Menulis Buku

Bongkar 5 Komponen Penulisan Kolaboratif Buku Ajar

Menulis buku ajar dikerjakan sendiri dianggap sulit? Jika masih dianggap sulit, tidak ada salahnya membuat buku ajar secara kolaboratif dengan rekan dosen/guru yang lain. Selain lebih cepat selesai, menulis secara kolaboratif memberi ulasan yang berbeda.

Hanya saja ada hal penting saat menulis buku ajar secara berkelompok. Pastikan materi yang diulas masih satu tema. Fungsinya untuk menyamakan kesamaan materi yang akan dibahas. Selain memperhatikan tema, apalagi yang hendaknya diperhatikan? Yang jelas buku ajar dibuat menggunakan komponen.

Apa saja komponen yang ada pada buku ajar? Berikut beberapa komponen yang tidak penting untuk dijadikan pegangan. Apalagi jika buku ditulis oleh beberapa penulis.

Tinjauan Materi

Berdasarkan dari kata dasar, tinjauan dapat diartikan dengan dengan meninjau atau mengkaji kembali, terkait dengan masalah atau tema yang diambil. Dalam Bahasa sederhana, tinjauan dapat disebut dengan review terhadap tema yang terkait. Sedangkan materi lebih fokus pada materi yang akan di tulis oleh penulis.

Jadi, tinjauan materi adalah upaya untuk mereviw atau meninjau materi yang akan ditulis. Semisal, Anda dan kawan-kawan ingin menulis buku Teknik mesin. Maka Anda melakukan tinjuan literatur dari berbagai sumber buku. Fungsinya untuk memperkaya materi dan sudut pandang yang hendak akan Anda dkk akan dituliskan.

Bagi penulis buku ajar, melakukan kajian literatur untuk memperkaya tinjauan materi itu penting. Namun bukan berarti bahwa Anda harus melakukan plagiat. Dikatakan plagiat isi ketika Anda menuliskan dari ide atau ulasan dari penulis lain, tanpa mencantumkan sumbernya.

Menulis Pendahuluan di Setiap Bab

Saat menulis buku, di halaman depan ada bab ‘pendahuluan’ dan ini memang lebih baik ditulis. Karena fungsi dari pendahuluan sebagai pengantar. Ternyata, dalam menulis buku ajar, penulisan pendahuluan juga diperuntukan untuk menulis di setiap bab. Jadi setiap bab yang baik saat menulis buku ajar diberi pendahuluan.

Pendahuluan disetiap bab ditulis lebih singkat, pada dan mengelitik. Memang sedikit berbeda ketika menulis pendahuluan di sampul awal dengan menulis pendahuluan di setiap bab. Menulis pendahuluan di halaman awal memang lebih Panjang, bisa mencapai 1,5 halaman sampai 2 halaman. Penulisan pendahuluan disetiap bab, cukup di tulis 2 sampai 4 paragraf saja.

Pada prinsipnya, penulisan pendahuluan tetap sesuai dengan topik atau tema yang telah ditentukan. Buatlah sekomunikatif mungkin, karena inilah modal utama untuk menarik minat dan daya tarik peserta didik.

Penutup Setiap Bab

Kebiasaan yang seringkali diabaikan oleh penulis buku ajar adalah menulis kalimat penutup disetiap bab. Kelihatannya sepele, namun sebenarnya cukup penting. Secara alam bawah sadar, peserta didik pun dibagian penutup minimal mengetahui kesimpulan dari materi atau ulasan yang disampaikan oleh penulis.

Masih merasa kesulitan membuat paragraph penutup? Paragraf penutup memiliki tiga prinsip. Pertama, buatlah paragraph penutup menggunakan kalimat yang singkat. Justru alimat yang baik adalah kalimat yang yang tidak terlalu Panjang.

Kedua, buatlah kalimat yang intinya memberikan kesimpulan, baik kesimpulan yang bersifat sementara maupun kesimpulan akhir. Seperti yang disinggung di atas, ini akan membantu peserta didik lebih mudah memahami materi.

Ketiga, buat kalimat yang berkesan. Berkesan dalam hal ini bisa dari penggunaan Bahasa, bisa juga menggunakan sentilan berupa data dan fakta. Tentunya disesuaikan dengan ulasan yang sudah diulas sebelumnya. Jika memang tidak ada data, tidak perlu memaksakan. Prinsipnya membuat kalimat yang berkesan tidak selalu yang bombastis.

Daftar Pustaka

Komponen yang tidak kalah penting saat menulis buku ajar secara Bersama-sama adalah menyantumkan daftar pustaka. Daftar pustaka sebagai barometer bahwa ulasan materi yang dipaparkan memang diambil dari buku yang berkredibilitas. Dalam artian, buku yang ditulis memang dapat dipertanggungjawabakan. Daftar pustaka juga salah satu upaya baik penulis memberikan transparansi kepada pembaca atau peserta didik.

Yang kemudian menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana menuliskan daftar pustaka, jika buku tersebut ditulis oleh beberapa penulis? Ketika menulis buku ajar ditulis hanya satu orang, daftar pustaka bisa ditulis dibagian belakang sampul buku. Maka, akan sedikit berbeda jika penulis buku ajar tersebut ditulis lebih dari tiga penulis.

Penulisan daftar pustaka dapat ditulis disetiap selesai ulasan dari si penulis. Sebagai contoh sederhana, satu buku ajar ditulis oleh 5 penulis. Di bab pertama misal ditulis oleh penulis A tentang “dasar menulis bagi pemula”, maka penulis A bisa memaparkan semua teori dan ulasan materinya secara tuntas. Setelah selesai, dibagian belakang barulah dicantumkan daftar pustaka.

