Daftar Isi
Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA. Semua orang tentu setuju bahwa buku adalah gudangnya ilmu, sebab dari buku ada banyak ilmu pengetahuan bisa dipelajari tanpa perjuangan berarti. Dikatakan demikian, karena pencari ilmu cukup membeli atau meminjam suatu buku di perpustakaan dan kemudian membacanya.
Tidak perlu lagi kuliah bertahun-tahun di suatu perguruan tinggi, dan tak perlu pula belajar dari banyak ahli di suatu bidang keilmuan. Lewat buku semua orang yang tadinya fakir ilmu bisa kaya ilmu, dari orang yang tadinya tidak tahu apa-apa menjadi bisa tahun secuil hal penting dalam kehidupan.
Memahami bahwa peran buku sangat krusial dalam kehidupan, maka sudah sepatutnya banyak kegiatan dilakukan untuk mendorong kegiatan menulis buku. Sehingga buku yang tersedia di pasaran bisa lebih banyak dan tentunya menyajikan ilmu yang lebih relevan. Hanya saja menulis buku tidak bisa disebut persoalan mudah.
Dosen yang merupakan profesi dengan kewajiban menulis buku pun dihadapkan pada banyak kesulitan. Sehingga tidak sedikit dosen yang terbilang kurang produktif dalam menulis buku, sekalipun hukumnya sudah wajib.
Kesulitan yang dihadapi para dosen ini ternyata dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari minimnya keterampilan dalam menulis sampai kesibukan yang super padat. Selain dari itu masih banyak lagi faktor yang membuat produktivitas dosen dalam menulis buku tersendat.
Berbagai kesulitan yang membuat para dosen susah untuk produktif dalam menulis kemudian mendorong berbagai pihak untuk mencari solusi terbaik. Kesulitan ini pula yang kemudian mencetuskan kegiatan bertajuk Kopi Darat Virtual dari Komunitas SEVIMA untuk membahas solusi terbaik mengatasinya.
Kopi Darat Virtual tersebut digelar melalui platform Zoom dan digelar pada Selasa (06/04/2021). Acara virtual ini sendiri terselenggara atas kerjasama dari 750 dosen dan pimpinan dari Universitas Kepulauan Riau yang tergabung dalam Komunitas SEVIMA. Kegiatan diisi dengan diskusi mencari solusi mengatasi kesulitan para dosen dalam menulis.
Diskusi tersebut kemudian menghadirkan rekan sejawat Dr. Suryo Hartanto, M.Pd.T selaku Wakil Rektor Universitas Riau Kepulauan dan juga Juara Dosen Berprestasi se-Sumatera (DI DIKTI Wilayah 10. Diskusi ini kemudian disepakati ada 4 (empat) tips penting dalam menulis buku.
“Tips menulis buku, kita sepakati ada empat hal. Antara lain: 1) menggali potensi diri, 2) mengenali jenis buku, 3) mengerti sistematika penulisan, dan 4)menjaga standar kelayakan buku,” ungkap Suryo dalam acara Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA di Kepulauan Riau.
Dalam acara diskusi secara virtual yang dihadiri anggota dari Komunitas SEVIMA Kepulauan Riau tersebut, Dr. Suryo berbagi sejumlah tips yang memudahkan para dosen untuk bisa menulis buku. Sehingga setiap tahunnya bisa menyelesaikan minimal satu buku, dan tidak tertutup kemungkinan bisa menerbitkannya.
Dr. Suryo menerangkan kepada para peserta diskusi virtual, bahwa kegiatan menulis buku pada dasarnya tidak sulit. Menjadi sulit ketika tidak paham bagaimana memulainya. Sehingga aktivitas menulis kemudian berhenti dan tidak ada tulisan yang berhasil diselesaikan.
Menulis sendiri pada dasarnya bisa menjadi mata pencaharian bagi penulisnya, sehingga memberi pemasukan tambahan bagi kalangan dosen. Sayangnya meskipun dengan keuntungan tambahan seperti ini belum banyak dosen yang mengerti bagaimana menulis buku referensi dan buku ajar yang tepat.
Oleh sebab itu, setiap dosen yang hendak menulis perlu memulainya dengan menggali potensi diri. Hal ini menjadi hal pertama yang perlu dilakukan setiap penulis, termasuk juga dosen.
