Pernahkah Anda membaca buku referensi yang dari segi judul menarik dan mengelitik, namun ketika dibaca, isi buku referensi tersebut tidak sesuai ekpektasi yang Anda inginkan. Melihat hal-hal semacam itu, tentu mengajarkan kepada Anda, khususnya Anda yang kebetulan sebagai seorang penulis untuk tidak melakukan hal semacam itu. Karena takut mengecewakan pembaca.
Sayangnya di industri penerbitan yang jumlahnya banyak memiliki sudut pandang tersendiri terkait buku. Jadi setiap penerbit memiliki dasar keputusan terbit berdasarkan kualitas naskah. Apa sajakah? Berikut ulasannya.
Untuk kondisi tertentu, tidak dapat dipungkiri jika penerbit buku juga bisa menerbitkan buku bermutu tapi tidak marketable. Bagi sebagian besar pembaca, menilai semua buku yang diterbitkan dan dipajang di took buku adalah buku bermutu dan bagus semua. Kenyataannya tidak demikian. Ada juga buku dari segi konten dan isi sangat bermutu, namun tidak marketable.
Jadi menulis buku yang sekeren apapun, namun tidak marketable sebenarnya sangat disayangkan. Apalagi jika mengingat jerih payah dan upaya penulis dalam menuliskannya. Uniknya, dari pihak editor penerbit sekalipun, sebenarnya tidak selalu tepat memprediksi permintaan pasar. Sama halnya ketika editor menilai bahwa buku tersebut bermutu, ternyata permintaan pasar kurang menarik perhatian. Dengan kata lain, editor penerbit buku seringkali salah membaca peluang.
Jadi, mengandalkan penerbit ataupun editor penerbit bukan sesuatu yang salah. Kuncinya hanya satu sebenarnya, jangan bergantung pada siapapun. Jika tulisan bulum bermutu, tugas sebagai penulis hanya terus menulis sembari memperbaiki kualitas mutu agar bisa marketable. Dengan demikian, penulis akan terus mengeksplorasi dan meningkatkan kualitas. Seiring berjalannya waktu, dan menikamti proses, penulis mampu menulis buku secara bermutu dan matketable.
Yakin buku referensi Anda sudah memenuhi standar? Pastikan lagi buku referensi Anda sesuai aturan dengan membaca pedoman ini agar proses pengakuan lancar!
GRATIS : Ebook Sukses Menulis Buku Referensi
Beruntunglah jika Anda seorang penulis yang dari segi isi bermutu, dan ketika di jual di pasar sangat diminati oleh banyak pembaca. Sebenarnya di poin kedua inilah goal yang dicapai dan diinginkan. Baik diinginkan oleh penerbit, editor maupun pembaca.
Sayangnya, banyak penulis yang ternyata tidak tahu bagaimana menulis buku yang bermutu. Khususnya bagi penulis pemula. Sedangkan untuk penulis professional, menulis buku yang bermutu mungkin tidak menjadi kendala. Namun pada akhirnya, buku yang bermutu terkendala pada marketable atau tidak marketable ketika buku tersebut di lempar di pasaran.
Salah satu jawaban agar buku tersebar dan terserap merata bagi banyak aspek dengan cara membantu memasarkan dan memperkenalkan kepada pembaca. Khusus pembaca di Indonesia, sebenarnya marketable bukan jaminan mutlak. Bisa jadi karena penyebaran pemasaran buku yang kurang menyeluruh.
Buku bermutu dan matketable inilah yang memberikan nilai lebih bagi penulisnya. Berawal dari sini, penulis mudah mencapai popularitas. Setidaknya penulis lebih banyak dikenal oleh fans baru yang mengagumi ideologi dan ulasan tulisan yang telah dibuat. Banyak juga penulis yang mengawali popularitas menjadi sebagai penulis diawali dari kualitas tulisannya yang bermutu dan marketable.
Di poin ini mudah bagi penulis dan penerbit melakukan cetak berulang. Mungkin saja bisa cetakan satu, cetakan dua dan seterusnya. Dari segi royalty yang akan diperoleh penulis pun juga akan terkumpul. Tidak sekedar royalty, tetapi popular. Ketika penulis popular dengan ideologinya, tidak jarang mereka akhirnya banyak diundang keberbagai acara, diluar penerbitan.
Jenis buku yang ketiga adalah buku yang tidak bermutu dan tidak marketable. Jenis buku yang ketiga salah satu buku yang bakal di return ke penerbit. Buku-buku yang direturn adalah buku yang tidak laku terjual di toko buku. Buku-buku yang di return pun tidak selamannya buku tidak bermutu dan tidak berketable. Bisa jadi karena buku tersebut memiliki sampul yang kurang menarik perhatian.
Setidaknya ketika hendak menerbitkan buku, seorang penulis juga penting mempelajari psikologi calon pembaca buku referensi. Jika buku diperuntukan untuk umum, maka isi buku pun dikemas dengan lebih menarik. Baik dari segi sampul, Bahasa, maupun dari Analisa yang di paparkan. Jika poin-poin tersebut di abaikan, jangan harap buku menjadi buku yang bermutu dan marketable.
Sebagai penulis setidaknya tahu bahwa menulis calon pembaca itu juga cerdas. Pembaca mencari buku karena pesan dan isinya yang menarik. Ketika penulis menulis setengah hati, jangan harap pembaca puas dan berharap buku laku di pasaran. Bagaimanapun juga, pembaca adalah juri yang akan menentukan nasib buku si penulis.
Ada kasus lain terkait kulaitas penerbitan buku. jadi di rak penjualan buku, ada tipe buku yang dari kualitas isi tidak bermutu tapi marketable. Inilah tipe buku yang sering mengecewakan pembaca. Karena setelah membaca merasa ada yang kurang, dan tidak jarang pembaca merasa kececwa setealah membaca. Karena tidak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan. Alih-alih pembaca memperoleh ilmu baru dan wawasan baru, justru membuang-buang waktu.
Meskipun dari kualitas buku tidak bermutu, ada pelajaran positif yang dapat diambil dari poin terakhir ini. Setidaknya si penulis dan tim penerbitan berhasil menguasai ilmu marketing. Misal, buku tersebut dikemas dengan sampul dan cover serta judul yang menarik. Seperti yang kita tahu bahwa cover dan judul adalah kesan pertama yang akan dilihat oleh calon pembaca.
Ketika calon pembaca merasa terpikat dengan kesan pertama, akan segera dibawa ke kasar dan barulah di baca. Ketika membaca isi, tidak semutu isinya. Meskipun demikian, cara inilah yang seharusnya dicontoh. Dalam arti, mencontoh sistem mengemas naskah. Karena buku yang bermutu juga seharusnya tidak kalah harus dikemas semenarik mungkin. Tujuannya jelas, agar naskah yang tadinya tidak marketable menjadi marketable.
Itulah empat dasar Keputusan Terbit Berdasar Kualitas Buku Referensi. Lantas muncul pertanyaan, dengan penerimaan naskah yang kadang marketable, kadang tidak, apakah penerbit buku memperoleh keuntungan dari metode tersebut? Bagi sebagian penerbit rela menanggung sedikit kerugian dari hasil penjualan buku yang tidak marketable. Namun di kesempatan lain, penerbit juga akan mendapatkan keuntungan lebih dari buku-buku yang bersifat matketable.
Jadi, ketika seorang penulis memiliki naskah dan hendak diterbitkan, penerbit yang amanah dan bertanggungjawab, pastinya akan memberikan hak kepada penulis. Misal, jika kualitas naska dari penulis bermutu dan marketable, maka penerbit buku pun akan memberikan keuntungan lebih bagi penulis. Bahkan, banyak pula penerbit yang melanjutkan kontrak kedua karena bukunya yang selalu di pasaran.
Sebaliknya, ketika buku tidak marketable, penerbit pun tidak memberikan keuntungan lebih kepada penulis. Khusus penulis buku referensi pemula, tetap selektif memilih penerbit yang amanah, karena ada juga penerbit buku yang tidak memberikan hak dan kewajiban oleh penulisnya.
Inilah dasar keputusan terbit berdasarkan kualitas buku referensi yang masuk ke penerbit. Semoga ulasan ini bermanfaat dan memberikan motivasi untuk terus menulis. Apapun situasi dan kondisinya. Karena professi menulis adalah profesi yang mulia, dan memberikan manfaat yang berjasa.
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini. atau Anda bisa langsung Kirim Naskah dengan mengikuti prosedur berikut ini: KIRIM NASKAH
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…