Di bab kedua, barulah penulis B juga memaparkan materinya, dan dibagian belakang materi yang disampaikan, dicantumkan daftar pustaka. Begitupun seterusnya, sampai selesai. Jika buku ajar ditulis oleh dua orang dari hasil penelitian dan kajian, dan dilakukan secara Bersama-sama, maka cukup tulis buku tersebut sebagaimana seperti menulis buku tunggal. Barulah di bagian belakang ditulis daftar pustaka.

Senarai

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, senarai dapat diartikan dengan nama pengarang atau bisa juga nama judul buku. Nama pengarang dalam hal ini bisa pengarang buku tersebut, atau menuliskan nama pengarang dari sumber referensi yang diambil.

Menurut Wikipedia.org senarai dapat diartikan sebagai daftar tertaut. Maksud daftar tertaut jika di dalam internet, dapat diartiken dengan hyperlink. Biasannya saat membuka portal berita online, ada satu suku kata yang berwarna, biru. Jika di klik, maka akan diarahkan ke halaman lain yang masih terkait. Itulah yang disebut dengan Hyperlink. Jadi senarai juga dapat diartikan semacam itu.

Dalam penulisan buku ajar, senarai seperti hyperlink yang mentautkan dengan sumber referensi. Sumber referensi Inilah yang nantinya ditulis di dalam daftar pustaka. Dengan kata lain, senarai berfungsi sebagai istilah yang menyimpan rujukan antara sumber referensi satu dengan yang lain. Umumnya rujukan referensi tersebut memang sudah memiliki identitas.

Identitas sumber referensi tersebut ada beberapa unsur. Diantarannya ada nama (yang dalam bentok nomina, juga bisa dikatakan senarai), tahun terbit, judul buku, kota terbit dan penerbit.

Itulah lima komponen yang perlu dipatuhi selama proses penulisan buku ajar. Di setiap komponen tersebut memiliki sub-sub komponen yang memiliki keterkaitan tema. Adapun manfaat sub-sub komponen, yaitu dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran. Seperti yang biasa dosen/guru atau pendidik yang biasa dilakukan saat mengajar. Dimana dalam mengajar memerlukan strategi pembelajaran agar transformasi ilmu tepat pada sasaran.

Dari kelimat ulasan tersebut apakah masih merasa kurang percaya diri? Harusnya tidak. Apalagi buku yang hendak ditulis dikerjakan Bersama-sama. Itulah kelebihan menulis kolaboratif, saling memberikan dorongan dan semangat untuk segera menyelesaikan tulisan. Jangan lupa untuk membuat deadline, agar dapat diselesaikan secara tepat waktu. Semoga dengan ulasan ini memberikan sudut pandang dan wawasan baru saat menulis buku secara komparatif. Semoga bermanfaat, dan bisa segera menyelesaikan program penulisan buku ajar.

Anda mau menerbitkan buku? Maka pilihlah penerbit yang menerbitkan buku ber-ISBN dan anggota IKAPI agar buku diakui Dikti.

Terbitkan saja buku di Penerbit Deepublish! Sudah 5000+ lebih akademisi dari doktor hingga profesor mempercayakan bukunya terbit di sini. Anda tak perlu bingung soal format hingga proses penerbitan, konsultan kami akan membantu hingga buku Anda berhasil terbit!

Tak perlu ragu lagi. Yuk, daftar melalui laman Menerbitkan Buku di Deepublish sekarang juga!

Masih bingung dengan buku ajar? Daftar artikel berikut akan memantu Anda memahaminya lebih dalam:

Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!

Kontributor: Novia Intan

deepublish

Recent Posts

Perkuat Produktivitas Ilmiah Dosen, ITIKES Bali Jalin Kolaborasi Dengan Deepublish Sebagai Mitra Strategis

Penerbit Deepublish resmi menjalin kerja sama strategis dengan Institut Teknologi dan Kesehatan (ITIKES) Bali untuk…

2 hari ago

Tingkatkan Mutu Buku Ajar di Lingkungan Perguruan Tinggi, IAI An-Nadwah dan Deepublish Gelar Workshop Kurikulum Berbasis OBE

Institut Agama Islam An-Nadwah Kuala Tungkal bekerja sama dengan Penerbit Deepublish telah sukses menyelenggarakan Workshop…

5 hari ago

Penerbit Deepublish Resmi Menjalin Kerja Sama dengan 13 Perguruan Tinggi di Bawah LLDIKTI Wilayah XVI

Penerbit Deepublish resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perguruan tinggi swasta yang berada di…

1 minggu ago

Penerbit Deepublish Sukses Gelar Diskusi Pustaka Indonesia “Library Reborn” untuk Perkuat Peran Pustakawan di Era Literasi Digital

Yogyakarta, 18 November 2025 – Penerbit Deepublish kembali menghadirkan program edukatif bertajuk Diskusi Pustaka Indonesia…

2 minggu ago

10 Teknik Brainstorming untuk Hasilkan Ide Baru

Tahukah Anda, bahwa ada cukup banyak teknik brainstorming yang bisa diterapkan? Brainstorming barangkali menjadi agenda…

3 minggu ago

Observasi Partisipan: Ciri, Kelebihan, Kekurangan, Contoh

Pada saat peneliti memutuskan menggunakan teknik observasi dalam pengumpulan data. Maka bisa mempertimbangkan teknik observasi…

3 minggu ago