Pernah mendengar tujuan instruksional? Pada dasarnya, tujuan instruksional dibagi menjadi dua, yaitu tujuan instruksional umum dan khusus pendidikan. Dari kedua jenis tersebut, memiliki tujuan yang sama, yaitu mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Yaitu, buku ajar yang disampaikan dipahami peserta didik.
Sayangnya tidak banyak orang yang mengetahui peranan tujuan instruksional. Hanya orang-orang tertentu saja. Misal, bagi seorang guru ataupun dosen, sudah dapat dipastikan mengetahui macam tujuan instruksional ini. Bagi Anda yang mungkin juga belum tahu, ada dua macam tujuan instruksional yang dapat membantu Anda menulis buku ajar yang tepat sasaran. Dari kedua macam memiliki peran yang sama penting. Keduanya saling melengkapi satu sama lain.
Saat menulis buku ajar, penulis pasti memiliki tujuan instruksional. Salah satu bentuknya adalah tujuan instruksional umum lebih akrab di kenal dengan singkatan TIU. Jadi di dalam buku ajar, penulis secara tidak langsung dan diharapkan semoga bisa mengubah perilaku peserta didik. Dari peserta didik yang tidak paham, menjadi paham.
Khusus pada tujuan instruksional umum, hasil yang diharapkan belum bisa dilihat ataupun diukur. Karena sifatnya personal pada si anak. Wajar jika TIU akhirnya menimbulkan penafsiran yang berbeda. Jadi, dampak yang terlihat lebih bersifat kata kerja dan masih menimbulkan penilaian subjektif.
Berbicara tentang tujuan instruksional, secara umum ada manfaat yang akan diperoleh. Diantarannya membantu menentukan persyaratan awal instruksional, memilih media pembelajaran dan membantu dalam menyusun instrument tes sebagai evaluasi belajar.
Seperti yang Anda tahu, bahwa setiap buku ajar tidak sekedar memberikan pengetahuan tentang sumber ilmu tertentu. Tetapi juga memiliki tiga aspek yang akan mempengaruhi TIU peserta didik. Berikut tiga aspek pengaruhnya.
Aspek kognitif peserta didik tentu akan mempengaruhi hasil TIU. Setidaknya di aspek kognitif inilah, meliputi pemahaman dan pengetahuan. Kita tahu, setiap orang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kemampuan kognitif yang baik dan yang buruk. Ini sama halnya ketika mengajar disekolah ternama dan favorit di perkotaan, akan lebih mudah.
Sebaliknya, ketika mengajar sekolah yang mengalami gangguan atau kelainan, seperti sekolah SLB. Tentu akan memiliki taraf kesulitan mengajar. Tujuan instruksional pun juga berbeda antara sekolah regular dan yang SLB. Oleh sebab itu, kurikulum dan penilaian atau target yang dicapai pun juga disesuaikan dengan peserta didiknya. Agar terjadi keseimbangan.
Aspek yang kedua adalah aspek afektif, yang meliputi motivasi peserta didik, minat, perasaan dan persepsi. Aspek afektif inilah yang juga akan mendorong tercapaian tujuan instruksional. Jika peserta didik memiliki afektif yang buruk, tentunya akan menghambat pencapaian instruksional.
Sebaliknya, ketika seorang pendidik mampu menghidupkan suasana afektif, maka mereka pun memiliki semangat dan motivasi. Karena bagaimanapun juga, aspek afektif juga perlu dipelihara. Prinsipnya adalah saling terkait dan bersinergi satu sama lain. Agar terjadi keseimbangan.
Selain aspek kognitif dan afektif, aspek psikomotorik juga memiliki peranan penting. Adapun yang termasuk aspek psikomotorik, yaitu pengamatan dan kemampuan untuk menggolongkan. Termasuk juga kemampuan gerak gerik. Ini akan berpengaruh ketika guru menjelaskan materi, yang memungkinkan peserta didik mengelompokan ilmu yang disampaikan. Jika peserta didik tidak bisa melakukan aspek psikomotorik, tentunya akan menghambat atau akan tertinggal dengan materi yang berlaku.
Ketika menulis buku ajar, penulis secara tidak langsung juga memiliki tujuan instruksional khusus (TIK). Pada instuksional khusus, hasil yang diharapkan penulis buku ajar sudah dapat dilihat hasilnya dan dapat dilakukan pengukuran. Jadi, apa yang dipelajari oleh peserta didik di buku yang di pelajari sudah memiliki dampak. Semisal, setelah belajar ilmu matematika, kemudian diberi latihan soal, peserta didik langsung dapat menjawab soal tersebut. Jawaban inilah output yang dapat diberi pengukuran dan penilaian.
Contoh lain tentang TIK yang memiliki dampak yang terlihat. Ketika siswa ingin mengikuti kejuaraan dan penghargaan terhadap seni tari nasional atau semacamnya. Aksinya, di kejuaraan akhirnya mendapatkan nominasi, dan membawa harum universitas/sekolahnya. Hasil-hasil semacam inilah yang juga dapat dilakukan pengukuran.
Apa saja yang perlu dilakukan ketika menulis buku ajar, dan ingin menggunakan rumusan TIK? Tentunya saat menulis buku, penulis memaparkan materi lebih rinci. Agar tidak menimbulkan keambiguan.
Apa saja komponen yang wajib diketahui ketika menulis buku ajar, saat membuat komponen TIK?
Memperhatikan dampak tingkah laku akhir atau terminal behavior, kondisi demonstrasi atau condition of demonstration or tes dan standar keberhasilan atau standard of performance. Setidaknya dengan ketiga komponen tersebut juga sangat mendorong dan membantu untuk mencapai tujuan.
Adapun arah TIK dalam dunia pendidikan, dimana lebih menekankan di ranah pendidikan. Setidaknya arah TIK tersebut tidak hanya memudahkan pendidik, tetapi juga memberikan formula kemudahan untuk peserta didik. Berikut arah TIK di dunia pendidikan yang tidak kalah penting diperhatikan.
Sebagai seorang pendidik, memiliki tanggungjawab besar dalam mendidik. Upaya mencapai tujuan dengan mudah, Tujuan Instruksional Khusus efektif membantu mengarahkan guru dalam mendidik. Bentuk arahan dalam TIU pun bermacam-macam, misal mengarahkan guru terkait bagaimana memilih bahan pelajaran yang pas.
Pendidik juga sangat terbentuk ketika sudah ada metode atau prosedur mengajar. Misal menggunakan metode KTSP atau dengan metode yang lain. Setidaknya metode-metode yang ditawarkan, cukup mengurangi waktu kerja, menjadi lebih efektif dan efisien.
Tidak hanya membantu peserta didik, tetapi juga membantu peserta didik mengetahui arah belajar yang akan dipelajari dalam satu semester atau dalam satu tahun. Ini juga membantu bagi peserta didik yang mengikuti perlombaan, kompetisi dan siswa yang lebih banyak aktifitas di luar. Dengan adannya TIK setidaknya peserta didik mampu mengejar ketertinggalan dan belajar sendiri di rumah, sesuai Tujuan Instruksional Khusus.
Tidak dapat dipungkiri bahwa guru seringkali mengalami kebingungan jika tidak terdapat TIK. Oleh sebab itu, dengan TIK ternyata juga membantu mengetahui batas tugas dan wewenang guru. Kita tahu bahwa di dunia kerja pendidik juga ada rasa curiga antara rekan yang satu dengan yang lain. Sehingga, dengan adannya TIK akan memberikan transparansi, agar tidak menimbulkan kecurigaan dengan rekan kerja yang lain.
Di dunia pendidikan tidak ada segala tindakan yang sifatnya asal-asalan. Bahkan ketika memberikan penilaian, seorang pendidik pun juga ada aturan. Salah satunya dengan TIK, pendidik setidaknya lebih mudah memberikan penilaian atas kemajuan belajar peserta didiknya.
Itulah dua hal yang perlu di kuasai, agar ketika menulis buku ajar jadi terarah dan tepat sasaran untuk para peserta didik. Semoga dengan ulasan di atas membantu pemahaman. Semoga dengan ini, memudahkan Anda agar bisa mencapai tujuan instruksional yang tepat sasaran.
Anda mau menerbitkan buku? Maka pilihlah penerbit yang menerbitkan buku ber-ISBN dan anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan saja buku di Penerbit Deepublish! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan bukunya terbit di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit!
Tak perlu ragu lagi. Yuk, daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Masih bingung dengan buku ajar? Daftar artikel berikut akan memantu Anda memahaminya lebih dalam:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…