Daftar Isi
Menguasai keterampilan menulis efektif akan memberi efisiensi waktu dan tenaga seorang penulis ketika menyusun naskah. Menariknya, dengan keterampilan ini maka karya tulis yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
Inilah alasan kenapa semakin banyak penulis yang ingin menguasai keterampilan satu ini, yakni menulis secara efektif. Sayangnya belum banyak penulis yang sukses menguasai dan menerapkannya.
Dikutip melalui laman dariusforoux.com, proses menulis tak hanya berkaitan dengan penguasaan tata bahasa, tanda baca, dan juga ejaan, melainkan lebih kompleks lagi.
Ada kalanya, seorang penulis sudah menyusun kalimat yang efektif dan selalu memakai kosakata baku. Namun, ada saja pembaca yang kesulitan memahami makna dari kalimat tersebut.
Beberapa pembaca juga bisa menilai kalimat penulis tidak menarik dan tidak enak untuk dibaca. Kira-kira kenapa bisa seperti ini? Kalimat yang tidak menarik dan sulit dipahami pembaca tidak menerapkan prinsip menulis efektif.
Seseorang dikatakan menulis secara efektif ketika hasil tulisannya memenuhi 3 kriteria berikut ini:
Kriteria menulis efektif yang pertama adalah tulisan tersebut jelas atau clear. Artinya, suatu tulisan dikatakan ditulis secara efektif oleh penulisnya ketika makna di dalamnya jelas dan bisa dipahami oleh semua pembaca tanpa terkecuali.
Ketika menulis secara efektif berhasil dilakukan oleh seseorang, maka penulis tersebut akan berhasil menyampaikan makna tulisannya dengan baik. Setiap pembaca akan memiliki pemahaman yang sama.
Kriteria yang kedua dari menulis efektif adalah kredibel. Artinya, suatu tulisan dikatakan hasil menulis dengan efektif ketika isi tulisan tersebut mendapat kepercayaan penuh dari pembaca.
Pembaca tidak meragukan kredibilitas dari data atau informasi yang disampaikan penulis ke dalam tulisannya. Oleh sebab itu, menulis secara efektif akan menghasilkan tulisan yang bisa diandalkan dan bisa dipercaya tanpa keraguan oleh pembaca.
Kriteria terakhir adalah persuasif atau tulisan bersifat persuasif. Artinya, tulisan yang ditulis dengan cara yang efektif akan membantu pembaca merasakan emosi di dalam tulisan tersebut.
Sehingga mendapatkan inspirasi dan motivasi yang positif sesuai dengan maksud dari penulisnya. Misalnya, ketika penulis menggambarkan seorang tokoh yang pintar. Maka pembaca akan merasakan emosinya dan termotivasi untuk menjadi sosok yang pintar seperti tokoh tersebut.
Setelah memahami apa itu menulis dengan efektif, maka perlu juga memahami arti penting melakukannya. Tidak atau belum banyak penulis yang memahami arti penting menulis efektif dan hal ini ternyata bisa memicu masalah.
Ketika seorang penulis tidak pernah bisa dan tidak pernah belajar menulis secara efektif, maka akan memunculkan beberapa masalah berikut:
Jika tidak bisa menulis secara efektif, maka penulis berisiko harus bekerja dua kali. Misalnya, Anda seorang Content Creator dan saat mengunggah sebuah postingan endorsement, informasi di caption sulit untuk dipahami followers.
Apa yang akan Anda lakukan? Ketika followers membanjiri kolom komentar dan menanyakan maksud dari caption yang ditulis. Maka Anda ada kewajiban untuk memberi penjelasan bahkan memposting ulang dengan mengubah caption.
Bayangkan, jika sejak awal Anda sudah menulis caption secara efektif, maka Anda tidak perlu bekerja dua kali menyusunnya. Hal ini tentu penting bagi penulis yang cukup sibuk, agar lebih efisien dalam berkarya dan tidak perlu merevisi tulisannya.
Arti penting kedua dari menulis dengan efektif adalah mencegah masalah seperti perdebatan. Ketika Anda menulis sebuah karya tulis yang kemudian tidak bisa dipahami dengan baik oleh para pembaca.
Lalu memicu kesalahpahaman dan menimbulkan perdebatan di kalangan pembaca luas. Maka hal ini bisa memicu masalah pada karya tersebut, misalnya ditarik peredarannya. Bahkan bisa juga merusak reputasi Anda sebagai penulis.
