Daftar Isi
Kegiatan branding tidak hanya perlu dilakukan oleh perusahaan komersial, melainkan juga perusahaan non komersial sekaligus oleh institusi pendidikan. Semua lembaga penyelenggara kegiatan pendidikan perlu melakukan branding, lebih tepatnya akademik branding.
Agar nama lembaga atau institusi semakin dikenal secara positif lewat segudang prestasi akademik dari seluruh SDM di dalamnya. Akademik branding sangat penting untuk dilakukan seluruh perguruan tinggi sebagai upaya semakin dikenal sekaligus terus meningkatkan kualitas.
Salah satu bentuk akademik branding yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan publikasi buku yang dilakukan para dosen. Langkah ini selain membantu branding institusi, sekaligus melakukan branding kepada dosen yang bersangkutan.
Penerbit deepublish kemudian mengadakan webinar dengan mengusung tema Akademik Branding Dosen Melalui Publikasi Buku. Sehingga setiap dosen bisa mengoptimalkan kegiatan akademik branding dirinya lewat kegiatan publikasi buku.
Webinar bertajuk Akademik Branding Dosen Melalui Publikasi Buku digelar oleh penerbit deepublish pada Jumat, 20 Mei 2022 secara daring. Webinar diselenggarakan daring melalui aplikasi Zoom yang dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Sesuai tajuk webinar, pada kesempatan kali ini penerbit deepublish akan menyampaikan tema terkait akademik branding dosen. Secara spesifik akademik branding ini bisa dilakukan dengan mempublikasikan buku yang berhasil disusun oleh dosen yang bersangkutan.
Melalui webinar ini, penerbit deepublish menggandeng Dr. Miguna Astuti, , S.Si., M.M., CPM yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN (Universitas Pembangunan Nasional) Veteran Jakarta sebagai narasumber utama.
Webinar dibuka oleh moderator dan kemudian berlanjut ke pemaparan materi oleh narasumber utama. Yakni Ibu Miguna yang sudah menjadi dosen senior di UPN Veteran, sehingga memiliki pemahaman yang sangat baik terkait akademik branding dosen.
Ibu Miguna menjelaskan, bahwa kegiatan akademik branding membutuhkan pemahaman akan apa itu akademik branding. Sekaligus tentang tata caranya, tujuannya, dan juga manfaat dari kegiatan tersebut.
Dalam prosesnya, setiap dosen kemudian perlu melakukan langkah-langkah awal yang tepat agar strategi akademik branding dosen bisa maksimal. Terdapat 4 langkah awal yang harus dilakukan dosen, yaitu:
Langkah pertama yang harus dilakukan para dosen menurut Ibu Miguna adalah know, atau mengetahui siapa dosen tersebut dan perannya di perguruan tinggi. Setiap dosen tentu memiliki kepakaran di bidang ilmu masing-masing.
Sekaligus memiliki tugas sendiri-sendiri sesuai dengan tata kelola oleh perguruan tinggi tempatnya bernaung. Dosen wajib mengenal diri sendiri dan peran di perguruan tinggi tersebut agar lebih mudah melakukan akademik branding.
Misalnya, seorang dosen S2 bidang ilmu ekonomi yang ditugaskan kampus masuk dan mengajar di Fakultas Ekonomi. Kemudian dipercaya menjadi dosen ilmu ekonomi di dalamnya sekaligus mengurus PR (public relation).
Maka disini, dosen sudah bisa mengenal siapa dirinya dan apa perannya di perguruan tinggi. Yakni sebagai dosen ilmu ekonomi sekaligus sebagai PR yang tentu diusahakan tetap menggunakan dasar keilmuan yang sama.
Langkah kedua adalah mengeksplor atau menjelajahi segala potensi dari peran di institusi untuk terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada publik. Ibu Miguna memberi contoh mengenai suatu program di UPN Veteran Jakarta.
Dimana setiap dosen diminta untuk menuliskan apa ingin menjadi apa untuk institusi? Dalam Kompetensi Building tersebut, Bu Miguna menuliskan “Ingin Menjadi Elang Pengepak Sayap UPN Jakarta”.
Lewat keinginan ini Ibu Miguna menyadari proses akademik branding yang perlu dilakukan adalah dengan terus berkarya di luar institusi. Sehingga seluruh penelitian, pengabdian, dan sebagainya ditujukan untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Ibu Miguna kemudian mengeksplorasi berbagai metode yang bisa dilakukan untuk mewujudkannya. Salah satunya dengan menjadi narasumber berbagai webinar dan seminar dengan tujuan membawa nama baik institusi tempatnya mengabdi.
Dalam prosesnya, setiap dosen bisa mengetahui tujuan dari akademik branding yang akan dilaksanakan. Misalnya bertujuan untuk naik jabatan fungsional, tahun ini buku harus terpublikasi, dan seterusnya.
Tujuan yang jelas mendorong dosen mencapainya. Semakin banyak tujuan tercapai, secara alami dosen memiliki sejumlah prestasi akademik. Semua ini kemudian sudah membangun akademik branding dosen tersebut. Misalnya, buku yang terpublikasi semakin banyak dan semakin dikenal atau dimanfaatkan masyarakat.
Rencana dosen dalam melakukan akademik branding tidak bisa saklek, rencana bisa berubah dan berkembang. Hal ini sangat normal. Sebab segala bentuk kebijakan dan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. Rencana yang disusun bisa mengikuti.
Rencana bisa berubah dan berkembang, namun Ibu Miguna menegaskan sekalipun rencana bisa berubah. Perlu diusahakan untuk tetap dilaksanakan, jangan hanya sibuk menyusun rencana dan kemudian terlupakan begitu saja.
Tips dan trik untuk bisa melakukan rencana yang sudah disusun:
Ibu Miguna menjelaskan, proses akademik branding dosen akan lebih baik jika disesuaikan atau dibuat sejalan dengan akademik branding institusi. Setiap fakultas atau mungkin setiap perguruan tinggi memiliki tujuan akademik branding masing-masing.
Para dosen bisa mengecek tujuan akademik branding tersebut dan kemudian disesuaikan. Sehingga bisa sejalan dan beriringan, ada kemungkinan kedepannya akademik branding di keduanya sama-sama sukses. Sebab dosen selain melakukan akademik branding untuk dirinya juga untuk institusi.
Ibu Miguna menjelaskan, buku yang disusun oleh dosen adalah bagian penting dari akademik branding dosen. Jika diperhatikan, segala bentuk persyaratan apapun di dunia karir dosen dijamin akan ada syarat publikasi buku.
Misalnya, jabatan akademik Lektor. Jika ingin meraihnya, maka salah satu syarat untuk bisa mengajukan diri adalah mempublikasikan buku. Syarat ini juga ditemukan di jenjang karir lainnya, misalnya syarat menjadi Profesor.
Sehingga buku adalah untuk karir seorang dosen. Selain itu, buku merupakan media untuk menghitung seluruh kegiatan akademik (Tri Dharma) yang sudah dilakukan. Misalnya kegiatan penelitian yang hasilnya dituangkan dalam bentuk buku dan kemudian dipublikasikan.
Menulis buku dan mempublikasikan buku kemudian bisa menjadi sarana bagi dosen untuk mengembangkan karir sekaligus meningkatkan kredibilitas diri. Persepsi masyarakat sampai sekarang menilai, seorang dosen yang bisa dan berhasil menerbitkan buku.
Maka artinya dosen tersebut adalah ahli di bidang yang menjadi tema buku tersebut. Langkah ini juga bisa menjadi upaya dosen untuk berbagi kebaikan. Sebab buku yang ditulis bisa dimanfaatkan banyak orang dan menjadi amal jariyah bagi dosen tersebut.
Artikel Terkait:
Keuntungan Menulis Buku Bagi Dosen
Membangun Produktivitas Dosen Dalam Menulis
Kenapa Dosen Harus Menulis Buku?
Menulis Buku Menjadi Salah Satu Syarat Untuk Sertifikasi Dosen
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…