Information

Multistage Random Sampling: Syarat dan Cara Penerapan

Dalam kegiatan penelitian, salah satu cara menentukan sampel adalah dengan teknik multistage random sampling. Teknik ini cocok untuk penelitian yang memiliki populasi dalam skala besar dan butuh waktu lama dalam menentukan sampel penelitian. 

Dengan menerapkan teknik ini, penentuan sampel penelitian menjadi lebih cepat. Selain itu, teknik ini juga bisa memastikan sampel yang dipilih bisa merepresentasikan populasi penelitian. 

Penelitian Anda mungkin perlu menerapkan teknik ini agar penentuan sampel tepat dan efisien dari banyak aspek. Lalu, seperti apa penerapannya dalam penelitian? Berikut informasinya. 

Apa Itu Multistage Random Sampling?

Multistage random sampling adalah teknik penetapan sampel ketika populasi yang berada di daerah besar dibagi dalam beberapa area yang lebih kecil dan jelas batas-batasnya.

Secara sederhana, multistage random sampling adalah teknik penentuan sampel penelitian dengan memecah populasi awal menjadi beberapa kelompok (stage) yang lebih kecil dan sampel akan dipilih dari masing-masing kelompok tersebut. 

Umumnya, teknik ini diterapkan untuk populasi skala besar dan terpisah oleh aspek geografi. Misalnya, jarak antara satu populasi dengan populasi lain terlalu jauh atau melewati medan yang sulit sehingga pembagian kelompok berdasarkan daerah. 

Supaya didapatkan populasi yang terbagi menjadi beberapa kelompok di beberapa daerah. Setiap kelompok ini nantinya akan diambil sampel penelitian secara acak sehingga didapatkan data yang merepresentasikan keseluruhan populasi. 

Teknik ini membantu memilih sampel penelitian dengan cepat dan tepat, sekalipun skala atau jumlah populasi besar. Dalam menentukan sampel, peneliti tidak harus memilih acak dari seluruh sampel melainkan dari kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. 

Pada teknik ini, proses menentukan sampel penelitian akan terdiri dari beberapa tahapan karena peneliti perlu membagi populasi menjadi beberapa kelompok. Pembagian ini umumnya berdasarkan daerah, akan tetapi bisa juga dari aspek lain. Tergantung pada topik, tujuan penelitian, karakter populasi, dan lain sebagainya. 

Secara umum, tahap dalam penentuan sampel disebut dengan istilah tahap populasi pertama, tahap populasi kedua, dan seterusnya. Jumlah tahapan disesuaikan dengan skala populasi dan sampai didapatkan kelompok yang bisa diambil sampel penelitian yang merepresentasikan populasi. 

Selain multistage random sampling, cek juga teknik pengambilan sampel lebih banyak.

Syarat Multistage Sampling

Dalam menerapkan teknik multistage random sampling, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Artinya, teknik penentuan sampel penelitian ini tidak selalu cocok untuk semua penelitian. 

Supaya lebih efisien, pastika ada beberapa kondisi yang memenuhi syarat agar teknik ini dikatakan cocok sebelum menerapkan teknik ini. Berikut syarat menggunakan metode multistage random sampling:

1. Penelitian dengan Populasi Besar dan Kompleks

Syarat yang pertama adalah berkaitan dengan skala populasi penelitian. Teknik random sampling ini kurang cocok untuk penelitian dengan populasi skala kecil atau yang jumlahnya terbatas. 

Melainkan sangat cocok untuk penelitian dengan populasi skala besar, tersebar secara geografis, dan sulit dijangkau secara langsung oleh peneliti. Sehingga perlu dibentuk kelompok populasi dan diambil sampel di masing-masing kelompok tersebut. 

2. Tersedia Kerangka Sampling

Syarat yang kedua adalah sudah ada atau tersedia kerangka sampling. Secara sederhana, kerangka sampling adalah daftar lengkap semua unit populasi yang mungkin dipilih sebagai sampel dalam suatu tahap pengambilan sampel.

Jadi, agar teknik sampling satu ini bisa diterapkan maka peneliti wajib memiliki data seluruh populasi penelitian. Data ini mencakup nama, daerah tinggal, dan aspek krusial yang mendukung seluruh tahapan multistage. 

3. Setiap Tahap Mendukung Randomisasi

Syarat ketiga agar multistage random sampling bisa diterapkan dalam penelitian adalah setiap tahapan mendukung randomisasi. Seperti penjelasan sebelumnya, multistage diterapkan dalam beberapa tahap. Jumlah tahapan fleksibel tergantung penelitian itu sendiri. 

Semua tahapan ini wajib mendukung randomisasi. Artinya, pemilihan sampel di semua tahap bisa dilakukan secara random. Bukan berdasarkan pola, rumus, dan kriteria tertentu.

