Daftar Isi
Kegiatan penelitian ternyata tidak hanya memiliki metode yang beragam, akan tetapi juga memiliki tujuan yang beragam pula. Dilihat dari segi tujuan, salah satu jenis penelitian adalah penelitian eksploratif.
Penelitian jenis ini diketahui memiliki tujuan untuk memahami dan menjelaskan suatu fenomena baru yang belum diteliti sebelumnya. Sehingga metode yang digunakan kebanyakan adalah campuran antara kuantitatif dengan kualitatif.
Jika Anda memiliki topik penelitian yang cenderung baru atau mungkin topik tersebut membantu memperdalam ilmu pengetahuan. Maka penelitian atau riset eksploratif bisa dijadikan pilihan. Lalu, seperti apa penelitiannya?
Dikutip melalui katadata.co.id, penelitian eksploratif adalah proses penyidikan masalah yang belum dipelajari atau diselidiki secara menyeluruh di masa lalu. Berdasarkan definisi ini, maka bisa dipahami bahwa tujuan riset adalah untuk mengeksplorasi suatu topik.
Sehingga bisa didapatkan ilmu pengetahuan baru maupun ide-ide baru yang di masa mendatang akan dijadikan bahan pembelajaran. Serta digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian, khususnya penelitian terapan dan pengembangan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri, istilah atau kata eksploratif memiliki arti “bersifat eksplorasi”. Eksplorasi kemudian memiliki beberapa definisi di dalam KBBI, yaitu:
Hal ini yang membuat penelitian atau riset eksploratif memiliki sifat lebih fleksibel dibanding jenis penelitian lain jika dilihat dari tujuannya. Data dalam penelitian juga campuran antara data kualitatif dengan kuantitatif, meskipun didominasi data primer bersifat kualitatif.
Membantu lebih memahami lagi apa itu penelitian eksploratif, maka berikut beberapa definisi yang dikemukakan sejumlah ahli:
Menurut Yusuf, riset eksploratif adalah studi dengan melakukan penelusuran, terutama dalam pemantapan konsep yang akan digunakan dalam ruang lingkup yang penelitian yang lebih luas dengan jangkauan konseptual yang lebih besar.
Sementara menurut Morissan, riset eksploratif adalah penelitian awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai suatu topik penelitian yang akan diteliti lebih jauh.
Melalui definisi yang dipaparkan sejumlah ahli tersebut, maka bisa dipahami bahwa riset eksploratif adalah riset yang menjadi riset paling pertama dilakukan. Sebab tujuannya untuk memahami suatu fenomena agar bisa mendapat kejelasan secara ilmiah.
Temuannya berbentuk teori yang nantinya akan megembangkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan juga teknologi. Penemuan di penelitian ini juga menjadi landasan para peneliti untuk melaksanakan penelitian tahap berikutnya, yakni penelitian terapan dan pengembangan.
Sesuai dengan namanya, penelitian eksploratif bertujuan untuk melakukan eksplorasi atau penjelajahan terhadap suatu fenomena baru. Fenomena baru ini dianggap menarik dan memiliki urgensi tinggi untuk diteliti karena belum ada penjelasan apapun.
Sehingga fenomena ini sendiri belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga dibutuhkan penjelasan ilmiah untuk mengetahui definisi, penyebab, dampak, dan aspek penting lainnya berkaitan dengan fenomena tersebut.
Penelitian akan memberikan data dasar mengenai fenomena sehingga bisa meningkatkan pemahaman peneliti dan publik luas mengenai fenomena tersebut. Sebab ketika fenomena terjadi berulang atau dialami sendiri, maka tidak merasa kaget, takut, bingung, dan sebagainya karena sudah memahaminya dengan baik.
Memahami betul bahwa jenis penelitian cukup beragam, dan jika dilihat dari segi tujuan maka setidaknya ada tiga jenis penelitian. Yakni penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, dan juga penelitian eksplanatif.
Lalu, seperti apa cara membedakan ketiga jenis penelitian berdasarkan tujuannya tersebut? Anda bisa memulai dengan memahami atau mempelajari ciri khasnya. Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah ciri-ciri dari riset eksploratif:
Ciri-ciri yang pertama dari riset eksploratif adalah penggunaan sampel yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan jenis penelitian lain. Sampel sendiri adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian.
Misalnya ada populasi berjumlah 100 keluarga, maka pemilihan sampel diambil hanya 20 keluarga. Sampel terbatas dipandang sudah mewakili keseluruhan populasi, sehingga kualitas data tetap sesuai ketentuan.
Ciri-ciri yang kedua adalah memiliki tujuan untuk menemukan sesuatu dan dipahami apa adanya. Sehingga penemuan atau temuan dari penelitian ini sesuai dengan penjelasan ilmiah yang didapatkan sepanjang penelitian.
