Event Penerbit

Pustakawan Menulis : Kiat Mulai Menulis dan Standar Penerbitan

Tak hanya dosen, seorang pustakawan memiliki kewajiban dan kebutuhan untuk menulis dan melakukan publikasi. Khususnya dalam bentuk buku ilmiah yang nantinya akan menjadi bagian dari literasi nasional sekaligus membantu mengembangkan jabfung pustakawan. 

Mendorong pustakawan di Indonesia untuk produktif menulis dan menerbitkan buku, maka diselenggarakan webinar Pustakawan Menulis. Webinar ini diselenggarakan atas kerjasama FPPTI Jawa Timur dengan Penerbit Deepublish. 

Webinar Pustakawan Menulis

Melalui Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya.

Maka bisa diketahui bahwa seorang pustakawan memiliki kewajiban dan kebutuhan untuk menulis sekaligus menerbitkan tulisannya. Pustakawan yang melaksanakan tugas ini akan diberi apresiasi dalam bentuk kenaikan angka kredit dan jabfung atau jabatan fungsional. 

Tak hanya itu, pustakawan dituntut untuk produktif menulis agar bisa mengikuti VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Yakni kondisi dimana sebuah perpustakaan dan pustakawan di dalamnya harus bisa fleksibel mengikuti perkembangan. 

Berkaca dari pandemi Covid-19 yang sudah lewat, jumlah pengunjung perpustakaan menurun drastis sejalan dengan kebijakan untuk diam di rumah dari pemerintah. Perpustakaan kemudian dituntut untuk  hadir di tengah masyarakat secara digital. 

Sehingga di masa pandemi tersebut, masyarakat yang ingin membaca tidak perlu datang ke perpustakaan melainkan cukup membuka perangkat elektronik di rumah sendiri. Kedepan, VUCA akan terus dihadapi oleh perpustakaan sehingga perlu ada persiapan. 

Memahami kemungkinan tersebut, FPPTI Jawa Timur bekerjasama dengan Penerbit Deepublish menggelar webinar Pustakawan Menulis. Tujuannya adalah mendorong pustakawan di Indonesia untuk produktif menulis. 

Baik untuk menghadapi VUCA maupun untuk memperoleh manfaat dari segi pengembangan karir. Webinar ini sendiri digelar pada Rabu, 15 Maret 2023 secara online melalui Zoom Meeting. 

Narasumber dalam webinar ini adalah Yehuda Abiel, S.Sos. yang merupakan Kepala Pustakawan Universitas Ciputra Surabaya. Selain itu juga ada Silvia Noor Indah, S.Psi. yang merupakan tim Penerbit Deepublish yang berbasis di Yogyakarta. 

Pentingnya Pustakawan Menulis

Menurut narasumber pertama, yakni Yehuda Abiel, S.Sos. yang akrab disapa Abi ini menjelaskan bahwa pustakawan perlu produktif menulis. Salah satu alasannya adalah untuk menghadapi VUCA. 

VUCA adalah sebuah kondisi lingkungan bisnis yang sangat tidak pasti dan tidak stabil, yang ditandai dengan perubahan yang cepat, tingkat ketidakpastian yang tinggi, kompleksitas yang besar, dan ambiguitas yang sering terjadi.

Ketika perpustakaan memiliki pustakawan yang siap menghadapi VUCA maka akan tercipta fleksibilitas. Ditandai dengan kemudahan untuk mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan media literasi bagi pengunjung perpustakaan, baik offline maupun online. 

Dijelaskan juga bahwa menulis merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pustakawan untuk menjawab tantangan VUCA. Dengan menulis, pustakawan dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi dalam mengatasi tantangan VUCA dalam perpustakaan.

Kesulitan Pustakawan untuk Mulai Menulis

Tulisan yang disusun oleh seorang pustakawan adalah tulisan ilmiah, tidak berbeda jauh dengan dosen yang rutin menerbitkan buku ilmiah. Misalnya buku ajar, monograf, referensi, dan book chapter atau bunga rampai. 

Salah satu kendala yang menurut Abi sering dihadapi pustakawan dalam menulis ilmiah adalah bingung harus mulai darimana. Selain itu ada beberapa kondisi yang membuat proses menulis sulit untuk dilakukan, seperti: 

  • Belum berpengalaman dalam menulis.
  • Belum memahami isi sepenuhnya.
  • Belum menemukan premis utama tulisan.
  • Belum menemukan kerangka utuh yang final.
  • Belum menemukan artikel kunci.
  • Belum terbangunnya habitus menulis (kebiasaan menulis).

Kiat Mengatasi Masalah Pustakawan Menulis

Abi juga menjelaskan bahwa pustakawan bisa menulis dimulai dari sebuah mimpi. Baru kemudian menyusun strategi menulis dan disusul dengan proses menelaah literatur atau membaca referensi sebanyak mungkin. 

Lebih lanjut, dipaparkan pula beberapa kiat untuk membantu pustakawan menghadapi berbagai kesulitan dalam mulai menulis. Diantaranya adalah: 

1. Menemukan Premis yang Tepat

Kesulitan pertama yang sering dihadapi pustakawan dalam menulis ilmiah adalah susah menemukan premis. Premis sendiri adalah pernyataan kunci yang menjadi dasar penyusunan seluruh argumentasi. 

Premis perlu ditemukan atau dirumuskan sejak awal  sebagai dasar untuk mengembangkan tulisan ilmiah secara keseluruhan. Cara termudah untuk menemukan premis yang tepat adalah melakukan telaah literatur. 

2. Menemukan Literatur yang Presisi dan Relevan

Dalam proses telaah literatur pustakawan juga kerap menemukan kesulitan. Misalnya kesulitan menemukan literatur yang sesuai dengan topik atau dengan aspek lainnya. Terdapat beberapa kiat dalam menemukan literatur yang presisi: 

  • Memilih satu atau dua literatur kunci yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
  • Membaca literatur-literatur tersebut dan memahami isu yang dijelaskan di dalamnya.
  • Melihat daftar pustaka dan memperhatikan rujukan yang digunakan.
  • Membaca beberapa rujukan di dalam daftar pustaka literatur untuk dijadikan dasar dalam menyusun argumen.
  • Jika tidak memiliki akses ke artikel berbayar yang menjadi referensi literatur tersebut, maka solusinya antara lain:
  1. Mengirim email kepada penulis referensi sehingga bisa dikirimkan naskahnya.
  2. Meminta bantuan kepada teman yang studi di luar negeri untuk mengunduh artikel referensi.
  3. Membangun jaringan, misalnya dengan FPPTI Jatim.

3. Cara Membangun Habitus Menulis

Kesulitan pustakawan dalam menulis juga dari habitus menulis yang belum terbangun. Adapun cara untuk membangun habitus tersebut antara lain: 

  • Menemukan waktu untuk menulis dimana sifatnya personal, jadi sesuaikan dengan agenda kegiatan dan pilih waktu-waktu yang mendukung untuk menulis.
  • Naskah dibagi menjadi beberapa bagian. Misalnya menulis satu bab dulu, jika sudah selesai baru berlanjut ke bab berikutnya.

4. Manajemen Menulis

Selanjutnya adalah memiliki manajemen menulis atau melakukan manajemen tersebut. Sehingga bisa produktif menulis di waktu-waktu yang dimiliki. Berikut beberapa cara melakukannya: 

  • Pustakawan tidak dapat menulis tanpa membaca, maka setiap ada waktu luang atau perlu menyediakan waktu luang khusus untuk membaca.
  • Berlatih menulis setiap hari dan fokus pada skill yang spesifik.
  • Menyelesaikan naskah tulisan ilmiah sebelum tenggat waktu sehingga memiliki waktu untuk melakukan proofreading.
  • Mengirimkan draft secepatnya.
  • Gunakan aplikasi pembuat catatan untuk menyusun daftar referensi yang digunakan.
  • Apabila menghadapi hambatan maka bisa segera menemui pembimbing atau bertukar pikiran dengan teman belajar.

Penuhi Syarat agar Naskah Buku Bisa Terbit

Sementara itu, dalam penyampaian materinya Silvia Noor Indah menjelaskan bahwa menulis memang proses yang tidak mudah. Akan dijumpai beberapa hambatan dalam proses tersebut yang tentu perlu diatasi dengan tepat. 

Kuncinya adalah fokus untuk menulis dengan menetapkan target yang jelas dan realistis. Kemudian jika merasa lelah maka bisa beristirahat dan melakukan hal menyenangkan seperti hobi, baru kemudian menulis kembali. 

Selain itu, dijelaskan pula bahwa menulis butuh konsistensi maka pustakawan perlu mengatur waktu jangan sampai waktu yang mengatur pustakawan (alasan sibuk). Kemudian untuk menentukan apa yang bisa ditulis maka bisa memilih topik yang paling mudah. 

Tidak ketinggalan, penulis atau pustakawan perlu memahami bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna maka tidak harus perfeksionis dalam menyusun tulisan ilmiah. Selain itu, naskah yang disusun juga harus memenuhi syarat untuk bisa terbit. Yaitu: 

  1. Memenuhi standar terbitan buku dari Dikti Ristek yang mencakup memiliki ISBN atau e-ISBN dan diterbitkan oleh penerbit IKAPI.
  2. Memenuhi standar terbitan buku dari Perpusnas yang terdiri dari:
    • Diterbitkan secara umum dan luas, tidak terbatas
    • Terdapat di pasaran baik offline (toko buku) atau online (website, marketplace, e-commerce)
    • Penerbit memiliki website dan link yang bisa diakses.

Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.

Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.

Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.

Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:

deepublish

Recent Posts

Cara Menyusun Kalimat yang Mudah Dipahami pada Buku Ilmiah

Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…

4 hari ago

Aturan Penulisan Nama Tempat dan Nama Geografi

Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…

4 hari ago

4 Cara Membuat Tanda Tangan di Word dengan Fitur dan Menu yang Ada

Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…

6 hari ago

Cara Mengutip Ayat Al-Quran dalam Berbagai Gaya Sitasi

Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…

6 hari ago

Cara Menulis Daftar Pustaka Ebook dengan APA, MLA, dan Chicago Style

Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…

1 minggu ago

Penulisan Judul dalam Kalimat, Ditulis Miring atau Diapit Tanda Petik?

Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…

1 minggu ago