Daftar Isi
Dalam dunia penelitian, diketahui ada banyak sekali metode penelitian yang bisa digunakan para peneliti. Salah satunya adalah penelitian deskriptif dan penelitian analitik. Lalu, apa saja perbedaan penelitian deskriptif dan analitik tersebut?
Hal ini tentu penting untuk dipahami dengan baik, karena tanpa mengetahui perbedaannya akan menyulitkan peneliti dalam mengumpulkan data sampai analisisnya. Jadi, sebelum melaksanakan penelitian idealnya semua metode penelitian dipahami terlebih dahulu.
Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analitik dimulai dari definisi. Dikutip melalui shiksha.com, penelitian deskriptif adalah jenis metode penelitian yang memberikan gambaran rinci tentang fenomena yang diamati atau karakteristik subjek tertentu dalam suatu populasi.
Sesuai dengan namanya, metode penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mendapatkan informasi secara detail. Sehingga suatu fenomena bisa dipahami dan dijelaskan ulang kepada semua pihak.
Secara umum, penelitian deskriptif akan membantu memahami karakteristik, kecenderungan, dan perilaku suatu populasi atau kelompok tertentu. Sehingga dalam proses mengumpulkan data akan dilakukan pengamatan atau observasi.
Sehingga bisa diketahui mengenai sifat dan perilaku suatu populasi yang menjadi subjek penelitian. Data yang didapatkan tentu saja akan berkaitan dengan populasi atau subjek penelitian tersebut. Ruang lingkupnya menjadi terbatas pada perilaku subjek.
Lalu, apa perbedaan penelitian deskriptif dan analitik? Maka penting juga untuk memahami apa itu penelitian analitik. Secara umum, penelitian analitik adalah adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menguji hubungan sebab-akibat antara dua variabel.
Sesuai dengan namanya, metode penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa yang mengarah pada hubungan sebab akibat. Ketika suat fenomena tejadi maka pasti ada penyebab atau pemicunya.
Pemicu ini yang mengakibatkan terjadinya fenomena tersebut dan perlu diteliti untuk dipahami dengan baik. Dalam prosesnya peneliti akan melakukan analisa mendalam terhadap beberapa pola yang terbentuk.
Pola-pola inilah yang nantinya disimpulkan dan diketahui menjadi faktor pemicu atau penyebab. Sehingga perlu dicari tahu apa yang mendasari kemunculan penyebab tersebut dan berakhir pada terjadinya suatu fenomena yang diteliti.
Supaya lebih mudah menentukan harus menggunakan metode deskriptif atau analitik dalam suatu pengumpulan data penelitian. Maka berikut beberapa perbedaan penelitian deskriptif dan analitik tersebut secara umum:
Perbedaan yang pertama antara penelitian deskriptif dengan analitik adalah tujuan penelitian yang dilakukan. Pada penelitian deskriptif, tujuan utamanya adalah mendapatkan dana penelitian yang mendeskripsikan karakter subjek penelitian.
Biasanya dalam bentuk populasi seperti sekelompok masyarakat, sebuah organisasi, dan sebagainya. Sehingga tidak bersifat untuk meneliti karakter individu secara tunggal atau berdiri sendiri.
Sementara pada penelitian analitik, tujuan utamanya adalah mendapat penjelasan mengenai bagaimana dan kenapa suatu fenomena bisa terjadi. Sehingga bisa didapatkan data yang menjelaskan sebab dan akibat seperti penjelasan sebelumnya.
Dalam dunia ilmiah, suatu kejadian dalam bentuk dan skala apapun pasti memiliki penjelasan ilmiah yang bisa diterima akal. Penelitian analitik akan membantu peneliti memahami penjelasan ilmiah yang menjelaskan penyebab suatu fenomena.
Perbedaan penelitian deskriptif dan analitik yang kedua adalah pada fokus utama dalam menjalankan penelitian tersebut. Pada penelitian deskriptif, fokus utama dari peneliti adalah mendapatkan data sebanyak dan sedetail mungkin dari subjek penelitian.
Sehingga dilakukan pengamatan yang serius dan terstruktur untuk mendapatkan gambaran jelas dari subjek tersebut. Tujuannya agar bisa mendapatkan deskripsi dari karakter khas dan perilaku subjek penelitian.
Sementara pada penelitian analitik, fokus utamanya adalah mendapatkan data dan kemudian bisa dianalisis dan ditafsirkan atau dipahami artinya. Jadi, data tersebut mengungkap pola sebab dan akibat.
Pola-pola ini yang nantinya dianalisis lebih mendalam dengan teknik analisis data secara umum. Sehingga bisa mendapat penjelasan yang jelas, logis, atau dengan kata lain penjelasan ilmiah yang menyebabkan suatu fenomena.
Dilihat dari segi pola analisis data yang didapatkan juga menunjukan perbedaan penelitian deskriptif dan analitik. Pada penelitian deskriptif, pola analisis data cenderung minimal atau tidak mendalam.
Sebab hanya membutuhkan data selengkap mungkin dan sebanyak mungkin untuk mendapat gambaran dari karakter subjek penelitian. Sehingga data yang tampak oleh mata dan data yang ada dalam laporan valid dipandang sudah lebih dari cukup.
Lain halnya dengan penelitian analitik, jumlah data tidak terlalu diperhatikan akan tetapi fokus pada kualitas data tersebut. Tidak menjadi masalah jumlah data terbatas asalkan mampu menjelaskan hubungan sebab dan akibat suatu fenomena.
Sehingga data yang didapatkan diharapkan lebih mendalam dan terfokus agar mudah dianalisis untuk didapatkan bentuk sebab akibat. Peneliti bisa mengabaikan kuantiti karena fokus pada kualitas dan relevansi data dengan hubungan sebab akibat tadi.
Berikutnya yang menunjukan perbedaan penelitian deskriptif dan analitik adalah pada hasil penelitian. Hasil penelitian yang dimaksud disini adalah hasil dan karakter dari data pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau didapatkan peneliti.
Pada penelitian deskriptif, hasil penelitian cenderung menjelaskan atau memberi gambaran (deskripsi) dari subjek penelitian. Sehingga datanya jelas dan juga lengkap kemudian juga lebih mudah dipahami.
Sementara pada penelitian analitik, hasil penelitiannya akan memberi informasi mengenai penjelasan dan hubungan yang terbentuk dari dua variabel. Sehingga salah satu variabel diketahui menjadi sebab, sementara satunya lagi menjadi akibat atau dampaknya.
Perbedaan penelitian deskriptif dan analitik selanjutnya adalah dari bentuk pertanyaan. Dalam proses mengumpulkan data, setiap peneliti tentu akan menyusun beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh narasumber atau responden.
Baik dalam penelitian kualitatif maupun kuantitatif, biasanya akan ada proses wawancara maupun penyusunan kuesioner kepada responden. Sehingga pertanyaan ini akan membantu mendapatkan data yang tepat sesuai kebutuhan.
Jadi, sifat atau bentuk pertanyaan pada penelitian deskriptif adalah untuk mendapat kejelasan informasi. Sehingga mengandung kata berapa dan juga kata apa, yang jawaban dari narasumber maupun responden akan memberi penjelasan mengenai karakter subjek.
Sementara pada penelitian analitik, bentuk pertanyaan yang disusun akan mendukung perolehan aspek sebab dan akibat dari suatu fenomena. Sehingga pertanyaan akan mengandung kata kenapa, bagaimana, mengapa, dan sejenisnya.
Supaya lebih paham dan tidak bingung, berikut adalah contoh bentuk pertanyaan di masing-masing penelitian:
Hal keenam yang menjadi perbedaan penelitian deskriptif dan analitik adalah dari metode yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Jenis data di dalam kedua jenis metode penelitian ini dipastikan berbeda.
Sehingga metode yang digunakan untuk mendapatkan data tersebut juga pasti berbeda. Pada penelitian deskriptif, metode yang umum digunakan mencakup metode survei, observasi, dan juga studi kasus.
Sehingga peneliti mendapat data yang menjelaskan karakter suatu populasi atau subjek. Secara garis besar bentuk data di dalam penelitian deskriptif ini adalah numerik atau berbentuk angka pasti.
Pada penelitian analitik, metode pengumpulan data yang umum digunakan adalah dengan metode analisis statistik, pengujian hipotesis, analisis regresi, dan sejenisnya. Dimana bentuk data tersebut bukan numerik, seperti menjelaskan tingkat kepuasan dan sejenisnya.
Perbedaan ketujuh dari penelitian deskriptif dengan analitik adalah dari hipotesis, atau lebih tepatnya penting tidaknya hipotesis penelitian. Pada penelitian deskriptif, hipotesis pada dasarnya tidak diperlukan.
Akan tetapi, jika peneliti merasa topik dalam penelitian yang dilakukan membutuhkan hipotesis karena suatu alasan. Maka bisa atau diperbolehkan untuk menyusun hipotesis yang dicantumkan pada proposal sampai laporan hasil penelitian.
Sedangkan pada penelitian analitik, keberadaan hipotesis bisa disebut wajib ada. Hipotesis pada penelitian jenis ini akan menjadi pemandu dari jalannya penelitian dan dasar dalam mengumpulkan data.
Misalnya, ingin mengetahui penyebab angka penjualan produk A di perusahaan X bisa turun 50% dari tahun lalu. Maka hipotesis membantu peneliti “menebak” apa saja yang sangat mungkin menjadi penyebab kondisi tersebut. Sehingga bisa membantu penelitian lebih terfokus.
Perbedaan penelitian deskriptif dan analitik yang terakhir adalah pada karakter daa yang diadakan selama proses pengumpulan data penelitian. Pada penelitian deskriptif, data yang didapatkan tidak terlalu kritis.
Sehingga data ini sifatnya tidak mendalam dan biasanya terdiri dari data sederhana sampai data kompleks. Sementara pada data di penelitian analitik adalah kebalikannya, dimana lebih kritis dan lebih mendalam.
Sebab data ini nantinya akan dianalisis mendalam oleh peneliti untuk mendapat informasi mengenai hubungan sebab akibat. Sehingga data tersebut sudah tentu harus kritis agar peneliti bisa mendapatkan hubungan yang jelas dan memenuhi karakter dasar penelitian analitik.
Sama halnya dengan metode penelitian lainnya, baik penelitian deskriptif maupun analitik memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri. Hal ini yang akan membantu peneliti menentukan metode mana yang sebaiknya digunakan sesuai dengan tujuan penelitian dan aspek lain.
Dilihat dari segi kelebihan, penelitian deskriptif mendukung pemahaman karakter atau sifat dan perilaku suatu populasi. Sehingga membantu peneliti untuk memahami subjek penelitian dengan baik dan mampu menjelaskannya dalam laporan hasil penelitian.
Sementara pada penelitian analitik, kelebihannya ada pada kemampuannya memberi informasi hubungan sebab dan akibat. Sehingga bisa mendukung peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan cenderung membantu menemukan solusi.
Secara umum, penelitian analitik ditujukan untuk penelitian terapan yang membantu peneliti mendapatkan hasil praktis. Sehingga bisa membantu memberikan solusi atas dampak fenomena yang cenderung kurang menguntungkan.
Apabila dilihat dari sisi kelemahan atau kekurangan, maka pada penelitian deskriptif tidak bisa membantu peneliti memahami hubungan sebab akibat. Sehingga hanya mendapatkan data yang sifatnya memberi penjelasan yang tidak terlalu kritis atau tidak mendalam.
Sementara kekurangan untuk penelitian analitik adalah dari kebutuhan waktu, tenaga, dan sumber daya yang terbilang besar. Sebab membutuhkan data yang kritis dan mendalam untuk menganalisis hubungan sebab akibat suatu fenomena.
Selain itu, penelitian analitik tidak selalu mendukung untuk topik yang menghadirkan data kualitatif. Dimana data tersebut susah untuk didapatkan ukuran pastinya dan membutuhkan analisis lebih agar bisa disajikan dengan angka yang jelas.
Dari penjelasan di atas, Anda tentu sudah memahami apa saja perbedaan penelitian deskriptif dan analitik. Sehingga bisa lebih mudah menentukan perlu memakai metode yang mana sesuai karakter topik penelitian Anda.
Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik jua tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…