Blended Learning: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contoh Penerapan

blended learning

Sehubungan dengan kemajuan zaman, termasuk di dalamnya perkembangan teknologi, komunikasi, dan informatika, pasti masyarakat tak asing dengan istilah blended learning. Meski sudah tak asing dengan istilah blended learning, banyak yang belum tahu apa itu blended learning yang belakangan kerap dibicarakan.

Di tengah perkembangan zaman, pembelajaran dengan metode e-learning kini sedang terus dikembangkan di dunia pendidikan seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu metode e-learning yang dijalankan adalah metode pembelajaran blended learning. Hal ini dilakukan karena canggihnya teknologi pada akhirnya akan mempengaruhi metode pembelajaran.

Terutama sejak pengaruh wabah Covid-19 dan masa pandemi Covid-19 ini, sektor pendidikan juga dituntut melakukan proses belajar mengajar dengan sistem yang berbeda dengan biasanya. Jika biasanya kondisi belajar mengajar (KBM) berjalan secara tatap muka, sejak 1 tahun lebih belakangan ini, peserta didik dan guru harus melangsungkan KBM secara daring.

Namun siapa sangka, pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini justru dirasa semakin mempercepat penerapan Praktik Pendidikan Era 4.0. Sehingga setelah pemerintah mulai memberi lampu hijau untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM), ada metode baru KBM ditawarkan, salah satunya metode blended learning.

Harapannya, dengan metode blended learning yang akan berjalan dan dibantu dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, maka pembelajaran daring tidak lagi jadi hambatan yang besar. Tak heran jika para ahli di luar negeri menyatakan bahwa pandemi Covid-19 ini justru menjadi langkah baru untuk memacu kemajuan pendidikan.

Meski demikian, gaya baru pembelajaran terutama di Indonesia selalu mengalami pro kontra, salah satunya dalam rencana penerapan blended learning. Banyak masyarakat atau terutama orang tua siswa yang masih kesulitan dengan kondisi belajar mengajar berbasis daring ini. Tapi sebenarnya apa tujuan dan apa pengertian metode blended learning?

Pengertian Blended Learning

Metode blended learning adalah bentuk penyempurnaan dari sistem e-learning, dimana dengan menggunakan metode blended learning, maka pembelajaran bisa dilakukan dua arah dan lebih efektif dibandingkan hanya guru yang mengajar atau menjelaskan atau satu arah.

Metode blended learning pada dasarnya adalah merupakan gabungan keunggulan pembelajaran yang dilakukan secara tatap muka dan secara virtual. Metode blended learning merupakan sebuah kemudahan pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model pengajaran, dan gaya pembelajaran.

Di dalam metode blended learning, siswa juga dikenalkan dengan berbagai pilihan media pembelajaran, antara menjadi fasilitator atau hanya mendapat materi pembelajaran saja. Selain itu, metode blended learning juga merupakan sebuah kombinasi pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan pembelajaran jarak jauh atau daring.

Tetapi lebih jauh dari itu, metode blended learning dijadikan sebagai elemen utama dalam interaksi sosial. Hal ini dilakukan untuk membantu siapa saja terutama siswa atau peserta didik untuk bisa tetap belajar tanpa terpaku pada waktu dan tempat. 

Meski demikian, beberapa siswa masih tetap membutuhkan waktu pembelajaran tatap muka (PTM) sehingga dibutuhkan proses pembelajaran tatap muka di kelas untuk membahas dan sebagai kelengkapan proses belajar yang sudah diberikan melalui daring. Artinya, metode blended learning ini merupakan metode pembelajaran terpadu antara di kelas dan e-learning.

Dilakukannya metode blended learning ini dirasa lebih efektif karena mengingat selama pandemi, pembelajaran jarak jauh atau daring saja dirasa memiliki berbagai kekurangan yang bisa ditutup dengan melakukan pembelajaran tatap muka atau luring. Siswa yang kesulitan belajar daring dimudahkan dengan bertemu atau bertatap muka dengan gurunya.

Belajar di dalam kelas maupun secara e-learning dinilai memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga menjadi dasar terbentuknya metode blended learning. Seperti contohnya kekurangan belajar di dalam kelas yang terbatas waktu dan tempat dan materi yang didapat hanya bersumber dari sekolah tersebut saja.

Tetapi pembelajaran tatap muka atau di kelas memiliki kelebihan dapat bertemu guru dan para siswa bisa langsung mendapat feedback dari guru mereka atas pencapaian yang sudah dilakukannya. Begitu juga sebaliknya, belajar menggunakan internet atau e-learning memang tidak terbatas tempat dan waktu, ada kekurangan yang dimiliki.

Kekurangan yang dimiliki siswa saat pembelajaran menggunakan internet atau dengan daring yakni tidak ada guru yang mendampingi sehingga siswa tidak bisa langsung mendapatkan feedback atas pencapaian yang mereka lakukan dan cenderung mengalami berbagai salah pengertian.

Sehingga harapannya, pembelajaran metode blended learning ini menjadi jalan keluar bagi siswa yang memiliki berbagai keterbatasan dan kekurangan selama melakukan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh. Meski demikian, pembelajaran tatap muka tak selalu efektif, sehingga cara paling tepat adalah melakukan blended learning.

Bisa disebut juga, metode blended learning merupakan gabungan dari dua model pembelajaran yang terpisah, yakni pembelajaran tradisional dengan pembelajaran yang berbasis teknologi komputer dengan penekanan yang digunakan di dalam pengertian yang sudah dijelaskan yaitu fokus pada teknologi komputer yang sedang berkembang dan internet.

Selain itu, metode pembelajaran blended learning dirasa jadi jawaban paling tepat untuk mengatasi berbagai masalah pembelajaran dan menjadi bekal untuk menghadapi tren pembelajaran di masa mendatang.

Karena penekanan metode pembelajaran blended learning ini menekankan pada gabungan metode konvensional yakni pembelajaran tatap muka (face-to-face) dan metode daring atau pembelajaran jarak jauh, maka diperlukan berbagai persiapan yang matang dan kesiapan tersebutlah yang kemudian jadi kunci utama keberhasilan pembelajaran blended learning.

Baca Juga:

Manfaat Blended Learning

Dilakukannya pembelajaran dengan metode blended learning atau menggunakan e-learning yang sudah berjalan selama beberapa waktu belakangan ini memiliki manfaat dan keuntungan yang beragam. Pembelajaran blended learning ini memberikan fleksibilitas pada siswa dalam memilih waktu dan tempat untuk mengakses materi pembelajaran.

Sehingga siswa tidak perlu melakukan perjalanan menuju ke sekolah untuk mendapat pembelajaran, tetapi bisa mendapat materi pembelajaran dari mana saja dan kapan saja. Selain itu, ada beragam manfaat lainnya dari metode pembelajaran blended learning.

1. Lebih fleksibel

Seperti yang sudah dijelaskan, metode pembelajaran blended learning yang menerapkan pembelajaran kombinasi antara daring dan tatap muka membuat siswa dapat belajar dan mendapat materi lebih fleksibel, tidak terpatok waktu dan tempat. Berbeda dengan pembelajaran terdahulu yakni tatap muka dan harus datang ke sekolah.

Berbeda dengan pembelajaran yang dituntut harus datang ke sekolah, metode blended learning memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2. Efektif meningkatkan hasil belajar siswa

Setiap siswa memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dari model pembelajaran baik secara daring maupun tatap muka. Oleh sebab itu, metode blended learning yang merupakan gabungan metode-metode pengajaran yang akan diterapkan dirasa lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar pada sebagian besar siswa.

Hal ini juga sudah diuji berdasarkan penelitian anak-anak sekolah dasar yang sudah menggunakan metode blended learning Core5 dalam pembelajaran di Inggris. Dari hasil penelitian pada siswa tersebut, menunjukkan bahwa ada hasil berupa peningkatan pencapaian membaca sampai 20 poin daripada biasanya.

3. Meningkatkan keterlibatan siswa

Selain itu, metode blended learning juga akan memudahkan siswa untuk terlibat di dalam pembelajaran. Saat ini, kebanyakan siswa sudah akrab dengan kemajuan teknologi yang diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, menggunakan teknologi saat belajar membuat siswa lebih dimudahkan dan juga bisa terlibat secara penuh di dalamnya.

4. Meningkatkan kepuasan belajar siswa

Dengan metode blended learning, dirasa siswa mampu meningkatkan kepuasan terhadap pembelajaran blended learning dan hasil belajar mereka. Hal ini karena dari awal siswa sudah memahami dan mengetahui bagaimana alur pembelajaran yang akan diterima. Mulai dari apa yang diharapkan siswa hingga capaiannya, sehingga siswa mampu mencapai tujuan belajar dengan baik.

5. Meningkatkan partisipasi siswa

Pada pembelajaran tradisional yang harus menuntut siswa untuk datang ke kelas, biasanya siswa cenderung lebih banyak berperan pasif di dalam kegiatan belajarnya. Hal ini karena sistem pembelajaran tradisional memang berpusat pada pengajar saja tanpa melibatkan siswa.

Oleh sebab itu, metode blended learning ini memicu siswa lebih aktif sehingga peristiwa kepasifan siswa tidak akan sesering mungkin ditemukan. Siswa mampu mengakses materi dan aktivitas pembelajarannya masing-masing sehingga siswa dituntut untuk aktif dalam belajar.

Tantangan dalam Metode Blended Learning

Meski memiliki manfaat dan kelebihan, tentu saja untuk melaksanakan metode blended learning, siswa dan guru memiliki tantangan tersendiri. Terlebih, metode blended learning ini adalah metode yang sangat baru dan belum banyak dilakukan. Berikut ini berbagai tantangan yang harus dihadapi saat akan melangsungkan metode blended learning.

1. Bergantung pada teknologi

Metode pembelajaran blended learning yang merupakan kombinasi pembelajaran secara daring dan pembelajaran tatap muka ini masih bergantung pada teknologi. Sekolah yang mulai menerapkan metode blended learning harus memiliki alat, fasilitas, atau infrastruktur, serta dukungan keuangan yang mendukung untuk memenuhi kebutuhan.

2. Membutuhkan pengetahuan teknologi yang mumpuni

Tak hanya siswa saja yang dituntut menguasai teknologi yang digunakan, guru juga dituntut harus mampu menguasai teknologi yang digunakan untuk pembelajaran guna mengatur segala kegiatan dan proses belajar mengajar. Guru juga diharapkan mampu mengevaluasi dan memanfaatkan data untuk mengatasi kesenjangan dalam hasil pembelajaran siswa.

Namun, berbagai kelemahan-kelemahan tersebut tetap bisa diatasi jika dilakukan persiapan yang matang, baik mulai dari mempersiapkan alat-alat, pelatihan untuk guru, siswa, atau bahkan orang tua siswa. Ketika semua persiapan sudah mumpuni dan baik, maka pembelajaran blended learning dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

12 Jenis Blended Learning

Hingga saat ini, ada macam-macam atau jenis model blended learning yang sudah dikembangkan. Berikut ini adalah beberapa jenis blended learning yang sudah diterapkan oleh berbagai lembaga pendidikan di berbagai belahan dunia.

1. Station Rotation Blended Learning

Station-rotation blended learning adalah penggabungan ketiga stasiun atau spot di dalam satu jam tatap muka dan kemudian dibagi menjadi tiga bagian. Misalkan satu tatap muka terdiri dari 90 menit durasi pembelajaran, maka waktu 90 menit tersebut digai menjadi tiga waktu yang masing-masing berisi tahapan di dalam spot yang berbeda berdurasi 30 menit.

Ketiga spot tersebut terdiri di antaranya online instruction, teacher-led instruction, dan collaborative activities and stations.

2. Lab Rotation Blended Learning

Metode selanjutnya yakni metode lab rotation blended learning ini hampir mirip dengan station rotation blended learning, yaitu memungkinkan siswa memiliki kesempatan untuk memutar stasiun melalui jadwal yang telah ditetapkan, namun dilakukan menggunakan laboratorium khusus.

Penggunaan laboratorium khusus ini memungkinkan dilakukannya pengaturan jadwal yang fleksibel dengan guru atau pengajar. Sehingga metode lab rotation blended learning ini diperlukan laboratorium komputer.

3. Remote Blended Learning atau Enriched Virtual

Metode pembelajaran remote blended learning atau enriched virtual ini siswa dituntut menyelesaikan pembelajaran daring dan mereka bisa hanya melakukan pembelajaran tatap muka dengan dosennya sesuai kebutuhannya saja atau sesekali. Pendekatan ini berbeda dengan model pendidikan flipped classroom, terutama di dalam keseimbangan waktu.

Di dalam metode pembelajaran remote blended learning atau enriched virtual ini, siswa tidak akan belajar secara tatap muka dengan guru setiap hari, tetapi dalam pengaturan flipped. Sehingga siswa dapat menyelesaikan tujuan pembelajarannya secara individu.

4. Flex Blended Learning

Flex blended learning ini termasuk di dalam jenis model blended learning yang mana pembelajaran daring menjadi inti atau hal utama sehingga menjadi tulang punggung pembelajaran siswa, meski begitu tetap masih didukung dengan aktivitas pembelajaran tatap muka atau luring.

Paling utama, siswa memulai pembelajaran daring kemudian melanjutkan pembelajaran di dalam kelas dengan jadwal yang fleksibel disesuaikan secara individual di dalam berbagai modalitas pembelajaran.

Sebagian besar siswa bisa belajar di sekolah atau di kelas, kecuali ketika mereka diberikan pekerjaan rumah. Guru kemudian memberi dukungan pembelajaran tatap muka secara fleksibel dan adaptif, sesuai dengan kebutuhan melalui kegiatan seperti kelompok kecil, proyek kelompok, dan bimbingan pribadi.

5. Flipped Classroom Blended Learning

Flipped classroom blended learning ini merupakan versi yang paling banyak dikenal dan juga dilakukan. Flipped classroom ini dimulai dengan pembelajaran siswa yang dilakukan secara daring, baik di luar kelas atau di rumah dengan materi yang sudah disediakan sebelumnya.

Setelah melakukan proses pembelajaran secara daring atau jarak jauh, siswa kemudian bisa memperdalam dan berlatih memecahkan soal-soal yang diberikan di sekolah atau di kelas bersama dosen atau teman sekelasnya. Dengan demikian, pembelajaran ini memiliki maksud menyelenggarakan peran pembelajaran tradisional di kelas secara terbalik.

Tujuan dilakukannya flipped classroom di dalam metode blended learning ini maksudnya masih mempertahankan format pembelajaran tradisional, namun dilakukan dengan cara atau konteks yang lebih baru.

6. Individual Rotation Blended Learning

Individual rotation blended learning ini merupakan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk memutar materi melalui stasiun-stasiun sesuai dengan jadwal individu yang ditetapkan oleh guru atau oleh algoritma perangkat lunak komputer.

Berbeda dengan model rotasi lainnya, individual rotation blended learning ini tidak menuntut siswa harus pindah dari stasiun satu ke stasiun yang lain, mereka hanya perlu memutar kanal aktivitas yang dijadwalkan pada daftar putar mereka.

7. Project-based Blended Learning

Metode project-based blended learning ini merupakan model pembelajaran yang mana siswa dapat menggunakan pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh maupun pembelajaran luring atau tatap muka dan melakukan kolaborasi untuk merangcang, mengulang, dan menyelesaikan tugas pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran daring bisa berbentuk pembelajaran daring dengan materi yang sudah disiapkan atau akses mandiri pada berbagai sumber belajar yang dibutuhkan. Karakteristik utama di dalam pembelajaran ini adalah menggunakan sumber daya daring untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek.

Baca Juga:

8. Self-directed Blended Learning

Metode pembelajaran self-directed blended learning meminta siswa menjalankan kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka di dalam pembelajaran inkuiri untuk mencapai tujuan pembelajaran formal. Mereka akan terhubung dengan guru secara fisik dan digital, karena pembelajaran diarahkan sendiri.

Karena pembelajaran bisa diarahkan sendiri, maka peran pembelajaran daring dengan guru akan berubah sehingga tidak ada pertemuan atau pembelajaran daring formal yang harus diselesaikan. Salah satu hal yang menjadi tantangan bagi guru di dalam pembelajaran ini adalah bagaimana guru menilai pembelajaran dan keberhasilan tanpa menghilangkan autentifikasi.

Sementara tantangan bagi siswa yakni bagaimana cara mencari model produk, proses, dan potensi apa yang dapat mendorong mereka untuk tetap konsisten dalam belajar. Selain itu, siswa juga dituntut harus memahami apa yang berhasil dan mengapa ia berhasil. Hal tersebut dibuat sebagai penyesuaian atas kondisi ideal atau bila ada kondisi yang tidak sesuai harapan.

Beberapa siswa pasti membutuhkan bimbingan, sementara beberapa siswa merasa membutuhkan dukungan melalui jalur yang sangat jelas sehingga mereka baru akan dapat menjalankan pembelajaran mereka sendiri secara mandiri.

9. Blended Learning Inside-Out

Metode pembelajaran inside-out dirancang akan selesai atau berakhir di luar kelas, artinya dengan memadukan kelebihan-kelebihan tatap muka fisik dan digital. Namun, model inside-out ini masih menonjolkan pembelajaran di kelas dan pembelajaran daring hanya berfungsi sebagai penguat pembelajaran.

Komponen pembelajaran yang berlangsung di metode inside-out ini dapat berupa inkuiri mandiri atau e-learning formal. Jika dilihat dari pola pembelajarannya, maka blended berbasis proyek dan merupakan salah satu contoh yang sangat baik dari model inside-out.

Sama halnya dengan outside-in yang selanjutnya akan dijelaskan, model inside-out ini masih membutuhkan bimbingan ahli, adanya umpan balik atau feedback pembelajaran, pengajaran konten, dan dukungan psikologis serta moral dari interaksi tatap muka setiap hari.

10. Blended Learning Outside-in

Berbeda dengan pembelajaran blended learning inside-out, outside-in ini diawali dengan pembelajaran dari lingkungan fisik dan digital non-akademik yang biasa digunakan siswa setiap hari, kemudian diakhiri di dalam ruang kelas. Dengan demikian, pembelajaran di dalam kelas ini akan lebih dalam dan kaya serta efektif.

Kelas tatap muka atau luring berpeluang menjadi ajang berbagi, berkreasi, berkolaborasi, dan saling memberi feedback yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Bila dirancang dengan baik, pembelajaran ini mampu memainkan peran dan kekuatan untuk melengkapi kekurangan yang selama ini dialami siswa.

11. Supplemental Blended Learning

Model pembelajaran ini menuntut siswa mampu menyelesaikan pembelajaran daring secara penuh untuk melengkapi berbagai pembelajaran tatap muka, atau sebaliknya, menyelesaikan pembelajaran tatap muka untuk melengkapi pembelajaran secara daring yang sudah diperoleh.

Artinya, metode supplemental blended learning ini adalah pelengkap dan tujuan pencapaiannya dapat dipenuhi dalam satu ruang, sementara ruang lainnya memberi pengalaman tambahan yang spesifik bagi siswa. Pengalaman tambahan ini tidak akan mereka dapatkan jika mereka menggunakan satu cara saja.

12. Mastery-based Blended Learning

Metode mastery-based blended learning ini menuntut mahasiswa melakukan pembelajaran daring dan pembelajaran tatap muka secara bergiliran. Tujuan dilakukannya metode ini adalah pembelajaran berbasis penguasaan. Desain dan proporsi pembelajaran daring dan tatap muka dibangun atas dasar penguasaan kompetensi tertentu.

Terdapat desain asesmen yang penting di dalam setiap pengalaman pembelajaran berbasis penguasaan, karena dengan menggunakan alat asesmen, pembelajaran tatap muka dan digital yang cukup rumit bisa disesuaikan dengan pola pikir dan bagaimana perancang pembelajaran merancang materi.

Contoh Penerapan Blended Learning

Salah satu contoh penerapan blended learning ini saat siswa belajar menggunakan dua pendekatan sekaligus. Artinya, siswa menggunakan dua metode sistem belajar, secara daring dan juga secara tatap muka melalui video conference. Dalam metode pembelajaran ini, siswa diminta mempelajari materi yang akan diajarkan guru.

Materi tersebut bisa berupa modul atau video pembelajaran yang akan diberikan oleh guru sebelum kelas Zoom atau Google Meet dimulai. Jadi, saat Zoom atau Google Meet berlangsung, guru tinggal menyampaikan poin penting pembelajaran dan selanjutnya guru berinteraksi langsung dengan siswa melalui video conference tersebut.

Siswa bisa berinteraksi baik bertanya maupun berdiskusi mengenai materi yang dibahas. Jadi, meskipun siswa dan guru tidak melakukan pembelajaran tatap muka, kedua pihak masih bisa berinteraksi layaknya saat di sekolah. Sedangkan siswa yang tidak dapat mengikuti Zoom atau Meet bisa melihat rekaman yang dibagikan guru.

Jadi siswa yang lainnya tidak akan ketinggalan pelajaran dengan teman lainnya karena saat Zoom atau Meet berhalangan hadir. Rekaman tersebut di-setting dapat diulang-ulang sampai siswa benar-benar paham dengan materi yang diberikan.

Artikel Terkait:

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Satu tanggapan untuk “Blended Learning: Pengertian, Manfaat, Jenis, dan Contoh Penerapan”

Informasi yang sangat menarik terkait blended learning. Berbagai jenis penerapan atau penggunaan teknologi di era digital dibutuhkan untuk mempermudah kegiatan sehari-hari, contohnya adalah Mixed reality Jakarta yaitu salah satu penerapan teknologi mixed reality yang dapat digunakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama