Daftar Isi
Penerbit Deepublish menggelar program bertajuk Deepublish Goes to Campus dalam rangka menggandeng kalangan akademisi untuk membangun literasi di tanah air. Program tersebut diselenggarakan di beberapa perguruan tinggi tanah air.
Sesuai namanya, program ini merupakan program dari Penerbit Deepublish untuk menjaring lebih banyak perguruan tinggi untuk terlibat dalam mengembangkan literasi. Memasuki bulan Januari 2023, roadshow digelar di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan membawa tema buku monograf sebagai luaran atau hasil penelitian.
Penerbit Deepublish memiliki komitmen menyediakan literasi berkualitas dalam bentuk buku, baik elektronik maupun cetak kepada masyarakat. Selain itu, semua buku yang diterbitkan diharapkan memiliki isi bermutu dan disusun oleh ahlinya.
Penerbit Deepublish yang sering menerbitkan buku ilmiah kemudian mencoba menggandeng lebih banyak dosen untuk menulis dan menerbitkan buku. Sehingga bisa satu visi dan misi dalam mengembangkan literasi di Indonesia.
Dalam proses tersebut, dibuat program Deepublish Goes to Campus. Pada bulan Januari 2023, Penerbit Deepublish berhasil menggandeng Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk ikut mensukseskan program tersebut.
Lewat roadshow Deepublish Goes to Campus ini, maka diadakan acara seminar yang mengusung tema Luaran Penelitian Mahasiswa Menjadi Monograf. Sesuai tema, materi inti adalah proses mengubah hasil penelitian menjadi naskah buku monograf.
Dalam seminar offline ini diiisi oleh narasumber Muhammad Fahri Nur Utomo yang merupakan salah satu tim di Penerbit Deepublish. Seminar ini diselenggarakan pada Sabtu, 14 Januari 2023 di Auditorium Moh Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kalangan akademisi tentunya menjadi kalangan yang akrab dengan kegiatan penelitian dan menulis karya ilmiah. Hasil penelitian ternyata tak hanya bisa dibuat menjadi artikel ilmiah untuk kemudian diterbitkan ke jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional.
Akan tetapi, luaran penelitian mahasiswa bisa diterbitkan dalam bentuk buku ilmiah yang salah satunya adalah buku monograf. Dalam pemaparan materi, Muhammad Fahri Nur Utomo memberi penjelasan mengenai definisi dan ciri khas dari buku monograf tersebut.
Dijelaskan bahwa buku monograf adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya hanya pada satu topik atau satu hal dalam suatu ilmu kompetensi penulis (bidang yang dikuasai oleh penulis).
Buku monograf merupakan satu dari beberapa jenis buku ilmiah yang bisa dipilih sebagai hasil akhir proses penelitian. Selain ada buku ajar, buku referensi, dan bunga rampai atau book chapter.
Buku monograf ideal dijadikan pilihan karena isi di dalamnya fokus pada satu topik sesuai definisi yang dipaparkan sebelumnya. Sehingga proses mengembangkan naskahnya cenderung lebih mudah dibanding buku ilmiah jenis lain.
Selain itu, dijelaskan pula beberapa ciri-ciri khas yang dimiliki oleh buku monograf karya kalangan akademisi.
Ciri yang pertama dari buku monograf adalah dari jumlah halaman yang tentunya perlu disesuaikan dengan ketentuan Ditjen Dikti. Jumlah halaman disebutkan minimal adalah 40 lembar atau 40 halaman.
Adapun yang dimaksud dengan 40 halaman disini adalah jumlah halaman untuk isi. Sehingga tidak mencakup halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan lain sebagainya.
Ciri kedua dari buku monograf dijelaskan adalah berisi satu topik pembahasan. Bisa disesuaikan dengan topik penelitian yang dilakukan lalu hasilnya dituangkan dalam naskah buku monograf.
Adanya satu topik saja memang cenderung lebih mudah dikembangkan dibanding buku ilmiah jenis lainnya. Sehingga buku monograf cocok dijadikan sarana latihan menyusun buku ilmiah sebagai upaya menulis dan mengembangkan publikasi ilmiah.
Ciri selanjutnya adalah sesuai dengan kaidah penulisan. Sebab bagaimanapun juga, buku monograf adalah karya tulis ilmiah. Sehingga memiliki beberapa aturan yang mengikat proses menulis, struktur, sampai proses publikasi.
Kaidah penulisan wajib dipahami oleh dosen dan mahasiswa sebelum menyusun naskah buku monograf dari hasil penelitian. Tujuannya agar isi dan strukturnya sudah sesuai ketentuan dan bisa diterbitkan sekaligus dilaporkan.
Buku monograf tidak bisa disusun lalu dijadikan koleksi pribadi maupun menjadi bacaan bagi kalangan terbatas. Menurut PO PAK dan PO BKD, buku monograf yang disusun dosen wajib dipublikasikan melalui penerbit resmi.
Sehingga naskah buku monograf yang sudah selesai disusun wajib diterbitkan melalui badan resmi, yaitu penerbit resmi yang sudah tergabung menjadi anggota IKAPI dan memenuhi kriteria lain sebagai penyedia layanan penerbitan.
Buku monograf juga wajib memiliki ISBN dan biasanya akan diurus langsung oleh lembaga penerbitan yang dipilih. Pihak penerbit akan mengajukan kepemilikan ISBN pada buku yang diterbitkan melalui jasanya.
Jika buku monograf hasil penelitian memiliki ISBN maka sudah tercatat di database Perpusnas. Selain itu juga bisa didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia. Sehingga perlu memastikan sejak awal sudah menggunakan jasa penerbit kredibel.
Ciri yang terakhir adalah isi buku monograf yang tidak menyimpang dari UUD 1945 dan juga Pancasila. Hal ini juga termasuk dalam ketentuan yang ditetapkan Ditjen Dikti sehingga wajib dipahami dan dipatuhi seluruh kalangan akademisi.
Buku monograf pada dasarnya tidak hanya disusun berdasarkan hasil penelitian, akan tetapi juga bisa dari proses kajian literasi, yaitu proses dimana seorang peneliti mengkaji beberapa referensi dari buku maupun jurnal dan dituangkan dalam naskah buku monograf.
Selain dari hasil penelitian, isi naskah buku monograf juga bisa ditunjang dari beberapa jenis dokumen yang menunjang penelitian itu sendiri. Seperti:
Dalam proses menulis buku monograf, dianjurkan juga untuk membuat outline atau kerangka naskah buku. Contohnya sebagai berikut :
Prakata
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Teori dan Data
Bab 3 Metode Pemecahan Masalah
bab 4 Penutup
Daftar Referensi (Daftar Pustaka)
Indeks
Membuat outline membantu kalangan akademisi yang menulis buku monograf agar menulis secara efektif dan efisien. Efisiensi didapatkan dari proses mengembangkan setiap bab di dalam kerangka.
Sehingga tidak ada kesulitan akan terlupa ingin menulis apa, atau ada perbedaan antara bab pertama dan bab setelahnya. Selain itu, juga membantu lebih fokus dalam mengembangkan satu topik di dalam naskah buku monograf.
Buku monograf yang termasuk buku ilmiah memiliki ikatan struktur, seperti ikatan terkait aturan kebahasaan sampai jumlah halaman dan proses penerbitan. Strukturnya sendiri terbagi menjadi 4 bab, yaitu:
Itulah pembahasan mengenai luaran penelitian mahasiswa menjadi monograf. Hal tersebut masih belum umum dilakukan sehingga kita perlu memahami buku monograf secara mendalam agar tidak salah saat pembuatan.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…
Penulisan pasal dan ayat yang benar di dalam bahasa Indonesia ternyata diatur sedemikian rupa. Artinya,…
Kegiatan penelitian diketahui memiliki banyak teknik, salah satunya adalah teknik grounded theory. Teknik penelitian ini…
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengumumkan pembukaan program Bantuan Akreditasi Program Studi…