Seputar Guru

Metode Pembelajaran Discovery Learning dan Cara Penerapannya

Mengenal apa itu metode pembelajaran discovery learning tentu penting bagi para guru di masa sekarang. Sebab, kurikulum pendidikan di Indonesia memang sesuai untuk penerapan metode pembelajaran tersebut. 

Apalagi, model pembelajaran ini disebut-sebut bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Kemudian mengingat materi tersebut untuk jangka panjang, karena siswa memahaminya dengan lebih baik. 

Bagi beberapa guru, metode pembelajaran ini masih asing di telinga. Sehingga, mengalami kesulitan dalam penerapannya. Sebab, bagaimana bisa diterapkan jika memahaminya saja belum? Berikut penjelasan detailnya. 

Apa Itu Metode Pembelajaran Discovery Learning?

Dikutip dari detik.com, dalam salah satu artikel di jurnal Digilib UIN Surabaya, menyebutkan beberapa ahli yang mendefinisikan metode pembelajaran ini. Berikut beberapa diantaranya: 

1. Jerome Bruner

Menurut Jerome Bruner, metode pembelajaran discovery learning adalah metode belajar yang mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menarik kesimpulan dan prinsip-prinsip umum praktis.

2. Bell

Sementara menurut Bell, discovery learning adalah belajar yang terjadi sebagai hasil dari siswa memanipulasi, membuat struktur, dan mentransformasi informasi sehingga dia menemukan informasi baru.

3. Hanafiah

Terakhir, menurut Hanafiah, discovery learning adalah suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis dan logis.

Definisi lain bersumber dari Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016, seperti dikutip dari website Ruang Kerja. Dalam Permendikbud tersebut, discovery learning adalah pembelajaran berbasis masalah yang bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian proyek yang layak digunakan dan sebagai salah satu inovasi pengembangan penilaian secara lebih operasional.

Secara sederhana, discovery learning merupakan metode pembelajaran yang mendorong siswa belajar secara mandiri untuk melakukan pengamatan dan percobaan. Sehingga bisa menemukan masalah, menganalisis penyebab, dan detail lainnya. 

Misalnya, pada saat seorang siswa diberi topik mengenai koloni semut. Maka siswa tersebut akan mengamati semut dan belajar beberapa ciri khas hewan berukuran kecil ini. Pengamatan secara langsung dan diikuti proses membaca sumber informasi lain. Membantu siswa mengenal apa itu semut dan karakteristiknya. 

Meskipun dalam metode pembelajaran discovery learning terkesan siswa dilepas untuk belajar mandiri. Namun pada prakteknya, dampingan dan arahan dari guru tetap dibutuhkan. Sehingga proses pembelajaran berjalan sesuai dengan ketentuan dan hasil pembelajaran sesuai harapan. 

Temukan metode pembelajaran lain melalui 7 Macam Metode Pembelajaran, Pengajar Harus Tahu!

Prinsip Metode Pembelajaran Discovery Learning

Dikutip melalui salah satu artikel yang terbit di jurnal Eductum: Jurnal Literasi Pendidikan, bertajuk “Discovery Learning Sebagai Teori Belajar Populer Lanjutan” karya Heri Febri Yadi, dkk. Dijelaskan bahwa ada 5 prinsip dalam pembelajaran discovery learning. Yaitu: 

1. Pemecahan Masalah

Prinsip yang pertama dari discovery learning adalah pemecahan masalah. Guru dalam penerapan metode pembelajaran ini akan mendorong siswa menemukan solusi suatu masalah. 

Jadi, guru akan menjelaskan suatu permasalahan dan meminta siswa untuk melakukan penelitian. Sehingga siswa secara mandiri bisa berpikir analisis, kritis, dan kreatif dalam memecahkan masalah tersebut. 

2. Manajemen Belajar Mengikuti Siswa

Prinsip yang kedua dari metode pembelajaran discovery learning adalah manajemen belajar yang mengikuti siswa. Sehingga lebih fleksibel, karena masing-masing siswa bisa mencari solusi suatu masalah sesuai kondisi mereka. 

Setiap siswa pada akhirnya memiliki perbedaan jawaban (solusi) serta memiliki durasi berbeda dalam menemukan solusi tersebut. Hal ini membuat proses pembelajaran tidak terikat dan mencegah aksi saling balapan. 

Siswa pada akhirnya akan menemukan solusi dengan usaha, kreativitas, dan durasi mereka sendiri. Proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak memberi beban. Sekalipun ada siswa lebih lambat dalam menemukan solusi dibanding yang lain, tetap akan menikmati prosesnya.  

3. Mengintegrasikan dan Menghubungkan

Prinsip yang ketiga dalam metode pembelajaran discovery learning adalah mengintegrasikan dan menghubungkan. Dalam proses mencari solusi atas suatu permasalahan. Setiap siswa akan belajar mencari informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. 

Informasi-informasi ini diutamakan yang relevan dengan masalah. Kemudian dicari kaitannya satu sama lain. Informasi yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan untuk memberi solusi. 

Inilah alasan kenapa salah satu prinsip dalam discovery learning adalah mengintegrasikan dan menghubungkan. Adapun yang diintegrasikan dan dihubungkan disini adalah informasi-informasi yang menjadi dasar penemuan solusi. 

4. Analisis dan Interpretasi Informasi

Prinsip keempat dalam metode pembelajaran discovery learning adalah analisis dan interpretasi informasi. Hal ini sejalan dengan prinsip ketiga yang dijelaskan sebelumnya. 

Dalam mencari solusi secara mandiri, siswa akan melakukan analisis pada kumpulan informasi. Kemudian menarik kesimpulan dengan melakukan interpretasi. Hasil interpretasi ini kemudian menjadi solusi. 

5. Kegagalan dan Umpan Balik

Prinsip kelima dan yang terakhir dari metode pembelajaran berbasis masalah ini adalah kegagalan dan umpan balik. Artinya, discovery learning pada dasarnya bukan pembelajaran yang fokus pada mencari jawaban yang tepat atas suatu masalah. 

Melainkan berfokus pada proses mencari solusi terbaik atas masalah tersebut. Sehingga dalam prosesnya, ada kegagalan dalam memilih solusi dan kemudian disusul dengan umpan balik untuk menemukan solusi lebih baik. 

Baca Juga : 18 Aplikasi AI untuk Guru, Mengajar Jadi Mudah!

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Discovery Learning

Tidak ada gading yang tak retak. Metode pembelajaran yang ada saat ini tentunya tidak atau belum sempurna. Secara umum, setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal ini juga terjadi pada metode discovery learning. 

Jika dilihat dari sisi kelebihan, setidaknya ada 4 hal yang menjadikan metode pembelajaran discovery learning banyak dipertimbangkan. Berikut penjelasannya: 

1. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa

Kelebihan yang pertama dari metode pembelajaran ini adalah bisa mendorong partisipasi aktif siswa. Metode pembelajaran seperti ini yang dinilai paling cocok diterapkan di era sekarang. 

Sebab bisa meningkatkan kualitas hasil pembelajaran dan melatih banyak keterampilan siswa. Discovery learning kemudian banyak dianjurkan untuk diterapkan di pembelajaran masa kini. 

Keterlibatan siswa meningkat karena memang membuat mereka menjadi pusat dari kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan memberi kebebasan pada siswa untuk mencari informasi sebanyak mungkin dalam memahami materi inti. Baik itu masalah untuk dipecahkan, maupun suatu fenomena untuk diketahui sebab akibatnya.  

2. Sesuai dengan Kecepatan dan Kapasitas Siswa

Kelebihan kedua dari metode pembelajaran discovery learning adalah sesuai dengan kecepatan dan kapasitas siswa. Fleksibilitas menjadi alasan kenapa kelebihan ini dimiliki discovery learning. 

Para siswa mendapat kebebasan untuk mencari informasi sesuai kondisi dan kebutuhan. Hasil yang didapatkan akan sesuai dengan pergerakan atau langkah mereka dalam mencari dan menganalisis informasi. 

Sehingga tidak lagi membuat guru hanya fokus pada siswa paling pintar dan paling cepat tanggap. Sebab semua siswa di metode pembelajaran ini memiliki kapasitas berbeda dan disadari penuh. Sehingga fokus utamanya bukan pada siapa yang cepat tanggap, melainkan proses mereka dalam melakukan penjelajahan. 

3. Mengedepankan Kemandirian dan Kreativitas Siswa

Discovery learning punya kelebihan dari sisi mampu mengedepankan kemandirian dan kreativitas siswa. Sebab metode pembelajaran ini sifatnya fleksibel dan mengedepankan kemandirian agar siswa tidak bergantung pada guru. 

Selain itu, dalam proses memahami materi dengan konsep mencari informasi sebanyak mungkin secara mandiri. Maka metode ini membuat mereka bisa berpikir lebih kritis dan kreatif. 

4. Menekankan pada Proses Bukan pada Hasil

Kelebihan lain dari metode pembelajaran ini adalah menekankan pada proses, bukan pada hasil. Hal ini sejalan dengan penjelasan sebelumnya mengenai prinsip-prinsip dari discovery learning. 

Jika metode pembelajaran konvensional akan fokus pada tingkat pemahaman akademik siswa. Yakni dilihat dari respon saat menjawab pertanyaan dan nilai ujian atau ulangan. Berbeda dengan discovery learning. 

Hasil pembelajaran berbasis pada proses belajar itu sendiri. Dimana siswa akan dilihat seperti apa kemampuannya menganalisis informasi dan melakukan interpretasi. Sehingga prosesnya lebih diperhatikan dan mengenai jawabannya salah atau benar tidak lagi menjadi prioritas. 

Baca Juga:

Sementara itu, apabila dilihat dari sisi kekurangan. Metode pembelajaran discovery learning memiliki setidaknya 4 poin. Yaitu: 

1. Membutuhkan Kerangka Pembelajaran yang Solid

Discovery learning menjadi salah satu metode pembelajaran yang butuh kerangka pembelajaran solid. Artinya, ada rencana atau susunan pembelajaran yang lengkap dan terstruktur untuk mencegah kendala. 

Susunan pembelajaran tersebut juga memuat berbagai kemungkinan jawaban dan pertanyaan yang muncul. Sebab dalam proses penerapannya, sangat mungkin para siswa mengajukan pertanyaan. Kadang, bisa pertanyaan yang tidak terpikirkan. 

Hal ini menjadi kelemahan, karena menuntut kesempurnaan pada persiapan pra pembelajaran. Sehingga bisa memastikan prosesnya lancar, minim kendala, dan tentunya hasil pembelajaran sudah sesuai harapan. 

2. Ada Kebutuhan Alat Praktek

Kelemahan metode pembelajaran discovery learning yang kedua adalah kebutuhan akan alat praktek. Metode pembelajaran ini harus diakui memang lebih banyak praktek dibanding teori. 

Pada akhirnya, ada lebih banyak materi yang membutuhkan alat praktek sebagai alat bantu. Padahal tidak semua alat praktek yang sesuai tersedia di sekolah. Kondisi ini yang membuat discovery learning rentan susah dijalankan. 

3. Guru Perlu Persiapan yang Baik

Dalam penerapan discovery learning, guru membutuhkan persiapan yang sangat baik. Misalnya untuk mengantisipasi pertanyaan yang disampaikan siswa. Sehingga persiapan guru harus maksimal dan tidak setengah-setengah. 

Hal ini menjadi kelemahan, karena bisa jadi guru tidak memiliki waktu cukup untuk menyiapkan pembelajarn. Apalagi dengan keterbatasan sarana dan prasarana tertentu. Sehingga discovery learning bukan metode pembelajaran yang bisa spontan diterapkan. 

4. Cenderung Mengabaikan Sikap dan Keterampilan Siswa

Dalam suatu penelitian, penerapan discovery learning memunculkan kritik berupa terlalu fokus pada proses. Sehingga mengabaikan bagaimana sikap dan keterampilan siswa bisa berkembang selama proses pembelajaran. 

Hal ini tentu perlu menjadi perhatian, karena kegiatan pembelajaran juga mencakup kegiatan pendidikan moral. Oleh sebab itu, discovery learning perlu diterapkan dengan persiapan matang agar semua aspek penting bisa berjalan. 

Kenapa Menggunakan Metode Discovery Learning?

Ada banyak pilihan metode pembelajaran bisa diterapkan dan discovery learning adalah salah satunya. Dibandingkan dengan metode pembelajaran lain, kenapa metode ini perlu dipertimbangkan untuk diterapkan? 

Terdapat beberapa alasan kenapa metode pembelajaran discovery learning menarik dan tepat untuk digunakan. Diantaranya adalah: 

1. Ada Partisipasi Guru dan Siswa

Pada dasarnya, discovery learning membutuhkan keterlibatan semua pihak. Baik guru maupun siswa. Keterlibatan dua pihak ini dipandang membuat kegiatan pembelajaran lebih optimal dan hasilnya pun sesuai harapan. 

2. Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa

Discovery learning menjadi salah satu dari beberapa metode pembelajaran yang memang meningkatkan partisipasi aktif siswa. Sebab mereka akan belajar secara mandiri, kemudian diikuti dengan penarikan kesimpulan berdasarkan hasil pemikiran kritis dan kreatif mereka. 

3. Mengasah Kemampuan Kognitif Siswa

Alasan yang ketiga adalah karena discovery learning bisa mengasah kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif sendiri adalah kemampuan intelektual yang berkaitan dengan pemrosesan informasi, persepsi, pemahaman, dan pengambilan keputusan.

4. Mengasah Lebih Banyak Keterampilan Siswa

Alasan lain kenapa discovery learning perlu diterapkan adalah bisa mendorong pengembangan lebih banyak keterampilan. Siswa bisa belajar menganalisis masalah, mencari informasi dengan dasar yang ilmiah, kemudian kemampuan komunikasi. Sebab dalam metode ini adalah tahap dimana jawaban siswa dipresentasikan. 

Baca Juga: 8 Keterampilan Dasar Mengajar, Harus Dikuasai Guru!

Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Discovery Learning

Lalu, seperti apa penerapan metode pembelajaran discovery learning? Dikutip melalui website Gramedia, dijelaskan ada 8 tahapan dalam penerapan metode pembelajaran ini. Berikut penjelasannya: 

1. Perencanaan

Sebagaimana metode pembelajaran lainnya, tahap awal dalam penerapan discovery learning adalah perencanaan. Pada tahap ini, para guru akan menyusun silabus pembelajaran. Sehingga ada pengaturan jadwal dan materi di setiap pertemuan. 

Selanjutnya bisa menyiapkan materi yang akan disampaikan dengan metode discovery learning. Pada tahap ini, guru juga perlu menyiapkan kebutuhan lain yang diperlukan. Misalnya, perlu tidaknya alat praktek agar penerapannya lancar. 

2. Stimulasi

Langkah yang kedua adalah stimulasi. Yaitu tahap dimana para guru perlu menyusun pertanyaan berisi masalah untuk dijelaskan secara ilmiah maupun dipecahkan oleh siswa. 

Pada tahap ini, para guru akan memastikan materi bisa disampaikan dengan metode discovery learning. Sehingga guru perlu melakukan beberapa hal untuk membangun kondisi dan suasana belajar yang mendukung atau sesuai. 

3. Identifikasi Masalah

Tahap ketiga dari penerapan metode pembelajaran discovery learning adalah identifikasi masalah. Pada tahap ini guru akan mengarahkan siswa untuk memahami masalah yang nantinya perlu diselesaikan. Sehingga para siswa paham betul apa masalah tersebut. Kemudian para siswa akan memberikan jawaban sementara (hipotesis). 

4. Pengumpulan Data

Tahap keempat adalah pengumpulan data. Solusi dan penjelasan dari masalah yang dijadikan materi pembelajaran harus ilmiah. Maka pada tahap ini, siswa akan mencari informasi dari sumber-sumber kredibel. Tentunya dengan dampingan dan arahan guru. 

5. Pengolahan Data

Tahap kelima adalah pengolahan data, yaitu tahap dimana para siswa menganalisis dan mempelajari semua informasi yang didapatkan. Kemudian melakukan penarikan kesimpulan mengenai solusi masalah yang menjadi materi pembelajaran. 

6. Pembuktian

Tahap kelima adalah tahap pembuktian, yakni tahap dimana siswa akan mempresentasikan jawaban atau solusi yang didapatkan. Kemudian akan ada pertanyaan dan kritik maupun saran dari siswa lain. Termasuk juga dari guru. 

7. Generalisasi

Tahap berikutnya adalah generalisasi. Pada tahap ini akan ada penarikan kesimpulan mengenai solusi yang paling tepat. Guru akan membahas kelebihan dan kelemahan masing-masing solusi yang diberikan siswa. Kemudian memberi saran solusi terbaik dan dijelaskan alasannya secara ilmiah (memiliki dasar). 

8. Penutup

Tahap akhir adalah penutup. Suatu pembelajaran tentu akan sampai di bagian akhir. Sehingga perlu disiapkan penutup. Penutup disini bisa dalam bentuk pemberian kesimpulan saja, pemberian tugas atau PR, dan lain sebagainya. 

Metode pembelajaran discovery learning memang terbilang baru. Metode ini dipandang sangat ideal diterapkan di era sekarang. Sebab bisa mendorong keterlibatan aktif siswa dan mengembangkan banyak kemampuan atau keterampilan. Namun, tentu saja metode ini ada beberapa kekurangan yang perlu disiasati agar tidak menurunkan kualitas pembelajaran. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Halaman Prancis Buku: Isi, Contoh, Bedanya dengan Halaman Judul

Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…

3 hari ago

18 Tools Pendeteksi AI untuk Karya Tulis dan Gambar

Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…

3 hari ago

Panduan Menulis Draft Buku, Bisa Tingkatkan Produktivitas!

Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…

4 hari ago

7 Hal yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Self Editing

Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…

4 hari ago

25 Pilihan Platform AI untuk Parafrase

Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…

4 hari ago

15 Pilihan AI untuk Membuat Mind Mapping

Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…

4 hari ago