MIsalnya, populasi skala besar tersebar di provinsi Jawa Barat, peneliti akan membagi kelompok, dimana tahap populasi pertama berdasarkan kabupaten tinggal populasi. Kemudian tahap populasi kedua berdasarkan kecamatan. 

Meskipun tidak ada tahap populasi kedua, peneliti bisa mengambil sampel secara random di tahap populasi pertama. Jadi, setiap tahap pada dasarnya sudah bisa diambil sampel. Hanya saja skala populasi mungkin masih terlalu besar, sehingga ada tahap kedua, ketiga, dan seterusnya. 

4. Setiap Tahap Dipilih Secara Hirarki

Syarat yang keempat adalah setiap tahapan yang menentukan sampel penelitian dipilih secara hirarki. Artinya, pembentukan kelompok (stage) didasarkan pada pembagian dari unit terbesar menuju unit terkecil. 

Misalnya, populasi adalah siswa SMA di Semarang. Maka peneliti akan membagi populasi per kabupaten Semarang, kecamatan, kelurahan, dan kemudian stage terkecil adalah per sekolah. 

5. Ketersediaan Sumber Daya di Lapangan

Syarat kelima adalah peneliti memiliki sumber daya yang mendukung, khususnya di lapangan. Alasannya, karena multistage random sampling butuh kerangka sampling dan data harus akurat. 

Berhubung populasi penelitian dalams kala besar, penyusunan kerangka tersebut butuh sumber daya yang lumayan. Namun tentunya dengan adanya laporan data statistik bisa dimanfaatkan untuk efisiensi. Hanya saja, sejak awal peneliti harus memastikan punya sumber daya yang memadai dalam penelitian. 

6. Tujuan dan Desain Penelitian Sudah Jelas

Syarat yang terakhir agar multistage random sampling bisa diterapkan peneliti adalah memiliki tujuan dan desain penelitian yang jelas. Dalam aspek penentuan sampel penelitian, peneliti harus menyiapkan rancangan tahap populasi sampai berapa. 

Kemudian menentukan bagaimana penentuan sampel di masing-masing stage yang sudah dibentuk. Sehingga sejak awal sudah diketahui tahap penentuan sampel ada berapa dan bagaimana memilih di unit atau stage terkecil. Hal ini penting untuk memastikan setiap tahapan sudah tepat dan sesuai tujuan penelitian. 

Baca Juga:

Perbedaan Cluster dan Multistage Sampling

Berhubung dalam penetapan tahap penentuan sampel ada pembagian berdasarkan wilayah, tidak heran jika multistage random sampling sering disamakan dengan cluster random sampling

Namun, apakah keduanya memang sama? Jawabannya tidak, karena dua teknik sampling tersebut adalah dua teknik yang berbeda. Secara umum ada dua aspek yang membedakan cluster sampling dan multistage sampling antara lain:

1. Jumlah Tahapan

Perbedaan yang pertama terletak dari jumlah tahapan dalam pelaksanaan. Secara umum, cluster sampling hanya terdiri dari satu taha, yakni pembagian kelompok berdasarkan wilayah geografis dimana populasi tinggal. 

Tentunya berbeda dengan multistage sampling, dimana tahapan bisa sampai beberapa kali. Sebab setelah pembagian stage berdasarkan letak geografis. Peneliti perlu memperkecil member per stage dengan membagi lagi menjadi unit terkecil. 

Misalnya, setelah tahap penentuan stage berdasarkan kecamatan. Maka diperkecil ke unit berikutnya, yakni stag per kelurahan dan seterusnya. Sehingga ada beberapa tahapan dalam pembagian kelompok atau stage. 

2. Pemilihan Sampel di Unit Terkecil

Perbedaan yang kedua terletak pada tata cara sampel dipilih dari unit atau kelompok yang sudah dipilih. Pada cluster sampling, umumnya saat kelompok berdasarkan letak geografis sudah ditetapkan. Peneliti tinggal mengambil sampel sesuai jumlah yang ditentukan di awal. 

Berbeda dengan multistage sampling, dimana peneliti perlu membagi kelompok populasi menjadi unit paling kecil. Setelah didapatkan stage dengan unit terkecil, barulah sampel penelitian diambil. 

Supaya lebih mudah dipahami, maka berikut penjelasannya dalam contoh: 

Peneliti ingin mengetahui dampak media sosial pada prestasi akademik siswa SMA di Jawa Tengah. Dalam cluster sampling, peneliti akan membagi populasi berdasarkan sekolah jenjang SMA di tingkat kabupaten.  Kemudian memilih satu kabupaten di Jawa Tengah dan diambil 10 sekolah jenjang SMA. Sampel penelitian bisa siswa dari 10 sekolah tersebut. Jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah yang ditentukan di awal. Sementara pada multistage sampling, peneliti akan membagi sekolah jenjang SMA berdasarkan kabupaten, kemudian kecamatan, kelurahan, sampai ke tahap unit sekolah jenjang SMA. Misal 10 sekolah, maka masing-masing diambil 2 siswa sebagai sampel penelitian. 

Baca Juga: 5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Cara Pengambilan Sampel Multistage Random Sampling

Berikut cara pengambilan sampel dengan metode multistag sampling:

1. Menentukan Populasi Penelitian

Tahap pertama tentu saja menentukan dulu populasi penelitian karena skala populasi akan menentukan penelitian Anda memenuhi syarat diterapkannya multistage sampling atau tidak. 

Populasi ditentukan dulu. Apabila memenuhi syarat, Anda bisa masuk ke tahap berikutnya. Penentuan populasi diawali dengan menentukan tujuan penelitian dan mencari populasi yang karakteristiknya sesuai tujuan penelitian tersebut. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas dari metode pembelajaran kontekstual bagi siswa SMA. Maka bisa memilih siswa SMA di provinsi tertentu. Sebab populasi wajib siswa SMA sesuai tujuan penelitian yang dirumuskan di awal. 

Baca lebih lanjut dalam Cara Menentukan Populasi Penelitian dalam 7 Tahapan Sederhana.

2. Menentukan Tahapan Sampling

Tahap kedua dalam penerapan multistage random sampling adalah menentukan tahapan sampling. Tahap sampling yaitu tahap pembagian unit atau stage dari populasi penelitian yang ditetapkan di tahap sebelumnya. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui efektivitas metode pembelajaran kontekstual di siswa jenjang SMA. Maka bisa dimulai dari tahap penentuan populasi siswa di provinsi Jawa Tengah, kemudian kabupaten, kecamatan, kelurahan, dan unit sekolah. 

3. Menyiapkan Kerangka Sampling

Tahap ketiga adalah menyiapkan kerangka sampling. Kerangka disini adalah pada setiap populasi penelitian yang memang memenuhi kriteria. Misalnya data jumlah sekolah di provinsi, kabupaten, kecamatan, seterusnya. 

Sehingga memudahkan dalam pembagian stage di setiap tahap sampling. Sebab peneliti sudah memiliki data yang jelas mengenai jumlah populasi dari unit terbesar sampai unit terkecil. 

4. Penentuan Tahap dan Penentuan Sampel

Tahap keempat adalah peneliti mulai menentukan tahap penentuan sampel. Dimulai dari tahap populasi satu, dua, tiga, dan seterusnya. Baru kemudian masuk ke tahap penentuan sampel dari unit terkecil atau dari tahap populasi terakhir. 

5. Mulai Melakukan Pengumpulan Data

Tahap akhir dari penerapan multistage sampling tentu saja memulai proses pengumpulan data. Jika sampel penelitian sudah ditentukan maka peneliti tinggal mengumpulkan data sesuai metode dan jadwal yang sudah disusun. 

Pengumpulan data dalam multistage sampling bisa memakai metode apa saja, baik itu dengan wawancara, observasi di lapangan, membagikan kuesioner, dan sebagainya. Metode disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik dari sampel yang sudah dipilih. 

Itulah beberapa tahapan dalam menerapkan teknik multistage random sampling. Jika memang berhadapan dengan populasi skala besar dan terpisah secara geografis. Maka bisa mencoba menerapkan teknik ini dalam menentukan sampel secara efektif dan efisien.

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

Cara Membuat Outline Tulisan di Canva

Sudahkah Anda mengetahui cara membuat outline tulisan di Canva? Membuat outline atau kerangka tulisan tidak…

5 jam ago

4 Cara Melakukan Revisi Tulisan [Disertai Panduan]

Dalam kegiatan menulis, ada banyak tahapan perlu dilalui dan salah satunya adalah revisi tulisan. Setiap…

5 jam ago

2 Pilihan Cara Membuat Jadwal di Excel

Microsoft Excel bisa digunakan untuk kebutuhan menyusun jadwal harian, mingguan, maupun bulanan. Lalu, sudahkah Anda…

7 jam ago

Critical Thinking dan Cara Menerapkannya saat Menulis

Seorang penulis yang profesional tentunya selain memiliki kemampuan menulis yang baik, juga memiliki kemampuan critical…

7 jam ago

Terlalu Perfeksionis? Ini Cara Mengatasi agar Produktif Menulis

Menjadi orang yang perfeksionisme bisa memberi banyak keuntungan. Namun, dalam beberapa situasi dan kondisi justru…

8 jam ago

Cara Menggunakan Blackbox AI dan Fungsi Lengkapnya

Jika menjadi pengembang aplikasi maupun programmer, tentunya paham betul bagaimana cara menggunakan Blackbox AI. Platform…

8 jam ago