Ciri ketiga dari riset eksploratif adalah memilih topik dari fenomena maupun kejadian baru. Umumnya fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya atau suatu fenomena yang sudah pernah terjadi akan tetapi belum pernah diteliti sebelumnya.
Selain itu, fenomena yang belum diketahui banyak orang atau dianggap belum familiar juga sering menjadi topik dalam penelitian ini. Sehingga hasilnya bisa lebih memahami fenomena tersebut secara rinci dan mendalam.
Ciri khas berikutnya dari riset eksploratif adalah mengandung unsur 5W+1H. Artinya, dalam melaksanakan penelitian seorang peneliti memiliki pertanyaan dengan unsur 5W+1H tersebut, sehingga bisa mengeksplorasi topik secara detail dan mendalam.
Selanjutnya yang menjadi ciri khas dari penelitian eksploratif adalah sifatnya yang kreatif, fleksibel, dan terbuka. Sehingga seluruh kegiatan penelitian bisa berubah untuk menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Mengingat bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mampu mendeskripsikan suatu fenomena. Maka akan dilakukan berbagai cara untuk bisa memahami fenomena tersebut secara detail.
Ciri-ciri berikutnya adalah dari penggunaan data yang kompleks, sehingga mengkombinasikan antara data primer dan sekunder. Sumber data juga bisa dari data statistik (laporan), hasil diskusi, wawancara, dan lain sebagainya.
Jika dilihat dari segi biaya, ciri khas dari riset eksploratif adalah membutuhkan biaya dalam jumlah yang besar. Hal ini karena memang sejalan dengan tujuannya untuk memahami suatu fenomena baru.
Sehingga perlu dilakukan proses pengumpulan data yang beragam dan dari hal mendasar. Bahkan menjadi penelitian perdana dimana fenomena tersebut belum pernah diteliti, sehingga semua dilakukan dari awal oleh peneliti.
Ciri-ciri lainnya dari penelitian jenis ini adalah jangka waktu pelaksanaannya yang terbilang sangat panjang. DIbanding jenis penelitian lain yang dilihat dari segi tujuan, eksploratif membutuhkan waktu bisa sampai bertahun-tahun. Sehingga menjadi penelitian dengan durasi terpanjang dari aspek tujuannya.
Penelitian eksploratif sendiri diketahui memiliki beberapa jenis. Jika dilihat dari segi teknik, maka akan terbagi menjadi tiga. Berikut penjelasannya:
Jenis yang pertama adalah penelitian sekunder, yaitu peneliti melihat kembali literatur yang ada, atau data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Sehingga data ini didapatkan dari laporan yang menunjukan statistik suatu hal yang diteliti.
Jika mayoritas data yang digunakan bersumber dari sumber tertulis, misalnya laporan bulanan maupun tahunan. Maka akan masuk ke dalam kategori satu ini. Sebab data didapatkan dari proses pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu.
Selain mengandalkan laporan sebagai sumber data, peneliti juga bisa menghimpun data sendiri secara mandiri. Sehingga bisa mendapatkan kumpulan data yang banyak dan relevan dengan topik untuk kemudahan mengeksplorasi topik tersebut.
Jenis kedua dari penelitian eksploratif adalah penelitian kualitatif informal, yaitu jenis penelitian dimana peneliti melakukan diskusi dengan konsumen, pegawai, manajemen, maupun kompetitor.
Sesuai dengan definisi tersebut, maka pada kategori atau jenis ini seluruh data penelitian didapatkan dengan kegiatan diskusi. Diskusi bisa dilakukan dengan partisipan yang memang memiliki pemahaman atau keahlian yang relevan dengan topik penelitian.
Jenis ketiga dari penelitian eksploratif adalah penelitian kualitatif formal, yaitu jenis penelitian dimana peneliti melakukan wawancara mendalam, diskusi grup, metode proyektif, studi kasus, hingga studi awal.
Berbeda dengan penelitian kualitatif informasi dimana data didapatkan dengan kegiatan diskusi. Pada jenis ini, data penelitian didapatkan dengan kegiatan wawancara dengan narasumber yang relevan dengan topik penelitian.
Selain dengan wawancara, data juga bisa didapatkan melalui diskusi grup untuk mendapat lebih banyak informasi. bahkan bisa juga melalui studi kasus, sehingga data yang didapatkan lebih mendalam dan beragam dibanding penelitian kualitatif informal.
Membantu lebih memahami lagi apa itu penelitian eksploratif dan kapan jenis penelitian ini perlu digunakan. Maka berikut beberapa contoh judul maupun topik penelitian yang masuk dalam kategori eksploratif:
Melalui pengelasan di atas tentunya akan lebih memahami definisi dan bagaimana pelaksanaan penelitian eksploratif. Penelitian ini dipastikan akan selalu ada sebab sebuah ilmu pengetahuan dan teknologi pastinya akan berkembag. Dasarnya dari hasil penelitian satu ini.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…