Lain halnya jika sejak awal Anda sudah menulis efektif, maka tulisan yang dibuat bisa dipahami dengan baik dan tidak memicu perdebatan. Anda bisa bernafas lega, penerbitan buku lancar, dan bisa fokus untuk menyusun karya selanjutnya.
Tidak menulis dengan efektif juga bisa membuat seseorang kehilangan kesempatan emas. Misalnya, saat karya tulis berbentuk buku tidak ditulis dengan efektif maka kehilangan kesempatan menjadi best seller.
Contoh lainnya adalah ketika Anda seorang tenaga ahli pemasaran di sebuah perusahaan yang memutuskan mengirim email permohonan kolaborasi dengan pihak eksternal. Ketika email ini tidak jelas dan tidak kredibel.
Maka penerima email tidak akan menanggapinya. Padahal bisa jadi ide Anda berkolaborasi cukup brilian dan dibutuhkan juga oleh penerima email. Maka Anda sudah kehilangan kesempatan emas tersebut hanya karena tidak menulis efektif.
Dikutip melalui laman dinus.ac.id, ada 15 kunci yang menjadi cara menulis efektif, Yaitu:
Kunci pertama sebagai cara tepat untuk menulis secara efektif adalah mengutamakan pembaca. Artinya, saat membuat sebuah tulisan fokus untuk memastikan pembaca memahami makna tulisan tersebut.
Biasanya, beberapa penulis ketika menulis ada keinginan agar dikenal pembaca sebagai penulis berbakat, punya pola pikir bijak, dewasa, dan sebagainya. Sehingga ter-trigger dan kesulitan menyusun tulisan yang maknanya jelas.
Kunci kedua adalah melakukan komunikasi lewat tulisan secara efektif. Bagaimana caranya? Caranya Anda bisa menjawab 3 pertanyaan berikut:
Jika sudah bisa menjawab 3 pertanyaan ini maka Anda memiliki kejelasan hendak menulis apa. Sehingga mampu menuliskannya dengan baik yang kemudian bisa dipahami para pembaca.
Menulis efektif dapat Anda mulai dengan menulis kalimat efektif, Anda dapat memulainya dengan menerapkan ilmu di bacaan ini:
Menulis efektif membutuhkan penggunaan kosakata sederhana dan susunan kalimat yang pendek. Maka hindari memakai kosakata yang rumit dan membuat makna tulisan tidak lagi jelas.
Selain itu, untuk apa menulis 20 kata dalam satu kalimat jika memakai 10 kata saja sudah cukup? Setiap selesai menulis, usahakan dibaca untuk memeriksa apakah sudah memakai kosakata sederhana dan membuat kalimat yang pendek.
Kunci keempat dalam menulis secara efektif adalah menggunakan kalimat aktif dibanding kalimat pasif. Sebab, kalimat aktif cenderung memiliki makna yang jelas sehingga mudah dipahami. Berikut penjelasan dalam contoh:
Jembatan ini dibangun oleh mereka.
Mereka membangun jembatan ini.
Kunci ketiga adalah menghindari jargon maupun prokem. Jargon adalah istilah yang hanya dipahami kalangan tertentu. Sementara prokem adalah istilah slang atau bisa disebut seperti bahasa gaul.
Jika dua istilah ini digunakan maka tulisan Anda belum bisa memenuhi kriteria sebagai tulisan yang efektif. Usahakan untuk merubah kata yang khusus menjadi umum agar bisa dipahami para pembaca, apapun latar belakang mereka.
Kunci yang keenam dalam menulis efektif adalah menghindari redudansi kata atau pengulangan kata. Langkah ini bisa membuat tulisan berisi kalimat-kalimat tidak efektif. Sehingga tidak enak dibaca dan susah untuk dipahami.
Beberapa kata mungkin tidak perlu diulangi karena makna yang sama dengan kata lain di satu kalimat. Contohnya pada kalimat “pasien yang sakit” cukup ditulis menjadi “pasien”. Sebab definisi pasien adalah orang yang sakit dan dirawat.
Kunci ketujuh adalah memperhatikan tata bahasa. Artinya, penulis perlu menggunakan tata bahasa yang baik dalam menulis suatu kalimat. Menulis adalah menggunakan bahasa tulisan bukan bahasa lisan.
Bahasa tulisan cenderung lebih dingin dan terstruktur dengan baik. Jadi, usahakan merangkai kata dengan susunan yang tepat. Sekaligus selalu memilih kosakata yang sederhana agar makna kalimat yang disusun bisa dipahami para pembaca.
Kunci menulis efektif berikutnya adalah menggunakan sinonim dibanding menuliskan satu kata yang sama berulang kali. Menulis secara efektif dengan menggunakan sinonim bukan bertujuan untuk Anda bisa pamer perbendaharaan kata.
Melainkan bisa membantu mencegah tulisan yang dibuat terlalu kaku, monoton, dan dianggap membosankan oleh pembaca. Misalnya, saat Anda memakai kata “profesi” maka bisa memakai sinonim seperti pekerjaan, sumber penghasilan.
Kadang bingung menentukan persamaan kata agar tulisan lebih variatif? Kami sarankan Anda menggunakan tool Tesaurus agar menulis jadi lancar.
Kunci kesembilan adalah menghindari kalimat klise. Kalimat klise adalah kalimat yang bisa ditemui pembaca di karya tulis orang lain. Maka ketika ingin menyampaikan hal serupa, silakan melakukan parafrase.
Pasalnya, saat pembaca membaca sebuah kalimat yang ditemui di banyak karya tulis. Maka mereka akan menganggapnya biasa, tidak memberi kesan, dan mudah dilupakan. Padahal, sebagai penulis Anda tentu ingin apa yang disampaikan diingat terus oleh pembaca.
Menulis secara efektif tidak bisa dilepaskan dari kegiatan proofreading, revisi, dan pengeditan. Inilah alasan kenapa kegiatan menulis dikenal punya proses panjang dan tahapan yang tidak sedikit untuk dilalui penulis.
Proofreading sendiri merupakan kegiatan membaca, memeriksa, dan mengoreksi karya tulis yang telah selesai disusun. Proofreading bertujuan untuk mengatasi kesalahan minor, sehingga saat dikirimkan ke penerbit naskah ini mudah diterima dan menghindari revisi skala besar.
Mau langsung menerapkannya? Begini cara melakukan proofreading.
Kunci berikutnya adalah mengatur format dokumen dimana Anda menyusun karya tulis. Misalnya mengatur perataan kiri kanan, jenis huruf, sampai pengaturan format judul dan sub judul. Tujuannya agar naskah rapi dan proses menulis lebih efektif sekaligus efisien.
Kunci selanjutnya adalah menghindari singkatan dan simbol, sebab memuat kalimat yang disusun menjadi kurang efektif. Misalnya, dibanding menulis “Martin & Ika menikah” Anda bisa menulis “Martin dan Ika menikah”.
Kunci ke-13 adalah menghindari kesalahan ejaan. Menulis dengan efektif sekali lagi perlu menghindari istilah khusus seperti jargon dan prokem sekaligus mengikuti kaidah ejaan yang baik dan benar agar makna tulisan selalu jelas.
Masalah salah ejaan ini seringkali kami temukan di tulisan penulis. Untuk itu, kami merangkum 10+ kesalahan penggunaan ejaan untuk Anda agar kesalahan itu tidak terjadi pada Anda.
Kunci berikutnya adalah tepat dalam menggunakan tanda baca. Tanda baca jenis apapun ditulis tanpa spasi, kemudian diakhiri dengan spasi baru menuliskan kata berikutnya. Sehingga tanda baca ini jelas dan bisa dipahami pembaca.
Kunci yang terakhir adalah tepat dalam menulis angka dalam naskah. Jika angka di bawah 10, maka bisa ditulis dengan kata atau huruf. Sedangkan angka di atas 10 bisa ditulis tetap dengan angka. Berikut contohnya:
Setelah memahami 15 kunci menulis dengan efektif, maka Anda tinggal mempraktikkannya saja. Sebab menulis secara efektif adalah level lebih tinggi dari keterampilan menulis. Supaya bisa dan terbiasa maka perlu melatihnya dengan rutin.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik di artikel ini, silakan menuliskannya di kolom komentar.
Bagikan juga ilmu menulis efektif ini ke rekan Anda dengan klik tombol Share agar sama-sama merasakan manfaat dari artikel ini. Semangat praktik!
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…