Menerbitkan Buku dengan Metode Mind Mapping | Ide adalah kunci penting dalam aktivitas menulis dan menerbitkan buku. Tanpa adanya ide, kita tentu tidak bisa menuangkan gagasan yang ingin kita sampaikan kepada publik melalui tulisan. Adapun ide yang kita dapatkan tersebut bisa berasal dari manapun, termasuk dari pengalaman ataupun daya imajinasi yang kita miliki. Selain itu, ketika kita sudah menemukan tema besar atau ide yang ingin kita sampaikan, tahapan selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mengembangkan ide tersebut. Artinya kita harus membagi ide utama tersebut menjadi beberapa hal kecil yang kemudian kita susun menjadi sesuatu yang runtun dan sistematis. Hal tersebut penting untuk dilakukan karena akan bermanfaat bagi kerangka tulisan yang akan kita buat nantinya. Ketika bagian-bagian tersebut sudah tersusun dengan rapi, maka kita akan dengan mudah merangkai ide-ide tersebut ke dalam sebuah tulisan, baik dalam bentuk artikel, esai, ataupun buku. Kerapian dan keruntutan tersebut menjadi hal yang mutlak supaya pembaca juga akan menangkap ide yang kita sampaikan dengan mudah.
Meskipun terlihat sepele, mengembangkan ide pada dasarnya bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, khususnya dalam tahapan menulis buku. Mereka yang menulis buku pasti juga ingin menerbitkan buku. Tidak sedikit orang yang berhenti pada tahapan awal tersebut. Oleh karena itu, setidaknya ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengembangkan ide yang sudah kita dapatkan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengembangkan ide adalah dengan menggunakan metode mind mapping. Metode tersebut pada dasarnya sering digunakan oleh banyak orang, tidak hanya untuk mengembangkan ide, tetapi juga untuk merangkai berbagai hal yang ingin disusun secara sistematis. Sebagai contohnya, metode tersebut kerap digunakan oleh mahasiswa baru yang berusaha untuk merangkai cita-cita atau mimpinya. Dalam bagan tersebut, mereka nantinya akan menuliskan tahapan-tahapan yang akan dilalui ke depan untuk mencapai keinginannya kelak. Satu hal yang pasti bahwa metode tersebut cukup bermanfaat bagi seseorang karena akan selalu menjadi pedoman dari perjalanan hidupnya. Berikut beberapa langkah yang bisa kita lakukan dalam menggunakan metode ini.
Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari sebuah kertas dalam ukuran besar. Sebagai contohnya adalah kertas gambar ukuran A3 atau A2. Dalam menulis buku, hal pokok yang harus kita penuhi terlebih dahulu yaitu ide pokok atau ide utama yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Ide tersebut biasanya masih bersifat umum atau universal. Meskipun demikian, alangkah lebih baiknya apabila kita sudah bisa menentukan ide yang ingin kita sampaikan secara lebih spesifik. Kertas besar yang sudah kita miliki tersebut kita gambar dengan lingkaran besar di tengahnya. Kemudian kita menuliskan ide pokok yang ingin kita tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Penulisan di bagian tengah kertas dilakukan supaya nantinya masih ada ruang kosong di sekitar lingkaran besar yang kita buat di tengah tersebut. Sebagai contohnya ide yang ingin kita sampaikan adalah Menerbitkan Buku. Kalimat tersebut tentu masih bersifat luas sehingga nantinya kita harus membagi ide utama tersebut menjadi ide-ide kecil yang sifatnya membangun dan memperkuat ide utama tersebut. Artinya kita tuliskan terlebih dahulu ide utama tersebut di bagian tengah dari kertas yang sudah kita miliki tadi.
Langkah selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan membuat garis percabangan dari lingkaran besar yang sudah kita buat di tengah kertas tadi. Garis-garis percabangan tersebut berfungsi untuk menjadi bagian penjelas atau ide-ide kecil dari ide utama yang sudah kita buat. Ketika menulis buku, ide-ide kecil nantinya bisa digunakan sebagai bagian bab atau subbab, tergantung kebutuhan kita nantinya akan seperti apa. Apabila kita memiliki ide utama Menerbitkan Buku, maka kita bisa membuat tiga garis percabangan utama yang menghubungkan ide utama ke ide yang lebih bawah (turunannya). Sebagai contohnya, ide turunan tersebut yaitu ‘How to Write’, ‘Who to be Reader’, dan ‘Why to be Writer’. Dari ide-ide kecil tersebut kita nantinya ingin mengupas secara garis besar pentingnya menjadi seorang penulis, mengetahui segmen pembaca, dan cara menulis yang benar. Ketiga aspek tersebut tentu pada dasarnya berkaitan dengan ide utama yang sudah dituangkan yaitu Menerbitkan Buku.
