Penelitian Naratif: Karakteristik, Jenis, Tahapan dan Contoh Judul

Penelitian Naratif

Pada saat melaksanakan penelitian kualitatif, Anda mungkin akan menggunakan pendekatan atau metode penelitian naratif atau narrative research. Terutama untuk penelitian yang bertujuan memahami pengalaman personal dari subjek atau sampel penelitian. 

Sesuai dengan namanya, dalam penelitian ini seorang peneliti bisa menjelaskan secara rinci mengenai pengalaman personal terkait suatu isu. Sehingga bisa meningkatkan pemahaman mengenai suatu isu, dampak pada personal orang yang terdampak, dan sebagainya. 

Hasil dari penelitian jenis ini bisa membantu menetapkan atau merumuskan suatu kebijakan, Baik dari kebijakan institusi dan organisasi sampai kebijakan dari pemerintah. Berikut informasi detailnya. 

Apa Itu Penelitian Naratif (Narrative Research)?

Menurut Creswell (2007), penelitian kualitatif memiliki beberapa bentuk pendekatan, mencakup Riset naratif, riset fenomenologis, riset grounded theory, riset etnografi, dan riset studi kasus. 

Penelitian naratif adalah salah satu bentuk dan jenis dari penelitian kualitatif, yang menitikberatkan pada pengalaman individu dan menuliskannya kembali dalam bentuk kronologi naratif.

Secara umum, penelitian jenis ini diterapkan di bidang ilmu sosial dan humaniora. Sehingga tidak ditemukan pada penelitian di bidang lainnya. Sebab memang akan fokus pada pendalaman pengalaman personal sampel penelitian. 

Misalnya, peneliti ingin mengetahui tantangan dalam menguasai bahasa Inggris oleh siswa kelas XII (Kelas 3 SMA). Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara terhadap beberapa siswa kelas XII untuk mengetahui tantangan apa saja yang mereka hadapi di lapangan. 

Dalam data yang didapatkan tersebut, peneliti kemudian menyusun laporan penelitian yang berisi penjelasan secara naratif. Sehingga dijelaskan kronologinya. Misalnya latar belakang siswa, kendala yang dihadapi, motivasi belajar bahasa Inggris apa, dan bagaimana mereka menyikapi dan mengatasi kendala tersebut. 

Karakteristik Khas dari Penelitian Naratif 

Setiap metode pendekatan dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif tentunya memiliki karakteristik atau ciri khas. Hal ini juga berlaku pada penelitian naratif, dimana terdapat beberapa karakteristik khas yang tidak ada pada model pendekatan lain.

Secara garis besar, terdapat 7 hal yang menunjukan karakteristik penelitian naratif, diantaranya:

1. Fokus Mengeksplorasi Kehidupan Individu 

Karakteristik yang pertama dari riset naratif adalah fokus dalam mengeksplorasi kehidupan individu. Biasanya peneliti akan fokus pada satu pengalaman hidup yang dipandang menarik dan tepat untuk diteliti.

Tahap berikutnya, peneliti akan fokus membahas pengalaman hidup tersebut pada sampel penelitian. Sehingga mendapatkan informasi detail mengenai pengalaman hidup tersebut dari proses sampai dampak yang ditimbulkan. 

Jadi, secara umum peneliti dalam riset naratif akan fokus di satu orang yang menjadi sampel penelitian. Kemudian mengeksplorasi kehidupan individu tersebut dari satu pengalaman hidupnya yang dirasa paling berkesan dan menarik untuk diteliti. 

2. Menuturkan Cerita Pengalaman Individu 

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian naratif adalah pengalaman hidup dari individu atau seseorang. Sehingga bukan masalah di masyarakat dan bukan juga tentang suatu fenomena yang memunculkan isu hangat. 

Peneliti kemudian akan meneliti lebih mendalam untuk mengeksplorasi kehidupan individu tersebut dari satu pengalaman atau perjuangan hidup. Kemudian menuturkan kembali cerita dalam perjuangan hidup dari individu yang diteliti. 

Jadi, topik dalam penelitian jenis ini nantinya adalah pengalaman hidup atau satu pengalaman hidup dari individu. Bisa juga pengalaman hidup beberapa individu (kelompok) yang memiliki kesamaan. Misalnya memiliki latar belakang sama, baik asal daerah, pendidikan, dan sebagainya. 

3. Umum untuk Bidang Sosial dan Humaniora 

Secara umum penelitian naratif diterapkan dalam bidang ilmu sosial dan humaniora. Namun, ada juga beberapa bidang keilmuan yang bisa masuk dalam dua bidang ilmu sekaligus. Misalnya ilmu psikologi yang bisa masuk ilmu sosial humaniora dan kesehatan. 

Jadi, secara umum riset naratif bisa diterapkan di bidang ilmu sosial dan humaniora. Serta beberapa bidang yang memiliki kaitan erat dengan ilmu sosial dan humaniora tersebut. 

Cakupannya sendiri adalah dari bidang ilmu humaniora, antropologi, sastra, sejarah, psikologi, dan juga sosiologi. Jadi, tidak semua bidang keilmuan cocok untuk diterapkan model riset naratif. 

4. Mempelajari Satu Individu atau Lebih 

Karakteristik khas berikutnya dari penelitian naratif adalah mempelajari satu individu atau lebih. Artinya, penelitian akan memilih sampel peneliti berupa satu orang atau beberapa orang dengan karakteristik yang sama. 

Misalnya pada individu tunggal, peneliti ingin mengetahui perjalanan dan perjuangan hidup B.J Habibie sampai bisa kuliah di Jerman dan menjadi Presiden ke-2 di Indonesia. Sehingga akan fokus pada satu individu saja. 

Sementara untuk sampel penelitian berupa kelompok, misalnya peneliti ingin mengetahui usaha siswa ekonomi bawah untuk bisa studi lanjut ke jenjang Sarjana. Sehingga sampel penelitian adalah beberapa orang dari ekonomi bawah. Bisa dilihat dari tingkat penghasilan agar sampel penelitian tidak bias. 

5. Menggunakan Wawancara dan Dokumen

Karakteristik yang kelima adalah berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Secara umum, ada dua metode pengumpulan data dalam riset naratif yakni wawancara dan dokumen. 

Wawancara bisa dilakukan pada subjek penelitian atau sampel penelitian secara langsung. Namun bisa juga wawancara dari pihak keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat sampel penelitian. Khususnya untuk sampel penelitian dari seorang tokoh yang sudah tutup usia. 

Sementara data dari dokumen, bisa diambil dari berbagai sumber. Baik itu buku harian, buku biografi, dokumenter, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa jenis dokumen yang umum dijadikan sumber data dalam riset naratif: 

  • Autobiografi (perjalanan hidup yang ditulis sendiri oleh tokohnya langsung). 
  • Biografi (perjalanan hidup yang ditulis oleh orang lain). 
  • Penulisan kehidupan, misalnya jurnal harian dan buku harian dari individu yang menjadi sampel penelitian. 
  • Akun pribadi individu, baik itu akun di media sosial maupun blog atau website pribadi dari sampel penelitian. 
  • Narasi pribadi, teks karya sampel penelitian yang menceritakan pengalaman hidupnya. 
  • Dokumen pribadi, yaitu tulisan atau rekaman yang dibuat oleh seseorang untuk kepentingan pribadi, bukan untuk publik atau institusi. Misalnya surat yang dikirimkan ke sahabat atau keluarga. Seperti kumpulan surat-surat yang ditulis R.A Kartini untuk dijadikan sumber oleh seorang penulis biografi. 
  • Dokumen kehidupan, yaitu segala bentuk dokumen yang dibuat oleh seseorang yang menggambarkan pengalaman hidupnya. Misalnya video a day in my life yang dibagikan di akun media sosial dan blog pribadi. 
  • Ingatan atau kenangan yang dikenang orang sekitar dan masyarakat luas tentang seorang individu atau tokoh. 
  • Etnografi yang berpusat pada seseorang. 

6. Strategi Analisis Data dengan Menceritakan Kembali 

Karakteristik selanjutnya dari penelitian naratif adalah pada strategi analisis data. Berbeda dengan metode pendekatan lain di dalam penelitian kualitatif, riset naratif akan melakukan analisis data dengan menceritakan kembali pengalaman sampel penelitian. 

Jadi, data yang didapatkan dari wawancara dan berbagai dokumen berkaitan sampel penelitian akan dikumpulkan. Kemudian dianalisis dengan cara diurutkan secara kronologis untuk disusun ulang menjadi teks atau tulisan naratif. 

Dalam hal ini, peneliti sering tidak menggunakan alat bantu seperti penelitian kuantitatif. Misalnya menggunakan aplikasi SPSS dan sejenisnya. Melainkan membutuhkan keterampilan untuk mengingat dan merangkum dalam proses analisis data. 

Secara umum, proses menceritakan kembali pengalaman hidup dari sampel penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: 

  1. Setelah melakukan pengumpulan data dari pengalaman individu partisipan baik melalui wawancara dan studi berbagai dokumen, kemudian dilakukan transkrip rekaman wawancara atau rekaman lain yang berupa kolaborasi peneliti dengan partisipan. Hasil transkripsi merupakan data mentah dari prosen penceritaan kembali dari peneliti. 
  2. Peneliti mengidentifikasi berbagai elemen kunci dari transkripsi yang telah dibuat. Berbagai kata kunci yang ditemukan dijadikan peneliti untuk mengidentifikasi setting, tindakan, karakter, masalah, solusi, dan tegangan lain dari pengalaman partisipan. Dalam riset naratif, peneliti dapat membuat kode yang terkait dengan cerita atau alurnya. Dapat juga membuat model ruang tiga dimensi, serta tema yang muncul dari cerita tersebut. 
  3. Menceritakan kembali pengalaman individu dari partisipan dalam sebuah urutan kronologis. Urutan yang disajikan dalam proses penceritaan ulang berupa setting, karakter, tindakan, masalah dan berbagai proses penyelesaian dari masalah yang dihadapi.

7. Laporan dalam Bentuk Teks Narasi 

Karakteristik yang terakhir dari penelitian naratif adalah laporan hasil penelitian yang berupa teks naratif. Dalam proses analisis data penelitian, peneliti akan menceritakan kembali pengalaman hidup dari sampel penelitian. 

Sehingga laporan hasil penelitian yang dibuat juga berupa teks naratif yang tersusun secara kronologis atau berurutan sesuai waktu kejadian. Laporan hasil penelitian tetap mengikuti struktur yang menjadi standar penulisan laporan hasil penelitian. 

Misalnya jika dalam bentuk artikel ilmiah, maka akan mencakup IMRaD (introduction, methods, result, dan discussion). Hanya saja, hasil penelitian dan diskusi atau pembahasan membentuk atau berupa teks narasi. 

Jenis-Jenis Umum Penelitian Naratif 

Penelitian naratif kemudian terbagi menjadi empat jenis secara garis besar, yakni Studi Biografis, Auto Etnografi, Sejarah Kehidupan, dan Sejarah Tutur. Berikut pembahasan lebih lanjut jenis penelitian naratif:

1. Studi Biografis 

Studi biografis adalah kondisi dimana riset naratif berisi kegiatan peneliti merekam dan mengeksplorasi pengalaman dari kehidupan orang lain yang menjadi sampel penelitian. 

Sehingga, data penelitian didapatkan dari proses wawancara dan pengumpulan dokumen terkait pengalaman pribadi sampel penelitian. Semua proses dilakukan sendiri oleh peneliti. 

2. Auto Etnografi 

Auto etnografi adalah jenis riset naratif dimana partisipan atau sampel penelitian merekam dan mengeksplorasi sendiri pengalaman hidupnya untuk kemudian diberikan kepada peneliti. 

Sehingga dalam jenis ini, pihak yang melakukan proses perekaman perjalanan dan cerita kehidupan adalah sampel penelitian. Hasil rekaman dan catatan atau dokumen yang dibuat kemudian diserahkan ke peneliti untuk dianalisis menjadi laporan hasil penelitian berbentuk teks narasi. 

Kedua jenis riset naratif ini memiliki perbedaan dari aspek pihak yang melakukan perekaman dan eksplorasi kehidupan sampel penelitian. Jadi, dalam penelitian ini proses perekaman dan eksplorasi tidak hanya bisa dilakukan peneliti. Tapi juga oleh sampel penelitian itu sendiri. 

3. Sejarah Kehidupan 

Sejarah tutur adalah jenis penelitian naratif yang berisi penggambaran kehidupan seseorang secara utuh dari seorang individu atau sebuah kelompok individu. Sehingga akan berisi seluruh penggambaran kehidupan. 

Biasanya dalam penelitian jenis ini, tidak berarti peneliti menceritakan ulang sampel penelitian dari lahir sampai masa sekarang. Melainkan diurutkan secara kronologis dan dijelaskan secara sekilas. 

Sebab laporan hasil penelitian tidak mungkin berisi aktivitas seluruh hari-hari dari sampel penelitian sejak lahir sampai memasuki masa kini. Namun, dalam penelitian ini tetap fokus pada satu pengalaman hidup tapi dibuat lebih rinci. Laporan hasil penelitian akan menjadi sejarah kehidupan dari individu atau kelompok individu. 

4. Sejarah Tutur 

Sejarah tutur adalah jenis penelitian naratif yang isinya kegiatan pengumpulan refleksi pribadi tentang peristiwa dan sebab akibat terhadap satu atau beberapa individu lewat penuturan dalam sebuah wawancara.

Dalam hal ini, peneliti akan mengandalkan sumber data dari sumber wawancara secara langsung maupun jarak jauh (melalui telepon, chat WhatsApp, dll) dengan partisipan. Khususnya orang terdekat dari individu dan kelompok yang menjadi sampel penelitian. 

Selain mengandalkan wawancara pribadi dengan narasumber. Pengumpulan data mengenai pengalaman hidup sampel penelitian bisa diambil dari sumber lisan lain. Misalnya dokumentasi wawancara dengan sebuah media, dokumenter sampel penelitian, rekaman koleksi pribadi tentang keseharian sampel, dan sejenisnya. 

Tahapan dalam Pelaksanaan Penelitian Naratif 

Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian naratif, baik untuk penelitian terkait profesi yang ditekuni maupun dalam rangka pemenuhan syarat kelulusan studi. Seperti menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. 

Tentunya perlu mengetahui bagaimana pelaksanaan riset naratif ini. Berikut tahap pelaksanaan penelitian naratif:

1. Menentukan Topik Penelitian 

Tahap pertama tentu saja menentukan topik penelitian dalam riset naratif. Sekali lagi, topik dalam penelitian jenis ini bukanlah masalah di lingkungan atau suatu fenomena yang menjadi isu hangat. Melainkan pengalaman hidup individu. 

Maka perlu menentukan pengalaman hidup apa yang relevan dengan bidang keilmuan atau program studi yang ditekuni. Kemudian baru beralih ke tahap berikutnya, yakni mencari individu yang memiliki pengalaman hidup tersebut. 

Contohnya, Anda misalnya adalah mahasiswa Sastra Bahasa Inggris. Kemudian ingin mengetahui bagaimana anak di desa X belajar untuk menguasai bahasa Inggris. Sehingga bisa menceritakan perjuangan anak-anak di desa tersebut dalam mempelajari bahasa Inggris. 

2. Memilih Satu Individu atau Lebih 

Tahap kedua dalam memilih satu individu atau lebih untuk menjadi sampel penelitian. Sehingga peneliti perlu mencari individu yang memiliki pengalaman hidup yang relevan dengan topik penelitian yang ditentukan sebelumnya. 

3. Mengumpulkan Cerita Kehidupan 

Tahap ketiga, peneliti akan mengumpulkan cerita kehidupan dari sampel penelitian. Baik dalam wawancara maupun mengumpulkan dari berbagai dokumen pribadi milik sampel. Baik itu buku harian, buku biografi jika ada, akun media sosial, dll. 

4. Menganalisis Cerita dan Menceritakan Ulang (Restory) 

Tahap berikutnya adalah menganalisis cerita kehidupan dan melakukan proses restory. Sebab riset naratif akan berisi laporan penelitian yang isinya menceritakan kembali cerita kehidupan dari sampel penelitian. 

5. Berkolaborasi dengan Partisipan 

Tahap berikutnya adalah berkolaborasi dengan partisipan atau sampel penelitian, yakni dalam mengevaluasi hasil restory perjalanan hidup mereka yang menjadi topik penelitian. Sehingga sesuai dengan apa yang ingin disampaikan partisipan (tidak ada kesalahan atau salah paham). 

Contoh Judul Penelitian Naratif 

Berikut adalah beberapa contoh judul penelitian naratif yang bisa menjadi contoh dan ide menentukan topik penelitian Anda: 

  1. Studi Naratif Tentang Identitas Siswa dalam Mempelajari Bahasa Inggris.
  2. Melewati Badai: Kisah Mahasiswa Perantau Bertahan di Tengah Krisis Ekonomi
  3. Cerita Seorang Guru Honorer: Perjuangan, Harapan, dan Dedikasi di Sekolah Pinggiran
  4. Dari Luka ke Pulih: Narasi Kehidupan Penyintas Kekerasan dalam Pacaran
  5. Suara Anak dari Keluarga Bercerai: Sebuah Studi Naratif tentang Identitas dan Ketahanan

Artikel Penulisan Buku Pendidikan