Menulis Buku

7 Perbedaan Buku Teks dan Buku Referensi yang Disusun Dosen

Buku ajar dan referensi menjadi dua jenis buku yang bisa ditulis dosen secara berkelanjutan. Namun, sebelum mulai menyusun salah satu atau keduanya, Anda wajib paham perbedaan buku teks dan buku referensi.

Mengapa demikian? Sebab, bagi beberapa orang kedua jenis buku ini sekilas tidak memiliki perbedaan yang berarti. Oleh karena itu, baca sampai habis detail perbedaan keduanya agar Anda tidak salah, ya.

Perbedaan Buku Teks dan Buku Referensi

Dikutip dari berbagai sumber, baik buku teks atau buku ajar dan buku referensi sama-sama berbentuk buku. Keduanya bisa ditulis dan diterbitkan dosen secara kontinyu, dimana yang bisa masuk BKD adalah satu judul per tahun. Bisa lebih, tetapi tidak bisa masuk BKD. 

Jika selama ini masih menganggap kedua jenis buku ini sama, Anda wajib menyimak detail perbedaan buku teks dan buku referensi berikut: 

1. Definisi atau Pengertian

Hal pertama yang menjadi pembeda antara buku teks dengan buku referensi adalah dari segi definisi. Definisi ini akan menjelaskan beberapa aspek secara keseluruhan yang membedakan keduanya. 

Buku teks atau buku ajar adalah manual untuk pengajaran dalam suatu cabang ilmu sebagai pegangan untuk suatu mata kuliah tertentu. Sedangkan, buku referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku (ber-ISBN) yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu kompetensi penulis. 

2. Acuan Penulisan

Perbedaan buku teks dan buku referensi yang kedua adalah dari acuan penulisan atau dasar yang digunakan untuk menulis naskahnya. Dosen dalam menulis naskah buku teks akan mengacu pada silabus dan juga RPS. 

Sehingga, isi buku teks disesuaikan dengan seluruh materi dalam suatu mata kuliah yang akan disampaikan dosen dalam kurun waktu satu semester. Oleh sebab itu, RPS perlu disusun dulu baru kemudian Anda bisa mulai menulis buku teks. 

Sementara itu, acuan dasar penulisan buku referensi adalah dari hasil penelitian. Sehingga, buku jenis ini baru bisa disusun setelah dosen selesai melaksanakan penelitian. 

Selain itu, sumbernya juga bisa dari kajian literatur yang sama-sama berisi hasil penelitian dalam satu bidang keilmuan yang sama. Jadi, isi buku referensi sudah tentu berbeda dengan buku teks. 

3. Target Pembaca

Dari aspek target pembaca, nantinya juga akan diketahui perbedaan buku teks dan buku referensi. Buku teks disusun oleh dosen untuk dibaca oleh para mahasiswa dengan tujuan agar meningkatkan pemahaman terkait materi perkuliahan. 

Tak hanya itu, buku ajar atau buku teks disusun dengan bahasa yang lebih komunikatif agar mendukung mahasiswa belajar mandiri. Sehingga, mahasiswa tidak lagi bergantung dengan keberadaan dan penjelasan detail yang diberikan dosen. 

Sementara itu, buku referensi memiliki target pembaca lebih luas, mencakup guru, dosen, mahasiswa, peneliti, dan masyarakat umum. Mengapa demikian? Sebab apa yang disajikan buku referensi adalah informasi yang memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan. 

4. Gaya Penulisan

Perbedaan buku teks dan buku referensi selanjutnya adalah dari gaya penulisan. Gaya penulisan buku teks dibuat merangsang minat baca mahasiswa dan menjadikan mereka bisa belajar mandiri tanpa dampingan dosen. 

Maka gaya bahasa buku teks cenderung komunikatif, sehingga memunculkan rasa ketertarikan untuk membaca lagi dan lagi. Karakter gaya bahasa ini membuat cara penyajian data dan informasi menjadi lebih fleksibel atau tidak kaku dan kaya akan kosakata sederhana dibanding ilmiah. 

Sementara, gaya bahasa di buku referensi dibuat secara naratif. Sehingga tidak komunikatif dan cenderung lebih singkat, padat, serta jelas. Semua kalimat disusun menjadi kalimat aktif agar langsung dipahami pembaca. Sebab fokusnya adalah menjelaskan suatu topik dan bukan mengajak diskusi. 

5. Penggunaan

Penggunaan buku ajar dan buku referensi juga diketahui berbeda. Buku ajar atau buku teks digunakan untuk mendampingi mahasiswa dalam belajar materi perkuliahan yang dipaparkan oleh dosen. 

Meskipun buku teks oleh Ditjen Dikti wajib diterbitkan dan memiliki ISBN, akan tetapi biasanya untuk menunjang belajar. Sehingga tidak dipublikasikan secara luas. Dimana dosen yang menulisnya kebanyakan mencetak dalam jumlah terbatas. 

Sementara buku referensi bisa digunakan untuk referensi ilmiah saat meneliti maupun menyusun karya tulis. Selain itu, buku referensi juga bisa dijadikan pegangan pendidik dalam mengajar. 

Ditambah lagi dengan ketentuan dimana buku referensi perlu dipasarkan secara luas karena masyarakat umum juga menjadi target pembacanya, maka penggunaannya juga bisa sebagai bacaan sehari-hari untuk menambah ilmu dan wawasan. 

6. Isi Naskah

Perbedaan buku teks dan buku referensi berikutnya adalah dari segi isi. Berhubung acuan dasar penulisannya berbeda, praktis isi dari naskah kedua jenis buku ini juga dijamin berbeda. 

Buku teks selain berisi penjelasan suatu topik atau materi, juga akan berisi latihan soal dan panduan untuk memahami isinya dengan baik. Sehingga isi buku teks lebih kompleks sesuai tujuan umum dari penyelenggaraan perkuliahan. 

Sementara buku referensi berisi informasi atau data dari hasil penelitian maupun kajian literatur. Murni hanya berupa penjelasan tanpa latihan soal dan panduan mengenai tata cara membaca agar isinya dipahami. 

7. Jumlah Angka Kredit

Poin terakhir yang menjelaskan perbedaan buku teks dan buku referensi adalah jumlah angka kredit. Meski sama-sama berbentuk buku, jumlah angka kredit yang didapat dosen berbeda. 

Jika dosen menulis dan menerbitkan buku teks, maka akan mendapatkan angka kredit sampai 20 poin. Sementara itu, dosen yang menulis dan menerbitkan buku referensi akan mendapat angka kredit sampai 40 poin. 

Jumlah angka kredit buku referensi memang lumrah lebih besar, karena isi pembahasan naskahnya lebih kompleks, yakni memaparkan banyak topik dari suatu bidang keilmuan. 

Sementara buku tes memaparkan beberapa topik mengikuti RPS yang disusun di awal semester. Hal ini yang membuat pembahasan atau jenis topik yang dipaparkan lebih sedikit dibanding buku referensi. 

Mana yang Sebaiknya Ditulis oleh Dosen?

Lalu, setelah mengetahui perbedaan dua jenis buku ilmiah tersebut kira-kira mana yang sebaiknya ditulis oleh dosen? Jawabannya tentu semua sama baiknya untuk ditulis rutin oleh dosen. Sebab sama-sama bentuk publikasi ilmiah. 

Selain itu, jika buku ini diterbitkan sesuai standar dari Dikti maka akan masuk ke pelaporan BKD dan memberi tambahan angka kredit untuk kenaikan jabatan fungsional. Dosen perlu menentukan mana yang sebaiknya diterbitkan lebih dulu. 

Buku ajar atau teks bisa masuk ke tugas pendidikan maupun penelitian. Sementara buku referensi hanya bisa masuk ke kegiatan penelitian. Ada baiknya disusun bergantian per tahun itu masuk pelaporan BKD. Sebab dua-duanya sama pentingnya untuk ditulis karena akan dibutuhkan para pembaca. 

Untuk mengetahui perbedaan masing-masing lebih lanjut, baca artikel seputar “buku referensi” dan “buku teks” berikut:

Apakah Anda sudah paham perbedaan buku teks dan buku referensi? Jika Anda memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan buku ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar.

Klik tombol share dan bagikan ke grup rekan kerja Anda yang sedang menulis agar sama-sama tahu perbedaan antar keduanya. Semoga bermanfaat!

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

18 jam ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

18 jam ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

19 jam ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

19 jam ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

19 jam ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago