Berikut penjelasan lengkapnya:
Aspek pertama dalam kemampuan pedagogik adalah mampu memahami karakter peserta didik. Hal ini sangat penting, karena jika tidak bisa memahami karakter siswa maka akan menyulitkan guru menyampaikan materi.
Lebih tepatnya, guru akan kesulitan menentukan metode apa yang harus digunakan saat menyampaikan materi ke siswa. Idealnya, metode mengajar disesuaikan karakter siswa.
Jika siswa masih kecil, misalnya merupakan guru kelas 2 SD tentu perlu memperbanyak kegiatan bermain sambil belajar. Selama mengajar perlu diselingi dengan kegiatan bermain seperti bernyanyi atau bermain tebak-tebakan.
Berbeda jika mengajar siswa di usia lebih besar, biasanya tidak harus diselipkan kegiatan bermain. Namun, harus mampu menjelaskan materi yang sekiranya mudah ditangkap oleh siswa.
Jadi, guru yang baik harus paham bagaimana mempelajari karakter siswanya agar kegiatan pembelajaran dijamin lancar. Pembelajaran menjadi lancar saat siswa bisa menyerap materi dengan baik dan bisa mengingatnya di luar kepala karena paham.
Aspek kedua dalam menguasai keterampilan pedagogik adalah memiliki kemampuan untuk mengembangkan kurikulum. Jadi, setiap guru harus memahami kurikulum yang diterapkan di sekolah.
Jika mengajar di sekolah negeri maka bisa mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan jika di sekolah swasta maka lebih fleksibel, beberapa sekolah swasta mengikuti kurikulum nasional.
Beberapa lagi menciptakan kurikulum sendiri, dan tidak sedikit yang mengusung kurikulum dari negara lain. Misalnya untuk sekolah berskala internasional yang kini semakin banyak di Indonesia.
Pengembangan kurikulum penting agar guru bisa menyajikan materi dan strategi pembelajaran sesuai kebutuhan siswa. Hal ini masih berhubungan dengan poin sebelumnya, dimana guru harus bisa memahami karakter siswa.
Setelahnya bisa menyesuaikan karakter ini dengan kurikulum yang diracik atau dikembangkan sendiri. Sebab poin utama dalam mengajar adalah memastikan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan paham materi yang disampaikan.
Berikutnya adalah aspek untuk menguasai teori belajar dan prinsip pembelajaran. Intinya seorang guru harus memahami materi yang akan diajarkan kepada siswanya. Sekaligus mampu menjelaskan materi tersebut dengan baik dan jelas.
Tak hanya menyampaikan ulang isi buku ajar ke hadapan siswa, namun mampu menjelaskan dengan detail sesuai karakter dan kebutuhan siswa di kelas. Hal ini bisa mendorong peningkatan pemahaman dan prestasi akademik siswa.
Seorang guru tentunya harus bisa membantu mengembangkan potensi peserta didik atau siswanya. Sehingga guru harus bisa melihat potensi seorang siswa dan memberikan dorongan atau bantuan agar potensi tersebut tumbuh dan berkembang.
Misalnya saja saat memeriksa hasil ujian, ada siswa yang nilai matematikanya sangat bagus. Artinya siswa tersebut memiliki potensi penguasaan matematika yang baik. Sehingga bisa dijadikan wakil sekolah mengikuti lomba matematika.
Tak hanya menyadari saja, guru juga harus bisa mendukung potensi siswa untuk berkembang. Misalnya menyediakan buku yang mengasah potensi siswa, memberi informasi kursus, dan membantu mendapatkan beasiswa.
Aspek penting berikutnya di dalam keterampilan pedagogik guru adalah mampu menyuguhkan kegiatan pembelajaran yang mendidik. Maksudnya adalah, guru bisa menyampaikan materi pelajaran sambil sesekali memberi keteladanan.
Misalnya, tak hanya menyampaikan materi tentang A tapi juga berbagi kisah pengalaman yang masih berhubungan. Pengalaman yang dibagikan ke siswa akan memberi pengaruh positif pada psikis siswa agar menjadi lebih baik. Sehingga guru tidak hanya mengajar tapi mendidik kepribadian mereka.
Guru yang baik adalah yang bisa menyampaikan materi dan bisa berkomunikasi dengan siswanya. Artinya, kemampuan pedagogik juga mencakup kemampuan guru untuk menjalin komunikasi dengan siswa.
Guru harus paham pemilihan kosakata dan gaya bahasa yang sesuai dan bisa ditangkap atau dipahami oleh siswa. Jangan sampai guru menjelaskan materi dengan istilah yang hanya diketahui dirinya sendiri.
Tugas guru tentu tidak jauh dari proses menyusun soal, memeriksa jawaban siswa terhadap soal, dan melakukan evaluasi. Jadi, keterampilan pedagogik melibatkan aspek penilaian dan evaluasi.
Guru harus bisa menentukan sistem penilaian atas materi yang disampaikan, baik teori maupun praktek. Nilai ini kemudian bisa dibuat menjadi angka yang mudah dipahami oleh siapapun. Termasuk siswa itu sendiri.
Selain itu, guru juga harus bisa melakukan evaluasi. Saat nilai ujian mayoritas siswa di kelas rendah. Maka harus mencari tahu penyebabnya. Hasil evaluasi akan membantu memperbaiki metode pembelajaran, sehingga kemampuan akademik siswa bisa meningkat.
Jika membahas mengenai kompetensi pedagogik maka akan membahas juga mengenai indikator yang ada di dalamnya. Mengutip dari yang dipaparkan di dalam buku berjudul Profesionalisme Guru dalam Memahami Perkembangan Peserta Didik karya dari Silphy A. Octavia.
Dijelaskan sejumlah indikator di dalam kompetensi pedagogik, yaitu:
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang di dalamnya menyebutkan kompetensi pedagogik sebagai kompetensi dasar seorang pengajar.
Maka kompetensi satu ini wajib dikuasai oleh seorang guru, dan kewajiban ini tentu saja bukan tanpa alasan. Sebab kompetensi atau keterampilan pedagogik memiliki arti penting agar seorang guru bisa menjalankan perannya dengan baik. Arti penting tersebut antara lain:
Penguasaan terhadap kompetensi jenis pedagogik sangat penting untuk guru, karena lewat penguasaan ini guru bisa memahami peserta didik dengan baik. Sehingga bisa tahu karakternya bagaimana, kesulitannya apa, dan lain-lain.
Guru berperan sebagai fasilitator dalam mendukung kegiatan belajar peserta didik. Maka lumrah jika guru dituntut untuk bisa memahami dan mendalami karakter siswa. Sudah seperti peran orangtua kepada anak kandungnya sendiri.
Pemahaman karakter membantu guru mengisi kegiatan belajar mengajar dengan baik. Selalu pas, sesuai kebutuhan siswa dan membuat pemahaman mereka selalu maksimal.
Kompetensi pedagogik penting bagi guru agar bisa memahami prinsip pembelajaran. Mulai dari pentingnya pemahaman materi, bagaimana memilih metode pembelajaran, mencari alat bantu mengajar, dan menyampaikan materi dengan jelas.
Penyampaian materi dengan jelas tidak hanya berhubungan dengan intonasi suara yang tegas dan bisa didengar dengan jelas. Akan tetapi mampu menyampaikan materi dengan runtut sekaligus terasa menarik.
Guru yang merupakan fasilitator dan motivator juga memiliki kewajiban untuk menyadari potensi siswa. Kemudian berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut. Sebab guru manapun tentu bahagia jika muridnya sukses.
Oleh sebab itu, kompetensi pedagogik membantu guru untuk mendukung semua siswanya sukses lewat jalannya masing-masing. Guru harus tahu mana siswa yang pintar dari otak kanan dan mana yang otak kiri.
Tidak semua siswa harus punya nilai matematika yang bagus, beberapa cukup berprestasi di bidang olahraga, seni rupa, dan seterusnya. Potensi ini harus dikenali guru dan tidak asal memarahi siswa jika nilai ujiannya rendah.
Arti penting selanjutnya dari kompetensi jenis pedagogik adalah membantu guru memaksimalkan kegiatan dan hasil pembelajaran. Pemahaman guru terhadap karakter siswa dan potensinya.
Membantu mereka menjelaskan materi dengan lebih baik yakni memakai metode yang tepat dan alat bantu mengajar yang sesuai. Sehingga kegiatan mengajar menjadi seru dan menyenangkan yang sanggup meraih perhatian seluruh siswa.
Hasilnya sudah tentu ikut maksimal. Terlihat dari pemahaman siswa yang lebih baik sehingga nilai akademik mereka ikut membaik saat ujian. Tak hanya nilai akademik, nilai non akademik juga bisa membaik dengan penguasaan pedagogik tadi.
