Sebagai dosen sudah merupakan kewajiban untuk membuat buku ajar. Namun jika dosen ingin mengajak mahasiswanya untuk membantu membuat buku ajar apakah boleh? Jawabnya boleh-boleh saja. Tidak ada salahnya menulis buku dengan menggandeng mahasiswa. Hanya mahasiswa nanti bertugas sebagai asisten Anda. Pada tugas pokoknya, Anda tetap menjadi penulis utama. Anda dalam hal ini adalah dosen, guru atau praktisi yang memang berkompeten terhadap materi yang tengah dibuat.
Penulis yang memiliki kompetensi dibidang ilmu yang akan ditulis sangat penting. Tujuannya agar buku yang Anda tulis tetap bisa menjaga kualitas isi buku. Jadi mahasiswa sebagai asisten yang memudahkan Anda menulis dan melakukan kajian, mengingat tugas dosen sangat padat dengan kegiatan proses belajar.
Mengajak mahasiswa menjadi asisten penulis buku ternyata ada manfaatnya. Setidaknya penulis pun juga mengetahui apa yang disukai mahasiswa. Ketika buku ajar ditulis, penulis lebih bisa mengekplorasi bahasan materi. Untuk menuliskan buku ajar yang baik ada beberapa step yang harus Anda perhatikan. Berikut ini ulasannya.
Dalam menulis buku ajar yang baik yakni menggunakan perspektif yang lebih banyak. Fungsinya adalah untuk mengajak peserta didik untuk berfikir aktif, kreatif dan produktif. Tantangan bagi seorang penulis buku adalah, mampu mengajak peserta didik tenggelam menikmati ulasan buku.
Peserta didik yang menikmati pikiran, gagasan dan pengalaman yang dipaparkan penulis, jelas memberi kepuasan sendiri bagi penulis. Karena tugas seorang penulis buku ajar adalah menyalurkan ilmu pengetahuan kepada generasi, dan memberi pesan. Maka pengemasan juga harus lebih padat akan ilmu yang ingin disampaikan. Jangan sampai membaca berlembar-lembar, namun peserta didik tidak mendapatkan apa-apa.
Struktur isi sebuah buku ajar sebaiknya tersusun secara runtut dan rapi sesuai dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) atau biasa disebut silabus. Karena satu mata kuliah diajarkan dalam satu semester maka buku ajar diharapkan bisa dipakai hanya dalam satu semster saja. Dalam satu bab disampaikan dalam satu sampai dua pertemuan kuliah, sehingga rata-rata sebuah buku ajar memiliki 6 sampai 12 bab tergantung dari kompleksitas materi yang diajarkan.
Dalam contoh diatas, setiap subbab terdapat soal-soal, yang bisa dikerjakan oleh mahasiswa sebagai tugas mingguan, atau bisa sebagai latihan di kelas. Namun jelas bahwa setiap isi buku ajar adalah apa yang disampaikan di kelas, karena buku ajar sebagai buku pegangan mahasiswa atau siswa di kelas ketika pengajar menjelaskan materi tersebut. Sehingga apa yang diajarkan di dalam kelas tidak terlalu jauh dari apa yang ada dalam buku ajar.
Di dalam buku ajar wajib adanya mencantumkan meteri motivasi. Menulis buku yang baik setidaknya mangandung motivational to learn. Jadi penulis memang memiliki beban moral untuk memberikan pemahaman yang lebih sederhana. mengkemas buku yang sulit dipahami menjadi mudah dipahami. Tujuan akhirnya adalah, menjadikan pembaca pun akhirnya belajar.
Hal ini berkaitan dengan tujuan buku ajar ditulis. Mendapatkan royaltikah? Padahal mendapatkan royalti tidak akan laris, jika tidak diimbangi dengan menulis dengan kualitas dan sarat akan ilmu bermanfaat. Buku yang ditulis kaya manfaat, tentunya mendorong pembaca untuk menikmati dan menjelajahi lautan ilmu pengetahuan dan wawasan penulis. Karena dengan begini, pembaca pun dapat lebih menstimulus otak untuk berfikir kreatif.
Ketika motivasi belajar sudah dapat didorong secara mandiri melalui buku ajar, maka langkah selanjutnya menetapkan perhatian untik siswa. Ketika motivasi tersebut terpelihara, maka akan mendorong keluarnya atensi atau perhatian. Tentu saja pelajaran terhadap ilmu buku yang telah Anda tulis.
Tantangan bagi penulis buku ajar, memang lebih berat. Karena butuh ketrampilan khusus agar mampu menumbuhkan atensi pembaca. Mengingat ulasan yang disampaikan bukanlah tentang fiksi, melainkan lebih ulasan formal. Tantangan membuat buku ajar tentang bagaimana membuat buku ini menjadi menarik dan memikat bagi siswa layaknya buku-buku novel yang mampu mendorong mereka betah membaca hingga buku selesai.
