Daftar Isi
Memahami apa saja perbedaan hard cover dan soft cover tentu penting bagi Anda yang hendak mencetak dan menerbitkan buku. Pasalnya, buku yang akan dicetak atau diterbitkan tentu akan ditambahkan cover atau sampul.
Desain cover memang perlu diperhatikan dengan seksama. Namun, memperhatikan jenis cover yang digunakan ternyata tidak kalah penting. Pemilihan jenis cover yang tepat membantu meningkatkan kesan eksklusif dan menarik dari buku tersebut. Berikut penjelasannya.
Membahas mengenai perbedaan hard cover dan soft cover tentu akan lebih baik jika dimulai dengan membahas definisi dan aspek dasar dari cover tersebut.
Cover (sampul atau kulit buku) memiliki definisi umum sebagai salah satu bagian luar dari buku yang terdiri dari judul buku, nama pengarang, nama penerbit dan gambar yang mewakili isi. Sehingga, cover berarti sampul buku bagian depan.
Kemudian, cover buku juga bisa didefinisikan sebagai bagian terluar dari buku yang terdiri dari bagian depan dan bagian belakang. Dalam definisi ini, cover buku mencakup cover depan dan cover belakang meskipun informasi yang tercantum berbeda.
Jadi, perbedaan mendasar antara cover depan dan cover belakang adalah unsur atau informasi yang termuat di dalamnya. Jika cover depan ada judul dan nama penulis, maka cover belakang isinya antara lain sinopsis isi buku/ulasan isi buku, isbn, alamat penerbit.
Beberapa buku bahkan di cover bagian belakang mencantumkan profil penulis secara singkat. Adapun jenis informasi yang dicantumkan disesuaikan dengan pertimbangan dari pihak penulis dan penerbit yang kemudian disepakati bersama.
Setiap buku dijamin akan diterbitkan lengkap dengan cover. Jadi, tidak ada buku di toko buku manapun yang ditawarkan ke masyarakat tanpa cover. Maka cover menjadi unsur penting dan bahkan wajib dalam menerbitkan suatu buku.
Baca Juga:
Cover buku yang jenisnya beragam, membuat Anda selaku seorang penulis perlu paham perbedaan hard cover dan soft cover. Selain itu, juga penting untuk memahami apa fungsi dari cover buku?
Jika diperhatikan, pokok utama dari buku adalah isi di dalamnya. Namun, menerbitkan buku yang hanya sekedar lembaran berisi pokok bahasan buku tersebut ternyata kurang tepat. Standar umum buku yang diterbitkan adalah memiliki cover.
Hal ini tidak terlepas dari fungsi cover yang sangat beragam dan menjadi alasan kenapa wajib ada di setiap buku yang diterbitkan. Fungsi dari cover buku yaitu:
Fungsi pertama dari cover buku adalah untuk melindungi buku tersebut. Misalnya cover diberi lapisan atau laminasi dengan tujuan melindungi isi buku dari air hujan. Selain itu, cover buku yang dicetak di kertas lebih tebal menjaga buku tetap kokoh.
Fungsi kedua dari cover buku adalah melindungi isi buku. Buku tidak akan dipajang tanpa cover, sebab isinya akan mudah dibaca. Jika tanpa dibeli atau dipinjam dari perpustakaan isinya sudah bisa dibaca. Buku tersebut tentu tidak akan dibeli.
Cover buku juga berfungsi untuk memberikan sejumlah informasi mengenai buku tersebut. Misalnya, apa judulnya, isinya tentang apa (lewat sinopsis), siapa penulisnya, penerbitnya siapa, dan sebagainya.
Cover buku juga memiliki fungsi sebagai media promosi agar buku tersebut menarik minat masyarakat. Sehingga angka penjualannya bagus. Sebab dari segi desain, warna cover, pengaturan tata letak judul dan nama penulis, dan sebagainya.
Akan memberi efek persepsi kepada siapa saja yang melihat buku tersebut. Ada kalanya, seseorang tertarik membeli dan membaca buku karena desain cover yang menarik minat. Jadi, cover menjadi bagian dari media promosi buku.
Cover buku juga berfungsi sebagai media untuk memudahkan proses mencari buku. Misalnya dengan adanya judul di punggung buku, maka seseorang bisa dengan mudah menemukan buku yang dibutuhkan saat dijejerkan dengan buku lain di rak perpustakaan.
Sebagai catatan tambahan, agar semua fungsi dari cover buku tersebut bisa didapatkan. Maka cover buku harus memenuhi ciri-ciri cover yang baik. Apa saja? Yakni adanya nama penulis, nama penerbit, judul buku, sinopsis buku, serta adanya unsur estetika.
Unsur estetika disini berhubungan erat dengan fungsi cover buku sebagai media promosi. Oleh sebab itu, desain dan pengaturan tata letak setiap elemen harus terlihat estetik. Selain itu, pengetahuan tentang perbedaan hard cover dan soft cover juga penting untuk memaksimalkan efek estetika dari buku tersebut.
Baca Juga:
Memahami perbedaan hard cover dan soft cover bisa dimulai dari pemahaman tentang definisi keduanya. Berikut penjelasan lengkapnya:
Hard cover merupakan cover buku berbahan tebal, keras, dan juga kaku sebab sering menggunakan kertas jenis art paper. Secara umum, hard cover dicetak di carton board yang dilapisi art paper (art paper 120-150 gsm).
Bahkan bisa lebih tebal dan ditambah dengan laminasi untuk perlindungan optimal. Jenis hard cover umumnya digunakan untuk buku eksklusif dan buku tebal (jumlah halaman banyak).
Soft cover adalah cover buku berbahan kertas sedikit tebal dan lentur yang ketebalannya variatif mulai dari 210 gsm, 230 gsm, 260 gsm hingga 310 gsm,
Tingkat ketebalan disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan penulis buku tersebut. Selain itu, soft cover biasanya terbuat dari Art Carton yang kemudian diberi laminasi. Misalnya laminasi doff maupun glossy.
Jika masih bingung harus memilih cover jenis mana, apakah hard cover atau soft cover. Untuk menjadi bahan pertimbangan, berikut detail perbedaan hard cover dan soft cover:
Perbedaan yang pertama adalah dari segi ketahanan atau daya tahan cover tersebut. Jadi, jenis hard cover lebih unggul dari aspek daya tahan.
Material kertas yang lebih tebal dan masih diberi laminasi membuat buku dengan hard cover tahan banting dan tahan terhadap air hujan. Sehingga, bisa dipilih untuk menyediakan buku yang bisa dibaca dan disimpan jangka panjang kepada masyarakat.
Sementara untuk soft cover memang lebih mudah rusak, karena penggunaan kertas yang lebih tipis membuatnya lebih mudah terlipat dan perlahan sobek. Pemilik buku tentu perlu memberi perlindungan ekstra, misalnya dengan menambahkan sampul.
Perbedaan hard cover dan soft cover yang kedua adalah pada proses pengerjaan. Hard cover membutuhkan proses pengerjaan lebih kompleks sehingga tahapannya lebih panjang dibanding soft cover.
Bagi Anda yang ingin buku segera terbit, misalnya untuk mengejar deadline. Maka bisa mengutamakan soft cover karena lama pengerjaannya lebih pendek dibanding hard cover.
Perbedaan yang ketiga adalah dari segi berat dan tingkat ketebalan. Hard cover memang cenderung lebih berat dan lebih tebal dibandingkan dengan soft cover. Hal ini karena penggunaan jenis kertas yang berbeda.
Dimana hard cover menggunakan kertas karton yang tebal, keras, dan kemudian juga kaku. Sementara soft cover menggunakan jenis kertas yang lebih lentur dan tidak kaku. Ketebalannya juga masih kalah dengan hard cover.
Perbedaan hard cover dan soft cover yang keempat adalah dari segi biaya. Proses yang lebih panjang dan penggunaan jenis kertas yang lebih tebal membuat biaya untuk mencetak buku dengan cover jenis hard cover ini lebih mahal.
Harga jualnya nanti juga lebih mahal dibanding dengan soft cover. Jika Anda menerbitkan buku di luar penerbit mayor, maka perlu menyesuaikan dengan anggaran. Tidak harus diterbitkan dengan hard cover, karena bisa memilih soft cover.
Aspek berikutnya yang menjadi perbedaan hard cover dan soft cover adalah fungsi, yakni fungsi perlindungan yang diberikan. Hard cover memberikan fungsi perlindungan dalam jangka waktu lebih panjang. Sedangkan soft cover kebalikannya.
Jika sudah memahami apa saja perbedaan hard cover dan soft cover sesuai penjelasan sebelumnya. Maka pahami juga bagaimana menentukan pilihan. Meskipun sudah mengetahui perbedaan tersebut, kadang kala masih dibuat bingung.
Lalu, bagaimana solusi terbaiknya? Anda bisa mencoba menentukan pilihan jenis cover dengan membaca tipsnya terlebih dahulu. Berikut tips memilih jenis cover:
Jika Anda mencetak buku yang disusun di penerbit non mayor, misalnya di penerbit indie. Maka sangat penting untuk memperhatikan anggaran yang tersedia. Sebab biaya penerbitan antara buku dengan hard cover dan soft cover tentu berbeda.
Biaya cetak yang tinggi membuat total biaya penerbitan buku Anda menggunakan hard cover lebih mahal dibanding soft cover. Memastikan anggaran mendukung, ada baiknya konsultasi dengan pihak penerbit.
Sehingga bisa mendapatkan saran harus memilih jenis cover yang mana agar anggaran yang dimiliki dijamin cukup. Buku yang sudah Anda susun dengan penuh kerja keras pun nantinya bisa segera diterbitkan sesuai dengan harapan.
Jika Anda ingin menyediakan buku dengan kesan elegan atau mungkin eksklusif kepada pembaca. Maka bisa menjadikan hard cover sebagai pilihan. Pasalnya, cover jenis ini menggunakan kertas tebal dan diproses panjang.
Hasilnya pun lebih mewah alias elegan. Tidak heran jika hard cover mendominasi buku dengan harga tinggi di pasaran. Namun, jika Anda lebih fokus pada isi dan memastikan buku tersebut ramah di kantong semua kalangan. Maka soft cover bisa dijadikan pilihan.
Tips memilih cover buku berikutnya adalah memperhatikan karakter target pembaca. Hal ini berhubungan dengan harga buku tersebut ketika sudah terbit di pasaran. Hard cover cenderung lebih mahal dan cocok untuk kalangan tertentu.
Maka bisa dijadikan pilihan jika memang target pembaca cenderung tidak ambil pusing dengan bandrol harga. Misalnya untuk buku pendidikan di bidang kedokteran, atau mungkin buku mewah edisi terbatas. Maka hard cover jauh lebih cocok.
Namun, jika target pembaca Anda adalah masyarakat luas dan dari berbagai kalangan dan latar belakang ekonomi. Maka memastikan buku tersebut mudah dijangkau dan memilih soft cover bisa dijadikan pilihan.
Meskipun begitu, jenis cover tidak praktis menentukan harga buku. Sebab biaya penerbitan yang mempengaruhi harga buku juga dipengaruhi oleh aspek lain. Misalnya ketebalan buku, jenis kertas pada isi buku, dan sebagainya.
Dari penjelasan mengenai pengertian cover sampai detail perbedaan hard cover dan soft cover tersebut. Tentunya akan memudahkan Anda menentukan pilihan. Apabila masih bingung, silahkan berkonsultasi dengan pihak penerbit sebelum melakukan penerbitan.
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…
Kemajuan teknologi memberi kemudahan dalam mengecek plagiarisme. Salah satunya melalui teknologi AI untuk cek plagiarisme.…
Melakukan kegiatan apapun tentu perlu dinilai untuk diketahui berhasil tidaknya mencapai tujuan dari kegiatan tersebut.…