Buku ajar dan referensi menjadi dua jenis buku yang bisa ditulis dosen secara berkelanjutan. Namun, sebelum mulai menyusun salah satu atau keduanya, Anda wajib paham perbedaan buku teks dan buku referensi.
Mengapa demikian? Sebab, bagi beberapa orang kedua jenis buku ini sekilas tidak memiliki perbedaan yang berarti. Oleh karena itu, baca sampai habis detail perbedaan keduanya agar Anda tidak salah, ya.
Dikutip dari berbagai sumber, baik buku teks atau buku ajar dan buku referensi sama-sama berbentuk buku. Keduanya bisa ditulis dan diterbitkan dosen secara kontinyu, dimana yang bisa masuk BKD adalah satu judul per tahun. Bisa lebih, tetapi tidak bisa masuk BKD.
Jika selama ini masih menganggap kedua jenis buku ini sama, Anda wajib menyimak detail perbedaan buku teks dan buku referensi berikut:
Hal pertama yang menjadi pembeda antara buku teks dengan buku referensi adalah dari segi definisi. Definisi ini akan menjelaskan beberapa aspek secara keseluruhan yang membedakan keduanya.
Buku teks atau buku ajar adalah manual untuk pengajaran dalam suatu cabang ilmu sebagai pegangan untuk suatu mata kuliah tertentu. Sedangkan, buku referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku (ber-ISBN) yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu kompetensi penulis.
Perbedaan buku teks dan buku referensi yang kedua adalah dari acuan penulisan atau dasar yang digunakan untuk menulis naskahnya. Dosen dalam menulis naskah buku teks akan mengacu pada silabus dan juga RPS.
Sehingga, isi buku teks disesuaikan dengan seluruh materi dalam suatu mata kuliah yang akan disampaikan dosen dalam kurun waktu satu semester. Oleh sebab itu, RPS perlu disusun dulu baru kemudian Anda bisa mulai menulis buku teks.
Sementara itu, acuan dasar penulisan buku referensi adalah dari hasil penelitian. Sehingga, buku jenis ini baru bisa disusun setelah dosen selesai melaksanakan penelitian.
Selain itu, sumbernya juga bisa dari kajian literatur yang sama-sama berisi hasil penelitian dalam satu bidang keilmuan yang sama. Jadi, isi buku referensi sudah tentu berbeda dengan buku teks.
Dari aspek target pembaca, nantinya juga akan diketahui perbedaan buku teks dan buku referensi. Buku teks disusun oleh dosen untuk dibaca oleh para mahasiswa dengan tujuan agar meningkatkan pemahaman terkait materi perkuliahan.
Tak hanya itu, buku ajar atau buku teks disusun dengan bahasa yang lebih komunikatif agar mendukung mahasiswa belajar mandiri. Sehingga, mahasiswa tidak lagi bergantung dengan keberadaan dan penjelasan detail yang diberikan dosen.
Sementara itu, buku referensi memiliki target pembaca lebih luas, mencakup guru, dosen, mahasiswa, peneliti, dan masyarakat umum. Mengapa demikian? Sebab apa yang disajikan buku referensi adalah informasi yang memperluas ilmu pengetahuan dan wawasan.
Perbedaan buku teks dan buku referensi selanjutnya adalah dari gaya penulisan. Gaya penulisan buku teks dibuat merangsang minat baca mahasiswa dan menjadikan mereka bisa belajar mandiri tanpa dampingan dosen.
Maka gaya bahasa buku teks cenderung komunikatif, sehingga memunculkan rasa ketertarikan untuk membaca lagi dan lagi. Karakter gaya bahasa ini membuat cara penyajian data dan informasi menjadi lebih fleksibel atau tidak kaku dan kaya akan kosakata sederhana dibanding ilmiah.
Sementara, gaya bahasa di buku referensi dibuat secara naratif. Sehingga tidak komunikatif dan cenderung lebih singkat, padat, serta jelas. Semua kalimat disusun menjadi kalimat aktif agar langsung dipahami pembaca. Sebab fokusnya adalah menjelaskan suatu topik dan bukan mengajak diskusi.
Penggunaan buku ajar dan buku referensi juga diketahui berbeda. Buku ajar atau buku teks digunakan untuk mendampingi mahasiswa dalam belajar materi perkuliahan yang dipaparkan oleh dosen.
Meskipun buku teks oleh Ditjen Dikti wajib diterbitkan dan memiliki ISBN, akan tetapi biasanya untuk menunjang belajar. Sehingga tidak dipublikasikan secara luas. Dimana dosen yang menulisnya kebanyakan mencetak dalam jumlah terbatas.
Sementara buku referensi bisa digunakan untuk referensi ilmiah saat meneliti maupun menyusun karya tulis. Selain itu, buku referensi juga bisa dijadikan pegangan pendidik dalam mengajar.
Ditambah lagi dengan ketentuan dimana buku referensi perlu dipasarkan secara luas karena masyarakat umum juga menjadi target pembacanya, maka penggunaannya juga bisa sebagai bacaan sehari-hari untuk menambah ilmu dan wawasan.
Perbedaan buku teks dan buku referensi berikutnya adalah dari segi isi. Berhubung acuan dasar penulisannya berbeda, praktis isi dari naskah kedua jenis buku ini juga dijamin berbeda.
Buku teks selain berisi penjelasan suatu topik atau materi, juga akan berisi latihan soal dan panduan untuk memahami isinya dengan baik. Sehingga isi buku teks lebih kompleks sesuai tujuan umum dari penyelenggaraan perkuliahan.
Sementara buku referensi berisi informasi atau data dari hasil penelitian maupun kajian literatur. Murni hanya berupa penjelasan tanpa latihan soal dan panduan mengenai tata cara membaca agar isinya dipahami.
Poin terakhir yang menjelaskan perbedaan buku teks dan buku referensi adalah jumlah angka kredit. Meski sama-sama berbentuk buku, jumlah angka kredit yang didapat dosen berbeda.
Jika dosen menulis dan menerbitkan buku teks, maka akan mendapatkan angka kredit sampai 20 poin. Sementara itu, dosen yang menulis dan menerbitkan buku referensi akan mendapat angka kredit sampai 40 poin.
Jumlah angka kredit buku referensi memang lumrah lebih besar, karena isi pembahasan naskahnya lebih kompleks, yakni memaparkan banyak topik dari suatu bidang keilmuan.
Sementara buku tes memaparkan beberapa topik mengikuti RPS yang disusun di awal semester. Hal ini yang membuat pembahasan atau jenis topik yang dipaparkan lebih sedikit dibanding buku referensi.
Lalu, setelah mengetahui perbedaan dua jenis buku ilmiah tersebut kira-kira mana yang sebaiknya ditulis oleh dosen? Jawabannya tentu semua sama baiknya untuk ditulis rutin oleh dosen. Sebab sama-sama bentuk publikasi ilmiah.
Selain itu, jika buku ini diterbitkan sesuai standar dari Dikti maka akan masuk ke pelaporan BKD dan memberi tambahan angka kredit untuk kenaikan jabatan fungsional. Dosen perlu menentukan mana yang sebaiknya diterbitkan lebih dulu.
Buku ajar atau teks bisa masuk ke tugas pendidikan maupun penelitian. Sementara buku referensi hanya bisa masuk ke kegiatan penelitian. Ada baiknya disusun bergantian per tahun itu masuk pelaporan BKD. Sebab dua-duanya sama pentingnya untuk ditulis karena akan dibutuhkan para pembaca.
Untuk mengetahui perbedaan masing-masing lebih lanjut, baca artikel seputar “buku referensi” dan “buku teks” berikut:
Apakah Anda sudah paham perbedaan buku teks dan buku referensi? Jika Anda memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan buku ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar.
Klik tombol share dan bagikan ke grup rekan kerja Anda yang sedang menulis agar sama-sama tahu perbedaan antar keduanya. Semoga bermanfaat!
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…