Information

100+ Kosakata Indonesia yang Jarang Diketahui

Tahukah Anda, bahwa ada beberapa dan bahkan cukup banyak kosakata Indonesia yang jarang diketahui? Bahasa Indonesia bisa disebut sebagai salah satu bahasa yang memiliki ragam kata yang kaya, alias sangat banyak. 

Menariknya, kosakata ini bisa berkembang dimana akan ada penambahan kosakata baru. Salah satunya dari adanya kata serapan yang diambil dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Jadi, apa saja kosakata yang masuk daftar jarang diketahui tersebut? 

Kosakata

Sebelum membahas mengenai daftar kosakata Indonesia yang jarang diketahui. Maka penting untuk membahas hal mendasar terlebih dahulu. Salah satunya mengenai definisi kosakata itu sendiri dan apa fungsinya. 

Kosakata memiliki definisi dalam jurnal Pendidikan Dwija Utama Edisi 2018 adalah sebagai semua kata dalam bahasa yang memiliki arti. Kosakata berperan penting untuk menyusun kalimat sehingga bermakna lebih luas.

Selain itu, oleh Soedjito kemudian memberi definisi pada kosakata sebagai berikut: 

  • Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa
  • Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara atau penulis
  • Kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan
  • Daftar kaya yang disusun seperti kamus dan disertai dengan penjelasan secara singkat dan praktis.

Sehingga, secara sederhana kosakata merupakan kumpulan kata dari suatu bahasa. Setiap bahasa di dunia memiliki kosakata yang kemudian memiliki makna tersendiri. Beberapa kosakata sangat mungkin memiliki makna hampir mirip, akan tetapi punya perbedaan kecil. 

Misalnya di dalam bahasa Indonesia adalah kata “senang” yang punya makna nyaris sama dengan kata “bahagia”. Inilah pentingnya menguasai banyak kosakata, termasuk kosakata Indonesia yang jarang diketahui. 

Fungsi Umum Kosakata

Kumpulan beberapa kosakata kemudian akan membentuk kalimat, kalimat yang berkumpul akan membentuk paragraf. Semua saling berkaitan dan memiliki makna yang saling menguatkan antara satu kalimat dengan kalimat lain. 

Kosakata terbentuk dengan proses komunikasi yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Secara umum, kosakata memiliki beberapa fungsi krusial, diantaranya: 

1. Media untuk Menjalin Komunikasi

Fungsi yang pertama dari kosakata, termasuk juga berbagai kosakata Indonesia yang jarang diketahui adalah media komunikasi. Saat dua orang atau lebih bertemu, maka akan terjalin komunikasi. 

Pemahaman dan penguasaan kosakata dari suatu bahasa memngkinkan mereka untuk saling bertegur sapa, bertukar informasi, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pemahaman kosakata perlu dimiliki semua orang agar bisa berkomunikasi dengan baik. 

2. Sarana Mendapatkan Pengetahuan

Menguasai kosakata akan membantu seseorang untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru. Sebab mereka bisa bertukar informasi dengan orang di sekitar atau membaca suatu publikasi. 

Sehingga bisa membantu memahami apa yang disampaikan lawan bicara maupun pembuat karya literasi. Hal ini mendukung mereka mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. 

3. Media untuk Berekspresi

Penguasaan kosakata dan bahkan terus berkembang, bisa membantu seseorang untuk berekspresi. Artinya, kosakata yang dikuasai membantu seseorang mengungkapkan apa yang dirasakan ke orang di sekitarnya. Sehingga terjalin komunikasi dan saling memahami. 

4. Mendukung Kemampuan Membaca dan Menulis

Lewat penguasaan kosakata, maka seseorang bisa memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis. Dua hal ini menjadi keterampilan penting untuk mengakses sumber ilmu pengetahuan berharga. 

Sehingga fungsi umum terakhir dari kosakata adalah mendukung penguasaan keterampilan membaca dan juga menulis. Dimana kedua keterampilan ini sangat dibutuhkan siapa saja, terutama di era seperti sekarang. 

Cara Mengetahui Kosakata Baru

Semua bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia memiliki kosakata yang banyak dan bahkan beragam. Selain itu, faktanya masih ada kosakata Indonesia yang jarang diketahui dan tentunya menjadi jarang digunakan. 

Fakta ini tentu mendorong keinginan diri sendiri untuk mengetahui lebih banyak kosakata, memahami, dan bisa menggunakannya untuk berkomunikasi. Lalu, adakah cara menemukan kosakata baru? Ternyata jawabannya ada. 

Dalam laman British Council Learn English Teens dijelaskan mengenai beberapa cara untuk menemukan dan menguasai kosakata baru lewat kegiatan membaca, yaitu: 

  • Mulai membaca karya tulis.
  • Membaca seluruh kalimat dalam satu paragraf.
  • Mencari tahu makna dari suatu kata yang masih asing atau tidak diketahui. Misalnya menggunakan kamus maupun mencari definisi di Google.
  • Memahami topik dalam teks atau kalimat di dalam karya tulis. Bisa dengan melihat judul yang menjelaskan topik utama.
  • Analisis, apakah kata baru tersebut memiliki kata dasar? Kemudian apa awalannya? Apa akhirannya?
  • Cari tahu dan ingat-ingat, apakah kata tersebut mirip dengan kata lain. Baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
  • Tuliskan kata tersebut di buku atau catatan, lengkap dengan definisi atau pengertian.

Kosakata Indonesia yang Jarang Diketahui

Sesuai penjelasan di awal, ada banyak sekali kosakata Indonesia yang jarang diketahui. Setelah paham apa itu kosakata dan bagaimana cara menemukan kosakata baru lewat kegiatan membaca. 

Maka penting pula untuk mengetahui daftar kosakata yang dalam bahasa Indonesia ternyata jarang diketahui.

Berikut kata-kata Indonesia yang jarang diketahui:

  1. Adarusa: orang yang meminjam sesuatu tapi tidak ada kemauan untuk mengembalikan.
  2. Adiwidia: pengetahuan yang paling tinggi.
  3. Aksa: jauh.
  4. Alum: garam sulfat yg mengandung logam bervalensi satu dan tiga
  5. Aluvial: tanah yg baru terjadi endapan air sungai.
  6. Alung: mata uang, bola kecil, keping logam yg dilemparkan kepada sasaran dalam permainan anak-anak.
  7. Alusio: majas perbandingan yg merujuk secara tidak langsung pada seorang tokoh atau peristiwa.
  8. Ancala: gunung.
  9. Andala: laut yang sangat dalam.
  10. Amerta: abadi.
  11. Arunika: cahaya matahari ketika pagi dimulai
  12. Asmaraloka: dunia cinta kasih.
  13. Asrar: rahasia.
  14. Atma: jiwa.
  15. Ayar: air.
  16. Babut: Permadani.
  17. Bacar: lancar dan banyak bicara; mulut yang suka berbicara (biasanya dalam arti yang kurang baik)
  18. Bacin: berbau busuk (seperti bau ludah, ikan busuk).
  19. Badam: merah-merah pada kulit (tanda penyakit kusta)
  20. Badung: nakal, bandel, susah diajar.
  21. Bahtera: perahu, kapal.
  22. Bahul: ikatan atau simpul.
  23. Baskara: matahari.
  24. Bena: menarik untuk diperhatikan, patut indahkan, ombak, air pasang.
  25. Bening: menggambarkan sosok yang bersih, putih, dan tidak bercampur apa-apa.
  26. Bernas: berisi penuh (tentang butir padi, susu, bisul, dan sebagainya), banyak isinya (tentang pidato, ceramah, petuah, dan sebagainya), dan dapat dipercaya.
  27. Bermastautin: bertempat tinggal, tinggal (di)..
  28. Binar: bersinar atau bercahaya.
  29. Buana: dunia, jagat, benua.
  30. Bumantara: angkasa.
  31. Cabak:  cabik yang lebar, koyak.
  32. Cabir: robek panjang; koyak; cabik.
  33. Cabuh: kacau, rusuh, heboh.
  34. Cabau:cakar, garuk.
  35. Cacah: gambar pada kulit, tato.
  36. Candala: rendah diri, hina, nista.
  37. Candramawa: hitam bercampur putih (warna bulu kucing).
  38. Dacron: Cap dagang serat sintetik polyester.
  39. Dadih: air susu sapi, kerbau, dan sejenisnya yang pekat atau dikentalkan.
  40. Daksa: tubuh.
  41. Daga: perbuatan menentang, haus.
  42. Dagel: melucu (berjenaka, melawak, dsb) untuk membuat orang tertawa.
  43. Dagi: botak (sedikit) kecil.
  44. Dera: pukulan.
  45. Dersik: desir.
  46. Distraksi: mengalihkan perhatian.
  47. Dirgantara: segala sesuatu yang ada di atas bumi, meliputi langit dalam atmosfer hingga luar angkasa.
  48. Ecer: mengecer, menjual secara sedikit-sedikit, mengeteng.
  49. Edan: tidak waras, gila.
  50. Ebi: udang yg sudah dikeringkan, biasanya dipakai untuk bumbu.
  51. Eja: melafalkan (menyebutkan) huruf-huruf satu demi satu.
  52. Ejan: mengejan atau mengadakan tekanan di dalam tubuh bagian bawah (perut) seperti ketika hendak buang air besar dan melahirkan.
  53. Eskalasi: kenaikan, pertambahan.
  54. Faal: alamat yang meramalkan sesuatu (nasib dsb), tanda.
  55. Fadilat: kemuliaan, keluhuran, keutamaan ibadah, amal, dsb.
  56. Fag: virus yang menyerang renik tertentu dan menyebabkan hancurnya dinding sel jasad renik.
  57. Falak: lengkung langit, lingkaran langit, cakrawala.
  58. Fam: nama keluarga, marga.
  59. Fiat: persetujuan penuh dan resmi.
  60. Faktitius: rekaan, buatan, perbuatan yang disengaja.
  61. Gabir: kikuk, canggung, tidak tangkas, belum biasa.
  62. Gabruk: bunyi yg keras seperti barang jatuh.
  63. Gapah: cekatan, tangkas.
  64. Gala: pesta, perayaan.
  65. Galat: kekeliruan, kesalahan, kecacatan, atau nilai dan kondisi yang tidak konsisten dengan nilai yang benar.
  66. Genta: Lonceng besar.
  67. Gemintang: susunan bintang, peta bintang, atau rasi.
  68. Hasta Karya: kerajinan tangan.
  69. Hirap: hilang.
  70. Jatmika: sopan santun yang berkaitan dengan tingkah laku, gerak-gerik, dan sebagainya.
  71. Jenggala: hutan, rimba.
  72. Jumantara: awang-awang langit udara.
  73. Kalis: memiliki banyak arti dalam KBBI yaitu suci, bersih, murni, tidak berkilat atau bersinar, atau tidak dapat kena penyakit (kebal).
  74. Kama: cinta, nafsu, kesenangan, kerinduan.
  75. Karsa: kehendak, niat.
  76. Ketaksaan: Kekaburan, keraguan (tentang makna), ambigu.
  77. Klandesin: kata kerja yang memiliki makna secara rahasia, secara gela, atau secara diam-diam.
  78. Lakara: perahu kecil.
  79. Lembayung: warna merah bercampur ungu.
  80. Lenggak-lenggok: Kata yang menggambarkan ketenangan dan keheningan alam yang sepi.
  81. Loka: dunia, tempat.
  82. Maharani: perempuan, ratu, atau kaisar perempuan.
  83. Mahligai: ruang tempat kediaman raja atau putri-putri raja dalam lingkungan istana.
  84. Masygul: sedih, murung.
  85. Mega: awan.
  86. Menaki: menentang, membantah.
  87. Menjura: membungkuk dengan menangkupkan kedua tangan (memberi hormat).
  88. Melaung: berteriak kuat dan nyaring.
  89. Merapah: menjelajah, mengembara.
  90. Nestapa: penyesalan, sedih, susah hati.
  91. Nirmala: tanpa cacat, bersih, suci.
  92. Nirwana: surga, konsep Buddha tentang keadaan setelah mati yang tanpa penderitaan (sehingga tidak perlu bereinkarnasi).
  93. Pitarah: nenek moyang.
  94. Rahayu: selamat, tentram.
  95. Rahara: perempuan atau gadis pada usia yang sudah selayaknya menikah.
  96. Redum: suram, redup, mendung.
  97. Renjana: rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih, dan sebagainya).
  98. Relikui: benda keramat.
  99. Rinai: gerimis, rintik-rintik.
  100. Rindang: adem dan damai.
  101. Rona: cahaya muka.
  102. Sabitah: bintang yang dari bumi, posisinya tampa tetap dan tidak bergerak.
  103. Sadrah: pasrah.
  104. Sahaja: apa adanya.
  105. Sandyakala:cahaya merah saat senja.
  106. Sangkil: sampai, berdaya guna, efisien.
  107. Sempena: berkat, mimpi.
  108. Senandika : firasat, konflik batin yang paling dalam, wacana dengan diri sendiri dalam drama untuk mengungkapkan perasaan.
  109. Sanubari: jantung hati.
  110. Saujana: sejauh mata memandang.
  111. Sawala: debat.
  112. Sujana: bijaksana, pandai.
  113. Suryakanta:
  114. Swakarya: hasil kerja sendiri. Kata ini berhubungan dengan kreativitas.
  115. Swastamita: pemandangan indah saat matahari terbenam. Kata ini digunakan untuk menggambarkan pemandangan yang mengagumkan saat sunset.
  116. Temaram: remang-remang.
  117. Teyan: pemungutan atau pengumpulan uang. Kata lain dari teyan yang memiliki makna sama atau sinonim adalah donasi, amal, atau sumbangan.
  118. Takzim: penghormatan yang tulus dan dalam, khususnya terhadap sesuatu yang dianggap suci atau mulia.
  119. Umbu: leluhur, nenek moyang, gelar bangsawan Sunda, dan pemukiman sementara suku Abung.
  120. Visus: daya lihat, ketajaman penglihatan.
  121. Wastu: rumah besar.
  122. Widiwasa: Tuhan Yang Maha Esa.
  123. Winaya: pendidikan, tuntunan.
  124. Wiyata: kata benda yang memiliki arti pengajaran atau pelajaran.
  125. Yuwana: muda, anak-anak.

Banyak penulis tidak tahu kata-kata yang biasa mereka gunakan merupakan kata serapan dari negara lain. Oleh karena itu, contoh kata serapan berikut:

Kosakata baru ini mungkin masih asing bagi rekan-rekan penulis. Untuk itu, bantu mereka dengan share tulisan ini agar bendahara kata mereka makin kaya. Semoga bermanfaat!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Webinar Transformasi AI: Membuka Era Baru untuk Dosen Indonesia

Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…

3 hari ago

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

1 minggu ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

1 minggu ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

1 minggu ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

1 minggu ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

1 minggu ago