Bagi seorang pengajar, menulis buku ajar sangatlah penting. Selain memudahkan pengajar untuk menyampaikan materi ajar, menulis buku ajar akan membantu mahasiswa untuk lebih memahami mata kuliah. Buku ajar bisa menjadi salah satu sarana interaksi antara dosen dan mahasiswa melalui hasil karya tulis pengajar tersebut.
Selain itu, buku ajar juga bisa disebarluaskan secara nasional bahkan global jika memang kualitasnya bermutu. Maka menulis buku ajar harus ditulis berdasarkan pedoman yang baku. Sebenarnya jumlah dosen yang menulis buku ajar di Indonesia belumlah sebanyak dosen di negara lain. Karena hal itu pengajar di Indonesia khususnya dosen diminta lebih produktif untuk menulis buku ajar. Mengingat perintah dari Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M. Nasir yang menargetkan Perguruan Tinggi Indonesia berada diposisi tiga besar bersaing dengan negara Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ketiga negara tersebut mendapat predikat menjadi negara dengan sistem pendidikan terbaik se-ASEAN pada tahun 2015 versi Economic Co-operation and Development’s (OECD).
Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, tentu dibutuhkan kemauan dan kerjasama yang solid. Salah satunya dengan mendorong dosen untuk produktif menulis sehingga meningkatkan jumlah tulisan buku ajar bermutu di lingkungan pendidikan tinggi. Buku ajar nantinya akan menjadi salah satu tolak ukur ketercapaian target sistem pendidikan di Indonesia.
Menulis buku ajar memang tidak bisa dibilang mudah. Ada beberapa acuan baku yang harus diperhatikan. Baik dari segi penulisan hingga penyusunan naskah. Maka, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis buku ajar. Berikut ini adalah 3 hal yang harus diperhatikan sebelum menulis buku ajar.
Menyusun buku ajar tidak terlalu sulit sebenarnya. Kunci ada pada kesabaran kita untuk mengumpulkan bahan-bahan bacaan yang ada dan mengembangkannya dalam bahasa yang mudah dipahami peserta didik. Membuat dan menyusun buku ajar peserta didik yang diterbitkan pleh penerbit besar bukan hal mudah. Kesulitan akan berbuah manis ketika Anda mengerjakannya dengan fokus dan tahu tujuan tulisan ke arah mana. Oleh karena itu, outline atau daftar isi itu penting dalam menyusun buku ajar yang berkualitas. Maka Anda membutuhkan peran editor yang akan membantu supaya bahasa yang digunakan bisa lebih dipahami.
Dalam kegiatan penyusunan buku ajar, hal sederhana yang bisa dilakukan yakni dengan menguji peserta didik supaya membuat sebuah karangan. Dari praktik menulis itu, Anda bisa mendapatkan puluhan cerita dengan versi berbeda dan menarik. Misalnya, Anda mencoba mereka dengan membuat karangan tentang indahnya alam desaku. Hasil praktik tulisan tersebut, Anda bisa mendapatkan cerita dari banyak perspektif. Mereka akan menceritakan tentang keunikan desanya masing-masing.
Ketika mereka menulis dengan persepsi mereka, maka akan banyak didapatkan tulisan dengan pemikiran masing-masing. Oleh sebab itu dalam pembuatan atau penyusunan buku ajar, Anda sudah harus tahu dulu materi atau kompetensi apa yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dari situlah kita dapat mengembangkannya menjadi beberapa bab yang dapat dipelajari. Hal- Anda bisa mencarinya di google untuk materi yang sifatnya teoritik, dan Anda akan dapatkan materi penyusunan buku ajar dari berbagai pakar.
Tidak kalah diperhatikan adalah memahami panduan format buku ajar. Berdasarkan ketentuan UNESCO format buku ajar yang baik yaitu maksimal kertas A4 (21 cm x 29,7 cm) dan minimal ukuran A5 (14.8 cm x 21 cm) menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jumlah halaman minimal buku ajar adalah 49 halaman. Buku ajar yang baik adalah yang memiliki ISBN (international Standard Book Number) sekaligus dengan penggunaan gaya bahasa semi normal.
Penggunaan gaya bahasa semi normal yang dimaksud adalah pilihan kata yang tidak terlalu formal karena buku ajar digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Gaya bahasa semi normal akan lebih mudah diterima peserta didik karena bisa menggunakan bahasa lisan seperti mengajar di kelas, namun tetap mudah dipahami pembaca dengan struktur kalimat SPOK (subjek, predikat, objek, keterangan).
Buku ajar yang baik juga perlu mencantumkan TIU, TIK dan Kompetensi yang disusun sesuai dengan rencana pembelajaran. Sementara untuk materi yang diajarkan bisa mengambil dari beberapa hasil penelitian yang masih relevan dengan pokok bahasan. Tidak lupa sertakan catatan kaki (footnote), daftar pustaka, dan index.
Struktur isi buku ajar yang baik adalah yang tersusun runtut dan rapi sesuai dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) atau biasa disebut silabus. Karena satu mata kuliah diajarkan dalam satu semester maka buku ajar diharapkan bisa digunakan selama satu semester. Dalam satu bab dapat disampiakan satu sampai dua pertemuan kuliah, sehingga rata-rata buku ajar mempunyai 6 sampai 12 bab tergantung dari kompleks atau tidaknya materi yang diajarkan.
Jangan lupa setiap subbab terdapat soal-soal yang bisa dikerjakan oleh peserta didik sebagai tugas minggunan atau latihan di kelas. Namun yang jelas, fungsi dari buku ajar adalah apa yang akan disampaikan di kelas. Karena buku ajar sebagai pegangan setiap peserta didik ketika pengajar menjelaskan materi pelajaran. Dengan adanya buku ajar, harapannya pengajar bisa fokus terhadap materi yang diterangkan.
Itulah tiga cara menuliskan buku ajar yang akan membantu pengajar dalam menjelaskan materi kepada peserta didik. Semoga ulasan berikut memberikan manfaat.
Anda mau menerbitkan buku? Maka pilihlah penerbit yang menerbitkan buku ber-ISBN dan anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.
Terbitkan saja buku di Penerbit Deepublish! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan bukunya terbit di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit!
Tak perlu ragu lagi. Yuk, daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!
Masih bingung dengan buku ajar? Daftar artikel berikut akan memantu Anda memahaminya lebih dalam:
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Kontributor: Novia Intan
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…