Setiap penulis perlu menggali potensi diri yang dimiliki, dan menulis sendiri sebenarnya bukanlah bakat dari lahir. Melainkan hasil dari proses dan latihan yang dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan. Secara perlahan setiap penulis akan mampu menciptakan suatu karya tulis yang spektakuler.
Maka Dr. Suryo menyarankan kepada setiap dosen untuk terus berlatih menulis dengan menggali bidang dan minat yang dikuasai.
“Menulis buku merupakan suatu proses belajar. Penulis tak akan bisa menjadi hebat jika tidak menggali potensi diri mereka dan terus berlatih. Agar bisa sukses dalam menulis, seorang penulis wajib menggali bidang minat yang dikuasai..”, ungkapnya.
Baca Juga: Berikut ini Tips Menulis Buku Referensi dengan Tim Dosen
Tips kedua yang disampaikan Dr. Suryo adalah mewajibkan setiap dosen yang hendak menulis untuk mengenali jenis buku yang akan ditulis. Hal ini penting untuk membantu dosen yang bersangkutan agar lebih mudah dalam menyesuaikan gaya kepenulisan.
Sebagai pengajar dan penulis, dosen secara umum paling sering menulis dua jenis buku. Pertama adalah buku ajar, yakni buku yang disusun dosen untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan dijadikan pegangan oleh mahasiswa agar lebih mudah mengikuti pembelajaran tersebut.
Kedua, adalah buku teks yang merupakan salah satu jenis buku yang digunakan sebagai sumber referensi maupun informasi yang disesuaikan dengan bidang keilmuan dari masing-masing dosen.
Keduanya merupakan jenis buku yang juga bisa dipakai dosen untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran. Sehingga buku yang ditulis oleh kalangan dosen tidak berbeda jauh dengan buku yang ditulis oleh mereka yang bukan berprofesi sebagai dosen.
Dosen umumnya menulis dua jenis buku, yakni buku teks dan buku ajar. Tujuannya untuk bisa dimanfaatkan oleh kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Selain itu juga menulis buku-buku populer yang ditujukan untuk masyarakat umum saja, seperti novel yang tersedia di pasaran.
Jadi, dosen bisa menulis buku populer yang ditujukan untuk masyarakat pada umumnya. Sehingga ada beberapa dosen yang juga dikenal sebagai penulis novel populer. Tidak masalah, karena sama-sama kegiatan menulis dan bermuara pada satu hal. Yakni semakin melatih keterampilan dalam menulis.
“Jadi kalau dosen membutuhkan buku untuk pembelajaran di kelas, maka formatnya buku ajar dan buku teks. Sedangkan kalau ingin bukunya dibaca masyarakat luas, ya format buku populer seperti biasa kita temukan di novel-novel,” terang Dr. Suryo.
Baca Juga: Menulis Buku Monograf: Kriteria Penilaian Kredit Poin
Tips penting selanjutnya adalah kewajiban para penulis atau dosen yang ingin menulis untuk mengerti sistematika penulisan. SIstematika ini merupakan unsur penting bahkan krusial untuk menjadikan hasil tulisan mampu dipahami makna dan informasinya oleh pembaca.
Sistematika penulisan yang baik membuat suatu tulisan disampaikan secara urut dan runtut. Mudah untuk dipahami karena disampaikan secara bertahap sesuai tingkatannya. Dimulai dari hal mendasar dan umum kemudian berlanjut ke pembahasan yang lebih khusus dan lebih sulit.
Ketika dosen sudah bisa mengerti sistematika penulisan, maka buku ajar maupun buku teks yang disusun akan lebih mudah dipahami isinya. Materi pembelajaran yang disampaikan lewat tulisan akan mudah dimengerti oleh mahasiswa. Hal ini tentunya akan mendorong pencapaian pembelajaran pada suatu mata kuliah.
Disampaikan pula oleh Dr. Suryo, bahwa dengan memahami sistematika penulisan maka penulis akan mampu menjelaskan sesuatu dengan baik. Sekaligus membantu orang (pembaca) yang tadinya tidak mengetahui suatu topik di dalam tulisan yang dibaca menjadi bisa mengetahuinya.
Dr. Suryo kemudian memberi contoh mengenai informasi terkait pandemi Covid-19. Tidak semua orang memahami apa itu covid-19 dan bagaimana pencegahannya, kecuali oleh mereka yang memang berkecimpung di dunia kesehatan.
Namun, ketika tenaga kesehatan ini memiliki kemampuan baik dalam menulis dan paham sistematika penulisan. Maka informasi terkait Covid-19 bisa disampaikan dengan tepat kepada masyarakat umum. Masyarakat kemudian melalui informasi dari berbagai media bisa tahu apa itu Covid-19 dan cara mencegah penularannya.
“Ambil contoh topik tentang COVID-19. Kita semua bisa memahami pandemi ini, walaupun bukan orang kesehatan, bisa ikut membaca artikel tentang COVID-19, dan akhirnya ikut menjaga protokol kesehatan. Ini tidak lepas dari kemampuan para ahli kesehatan untuk menulis secara sistematis dan bisa dipahami audiens luas,”, jelas Dr. Suryo.
Tips terakhir yang disampaikan Dr. Suryo melalui acara Kopi Darat Virtual Komunitas SEVIMA tersebut adalah kewajiban setiap dosen untuk memahami dan menjaga standar kelayakan buku. Hal ini juga menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami dan terus dijaga oleh setiap dosen yang ingin produktif menulis.
Adapun standar kelayakan buku ini disampaikan Dr. Suryo sebaiknya disesuaikan dengan kaidah yang sudah ditentukan. Dimulai dari kaidah mengenai penulisan daftar pustaka sampai kaidah tentang hak cipta.
Jadi, penting sekali untuk setiap dosen menghindari segala bentuk praktek plagiarisme. Supaya karya tulis yang dibuat tidak tersandung masalah di kemudian hari, sekaligus menunjukan kualitas diri sebagai penulis yang baik dan juga profesional.
Tak kalah penting, Dr. Suryo juga menyampaikan pentingnya bagi setiap dosen untuk selalu menguatkan niat dalam menulis. Tidak pernah merasa takut untuk mulai menulis dan tidak pernah juga merasa takut untuk salah ketika melakukan kegiatan menulis.
Setiap dosen yang sudah berhasil menyelesaikan tulisannya, maka perlu memilih penerbit yang kompeten dan tentunya kredibel. Sehingga dibantu untuk mempublikasikannya secara resmi sesuai dengan aturan yang ada.
“Jadi jangan sampai plagiat, dan terus pertahankan pondasi diri dengan cara: menguatkan niat, tak takut untuk memulai menulis, tak takut salah, dan memilih penerbit yang kompeten dan kredibel. Jika seorang penulis memiliki empat pondasi ini, bisa dipastikan mereka akan sukses dalam menciptakan suatu karya dan standarnya tetap terjaga,” , terang Dr. Suryo.
Baca Juga: Cara Menulis Buku Ajar Tepat Sasaran
Melalui apa yang disampaikan Dr. Suryo mengenai 4 tips menulis buku untuk kalangan dosen. Tentunya membantu setiap dosen mendapat pencerahan u
ntuk bisa menulis dengan baik dan benar. Sekaligus paham bagaimana memulai kegiatan menulis untuk bisa produktif dan berhasil menyelesaikan satu buku ke buku lainnya.
Tak hanya membahas mengenai kegiatan menulis, ajang Kopi Darat Virtual dari Komunitas SEVIMA juga membahas hal lain yang berhubungan dengan profesi dosen. Ajang ini sendiri diketahui merupakan ajang rutin yang digunakan untuk berbagi ilmu sekaligus menjadi wadah silaturahmi bagi para anggota komunitas.
Naila Rohmaniyah, M.Pd., selaku Wakil Ketua Sekolah Tinggi SPAI Assidiqiyah dan anggota Komunitas SEVIMA mengaku mendapatkan ilmu penting di acara kali ini. Sebab menurutnya empat tips menulis buku yang dijelaskan Dr. Suryo terbilang mudah untuk diaplikasikan.
Pemahaman terhadap apa yang disampaikan pun terasa lebih mudah, karena diskusi berjalan dengan santai. Sembari diselingi dengan kegiatan ngopi. Ilmu yang didapatkan pada diskusi virtual kali ini tentunya bisa membantu para dosen untuk kedepannya bisa lebih produktif dalam menulis buku sesuai bidang masing-masing.
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…