Dalam menyajikan materi, penulis harus memilih materi-materi dan menyusunnya ke dalam bab-bab yang runtut. Penyajian materi bisa dilakukan dengan mengurutkan materi yang mudah ke materi yang lebih sulit. Hal yang sebaiknya juga tidak terlupa adalah menyajikan rangkuman dengan tulisan yang menyeluruh dari isi buku.
Penyajian materi masih berkaitan dengan isi inti silabus. Penulis boleh menyisipkan tabel berisi rancangan penyajian kuliah. Rancangan tersebut meliputi urutan pertemuan, pokok/subpokok bahasan, alokasi waktu, referensi dan rujukan literatur, metode pembelajaran serta peran, dan tugas mahasiswa. Selain itu, tambahkan juga latihan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dan daftar pustaka sebagai pedoman referensi lengkap.
Permendiknas No 2 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1 menyampaikan bahwa buku teks yang diperuntukan untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakaiannya terlebih dahulu. Penilaian kelayakan dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan terlebih dahulu, sebelum disebarluaskan. Apa saja penilaiannya, meliputi penilaian kelayakan isi, penyajian, bahasa dan kelayakan kegrafikan jika ada.
Jika tidak lolos penilaian, dapat dilakukan perbaikan. Prinsipnya adalah, buku ajar ditulis tidak menimbulkan gejolak bagi peserta didik. Lantas, apa saja kriteria buku ajar yang memenuhi standar? meliputi sistematika yang digunakan apakah sudah sesuai dengan aturan. Selain apakah sudah sesuai dengan sistematika, juga memperhatikan kesesuaian isi dengan kurikulum.
Buku ajar memang bertujuan untuk membantu guru/dosen/pendidik dalam menjelaskan secara materi. Oleh sebab itu, sejak awal, ketika hendak menulis buku, buku dikemas sebagai solusi. Yaitu dapat digunakan untuk mendorong peserta didik belajar dengan menggunakan buku ajar yang telah ada.
Jadi, peserta didik tidak mengandalkan belajar di sekolah. Melainkan bisa menjadikan buku pegangan tersebut untuk panduan belajar di rumah secara mandiri. Jadi, ketika ada materi yang belum bisa dipahami, dapat ditanyakan saat proses belajar di sekolah. Secara tidak langsung, peserta didik sejak awal terdidik untuk hidup mandiri.
Tidak bisa asal menulis materi pada buku ajar. Materi yang ditulis harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Tentunya pemilihan materi harus disesuaikan dengan kurikulum. Materi yang dipilih sebaiknya mencakup relevansi penggunaan kata atau kalimat yang dapat menimbulkan dorongan dan penghargaan terhadap tujuan pendidikan seperti kebhinekaan, kesadaran akan keanekaragaman dalam masyarakat, pengembangan ilmu, budaya, seni, dan teknologi, pengembangan kecerdasan bernalar, pengasah kehalusan rasa dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar, etika dan kesatuan sosial.
Kemudian materi yang dipilih sebaiknya juga relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Materi harus disajikan dengan mengikuti kemajuan, perubahan teknologi, dan ketersediaan informasi yang berlimpah. Selain itu, materi juga sebaiknya diterapkan dalam kehidupan sosial untuk mengukur kepeekaan mahasiswa terhadap kondisi di sekitarnya.
Meskipun hanya sebagai asisten, mahasiswa juga harus memperhatikan panduan format saat menulis buku ajar. Meskipun nantinya Anda tetap menjadi kroscek terkahir atas apa yang dikerjakan mahasiswa atau asisten buku ajar Anda. Berdasarkan ketentuan UNESCO format buku ajar yang baik yaitu maksimal kertas A4 (21 cm x 29,7 cm) dan minimal ukuran A5 (14.8 cm x 21 cm) menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jumlah halaman minimal buku ajar adalah 49 halaman. Buku ajar yang baik adalah yang memiliki ISBN (international Standard Book Number) sekaligus dengan penggunaan gaya bahasa semi normal.
Penggunaan gaya bahasa semi normal yang dimaksud adalah pilihan kata yang tidak terlalu formal karena buku ajar digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Gaya bahasa semi normal akan lebih mudah diterima peserta didik karena bisa menggunakan bahasa lisan seperti mengajar di kelas, namun tetap mudah dipahami pembaca dengan struktur kalimat SPOK (subjek, predikat, objek, keterangan).
Buku ajar yang baik juga perlu mencantumkan TIU, TIK dan Kompetensi yang disusun sesuai dengan rencana pembelajaran. Sementara untuk materi yang diajarkan bisa mengambil dari beberapa hasil penelitian yang masih relevan dengan pokok bahasan. Tidak lupa sertakan catatan kaki (footnote), daftar pustaka, dan index.
Anda mau menerbitkan buku? Maka pilihlah penerbit yang menerbitkan buku ber-ISBN dan anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan saja buku di Penerbit Deepublish! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan bukunya terbit di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit!
Tak perlu ragu lagi. Yuk, daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Masih bingung dengan buku ajar? Daftar artikel berikut akan memantu Anda memahaminya lebih dalam:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…