Promo Terbatas! ⚠️

Cetak buku diskon 35%, bonus tambahan eksemplar dan gratis ongkir se-Indonesia, MAU? Ambil diskon di sini!

Cara Menghadapi Kritik dan Bangkit dengan Cepat

cara menghadapi kritik

Istilah kritik tentu tidak asing di telinga, meskipun begitu sudahkah siap menghadapi kritik yang ditujukan kepada diri sendiri? Semua orang tanpa terkecuali, tentunya pernah menerima atau mendapatkan kritik. 

Setidaknya sekali seumur hidup, kritik akan didapatkan. Baik atas aspek karya yang dimiliki, kepribadian atau sikap, dan lain sebagainya. Termasuk pada penulis, dimana karya tulisnya bisa dikritik oleh pembaca. 

Kritik ini sekilas terdengar sebagai hal buruk yang dihindari oleh siapa saja. Apalagi jika mental tidak siap menerima kritik. Namun, menerima kritik ternyata hal penting. Khususnya untuk Anda yang aktif membuat karya dengan kualitas baik. 

Manfaat Kritik

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kritik memiliki definisi sebagai kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.

Sementara definisi kritik seperti dikutip dari kumparan.com, yakni diambil dari buku berjudul “Kritik Pendidikan Pembebasan Freire “ karya Khoirul adalah bentuk penilaian atau evaluasi yang dilakukan terhadap suatu karya atau kegiatan dengan tujuan untuk mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, atau perbaikan yang dapat dilakukan. 

Kritik kemudian dipahami secara umum sebagai penilaian negatif atas hasil kerja seseorang. Sebab menunjukan sisi kelemahan, kekurangan, dan sejenisnya dari hasil kerja tersebut. Seseorang yang bijak dalam menyampaikan kritik, tidak hanya memberi penilaian negatif. 

Namun diikuti oleh alasan kenapa penilaian negatif ini diberikan. Kemudian disusul dengan memberikan masukan atau saran untuk mengatasi kekurangan tersebut. Oleh sebab itu, pandai dalam menghadapi kritik sangat penting. 

Lalu, seberapa penting kritik tersebut? Secara umum, kritik memiliki banyak manfaat bagi seseorang yang menerimanya. Yaitu: 

1. Mendorong Perbaikan 

Kritik adalah masukan atas kekurangan dari karya yang dibuat. Maka menerima kritik tersebut dengan lapang dada dan bijak. Membantu mendapat dorongan melakukan perbaikan. 

Tanpa kritik, maka Anda tidak akan menyadari kelemahan dari karya yang dibuat. Sehingga di karya berikutnya akan melakukan kesalahan serupa. Jika terus terjadi, bagaimana karya Anda bisa naik level kualitasnya? Maka kritik ini penting untuk perbaikan secara kontinyu dan tepat sasaran. 

2. Mendukung Pengembangan Diri 

Manfaat kedua dari kritik dan kenapa perlu menghadapi kritik dengan bijak adalah karena bisa mendukung pengembangan diri. Tanpa kritik, seseorang akan merasa sudah sempurna. Tidak merasa butuh mawas diri dan hati-hati dalam berkarya. 

Kondisi seperti ini memberikan titik nyaman, akan tetapi semu. Sebab aktualnya ada banyak kelemahan dan kesalahan yang tidak disadari. Namun, jika ada kritik dan diterima dengan baik. Maka akan menyadari kelemahan tersebut. 

Kemudian muncul dorongan untuk melakukan perbaikan. Salah satunya dimulai dengan mengembangkan diri dengan mengasah dan mengembangkan keterampilan. Contohnya, jika Anda penulis dan tulisan Anda dikritik. 

Maka muncul kesadaran untuk mengasah keterampilan menulis dengan ikut workshop. Sehingga di masa mendatang tulisan Anda lebih baik dan disukai oleh banyak pembaca. Keterampilan menulis pun meningkat karena sudah dikembangkan dengan cara yang tepat. 

3. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Baik 

Kritik tidak hanya bisa diberikan pada karya, melainkan juga pada tindakan atau keputusan. Sehingga salah satu manfaat dari kritik tersebut adalah mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik. 

Kritik bisa menjadi masukan dari sudut pandang yang berbeda terhadap suatu topik. Sifatnya tentu harus objektif, yang artinya memiliki dasar yang kuat dan bukan sekedar asumsi atau opini. 

Kritik seperti ini membantu pengambilan keputusan dengan pertimbangan yang tepat. Sehingga menghasilkan keputusan dan kebijakan yang juga tepat. Oleh sebab itu, belajar menghadapi kritik dengan baik sangat penting. 

4. Meningkatkan Kualitas 

Manfaat kritik yang keempat adalah membantu meningkatkan kualitas. Jika Anda penulis, maka kritik bisa membantu meningkatkan kualitas karya tulis yang dibuat. Sebab kritik tersebut bisa membantu menunjukan kesalahan maupun kekurangan pada karya sebelumnya. 

Anda pun belajar untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Sehingga karya tulis berikutnya tidak lagi memiliki kesalahan serupa. Kualitasnya pun dipandang menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

5. Mendorong Diskusi 

Belajar menghadapi kritik dengan bijak bermanfaat untuk mendorong terjadinya diskusi. Diskusi yang sehat dan berlangsung secara dua arah berdampak positif. Sehingga kedua belah pihak bisa saling menyampaikan pendapatnya. 

Hal ini akan membantu mendapat keputusan terbaik dan meminimalkan efek samping yang merugikan. Kritik membantu menerima lebih banyak masukan berharga yang mampu mendukung kinerja lebih baik dengan hasil lebih berkualitas. 

Cara Menghadapi Kritik 

Bagi penulis, kritik adalah hal biasa. Jika antikritik maka artinya belum siap menjadi penulis profesional. Kenapa disebut biasa? Sebab mayoritas penulis, pada karya pertama sampai kesekian, masih jamak dijumpai kesalahan. 

Seiring berjalannya waktu, kesalahan-kesalahan ini bisa dihindari dan tidak lagi ditemukan pada tulisannya. Jadi, semua butuh proses. Maka hindari terlalu anti terhadap kritik karena justru merugikan diri sendiri dan profesi sebagai penulis. 

Namun, menerima kritikan juga tidak mudah. Apalagi, kritikan tersebut ibarat suatu ungkapan yang mengungkap kekurangan. Tidak ada seorangpun yang bisa dengan mudah menerima kekurangannya disampaikan tepat di depan matanya. 

Lalu, bagaimana solusinya? Memahami bahwa kritikan yang membangun sangat bermanfaat. Maka solusinya adalah belajar menyikapi kritik atau menghadapinya dengan bijak. Dikutip dari berbagai sumber, berikut cara-cara yang bisa diterapkan: 

1. Bersikap Tenang 

Cara pertama dalam menghadapi kritikan yang masuk adalah bersikap tenang. Beberapa penulis, kadang mudah tersulut emosinya ketika kritikan disampaikan. Apalagi jika tanpa basa-basi. 

Maka jangan sampai emosi dan membuatnya meledak begitu saja. Sebab kritikan adalah masukan yang baik. Jadi, silahkan bersikap tenang dan redam emosi Anda. Alihkan pikiran ke sisi positif dari kritik tersebut. 

2. Menjaga Bahasa Tubuh 

Cara kedua adalah menjaga bahasa tubuh yang juga bagian dari bersikap tenang. Kritikan adalah hal lumrah yang disampaikan seseorang kepada siapa saja. Bukan hanya Anda, penulis lain pun pasti pernah mendapat kritikan. 

Maka silahkan bersikap tenang dan menjaga bahasa tubuh tetap baik. Hilangkan bahasa tubuh defensif seperti menyilangkan tangan di dada, berkacak pinggang, dan sejenisnya. Sebab terkesan emosi menguasai Anda dan antikritik. 

3. Mendengarkan Kritik dan Memahaminya 

Cara ketiga dalam menghadapi kritik dengan bijak adalah mendengarkan kritik tersebut. Kemudian dipahami. Jadi, setelah sukses menjaga sikap tetap tenang dan menjaga bahasa tubuh tetap rileks dan elegan. 

Tahap berikutnya adalah mendengarkan kritik tersebut dan dipahami. Kritik yang disampaikan bisa membangun dan bisa juga merusak. Keduanya sama-sama layak didengarkan dan dipahami. 

Sebab, bagaimana Anda menyikapi kritik tersebut dan memberi respon positif jika paham saja tidak? Oleh sebab itu, jangan memotong ucapan pemberi kritik dan buru-buru membalas. Namun, dengarkan dulu dan pahami isi kritik tersebut. 

4. Jangan Ragu Mengakui Kebenaran dalam Kritik Tersebut 

Cara ketiga dalam menyikapi kritik dengan baik dan benar adalah tidak ragu membenarkan isi kritik. Jika memang kritikan tersebut benar adanya. Misalnya, tulisan Anda disebut mirip tulisan anak-anak. Kemudian disampaikan alasannya. 

Jika alasan ini logis dan sesuai dengan hasil tulisan Anda. Maka kritik tersebut memang benar adanya. Tidak perlu ragu dan malu mengakuinya. Ucapkan terima kasih dan disusul permintaan maaf. Sebab tidak ada gading yang tak retak di dunia ini. 

5. Berikan Sanggahan dengan Dasar yang Jelas dan Kuat 

Cara kelima dalam menghadapi kritik dengan baik dan benar adalah memberi sanggahan dan penjelasan. Yakni terhadap kritik yang dirasa tidak benar dan memang memiliki dasar untuk menyanggah kritik tersebut. 

Sanggahan pada kritik juga bisa berupa opini, akan tetapi opini ini tentu terbentuk dari dasar yang kuat. Oleh sebab itu, berikan sanggahan dan penjelasan ketika memang diperlukan. Kemudian sampaikan dengan baik dan tidak perlu melibatkan emosi. 

6. Tidak Berpikir Kritik Ditujukan untuk Personal 

Berikutnya adalah tidak pernah berpikir bahwa kritik yang didapatkan sifatnya personal. Memang benar, kritik ada yang membangun dan ada yang merusak. Kritik merusak akan fokus mencari kesalahan terus-menerus dengan tujuan merusak mental Anda. 

Kuncinya adalah tidak pernah berpikir kritik tersebut untuk personal Anda. Hal ini membantu berpikir jernih dan mendapat ketenangan mendengarkan kritikan pedas. Sehingga bisa memberi jawaban dan sanggahan terbaik. 

Jika memang memahami kritik tersebut ditujukan ke personal Anda, bukan pada karya tulis yang dibuat. Maka silahkan disampaikan bahwa hanya menerima kritikan untuk karya. Sebab kepribadian dan kehidupan Anda tidak ada kaitannya dengan karya tersebut. 

7. Jadikan Kritikan sebagai Bahan Evaluasi 

Cara terakhir dalam menghadapi kritik adalah menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Kritik pada dasarnya adalah saran, akan tetapi isinya menjelaskan kekurangan. Sehingga akan terasa panas di telinga. 

Namun, mendapatkan informasi bahwa karya yang dibuat ada kesalahan adalah hal penting. Kesalahan tersebut bisa dijadikan bahan evaluasi sehingga kedepannya tidak perlu mengulang kesalahan yang sama. 

Tips Kembali Bangkit Setelah Mendapat Kritik

Karya tulis yang dibuat tentu tidak akan lepas dari kritikan, terutama dari para pembaca. Maka selain perlu menghadapi kritik dengan baik dan benar. Seorang penulis juga perlu memahami cara bangkit usai menerima kritikan. 

Berikut adalah beberapa tips agar bisa kembali bangkit usai menerima kritik yang membangun maupun menjatuhkan, dikutip dari berbagai sumber:  

1. Memahami Tak Ada yang Sempurna di Dunia 

Tips yang pertama adalah menanamkan dalam pola pikir Anda, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Tulisan Anda tetap akan memiliki kekurangan dan hal ini normal. Lewat mindset seperti ini, Anda akan lebih siap mental menerima kritikan dan menyikapinya dengan bijak. 

2. Melakukan Perbaikan dengan Segera 

Tips berikutnya adalah melakukan perbaikan dengan segera. Sebab bisa jadi kritikan ini dari editor penerbit maupun dari reviewer di sebuah jurnal ilmiah. Maka kritikan yang diterima adalah revisi yang tentu perlu segera diperbaiki. Jadi, fokus Anda ke proses perbaikan dan bukan berlama-lama memikirkan kritikan. 

3. Fokus Memperbaiki Kesalahan atau Move On 

Biasanya penulis akan fokus pada kritikan yang diterima dan susah move on. Hal ini akan memberikan tekanan pikiran dan menjadi gangguan psikis. Jadi, agar bisa segera bangkit pastikan segera mengalihkan fokus pada memperbaiki kesalahan. 

Bisa juga mengalihkan fokus untuk penulisan karya berikutnya. Namun tetap memperhatikan kritikan di karya sebelumnya. Sehingga tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dan menerima kritik yang sama juga. 

4. Meningkatkan Keterampilan Menulis 

Tips selanjutnya untuk segera bangkit usai berjuang menghadapi kritik adalah meningkatkan keterampilan menulis. Kritik pada karya Anda menunjukan kualitas tulisan belum maksimal. Maka silahkan mulai meningkatkan keterampilan menulis. Mulai dari rajin membaca, ikut workshop, masuk ke komunitas penulis, dll. 

5. Diskusi dengan Orang Terpercaya dan Ahlinya 

Tips berikutnya adalah melakukan diskusi dengan orang terpercaya atau yang dianggap ahlinya. Jika Anda penulis, bisa berdiskusi dengan penulis lebih senior. Yakni untuk membahas kritikan yang masuk. Sehingga mendapat saran terbaik menyikapinya dan belajar dari kritikan tersebut. 

Kesalahan Banyak Dilakukan Penulis yang Sebaiknya Dihindari

Kritikan muncul ketika memang karya tulis yang dibuat memiliki kekurangan. Kekurangan ini sumbernya dari kesalahan. Lalu, kesalahan seperti apa yang berpotensi memberi kritikan dan perlu dihindari? Berikut beberapa diantaranya: 

1. Melakukan Pelanggaran Etika 

Kesalahan yang cukup sering dilakukan penulis, baik pemula maupun senior dan menuai kritikan pedas adalah pelanggaran etika. Baik itu plagiarisme maupun pelanggaran etika lainnya. Hal ini tentu menuai kritikan yang perlu disikapi dengan baik dan tidak diulangi di masa mendatang. 

2. Tata Bahasa yang Buruk 

Seorang penulis melakukan komunikasi dengan pembaca lewat tulisan. Namun, kesalahan dalam tata bahasa membuat komunikasi tersebut tersendat dan menuai kritikan. Kesalahan tata bahasa dari pemilihan diksi menjadi perhatian penting. Sebab selain menuai kritikan juga menurunkan kualitas tulisan. 

3. Alur Berantakan atau Tidak Logis 

Kesalahan berikutnya adalah dari alur yang masih berantakan. Alur yang runtut diperlukan agar isi tulisan bisa dipahami. Sehingga tidak membingungkan pembaca. Alur yang semrawut sudah tentu membuka jalan bagi pembaca memberi kritikan. 

4. Ide dan Isi Tulisan Terlalu Umum 

Isi tulisan dan ide yang terlalu umum juga rawan kena kritik. Apalagi jika isi tulisan tidak berbeda jauh dengan tulisan penulis lain. Sehingga terkesan hanya di parafrase dan seluruh isinya tidak ada perbedaan. Hal ini tentu akan dikritik karena dinilai penulis kurang kreatif atau dituduh menulis 100% dengan AI. 

5. Judul yang Tidak Sesuai Isi 

Kesalahan umum berikutnya adalah judul yang tidak sesuai isi. Mayoritas dilakukan penulis pemula dengan maksud membuat judul yang super menarik. Akan tetapi tidak memastikan judul ini mencerminkan isi naskah. Maka akan ada banyak kritikan disampaikan oleh pembaca. 

6. Keliru dalam Memilih Referensi 

Pada karya tulis ilmiah, baik artikel maupun buku ilmiah, tentu wajib menggunakan referensi. Terutama referensi yang kredibel. Keliru dalam memilih referensi yang diketahui tidak jelas kredibilitasnya akan berujung pada kritikan. Sehingga pemilihan referensi harus teliti karena akan menentukan kredibilitas isi tulisan. 

7. Terlalu Banyak Kutipan 

Kembali ke karya tulis ilmiah, jika isi dari naskah kebanyakan kutipan dan tidak ada pendapat dari penulisnya. Maka akan dianggap sebagai penulis yang malas dan tidak kreatif maupun memiliki inisiatif. 

Kritikan pun mengalir deras dari pembaca. Sebab tidak ada pembaca yang berharap buku ratusan ribu yang dibeli hanya berisi kutipan. Sementara penjelasan pada topik inti sangat sedikit dan membuat merek rugi. 

Pada dasarnya, semua kesalahan dalam menulis akan berpotensi memberi kritikan. Apalagi dari para pembaca. Oleh sebab itu, belajar untuk menghindari kesalahan adalah hal penting. Mungkin butuh proses, tapi dengan konsisten menulis dan menghadapi kritik secara baik. Semua akan bisa dilalui. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi penting dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat. 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Komentar ditutup.

Subscribe

Mau dapat update promo dan artikel eksklusif? Tulis e-mail di bawah!
logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama