Information

Tipografi: Pengertian, Sejarah, hingga Jenis-Jenisnya

Tipografi. Salah satu hal penting saat menerbitkan buku adalah pemilihan font atau tipografi. Pemilihan font tipografi ini biasanya berhubungan erat dengan graphic designer.

Bagi seorang graphic designer, tipografi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan tidak hanya untuk menarik perhatian tapi juga untuk menyampaikan karakter dan pesan brand kepada target audiensnya. 

Agar kamu lebih mengenal konsep dan pentingnya penerapan tipografi dalam desain grafis untuk keperluan menerbitkan buku simak dulu ulasan berikut ini.

Pengertian Tipografi

Tipografi adalah seni atau teknik menyusun huruf dan teks dengan cara yang dapat membuatnya dapat terbaca, jelas dan menarik secara visual bagi pembacanya. Secara umum tipografi adalah seni memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Misalnya, dengan menggunakan typeface dan gaya font yang berbeda, menyesuaikan ukuran, jarak antara huruf dan kata, dan lain-lain. 

Tipografi menjadi salah satu bagian penting dari desain. Pasalnya kata-kata yang sama sekalipun tetap dapat menyampaikan pesan dan kesan yang berbeda tergantung pada desainnya. 

Lihat saja berbagai contoh penggunaan tipografi yang bisa kamu temukan dalam logo, poster, brosur, website, buku atau apa pun itu yang melibatkan unsur teks.

Pengertian Tipografi Menurut Para Ahli

Menurut Wikipedia, Tipografi atau tata huruf merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.

Menurut para ahli berikut pengertian tipografi sebagai berikut:

1. Darmadi

Menurut Darmadi tipografi adalah sebuah karya seni penggunaan jenis huruf. Yang adalah sebuah karya seni yang cukup rumit, apalagi kerumitannya ditambah dengan medium design web yang terbatas tetapi juga adalah suatu elemen yang sangat penting dalam komunikasi dengan para pengunjung.

2. Sudiana

Menurut Sudiana, tipografi dapat memiliki pengertian luas, yang meliputi penataan dan pola halaman, atau juga setiap barang cetak. Pengertian yang lebih sempit juga hanya meliputi pemilihan, penataan, dan berbagai hal yang bertalian pengaturan baris-baris susunan huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur lain bukan huruf pada halaman cetak.

3. Roy Brewer(1971)

Menurut Roy Brewer, tipografi dapat memiliki pengertian luas yang meliputi sebuah penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Salam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal berkaitan pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk pada ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.

Baca Juga: 17 Pilihan Font Terbaik Untuk Buku

Tujuan Tipografi

Seperti telah dijelaskan dalam definisi di atas, tipografi mempunyai tujuan agar pembaca mendapatkan kemudahan dan kenyamanan, baik itu dalam hal melihat kejelasan bentuk huruf (legibility) maupun keterbacaan (readability).

Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:

  • Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.
  • Penggunaan warna
  • Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:

  • Jenis huruf
  • Ukuran
  • Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
  • Kontras warna terhadap latar belakang

Sejarah Tipografi di Dunia

Jika Sejarah perkembangan tipografi di dunia dimulai dengan penggunaan PICTOGRAPH. Berkembang hingga ditemukan jenis huruf HIERATIA yang terkenal dengan nama HIEROGLYPHE (Abad 1300 SM). Puncak perkembangan typography terjadi sekitar abad ke-8 SM di Roma yang mengawali terbentuknya huruf-huruf Romawi.

Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.

Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet

Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.

Kemajuan teknologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe Systems merilis PostScript Font dan di tahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporations mengeluarkan TrueType Font. Postscript Font dan TrueType Font adalah huruf elektronik atau yang disebut font. 

Huruf digital sesungguhnya berupa bahasa komputer yang berfungsi menerjemahkan kode-kode untuk menghasilkan tampilan bentuk huruf yang sempurna baik di layar monitor maupun pada saat pencetakan. Saat ini dapat ditemukan berbagai jenis huruf digital yang digunakan dalam program komputer.

Baca Juga: 11 Jenis Font Untuk Pilihan Desain & Buku

Sejarah Tipografi di Indonesia

Sebelum penjajahan Belanda dan kedatangan tamu bangsa barat, sejarah tipografi di Indonesia dimulai dari penggunaan berbagai aksara di masing – masing daerah di Indonesia, seperti: Aksara Jawa, Bali, Bugis Makasar dan Batak. Mari kita bagi fase ini menjadi dua bagian. 

Fase sebelum penjajah datang, sejarah tipografi dimulai dengan adanya tulisan aksara. 

1. Penggunaan Aksara

a. Aksara Jawa

Aksara Jawa Hanacaraka termasuk ke dalam kelompok turunan aksara Sansekerta yang berasal dari Hindustan. Huruf ini dibawa oleh Raja Aji Saka yang datang ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Huruf yang diperkenalkan pada waktu itu sebenarnya bukan huruf tetapi suku kata, yang terdiri atas suku kata: Ha, na, ca, ra, ka, ga, ta, ma, nga, ba, sa, wa, la, pa, da, ja, ya, nya. Kedelapan belas aksara ini dapat dirangkaikan menjadi suatu kalimat untuk memudahkan menghafalkannya. Contoh Aksara Jawa. 

b. Aksara Bali

Aksara Bali berkembang dari huruf Pallawa yang dikenal dengan nama huruf Bali Kuno. Huruf ini berkembang pada sekitar abad ke-9 sampai abad ke-10. Sistem yang digunakan yaitu sistem silabik. Artinya, satu commit to user tanda mewakili satu suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata dimaksud. Tiap suku kata dibentuk dari satu konsonan dan satu vokal. Contoh Aksara Bali 

c. Aksara Bugis

Suku bugis merupakan salah satu suku yang terdapat di sumatera selatan. Suku bugis menggunakan dialek yang dikenal dengan Bahasa Ugi dan mempunyai tulisan huruf bugis yang disebut dengan Aksara Lontara Bugis. Aksara ini telah ada sejak abad ke-12 sejak melebarnya pengaruh Hindu di Indonesia.Aksara bugis berjumlah 23 huruf yang semuanya disusun berdasarkan aturan tersendiri. Kata Lontara berasal dari bahasa Bugis yang berarti Daun Lontar karena awalnya ditulis dalam daun lontar dan cara membacanya dari kiri ke kanan. 

d. Aksara Batak

Suku Batak merupakan salah satu suku yang berada di kawasan tanah tinggi sumatera utara dan berpusat di danau toba. Sistem penulisan aksara Batak Toba telah ada sejak abad ke-13, diperkirakan aksara tersebut berasal dari aksara Jawa Kuna, melalui aksara Sumatera Kuno. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku katasilaba atau silabis. 

Setiap aksara – aksara tersebut digunakan untuk masing – masing daerah asalnya saja, sehingga untuk sistem penulisan dalam komunikasi mengalami kendala antara daerah satu dengan daerah lainnya. 

2. Masa penjajahan Belanda

Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia membawa banyak perubahan dalam sistem penulisan huruf. Bangsa Belanda memperkenalkan sistem penulisan huruf sesuai dengan sistem huruf Roman. Sistem huruf Roman tersebut dapat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sistem penulisan yang baru karena sifatnya lebih general, dan dapat di pakai sebagai sarana komunikasi secara luas. 

Tipografi pada masa penjajahan Belanda awal mulanya digunakan dalam penyiaran berita dan iklan dalam persaingan perdagangan oleh bangsa Belanda. Pada tahun 1621, Jan Pieterszoon Coen seorang gubernur jenderal Hindia Belanda mengirimkan lembaran informasi ke pemerintah setempat di commit to user Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles. Surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan yang indah dengan merefleksikan naluri bersaing antara pemerintah Belanda dengan Portugis. 

Pada tahun 1744 surat tersebut diterbitkan dalam surat kabar Bataviasche Nouvelles, sebuah surat kabar yang diperuntukkan untuk mengiklankan produk Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia. Di era perang bangsa Indonesia melawan penjajah tipografi banyak juga digunakan dalam iklan – iklan propaganda namun keberadaannya dalam desain saat itu masih menggunakan bentuk – bentuk yang sederhana karena lebih menitik beratkan pada fungsinya sebagai informasi dan propaganda untuk berjuang melawan penjajahan. 

 Baca Juga: Cara Membuat Desain Buku, Mulai dari Software, Hingga Tips Membuat Desain Menarik

3. Era komputer grafis

Perkembangan tipografi setelah era penggunaan komputer grafis tidak jauh beda dengan perkembangan tipografi modern di dunia. Perkembangan tipografi modern di Indonesia didukung oleh kesadaran desainer untuk memakai desain font secara eksklusif dalam desainnya. Sehingga tipografinya tidak asal mengambil dari komputer atau font yang sudah ada. Meskipun sampai sekarang belum ada perusahaan di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pembuatan font namun banyak perusahaan – perusahaan desain lokal Indonesia maupun desainer secara pribadi yang membuat sendiri font-nya secara eksklusif.

Elemen Penting Tipografi

Tipografi memiliki dua elemen penting, diantaranya adalah:

1. Huruf teks

Pemilihan huruf teks menjadi elemen penting dalam tipografi yang harus diperhatikan. Usahakan untuk memilih huruf teks yang mudah dibaca dengan jenis font yang jelas. Misalnya jangan terlalu tebal dalam memiliki jenis font. Selain itu, perhatikan pula ukuran huruf yang digunakan. Jangan terlalu kecil dan jangan terlalu besar. 

2. Huruf judul

Pemilihan huruf judul juga menjadi elemen penting dalam tipografi. Usahakan untuk memilih jenis font yang indah, tetapi tetap bisa dibaca dengan mudah. Perhatikan pula ukuran huruf judul, biasanya huruf judul lebih besar dibanding huruf teks.

Klasifikasi Rupa Huruf

Diambil dari beberapa literatur, jenis huruf tipografi dapat digolongkan menjadi beberapa klasifikasi. Berdasarkan klasifikasi umum ditinjau dari sejara dan fungsinya, berikut ini pembagiannya. 

1. Blackletter atau Inggris Kuno atau Textura

Blackletter yaitu sebuah tulisan tangan berdasarkan (script) yang populer pada Abad Pertengahan (sekitar abad ke-17) di Jerman (gaya gothic) dan Irlandia (Celtic gaya).

2. Humanis atau Venetian

Humanis yakni sebuah tulisan tangan berdasarkan (script) gaya Romawi di Italia. Humanis ini disebut karena stroke seperti tulisan tangan manusia.

3. Old Style

Merupakan seni serif font yang memiliki suatu bentuk jenis logam, gaya ini telah mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.

4. Transitional

Transitional rupa pada huruf serif, pertama kali muncul sekitar 1692 oleh Philip Grandjean, bernama Roman du Roi atau “jenis huruf raja”, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV.

5. Modern atau Didone

Modern yaitu sebuah rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad ke-17, sebelum era modern.

6. Slab Serif atau Egytian Arts Serif

Yang muncul sekitar abad ke-19, kadang-kadang juga disebut Egyptian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni Mesir kuno dan arsitektur.

7. Sans – Serif

Sans adalah sebuah rupa huruf tanpa kait.

8. Grotesque Sans – Serif

Grotesque yaitu sebuah rupa hurf yang muncul sebelum abad 20.

9. Geometris Sans – Serif

Geometris merupakan dalam bentuk huruf tersebut berdasarkan sebuah bentuk geometris, seperti lingkaran persegi panjang dan segitiga.

10. Sans – Serif Humanis

Yaitu sebuah bentuk huruf seperti tulisan tangan manusia.

11. Display atau Dekoratif

Yang muncul sekitar abad ke-19, untuk dapat mengatasi kebutuhan di dunia periklanan. Karakternya yaitu  ukurannya yang besar.

12. Script dan Kursif

Yaitu huruf yang menyerupai tulisan tangan-tulisan tangan manusia. Script, yaitu huruf kecil dan terhubung satu sama lain, sementara Cursive tidak.

Baca Juga: Ukuran Kertas A1, A2, A3, A4, A5, A6 dan F4 dalam mm, cm dan inch

Jenis-Jenis Tipografi

Terdapat beberapa jenis tipografi ditinjau dari bentuknya. Berikut ini beberapa jenis huruf berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig. 

1. Serif (Berkaki)

Serif (Berkaki) adalah jenis huruf tipografi yang memiliki kaki pada setiap ujungnya contoh huruf serif adalah : Times New Roman , Georgia , Book Antiqua, dan Garamond huruf ini memiliki kesan tegas dan mewah digunakan untuk huruf di majalah , koran berita karena mudah dibaca dan diingat.

2. Sans serif

Tipografi sans serif ini lebih simple dan paling banyak digunakan pada era ini. Kesan yang ditimbulkan dari jenis tipografi ini modern, kontemporer, dan efisien. Jenis font yang ada di kategori Sans Serif yaitu Arial, Century Gothic, dan Verdana.

3. Dekoratif

Tipografi dekoratif tidak memiliki ciri khas yang spesifik seperti jenis-jenis yang lainnya. Huruf ini merupakan kategori pengembangan dari bentuk yang sudah ada, hanya ditambahkan hiasan atau ornamen. Contoh font dekoratif asalah Font Disney, Joker, dan Magneto.

4. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifat pribadi dan akrab.

5. Miscellaneous / Dekoratif

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental

Demikian penjelasan lengkap seputar tipografi dari pengertian hingga jenis-jenisnya. Semoga bermanfaat ya!

Salmaa

sharing and optimazing

Recent Posts

Ketik Ulang agar Tidak Plagiat, Emang Bisa?

Dalam menyusun karya tulis ilmiah maka akan identik dengan penambahan kutipan. Kutipan ini biasanya dicantumkan…

1 minggu ago

8 Cara Mencari Sinonim Kata untuk Prafrase

Salah satu upaya yang umum dilakukan penulis untuk menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan parafrase. Teknik…

1 minggu ago

Cara Mengubah Kata agar Tidak Plagiat dan Toolsnya

Ada banyak cara bisa dilakukan peneliti untuk menghindari plagiarisme saat menyusun karya ilmiah, salah satunya…

1 minggu ago

Cara Bebas Finansial bagi Akademisi, Bisa?

Berada di kondisi bebas finansial menjadi impian banyak orang di dunia, bisa jadi Anda termasuk…

1 minggu ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Buku Ber-ISBN di Jakarta

Bagi sebuah perguruan tinggi, memastikan dosen-dosen di bawah naungannya menerbitkan buku ber-ISBN adalah hal penting.…

1 minggu ago

Kerja Sama Workshop Penulisan Karya Ilmiah di Jakarta

Setiap perguruan tinggi di Indonesia tentu ingin memaksimalkan pencapaian IKU (Indikator Kinerja Utama). Ada banyak…

1 minggu ago