Penulisan Sub Bab yang Benar untuk Buku/Karya Ilmiah

penulisan sub bab yang benar

Pada saat menulis naskah buku, Anda tentu perlu paham dulu bagaimana penulisan sub bab yang benar. Meskipun buku yang Anda tulis ini buku fiksi maupun non fiksi, pemahaman terkait hal ini sangat penting. 

Tujuannya untuk menjadikan naskah sudah rapi, enak dilihat, dan memberi kenyamanan bagi para pembacanya. Selain itu, memang ada beberapa catatan khusus berkaitan dengan penulisan bab sampai sub bab dalam naskah berikut. Berikut penjelasan detailnya. 

Cara Menulis Bab, Sub Bab dan Anak Sub Bab yang Benar

Sebelum membahas beberapa aturan penulisan sub bab yang benar, maka dibahas dulu mengenai definisi bab dan sub bab. Dikutip melalui laman visipare.com, bab didefinisikan sebagai bagian dari isi buku yang memuat terkait dengan satu pokok permasalahan.

Sementara sub bab adalah “anak” dari bab yang nantinya menjelaskan poin-poin penting yang berhubungan dengan judul pada bab. Bab dan sub bab adalah bagian umum dari naskah, baik itu buku atau non buku (misal artikel ilmiah). 

Dalam menuliskan bab dan sub bab ada beberapa aturan yang perlu dipahami setiap penulis. Berikut penjelasannya: 

1. Bab Ditulis dengan Huruf Kapital dan Dicetak Tebal 

Salah satu ciri khas sekaligus aturan penulisan bab dalam naskah buku adalah penggunaan huruf kapital. Judul pada bab biasanya ditulis memakai huruf kapital secara keseluruhan. 

Entah terdapat kata hubung maupun kata lain yang umumnya ditulis dengan huruf kecil. Ketika kata hubung ini masuk ke judul bab, maka otomatik ditulis dengan huruf kapital semua tanpa terkecuali. Sekaligus dicetak tebal atau bold

2. Sub Bab Ditulis dengan Huruf Kapital pada Huruf Pertama dan Dicetak Tebal 

Aturan kedua dalam penulisan sub bab yang benar dalam naskah buku adalah ditulis huruf kapital hanya untuk huruf pertama di setiap kata. Pada penulisan sub bab inilah, kata hubung maupun kata depan huruf pertama ditulis memakai huruf kecil. 

Selain itu, sub bab ditulis dengan dicetak tebal atau bold. Tujuannya agar terlihat lebih mencolok dan setiap pembaca mengetahui jika yang dicetak tebal ini adalah judul dari sub bab. 

3. Bab Diletakan di Tengah 

Aturan ketiga adalah berkaitan dengan penempatan bab. Penulisan bab diletakan di bagian tengah atas. Sehingga dimulai dengan penomoran bab, lalu disusun judul bab tersebut di bagian bawahnya. 

Judul bab ini nantinya akan menjadi judul dari bab pertama yang diikuti dengan beberapa sub bab lengkap dengan judulnya. Judul bab hanya satu di setiap bab, dan satu bab bisa terdiri dari beberapa sub bab. 

4. Sub Bab Diletakan di Dalam Naskah 

Sementara untuk penulisan sub bab yang benar adalah diletakkan di dalam naskah dan sejajar dengan naskah tersebut. Sehingga sub bab ini menjadi bagian awal dari penjelasan dalam sub bab dan ditulis sejajar tanpa dibuat menjorok ke dalam. 

Penomoran pada Bab, Sub Bab dan Anak Sub Bab

Lalu, bagaimana dengan aturan penomoran dalam penulisan sub bab yang benar? Jika Anda menyusun naskah buku dan berhadapan dengan bab maupun sub bab yang terbilang banyak. 

Maka untuk memastikan sub bab ini disusun sistematis perlu diberi penomoran. Penomoran ini akan membantu penulis naskah maupun pembaca mengetahui urutan dari seluruh bagian naskah. Mana yang judul bab, judul sub bab, judul anak sub bab, dan seterusnya. 

Dikutip melalui laman seputarkuliah.com, terdapat bentuk penomoran yang paling umum digunakan untuk menyusun naskah ilmiah maupun non ilmiah. Berikut detailnya: 

  1. I, II, III, dst.: Nomor untuk bab
  2. A, B, C, dst.: Nomor untuk subbab
  3. 1, 2, 3, dst.: Nomor untuk anak subbab
  4. a, b, c, dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab pertama
  5. 1), 2), 3), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak subbab kedua
  6. a), b), c), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak subbab ketiga
  7. (1), (2), (3), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab keempat
  8. (a), (b), (c), dst.: Nomor untuk anak subbab atau anak sub bab kelima

Dari penjelasan tersebut maka bisa dipahami bahwa penomoran untuk bab biasanya memakai angka Romawi (I, II, III, dst). Sementara untuk penomoran sub bab memakai huruf kapital tunggal dan disusun berurutan (A. B, C, dst). 

Seterusnya untuk penomoran anak sub bab memakai angka Arab (1, 2, 3, dst). Jika sub bab ini masih ada anak sub bab kedua maka menggunakan huruf alfabet yang ditulis memakai huruf kecil (a, b, c, dst.). 

Contoh penulisan penomoran untuk bab, sub bab, dan anak sub bab tersebut adalah sebagai berikut: 

I. Pendahuluan

   A. Latar Belakang

   B. Rumusan Masalah

   C. Tujuan Penulisan

II. Tinjauan Pustaka

   A. Pengertian Konsep

   B. Teori yang Terkait

       1. Teori A

       2. Teori B

   C. Kajian Literatur

III. Metodologi Penelitian

   A. Jenis Penelitian

   B. Lokasi dan Waktu Penelitian

   C. Teknik Pengumpulan Data

       1. Wawancara

       2. Observasi

       3. Studi Dokumen

   D. Analisis Data

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

   A. Deskripsi Hasil Penelitian

   B. Analisis Data

        1. Analisis Statistik

            a. Analisis Regresi

            b. Analisis Korelasi

        2. Analisis Deskriptif;

            a. Analisis Frekuensi

            b. Analisis Persentase

   C. Pembahasan

V. Kesimpulan dan Saran

   A. Kesimpulan

   B. Saran

   C. Implikasi Penelitian

VI. Daftar Pustaka

Jika Anda menulis naskah buku kemudian diterbitkan, maka biasanya setiap penerbit memiliki format penomoran bab dan sub bab tersendiri. Maka Anda bisa mengikuti ketetapan format tersebut dan biasanya akan dibantu pihak penerbit itu sendiri. 

Contoh dan Tutorial Membuat Sub Bab di Word

Salah satu aplikasi pengolah kata yang paling umum digunakan untuk menyusun naskah buku atau karya tulis jenis lainnya adalah Ms Word. Supaya pembuatan bab, sub bab, dan anak sub bab bisa otomatis agar efisien. Maka berikut langkah-langkahnya: 

  1. Blok atau letakan kursor di tulisan bab dan judul bab tersebut. 
  2. Masuk ke menu Home lalu cari sub menu “Style”. 
  3. Pada menu “Style” ini akan dijumpai beberapa pilihan, silakan klik pilihan “Heading 1”. Sementara untuk sub bab bisa memilih “Heading 2”. 
  4. Maka otomatis teks di bab dan judulnya akan berubah, salah satunya ukuran huruf lebih besar dibanding ukuran pada teks naskah. Selesai. 

Khusus untuk anak sub bab biasanya ditulis seperti teks isi naskah. Bedanya, pada judul anak sub bab ini dicetak tebal atau dibuat bold. Sehingga bisa membantu pembaca mengetahui jika bagian tersebut adalah judul anak sub bab. 

Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi opini terkait artikel dengan topik penulisan sub bab yang benar, tulis di kolom komentar.

Jangan lupa untuk klik tombol Share dan bagikan ke orang terdekat Anda agar ikut membaca dan mendapat manfaat dari artikel ini. 

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama