Search
Close this search box.

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

penulisan judul dalam kalimat, judul ditulis miring atau judul diapit tanda petik

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya akan menjumpai penulisan judul dalam kalimat. Ada kalanya suatu judul ditulis dengan huruf miring. Namun, kadang dijumpai ditulis dengan diapit tanda petik. 

Lalu, seperti apa aturan penulisan judul dengan huruf miring dan tanda petik? Pertanyaan ini tentu saja akan terlintas di kepala karena memang akan dijumpai perbedaan yang tentu membuat pembaca sekaligus penulis bigung. Berikut penjelasan detailnya. 

Penulisan Judul dengan Huruf Miring dan Tanda Petik 

Dalam bahasa Indonesia, terdapat aturan penulisan judul dengan huruf miring dan tanda petik. Artinya, ketika seseorang menulis kalimat dan di dalam kalimat tersebut ada suatu judul. Entah itu judul buku, cerpen, puisi, film, acara di televisi, maka ada aturannya. 

Ada beberapa judul yang ketika masuk dalam kalimat harus ditulis dengan huruf miring atau Italic. Namun, ada pula beberapa jenis judul yang ketika masuk dalam kalimat wajib diapit dengan tanda petik (“…”) bukan ditulis miring. 

Aturan ini ada karena memang saat mencantumkan judul di dalam kalimat kadang tidak disadari oleh pembaca. Contohnya dalam kalimat berikut: 

Saya sangat suka membaca Khotbah di Atas Bukit.

Dalam kalimat pendek tersebut, frasa “Khotbah di Atas Bukit” mengacu pada judul suatu buku. Namun, orang awam atau pembaca yang belum pernah membaca buku tersebut tidak menyadari jika dalam kalimat menyebut judul suatu buku. 

Kerancuan ini tentu menjadikan kalimat yang sudah efektif menjadi tidak efektif. Idealnya, kalimat dalam bentuk apapun bisa dipahami dengan mudah oleh semua pembaca. Apapun latar belakang pembaca tersebut. 

Oleh sebab itu, di dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), dimana versi terbarunya adalah EYD V (EYD 5), menjelaskan mengenai aturan penulisan judul huruf miring dan tanda petik. Dimana ada pembagian, beberapa judul wajib ditulis miring dan beberapa lagi diapit tanda petik. 

Baca Juga: Aturan Penulisan Judul Buku Sesuai dengan EYD

Kapan Judul Ditulis dengan Huruf Miring? 

Judul tertentu yang masuk ke dalam kalimat wajib ditulis huruf miring. Cakupannya adalah judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa. Berikut beberapa contohnya: 

  • Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis. (judul buku dalam kalimat). 
  • Acara Bulan Bahasa dimuat di kabarbahasa.com. (judul atau nama media massa dalam bentuk portal daring). 
  • Sinetron Keluarga Cemara sudah ditayangkan sebanyak belasan episode. (judul acara televisi). 
  • Meningkatkan semangat nasionalisme, membaca Poedjangga Baroe bisa menjadi pilihan. (judul atau nama majalah). 
  • Akting Prilly Latuconsina membawakan peran Lita dalam film terbarunya mendapat pujian dari kritikus. (judul atau nama lakon). 

Baca Juga: Aturan Kapitalisasi Judul [Panduan Agar Tak Keliru]

Kapan Judul Ditulis dengan Tanda Petik?

Ketika suatu judul masuk dalam kalimat, penulisan judul tertentu perlu diapit dengan tanda petik. Namun, tidak semua judul yang masuk dalam kalimat, melainkan hanya beberapa judul saja karena beberapa wajib ditulis miring sesuai penjelasan sebelumnya. 

Adapun jenis-jenis judul yang wajib diapit tanda petik saat masuk dalam kalimat adalah judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema. Berikut beberapa contohnya: 

  • Ceramah subuh minggu lalu di Masjid Istiqlal berjudul “Hikmah dan Tujuan Berpuasa Ramadan”. (judul khotbah). 
  • Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar. (judul karya tulis ilmiah). 
  • Puisi “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu. (judul puisi masuk dalam kalimat). 
  • Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani. (judul sub bab dari buku yang masuk dalam kalimat). 

Membantu membedakan kapan judul yang masuk dalam kalimat harus ditulis miring atau diapit tanda petik. Anda bisa memperhatikan skala karya tulis atau judul tersebut. Jika skala besar, seperti judul buku, penulisan wajib ditulis miring. 

Jika judul tersebut berskala lebih kecil seperti judul bab dalam suatu buku, judul bab yang masuk dalam kalimat diapit tanda petik. Hal serupa berlaku untuk jenis judul lainnya. 

Meskipun ada pula beberapa judul karya tulis yang memang wajib diapit tanda petik meski merupakan judul satu karya tulis. Misalnya pada judul puisi. Dimana sesuai penjelasan di atas, adalah diapit tanda petik saat masuk kalimat. Bukan ditulis dengan huruf miring. 

Berikut adalah rangkuman mengenai penulisan judul dengan huruf miring dan tanda petik dalam kalimat sesuai penjelasan di atas: 

Aturan PenulisanJenis Judul
Ditulis dengan huruf miring judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa. 
Ditulis dengan diapit tanda petik (“…”) judul puisi, judul lagu, judul artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema. 

Untuk memastikan aturan mengenai penulisan judul dengan huruf miring dan tanda petik tidak berubah, Anda bisa mengecek langsung di website resmi EYD yang dikelola Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Semoga artikel ini membantu!

Baca Juga: 3 Jenis Kata yang Ditulis Kecil dalam Judul

Artikel Penulisan Buku Pendidikan