Percabangan yang kita buat tersebut pada dasarnya tidak terbatas pada turunan dari ide utama. Artinya percabangan tersebut bisa buat kembali dari ide turunan ke ide lain yang sifatnya lebih spesifik. Ketika menulis buku, bisa saja ide turunan dari ide utama akan menjadi bagian bab dari buku yang kita tulis. Selanjutnya, percabangan lainnya akan bisa menjadi bagian subbab dari buku yang akan kita rangkai. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan bahwa kita tidak perlu menuliskan ide-ide tersebut ke dalam satu kalimat yang panjang. Kita cukup menuliskan kata kuncinya saja, bisa terdiri dari 2-4 kata saja. Hal tersebut dilakukan juga karena kita membuat kerangka tersebut di kertas besar yang tentu akan tidak muat apabila ide yang kita tuangkan tersebut ditulis dalam bentuk kalimat. Ketika sedang membuat bagan tersebut, kita pada dasarnya tidak perlu merasa dibatasi. Artinya kita bebas menuangkan ide apapun yang masih memiliki korelasi dengan ide utama yang sudah kita tuliskan di bagian tengah.
Tidak sedikit penulis yang menuangkan gambar atau ilustrasi ketika sedang menulis buku. Langkah tersebut dilakukan supaya pembaca tidak merasa bosan dengan tulisan yang kita buat. Tentu menjadi sesuatu yang wajar ketika kita mengalami kebosanan ketika membaca sebuah tulisan ataupun buku yang tidak memiliki gambar ilustrasi sama sekali. Kondisi tersebut juga terjadi ketika kita membuat pemetaan ide. Alangkah lebih baiknya kita menempelkan gambar ilustrasi yang setidaknya mencerminkan ide yang kita tuangkan. Dengan adanya gambar tersebut, secara tidak langsung daya imajinasi kita juga akan terpantik dan akan memunculkan ide-ide lain yang tentu saja bermanfaat bagi tulisan yang akan kita buat nantinya. Tidak hanya itu, kita juga bisa membuat peta pemikiran tersebut secara kreatif, misalnya dengan memakai pewarna sehingga bagan yang kita buat akan terlihat lebih hidup. Bahkan setiap warna yang kita gunakan bisa kita imajinasikan memiliki makna tersendiri. Misalkan warna hitam menjadi ide utama, merah menjadi ide turunan dari ide utama, dan hijau adalah bagian dari ide turunan sebelumnya.
Setelah selesai membuat pemetaan tersebut, langkah terakhir yang harus kita lakukan sebelum menulis buku adalah menentukan alur tulisan yang akan kita buat. Misalnya dalam hal menerbitkan buku, kita bisa membahas pentingnya menjadi seorang penulis terlebih dahulu atau bagaimana cara membuat tulisan yang baik. Tentu kita harus memiliki daya imajinasi yang lebih supaya pembaca bisa merasa nyaman ketika membaca tulisan kita. Langkah tersebut juga bisa kita gunakan dengan cara meminta pendapat dari teman atau kerabat kita yaitu mengandaikan merasa sebagai seorang pembaca. Terakhir, dari pemetaan yang kita buat tersebut, menariknya tidak hanya bisa dibuat dalam satu buku, tetapi lebih dari satu buku. Sebagai contohnya kita bisa menulis 3 buku yaitu masing-masing membahas sesuatu yang berbeda, tetapi masih dalam satu ide pokok. Contohnya yaitu buku tentang cara menulis yang benar, cara menjadi seorang penulis yang handal, dan cara mengetahui segmentasi pembaca yang tepat supaya tulisan kita laris di pasaran.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download
Referensi
Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.
[Bastian Widyatama]
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…