Menjadi guru memang akan dihormati dan disegani oleh siswa sampai wali atau orangtua siswa. Namun, disegani dan dihormati tentu berbeda definisi dengan kata ditakuti.
Tidak sedikit guru yang dikenal galak dan judes, sekaligus dikenal tidak bisa mengajar sehingga siswa susah paham. Kondisi ini bisa dihindari jika keterampilan pedagogik sudah dikuasai.
Sebab kompetensi tersebut juga mencakup unsur kemampuan komunikasi dengan siswa yang diajar. Jadi, guru akan berusaha membaur dan bisa diajak bicara atau mengobrol para siswa meskipun usia terpaut jauh.
Guru akan berusaha menjadi teman bagi siswanya sehingga bisa dekat dan membantu siswa berani di kelas. Misalnya berani bertanya, berani meminta guru untuk mengadakan les tambahan, dan lain-lain. Hal ini tentu berdampak positif pada mutu pendidikan siswa dan sekolah itu sendiri.
Baca Juga:
5 Tipikal Dosen saat Menguji Sidang Skripsi, Relate Banget?
10 Tipe Dosen saat Mengajar Daring, Anda yang Mana?
Langkah Mudah Membuat Jurnal Ilmiah Bagi Dosen
Membantu memperluas lagi pemahaman tentang kompetensi pedagogik, maka berikut beberapa contoh kasus yang bisa dan bahkan umum terjadi di lapangan:
Seorang guru memiliki kewajiban untuk menguasai teori belajar, sehingga bisa diperlihatkan lewat penjelasannya tentang suatu materi. Apakah bisa mendalam atau sebaliknya.
Wawasan guru terhadap ilmu pengetahuan yang dipelajarinya sangat penting untuk menunjang proses transfer ilmu ke siswa atau peserta didik. Misalnya guru olahraga, wajib paham teori permainan sepakbola sekaligus bagaimana mempraktekkannya.
Teori dan praktek yang sejalan menunjukan wawasan keilmuan guru olahraga tersebut sudah baik. Selain itu bisa menjelaskannya dengan baik juga kepada seluruh siswa.
Guru dalam kompetensi pedagogik harus bisa memahami karakter siswa dan mengenal potensi mereka. Contohnya adalah proses memahami tingkat kecerdasan maupun tingkat pemahaman siswa.
Misalnya dengan mengajukan sejumlah pertanyaan di tengah pembelajaran maupun di akhir. Hal ini ditujukan untuk mengetes seberapa dalam pemahaman siswa terhadap materi yang baru saja disampaikan.
Bagi siswa yang pemahaman masih kurang, cenderung introvert sehingga tidak aktif menjawab, dan sebagainya. Maka perlu dipelajari lagi teknik terbaik untuk mengembangkan kemampuan mereka di kelas.
Kompetensi jenis pedagogik juga mencakup kemampuan guru untuk menyadari dan mendorong perkembangan potensi siswa. Salah satu contoh penerapannya adalah memberikan bimbingan secara khusus bagi siswa yang berpotensi.
Misalnya seorang guru seni tari, menjumpai ada 5 dari 40 siswa di kelas yang punya keterampilan baik dalam menari. Maka guru seni tari ini bisa berinisiatif untuk memberi bimbingan atau les tambahan.
Kemudian mengikutkan siswa tersebut ke berbagai lomba seni tari, baik tradisional maupun modern. Langkah ini membantu guru ikut mengembangkan potensi siswa, dan sifatnya bisa akademik maupun non akademik.
Penjelasan lengkap tentang kompetensi pedagogik di atas diharapkan bisa membantu memahaminya dengan mendalam. Sehingga bisa lebih mudah dikuasai dan diterapkan untuk menemani karir sebagai tenaga pengajar. Kompetensi ini tetap harus terus dikembangkan, sehingga setiap guru harus berusaha untuk selalu mengembangkan dirinya.
Artikel Terkait:
Pengertian Akreditasi, Sejarah, Kriteria, dan Cara Mengeceknya
Apa itu PhD? Ini Perbedaaan PhD dan Doktor
Mengenal 4 Sumber Angka Kredit Dosen
Skema Perhitungan Angka Kredit Dosen Terbaru
Syarat-Syarat yang Dipenuhi Dosen agar Naik Jabatan Akademik
Penilaian Poin Angka Kredit Dosen – Kuasai 3 Ketentuan
Bisa Membantu Akreditasi Institusi, Inilah 7 Manfaat Menulis Buku Bagi Dosen
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…