Daftar Isi
Cara membuat jurnal ilmiah. Dalam pembuatan jurnal ilmiah ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan. Tapi sebelum membahas lanjut tentang cara membuat jurnal ilmiah, tahukah Anda apa definisi dari jurnal ilmiah? Jurnal ilmiah sebenarnya adalah buku catatan harian yang dibuat laporan. Dimana catatan harian ditulis berdasarkan hasil penelitian, atau berdasarkan hasil kajian ilmiah. Dibandingkan dengan penulisan ilmiah akademik, kedudukan jurnal ilmiah lebih penting dan lebih bergengsi.
Karena bergengsi, maka jurnal ilmiah kini banyak dijalankan oleh para dosen dan peneliti. Apakah Anda juga ingin menjadi seorang dosen dan peneliti? Agar bisa melakukan penelitian dan membuat jurnal ilmiah? Sebelum mewujudkan keinginan menjadi seorang dosen dan peneliti, tidak ada salahnya menguasai cara membuat jurnal ilmiah. Sebelum membahas lebih lanjut, jurnal ilmiah dibagi menjadi 4 bagian utama yang tidak kalah penting. Apa saja bagian tersebut?
Bagian utama adalah pendahuluan. Pendahuluan atau sering disebut introduction biasa ditulis dengan simbol I, alias pendahuluan. Sesuai dengan namanya “pendahuluan” maka tujuan dari bagian ini adalah memperkenalkan diri tema atau topik yang mau diangkat.
Pendahuluan dengan menulis tema secara garis besar, namun singkat kepada pembaca. Pendahuluan yang baik harus disesuaikan dengan segmentasi pembaca. Misal hasil jurnal ilmiah dikhususkan kaum akademik, maka perkenalan topik dapat menggunakan bahasa yang lebih ilmiah. Sebaliknya, jika segmentasi hasil jurnal ilmiah diperuntukan untuk umum, maka bahasa yang digunakan menggunakan pun menyesuaikan pembaca.
Penulisan introduction atau pendahualuan jangan ditulis terlalu panjang. Sebaliknya, justru buatlah menggunakan kalimat yang lebih pendek, namun berbobot. Setiap kali hendak menulis jurnal ilmiah, memiliki banyak format, misal format IEEE atau Harvard style. Nah, khusus untuk gaya IEEE, panjang pendahuluan cukup gunakan 10% dari keseluruhan artikel. Hal ini menunjukan bahwa penulisan introduction cukup singkat.
Menurut Day, pendahuluan dapat digunakan untuk mempresentasikan batasan masalah yang baru diteliti oleh penulis. Tidak sekedar itu, ternyata pendahuluan juga dapat digunakan untuk mengarahkan pembaca, sekaligus dapat untuk mengarahkan ke tinjauan pustaka. Meskipun pesan yang disampaikan terbatas, pastikan Anda di bab ini juga penting menyatakan hasil penelitian yang tidak kalah penting.
Selanjutnya yakni bagian metode. Metode penelitian ini menjadi penting yang harus dituliskan dalam setiap jurnal ilmiah. Meski begitu tidak banyak orang yang tahu, sekalipun ada yang tahu, hanya para dosen dan peneliti saja yang tahu tentang metode penelitian.
Secara urutan, pendahuluan atau introduction berada dibagian awal yang harus dikerjakan. Kemudian Anda bisa mulai masuk ke bagian metode pada tahap ke dua. Namun pada kenyataannya, justru metode penelitian lebih sering ditentukan sejak awal. Kenapa menentukan metode penelitian justru ditentukan sejak pertamakali?
Jawabannya sederhana, karena akan memudahkan dalam menentukan perolehan data yang harus diperoleh. Dengan kata lain, peneliti lebih mudah menentukan kerangka penelitian sehingga dapat mengefisiensikan waktu peneliti dalam menyusun sebuah karya ilmiah.
Pada tahap metodologi atau pembuatan metode penelitian, peneliti dapat menggunakan lima jenis metode, yakni metode penelitian kuantitatif, kualitatif, survei, ekspos facto atau menggunakan metode penelitian deskriptif. Rinciannya akan kami sampaikan berikut.
Metode penelitian kuantitatif menjadi metode cara membuat jurnal ilmiah. Metode satu ini dapat digunakan untuk mengulas objek yang lebih spesifik, terencana dan tersistematis. Ciri khas penelitian kuantitatif menekankan penggunaan angka. Data pendeukung metode penelitian kuantatif adalah grafik, tabel maupun diagram. Adapun di dalam metode penelitian kuantitatif juga terdapat metode pendukung. Metode pendukung tersebut adalah metode komparatif dan metode deskriptif. Termasuk juga survey, ekspos, peneilitian tindakan dan korelasi.
Metode penelitian kualitatif merupakan metode riset yang bersifat deskriptif dan analitis. Hasil penelitian yang ditonjolkan adalah prosesnya. Terkait dengan landasan teori yang dapat digunakan adalah rasa subjektifitas peneliti. Istilah lain dari penelitian kualitatif adalah metode naturalistik, kerena ditulis berdasarkan kondisi dan situasi subjek yang diteliti.
Sementara cara membuat jurnal ilmiah dengan metode survey adalah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data. Khusus metode survey, informasi yang diperoleh sifatnya opini. Metode penelitian satu ini tidak untuk mengetahui data statistic, melainkan untuk digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran atau populasi secara umum.
Jenis metode penelitian ini mungkin tidak begitu familiar ya di telinga orang awam. Ya, cara membuat jurnal ilmiah dengan menggunakan metode penelitian ekspos facto adalah metode penilitian yang ingin melihat apakah ada hubungan sebab akibat. Tentunya sebab akibat objek yang diteliti. Dari hasil observasi inilah, nantinya peneliti akan menemukan jawaban dan bukti baru, yang dapat jadikan sebagai materi tambahan hasil penelitian.
Metode penelitian cara membuat jurnal ilmiah yang terakhir adalah metode penelitian deskriptif. Sesuai dengan namannya, metode penelitian deskriptif difungsinya untuk mengambarkan fenomena yang masih berjalan. Bisa juga untuk mendeskripsikan fenomena di masa lampau.
Ada dua bentuk penelitian deskriptif, pertama metode longitudinal, yaitu metode yang dapat dilakukan dalam waktu yang lama. Kedua metode cross sectional, yang digunakan untuk penelitian yang digunakan untuk beberapa waktu tertentu.
Tahap ketiga dari cara membuat jurnal ilmiah bagian utama adalah Results (R) atau hasil. Result merupakan bab yang berisi hasil penelitian. Di bagian ini Anda menuliskan semua hasil penelitian Anda secara menyeluruh. Di sinilah Anda bisa memaparkan hal penting, dan informasi yang terpenting. Di bab results, penulis juga memaparkan analisis data. Tidak hanya analisis data, tetapi juga memaparkan pengujian hipotesis.
Sampaikan hasil penelitian menggunakan bahasa naratif. Anda juga bisa menyantumkan grafik, tabel ataupun menggunakan gambar. Pastikan setiap tabel, grafik juga dilengkapi dengan teks naratif. Fungsinya jelas, memudahkan pembaca untuk membaca maksud peneliti. Setiap tabel, gambar dan grafik, di bagian bawah selalu di beri no urut di depan keterangan teks. Fungsinya memudahkan penulisan daftar tabel.
Nah cara membuat jurnal ilmiah bagian utama tahap terakhir adalah membuat sebuah discussion alias sebuah diskusi. Ketika menulis karya ilmiah di buat dan selesai. Maka, makalah di kirim ke instansi kampus, yang memang sengaja membuka diskusi jurnal. Dari hasil diskusi, makalah dari beberapa penulis, akan dibukukan ke dalam bentuk prosiding.
Di tahap inilah, setiap dosen mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan peneliti lain. Selesai presentasi, dilakukan diskusi, tukar pendapat atau sekedar menanyakan pendapat. Agar memudahkan pemahaman, tidak ada salahnya Anda menyiapkan materi dalam bentuk powerpoint.
Dengan powerpoin, setidaknya akan membantu Anda berpresentasi lebih mudah. Bagi anggota diskusi pun juga merasa lebih gampang menangkap materi yang ingin Anda paparkan.
Demikian penjelasan singkat tentang 4 bagian utama cara membuat jurnal ilmiah. Perlu diingat kembali, setidaknya Anda perlu mencantumkan 4 bagian utama tersebut dalam karya ilmiah Anda. Harapan penulis, penjelasan di atas dapat membantu Anda dalam menyelesaikan jurnal ilmiah.
Apakah Anda masih merasa bingung? Semoga tidak ya. Simak terus uraian artikel di Deepublish. Karena di website ini Anda bisa mendapatkan informasi lebih lanjut tentang masing-masing poin, ada teknis penulisan, yang akan di bahas di artikel lain. Maka supaya tidak ketinggalan, ikuti ulasan-ulasan artikel di Deepublish. Jangan lupa untuk menyebarkan informasi ini ke teman-teman lain yang membutuhkan.
Semoga dengan ulasan ini dapat memberikan semangat dan wawasan bagi Anda. Mengingat saat ini para akademisi sangat digalakkan untuk membuat jurnal, demi kemajuan pendidikan yang lebih baik. Bagi Anda yang bukan kalangan akademisi juga semoga menjadi semangat untuk terus berkarya dalam sebuah tulisan. Selamat menulis, dan salam literasi.
Kontributor: Novia Intan
Ayo baca juga artikel: 6 Macam-macam Jurnal Ilmiah
Ada banyak sumber bisa dijadikan rujukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, termasuk wawancara. Seorang peneliti…
Melakukan parafrase pada pendapat para ahli masih menimbulkan pertanyaan di kalangan penulis karya ilmiah. Ada…
Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…
Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…
Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…
Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…