Penelitian Evaluasi: Ciri-Ciri, Jenis, Prosedur dan Contoh

Penelitian Evaluasi

Kegiatan penelitian memiliki jenis yang cukup beragam dilihat dari metode yang digunakan, salah satunya penelitian evaluasi atau evaluation research. Secara umum, penelitian jenis ini juga disebut dengan istilah evaluasi program. 

Sebab, kegiatan penelitian memang fokus pada kegiatan evaluasi. Baik terhadap suatu produk, kebijakan, maupun pada suatu program yang dijalankan perusahaan sampai pemerintah. 

Dosen, mahasiswa, dan para peneliti di berbagai lembaga penelitian tentunya ada kemungkinan melaksanakan penelitian jenis ini. Oleh sebab itu, menjadi hal penting untuk memahami definisi sampai tata cara penerapannya seperti apa. Berikut informasinya. 

Penelitian Evaluasi (Evaluation Research) dalam Metode Penelitian Kualitatif

Dikutip melalui buku berjudul Penelitian Evaluasi Bidang Pendidikan (Pendekatan Kualitatif) karya dari Misykat Malik Ibrahim (2018), menjelaskan bahwa penelitian evaluasi adalah proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya.

Secara sederhana, evaluasi program adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menilai atau mengevaluasi suatu program, kebijakan, proyek, atau kegiatan tertentu. Dimana evaluasi sendiri dalam KBBI adalah pengumpulan dan pengamatan dari berbagai macam bukti untuk mengukur dampak dan efektivitas dari suatu objek, program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi dan persyaratan pengguna yang telah ditetapkan sebelumnya. 

Evaluasi menjadi kegiatan yang umum dan bahkan bisa dikatakan wajib untuk dilakukan ketika akan menjalankan suatu program atau memproduksi suatu produk. Evaluasi juga dilakukan pada saat produk dan program tersebut diterapkan dalam kurun waktu tertentu. 

Penelitian jenis ini, juga dianjurkan untuk dilakukan secara berkala. Sebab mengevaluasi ulang suatu produk, program, dan kebijakan tidak mungkin hanya dilakukan sekali. Ada kalanya produk, program, dan kebijakan tidak lagi relevan dengan kondisi terkini. 

Sehingga penelitian evaluasi program perlu dilakukan secara berkala untuk membantu memastikan produk, program, dan kebijakan masih relevan. Sehingga menentukan keputusan selanjutnya. Apakah menjalankan program apa adanya, melakukan perubahan tertentu, atau justru menghentikan program tersebut. 

Kapan Penelitian Evaluasi Perlu Dilakukan? 

Penelitian evaluasi sekali lagi bisa diterapkan untuk menilai dampak dan efektivitas suatu produk, program, dan kebijakan. Baik dalam ruang lingkup perusahaan maupun berskala nasional karena dijalankan atau diproduksi pemerintah. 

Dalam konteks program, kegiatan penelitian jenis ini bisa dilakukan sebelum program berjalan. Sampai suatu program sudah berjalan untuk proses evaluasi dampak dan efektivitasnya. Berikut penjelasan detail mengenai kapan jenis penelitian evaluasi ini perlu dilakukan: 

1. Sebelum Program Dilaksanakan 

Riset evaluasi program bisa dilaksanakan peneliti sebelum suatu program dilaksanakan. Pertama, bisa dilakukan untuk mengetahui perlu tidaknya suatu program dilaksanakan. 

Misalnya, ada rencana dari Pemda untuk menjalankan program pelatihan wirausaha di desa X. Maka penelitian dilakukan untuk mengetahui program pelatihan ini memang relevan dengan kebutuhan masyarakat setempat atau tidak. 

Kedua, bisa membantu mengetahui efektivitas dan dampak dari program tersebut tapi skala kecil. Misalnya program pelatihan wirausaha rencananya akan dilaksanakan di seluruh Provinsi Jawa Barat. 

Sebelum dilaksanakan, dilakukan riset evaluasi untuk beberapa kecamatan dengan kondisi berbeda. Misalnya kecamatan di kota besar dan kecamatan di wilayah pinggiran kota. 

Hasilnya kemudian bisa dibandingkan dan dilihat, program pelatihan bisa diterapkan di seluruh provinsi Jawa Barat atau hanya wilayah dengan kriteria tertentu saja. Penelitian ini akan membantu meningkatkan efektivitas program dan mengantisipasi pembengkakan anggaran. 

2. Program Sedang Berjalan 

Kegiatan penelitian evaluasi juga dianjurkan dilaksanakan ketika suatu program sedang berjalan. Sesuai penjelasan sebelumnya, pelaksanaan suatu program tentunya perlu dievaluasi untuk mengetahui dampak dan efektivitasnya. 

Hasil dari riset evaluasi ini akan menentukan apakah program masih bisa terus dilaksanakan. Kemudian bisa juga diubah di bagian atau tahapan tertentu yang memunculkan kendala, atau bahkan dihentikan sama sekali. 

Bisa karena hasil riset evaluasi menunjukan program tidak efektif atau memicu dampak yang merugikan dan bisa semakin membesar. Oleh sebab itu, program yang sedang berjalan bisa dilakukan evaluasi dalam bentuk penelitian agar objektif. 

3. Setelah Program Selesai 

Khusus untuk program yang dijalankan dalam durasi terbatas atau kurun waktu tertentu. Maka ketika program selesai dijalankan, perlu melaksanakan kegiatan penelitian evaluasi. 

Riset evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti apakah tujuan pelaksanaan program sudah tercapai atau belum. Kemudian, untuk mengetahui efek atau dampak dari program tersebut. 

Hasil riset akan disusun menjadi laporan hasil penelitian sekaligus menjadi bentuk laporan pertanggungjawaban. Terutama untuk program yang didanai oleh pihak tertentu. Penyelenggara program tentunya perlu mempertanggung jawabkan di periode akhir pelaksanaan program tersebut. 

4. Ada Masalah Terkait Program 

Kondisi keempat yang membuat penelitian evaluasi perlu dilakukan adalah jika ada masalah yang muncul. Jadi, ketika suatu program dijalankan ada kemungkinan terjadi masalah. 

Masalah ini tentunya perlu diteliti untuk diketahui penyebabnya dan kaitannya dengan program yang berjalan. Sekaligus diketahui solusi untuk mengatasi masalah tersebut. 

Kemudian menentukan apakah program masih layak dilanjutkan, diubah, atau justru digunakan sama sekali. Jadi, ketika suatu program sudah berjalan dan ada masalah yang timbul. Maka riset evaluasi perlu segera dilakukan. 

5. Dilakukan Secara Berkala 

Kondisi terakhir yang memuat penelitian evaluasi perlu dilakukan adalah kebutuhan untuk evaluasi dan monitoring berkala. Jika suatu program akan dilaksanakan jangka panjang atau bahkan akan diterapkan untuk selamanya. 

Maka riset evaluasi perlu dilakukan secara berkala. Sehingga bisa diketahui apakah program tersebut masih relevan untuk dijalankan, perlu diubah, atau justru dihentikan untuk digantikan dengan program baru. 

Evaluasi ini penting untuk menghindari pelaksanaan suatu program yang tidak lagi relevan dan efektif. Sehingga jika dipaksa untuk tetap dijalankan justru memicu lebih banyak dampak yang merugikan. 

Baca Juga: Penelitian Studi Kasus: Jenis, Contoh, Ciri

Ciri-Ciri Penelitian Evaluasi

Sama halnya dengan kegiatan penelitian jenis lainnya, penelitian evaluasi juga memiliki beberapa karakteristik atau ciri khas. Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal YASIN : Jurnal Pendidikan dan Sosial Budaya, menjelaskan ciri-ciri riset evaluasi antara lain: 

1. Penelitian Bersifat Sistematis

Ciri khas yang pertama dari riset evaluasi adalah bersifat sistematis. Artinya, kegiatan penelitian dilaksanakan dengan terstruktur. Sehingga peneliti memiliki rincian atau rencana pelaksanaan yang runtut dan jelas dari awal. 

Penelitian jenis ini tidak bisa dilakukan secara acak atau dengan metode spontan. Sebab akan ada banyak faktor dan indikator yang perlu dinilai atau dievaluasi. Baik ketika meneliti suatu produk, program, maupun kebijakan. 

Struktur pelaksanaan kegiatan penelitian yang sudah diatur dan dijamin sistematis membantu mencegah ada aspek yang terlewat. Sebab suatu evaluasi akan kurang efektif jika ada satu saja indikator atau faktor yang dilewatkan. Sekalipun skalanya kecil. 

2. Menggunakan Kriteria sebagai Standar 

Ciri yang kedua dari penelitian evaluasi atau riset evaluasi adalah menggunakan kriteria tertentu. Dimana kriteria ini yang nantinya menjadi standar dalam proses penelitian dari awal sampai akhir. 

Jadi, penelitian ini baru bisa dilakukan jika peneliti sudah memiliki acuan dalam proses evaluasi. Evaluasi tidak akan bisa berjalan jika peneliti tidak memahami bagaimana suatu produk, program, dan kebijakan dikatakan layak dilanjutkan. 

Sehingga peneliti di tahap awal akan menentukan dulu beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengumpulkan data sampai menyimpulkan hasil analisis data. Misalnya, jika ada program pelatihan kewirausahaan di suatu desa. 

Maka peneliti akan menetapkan kriteria berupa relevansi program dengan kebutuhan target program tersebut, kriteria pelatihan yang baik, kualitas dan kredibilitas instruktur pelatihan, pelaksanaan program lancar atau tidak, dan tingkat kepuasan peserta pelatihan. 

3. Hasil Penelitian Dijadikan Masukan 

Ciri-ciri yang ketiga dari penelitian evaluasi adalah hasil penelitian yang dijadikan masukan atau saran. Artinya, hasil penelitian tidak mutlak harus diterapkan setelah penelitian selesai dilakukan. 

Sebab hasil evaluasi akan berbentuk rencana perbaikan, dimana masih perlu dipertimbangkan layak tidaknya diterapkan. Kemudian direncanakan untuk melakukan riset evaluasi pada penerapan hasil penelitian tersebut. 

Jadi, hasil penelitian dari proses analisis data berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan wajib dalam bentuk masukan. Masukan ini bisa berupa saran untuk memperbaiki program, melanjutkan program, atau justru saran untuk menghentikan program yang kemudian dipertimbangkan oleh pelaksana program. 

4. Dilaksanakan Secara Menyeluruh 

Ciri khas berikutnya dari penelitian evaluasi adalah dilaksanakan secara menyeluruh. Proses evaluasi terhadap suatu produk, program, atau kebijakan harus mendetail dari hal pokok sampai hal terkecil dan mendasar. 

Hal ini penting untuk memastikan proses evaluasi berjalan lancar dan sudah benar. Sehingga bisa menghasilkan masukan yang relevan atau tepat sesuai karakteristik dan tujuan dari produk, program, atau kebijakan yang dirumuskan. 

Dalam penerapannya, peneliti wajib mengidentifikasi komponen sampai identifikasi di subkomponen. Sehingga tidak ada komponen yang terlewat agar penilaian menyeluruh dan menghasilkan masukan yang benar-benar tepat. Atau setidaknya menekan adanya bias. 

5. Memiliki Tujuan Melakukan Penilaian 

Ciri yang terakhir dari penelitian evaluasi adalah memiliki tujuan spesifik, yakni melakukan penilaian. Artinya, penelitian ini dilaksanakan untuk menilai kelayakan suatu produk, program, atau kebijakan untuk dilanjutkan atau tidak. 

Misalnya penelitian untuk efektivitas dan potensi pasar suatu produk. Maka peneliti akan menilai produk tersebut sukses di pasaran, masih relevan dengan kebutuhan target pasar, dan sebagainya atau tidak. 

Sehingga menilai layak tidaknya proses produksi dilanjutkan, perlu tidaknya melakukan pembenahan bahan baku atau proses produksi, perlu tidaknya meningkatkan pemasaran atau promosi, dan sebagainya. 

Jenis Penelitian Evaluasi 

Penelitian evaluasi atau evaluatif diketahui juga memiliki beberapa jenis. Dikutip melalui salah satu artikel ilmiah yang terbit di jurnal ADDABANA Jurnal Pendidikan Agama Islam, menjelaskan jika penelitian evaluasi terbagi menjadi 2 jenis utama, yaitu: 

1. Penelitian Evaluasi Formatif 

Penelitian evaluatif formatif adalah jenis penelitian evaluatif yang dilaksanakan ketika suatu program atau kebijakan tengah dijalankan. Jika konteksnya pada suatu produk, maka ketika produk tersebut diproduksi dan dipasarkan. 

Penelitian evaluatif jenis ini perlu dilakukan untuk menilai efektivitas dari program atau kebijakan. Sekaligus menilai apa saja kekurangan yang bisa terjadi, masalah yang bisa atau sudah terjadi, dan menilai kelayakan untuk diteruskan. 

2. Penelitian Evaluasi Sumatif 

Jenis kedua dari penelitian evaluatif adalah penelitian sumatif. Penelitian evaluatif sumatif adalah penelitian evaluatif yang dilaksanakan di akhir pelaksanaan program atau pelaksanaan suatu kebijakan. 

Ketika suatu program dan kebijakan sudah selesai dilaksanakan sesuai ketentuan durasi yang ditetapkan penyelenggara. Maka perlu dilakukan penelitian evaluatif untuk mengetahui sudah tercapai belum tujuan dari pelaksanaannya, ada tidaknya dampak, dan sebagainya. 

Meskipun penelitian evaluasi formatif dan sumatif menjadi dua jenis yang berbeda. Namun aktual di lapangan, kedua jenis ini dilakukan bersamaan dalam penelitian evaluatif. Sebab evaluasi perlu dilakukan ketika program berjalan dan setelah selesai dijalankan. 

Pada program yang dijalankan dalam jangka panjang, maka penelitian evaluatif perlu dilakukan berkala. Sehingga bisa diketahui efektivitas dari program tersebut dan dampak yang ditimbulkan, untuk menilai perlu tidaknya diperbaiki atau justru dihentikan. 

Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Evaluasi 

Penelitian evaluasi sekali lagi perlu direncanakan dengan matang. Sebab menjadi ciri khasnya yang sistematis sesuai penjelasan sebelumnya. Maka ada prosedur yang perlu dipahami untuk menunjang kelancaran penerapan penelitian ini. 

Secara umum, penelitian evaluatif bisa diterapkan pada penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Jika melakukan penelitian kualitatif, berikut tahapan pelaksanaan penelitian evaluasi:

1. Menentukan Fokus Evaluasi 

Tahap yang pertama adalah menentukan fokus evaluasi. Artinya, di tahap ini peneliti perlu menentukan indikator apa saja yang akan diteliti. Mulai dari identifikasi komponen sampai subkomponen secara menyeluruh. Sehingga didapatkan kriteria yang menjadi acuan pelaksanaan. 

2. Perumusan Masalah 

Tahap kedua, peneliti perlu merumuskan masalah. Artinya, peneliti perlu menentukan pertanyaan apa yang harus dijawab dari hasil penelitian evaluatif yang akan dilakukan. Sehingga menjadi arah dan fokus utama penelitian tersebut. 

3. Pengumpulan Data 

Tahap yang ketiga adalah pengumpulan data yang mengacu pada seluruh kriteria atau indikator yang ditetapkan sebelumnya. Sekaligus tetap mengacu pada rumusan masalah yang sudah ditetapkan. 

4. Proses Pengolahan Data 

Tahap selanjutnya adalah pengolahan data. Seluruh data penelitian yang sudah didapatkan di tahap sebelumnya kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis ini nantinya berupa masukan atau saran. 

5. Menentukan Perbaikan atau Perubahan Program 

Sesuai kriteria dari penelitian evaluatif yang sudah dijelaskan, maka tahap akhir dari penelitian ini adalah menentukan masukan. Isinya bisa menentukan apa saja perbaikan atau perubahan untuk program yang disarankan kepada pihak penyelenggara. 

Contoh Judul Penelitian Evaluasi

Berikut adalah beberapa contoh judul penelitian evaluasi di berbagai bidang yang bisa menjadi inspirasi topik penelitian: 

  1. Penelitian Evaluasi Program Bimbingan Belajar Online terhadap Peningkatan Prestasi Siswa SMA
  2. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Dasar Negeri
  3. Penelitian Evaluasi Program Posyandu dalam Meningkatkan Kesehatan Balita di Wilayah Perkotaan
  4. Penelitian Evaluasi Efektivitas Kampanye Cuci Tangan di Sekolah Dasar terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
  5. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi Keluarga Tidak Mampu
  6. Penelitian Evaluasi Program Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat di Kawasan Perkotaan
  7. Penelitian Evaluasi Kualitas Produk dan Kepuasan Konsumen terhadap Pasta Gigi Herbal Merek X
  8. Penelitian Evaluasi Strategi Promosi Digital Produk Kosmetik Lokal di Kalangan Remaja
  9. Penelitian Evaluasi Program Pelatihan Kewirausahaan Bagi UMKM di Masa Pasca-Pandemi
  10. Penelitian Evaluasi Dampak Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Perkembangan Usaha Mikro
  11. Penelitian Evaluasi Efektivitas Program Literasi Digital bagi Guru Sekolah Dasar di Daerah Terpencil
  12. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program Bank Sampah terhadap Perubahan Perilaku Warga dalam Mengelola Limbah Rumah Tangga

Membantu menunjang kelancaran dalam melaksanakan penelitian evaluasi, maka penting untuk memahaminya secara mendalam. Kemudian memahami tahapan dalam penerapannya di lapangan langsung. Sehingga peneliti paham apa dan bagaimana penelitian ini bisa dilaksanakan dengan baik dan benar.

Artikel Penulisan Buku Pendidikan