Daftar Isi
Responden penelitian selalu diperlukan setiap kali melakukan penelitian. baik itu penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif. Pada dasarnya, responden penelitian sering juga disebut dengan subjek penelitian.
Jadi pada kesempatan kali ini kita akan mengupas tentang pengertian responden penelitian, karakter, syarat dan contoh responden penelitian itu apa saja sih? Langsung saja, yuks kita simak pembahasannya sebagai berikut.
Belum afdol rasanya jika belum mengetahui pendapat para ahli tentang pengertian responden. Mengingat istilah responden penelitian memiliki banyak istilah dalam sebuah penelitian, berikut kita simak beberapa pendapat dari ahlinya langsung.
Arikunto (2006) mengartikan responden penelitian dengan subjek penelitian. Jadi subjek penelitian adalah orang yang diminta untuk memberikan keterangan tentang fakta dan pendapat terhadap tema tertentu.
Disebutkan juga jika subjek penelitian adalah subjek yang akan dituju untuk digali atau diteliti oleh peneliti. Dengan kata lain, subjek penelitian atau responden sebagai sumber informasi yang akan digali informasi, digali data dan fakta yang mereka ketahui.
Sementara Kerlinger mengartikan responden penelitian adalah responden atau subjek yang memberi respon atas perlakuan yang diberikan peneliti kepada sampel.
Berbeda dengan Sugiyono (2007) yang mendefinisikan subjek penelitian seperti berikut ini.
“Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif (naturalistik) sangat berbeda dengan penentuan sampel dalam penelitian konvensional (kuantitatif). penentuan sampel tidak didasarkan perhitungan statistik. sampel yang dipilih berfungsi untuk mendapat informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan”.
Masih menurut Sugiyono, di bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D yang menyebutkan bahwa pada penelitian kualitatif responden tidak hanya disebut sebagai sampel atau subjek penelitian. melainkan disebut dengan narasumber, guru dalam penelitian, informan atau partisipan.
Kehadiran informan dalam penelitian sangat membantu peneliti untuk mendapatkan data penelitian. Informan bisa berbentuk adjective yang sifatnya mempengaruhi kevalidan atau tidak data penelitian yang akan mempengaruhi keabsahan data.
Suharsimi (1989) pun mengembangkan definisi tentang responden penelitian, yaitu menentukan siapa yang akan diteliti dengan cara memberikan batasan subjek. Subjek yang dimaksud bisa berupa benda ataupun orang.
sedangkan Djam’an Satori (2007) menyebutkan bahwa responden sampel adalah teknik pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan tujuan penelitian.
Pengertian responden penelitian atau subjek penelitian menurut Usman dan Purnomo (2004) sebagai berikut.
“Populasi tidak ada dalam penelitian ini dan pengertian sampling adalah pilihan peneliti sendiri secara purposive disesuaikan dengan tujuan penelitian. yang menjadi sampel hanya sumber yang dapat memberikan informasi yang relevan saja. sampel berupa peristiwa, manusia dan situasi yang diteliti. Responden yang dijadikan sampel kadang-kadang dapat menunjukan orang lain yang relevan untuk mendapatkan data, demikian seterusnya, sehingga sampel bertambah terus yang disebut snowball sampling. Untuk memperoleh data tertentu sampel dapat diteruskan sampai mencapai taraf redundancy, yaitu dengan menggunakan sampel baru lainnya ternyata tidak menambah informasi baruyang bermakna”
Menurut Amirin (1989) responden penelitian disebut juga dengan subjek penelitian yang ingin memperoleh keterangan dengan menanyai seseorang yang sudah ditentukan atau dipilih oleh si peneliti.
Itulah beberapa pendapat para ahli tentang responden penelitian. Dari pendapat di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa responden penelitian adalah subjek penelitian (benda atau orang atau organisme) yang dijadikan sumber informasi untuk keperluan mendapatkan data, fakta yang dicari oleh peneliti.
Sebagai tambahan informasi tentang responden penelitian atau subjek penelitian. Jika Sugiono menyebutkan responden penelitian dalam penelitian kualitatif dengan istilah informan. Ternyata istilah lain yang sering digunakan untuk menggantikan responden atau subjek penelitian adalah populasi.
Populasi adalah seluruh subjek atau responden penelitian. Jika mendengar populasi, maka tidak asing lagi dengan sampel. Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan dilakukan penelitian. Pengambilan data atau perhitungan pada populasi disebut dengan parameter.
Baca Juga: Teknik Analisis Data: Pengertian, Macam, dan Langkah-langkahnya
Bingung ingin melakukan penelitian semacam apa, dan bingung bagaimana mengetahui ciri-ciri atau karakteristik responden penelitian? Jadi pada intinya karakteristik responden penelitian atau populasi penelitian adalah yang akan dilakukan penelitian atau pengujian.
Jadi karakteristik responden penelitian adalah subjek penelitian yang akan beri perlakuan penelitian, atau yang akan dilakukan riset atau yang akan dilakukan eksperimen. Tergantung jenis atau metodologi penelitian yang akan dilakukan.
Setelah mengetahui pengertian dan karakteristik responden penelitian, ternyata ada beberapa syarat subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jadi buat Anda yang ingin menentukan subjek penelitian, bisa mengacu beberapa poin berikut ini.
Tidak dapat dipungkiri jika menentukan responden penelitian itu bergantung pada metode penelitian yang akan digunakan. Tentu saja metode penelitian kualitatif dengan metode penelitian kuantitatif itu berbeda. dan berikut adalah syarat responden penelitian pada penelitian kualitatif.
Responden penelitian penting sekali mengandalkan kejujuran. Karena kejujuran akan mempengaruhi kevalidan data. Terutama untuk subjek penelitian kualitatif (informan) yang baik harus jujur setiap kali menjawab pertanyaan dari peneliti, baik pertanyaan yang berbentuk angket, ataupun dalam bentuk wawancara.
Pada penelitian kualitatif, responden penelitian dan peneliti sudah membuat perjanjian yang harus disepakati kedua belah pihak. Tentu saja janji tersebut di ranah perjanjian saat penelitian berjalan. Misalnya, tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh ditanyakan. Agar terjadi keterbukaan dan kenyamanan, pihak peneliti pun juga perlu menjelaskan latar belakang penelitian dilakukan dan kenapa mengambil responden tersebut. tujuannya agar responden tidak berpikir yang macam-macam
Syarat yang tidak kalah penting, dan wajib dipersiapkan oleh peneliti, yaitu membuat peraturan dan pihak responden juga bisa mentaati peraturan tersebut agar penelitian bisa lancar. Agar adil, tidak hanya responden yang mentaati peraturan, tetapi pihak peneliti pun juga demikian.
Tujuan dari saling mengikuti peraturan tidak lain dan tidak bukan agar tidak menimbul kesalahpahaman. Karena hanya satu kesalahpahaman, dapat mempengaruhi kepercayaan peneliti. Dampaknya, bisa berpengaruh pada hasil penelitian.
Buat Anda yang ingin melakukan penelitian kualitatif, ada syarat yang harus dilakukan, terutama jika ingin menggunakan penelitian wawancara adalah mencari subjek yang aktif berbicara. Maksud dari aktif adalah responden yang dapat mengungkapkan maksud, isi hati dan pikirannya lewat lisan dengan baik dan mudah dipahami.
Memang untuk mendapatkan responden seperti ini dibutuhkan keterampilan dan tidaklah mudah. Coba bisa Anda bayangkan, jika Anda menemukan responden yang introvert dan tidak bisa mengutarakan hati dan pikirannya, bisa dibayangkan seperti apa hasil penelitian Anda? mungkin jawabannya hanya ya atau tidak.
Kecuali Anda memang menyasar metode pengambilan data secara angket tertutup, maka responden yang tidak pandai bicara dan tertutup cocok diberikan angket seperti itu.
Penting sekali selektif memilih responden penelitian. Jika salah pilih responden, maka dapat merusak niat awal peneliti. Misalnya, hindari memilih responden yang menentang penelitian Anda. Misal, jika Anda ingin meneliti secara kualitatif, pastikan tema, pertanyaan atau angket yang Anda berikan ke responden subjek yang tepat.
Jika salah menentukan subjek penelitian, alih-alih melancarkan penelitian, justru menjadikan penelitian anda Ambyar. Responden yang menentang jika dipaksa untuk menjawab pertanyaan, pasti akan menjawab asal-asalan, menyinggung dan menjawab berbohong. Padahal sebuah penelitian yang valid harus diambil berdasarkan jawaban yang jujur.
Penting banget nih jika menentukan subjek penelitian itu harus tahu betul jika si subjek atau responden tahu betul dengan tema yang Anda angkat. Dengan kata lain, butuh seleksi. Tidak boleh asal memilih responden penelitian.
Setidaknya dengan pemilihan responden yang menguasai tema atau topik penelitian Anda, saat responden diberi pertanyaan bisa menjawab dengan lancar sesuai dengan pengalaman, perasaan, pikiran si responden. Dari segi penyampaian pun responden bisa menyampaikan dengan lancar. Sebaliknya, jika memaksakan memilih responden yang tidak tahu tentang tema penelitian yang Anda angkat, sudah jaminan jika jawabannya tidak memiliki nilai.
Adapun kelebihan dari pemilihan responden yang tepat dan sesuai syarat, Anda tidak menghabiskan banyak waktu. Anda juga tidak perlu lagi mengulang penelitian akibat salah responden. Bisa dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika penelitian yang diambil adalah kualitatif dan harus diulang dari awal. Pasti sangat-sangat lama.
Baca Juga: Penelitian Deskriptif: Pengertian, Kriteria, Metode, dan Contoh
Jika di atas sudah disebutkan syarat atau ciri responden penelitian pada penelitian kualitatif. Maka penting juga mengetahui syarat penelitian kuantitatif.
Dikatakan responden penelitian tersebut memenuhi syarat apabila sampel representative. Maksud representative adalah sampel mewakili karakteristik populasi. Representatif juga menunjukan bahwa data atau hasil yang diperoleh relative sama.
Jadi sebuah responden penelitian itu harus tidak berambigu, tidak mengalami bias. Jadi harus objektif. Adapun tips dan trik menghindari keambiguan, Anda dapat melakukan tips berikut.
Syarat menyusun kerangka sampling harus memenuhi
Dalam penelitian statistik, responden penelitian dalam lingkup biologi subjek penelitiannya berbentuk individu yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
Jika ditinjau dari lingkup statistik, maka ciri-cirinya dapat ditinjau dari, kepadatan atau ukuran besaran populasi, dilihat dari sebaran populasi yang mempengaruhi, ditinjau dari komposisi genetic dan dapat pula dilihat dari sebaran individu intra populasi.
Itulah beberapa syarat responden penelitian. barangkali Anda masih belum puas dari pemaparan di atas. Berikut akan diberikan contoh responden penelitian untuk memudahkan pemahaman Anda.
Baca Juga: Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap
Penelitian dilakukan di Universitas Islam Negeri Malang, dan sekitarnya. dikarenakan responden yang menjadi sasaran penelitian adalah mahasiswa Universitas Islam Negeri Malang. Dari hasil penelitian tentang rokok, maka hasil kesimpulan penelitian tersebut rokok yang dikonsumsi adalah merek LA Lights Djarum, sedangkan alasan mereka memilih rokok tersebut dikarenakan faktor pergaulan dan rasa rokok itu sendiri.
Penelitian tersebut populasinya adalah konsumen rokok merek LA Lights yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam negeri maulana Malik Ibrahim Malang. Sementara Sampelnya adalah 100 responden. (Contoh penelitian lengkapnya dapat dilihat di sini)
Contoh penelitian kedua respondennya adalah karyawan sales dan marketing pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi dan internet, dengan karakteristik sebagai berikut
Dalam responden penelitian tersebut, peneliti mengambil 158 orang karyawan sales dan marketing. Untuk contoh lebih lanjut dan lengkap, bisa di cek disini
Penelitian yang diambil pada contoh responden penelitian kali ini mengangkat judul “analisis faktor perilaku seksual pada anak SD di SDN Dukuh KUpang II – 489 Kecamatan Dukuh Pakis Kelurahan Dukuh KUpang SUrabaya”.
Responden penelitian yang dilibatkan dalam penelitian ini akan memperoleh pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual pada anak SD. Penelitian menggunakan penelitian cross sectional deskriptif-analitik dengan membagikan kuesioner kepada subjek, sehingga tidak ada perlakuan apapun untuk subjek. Penelitian juga mengambil responden yang bersedia atau sukarela bersedia saja. Untuk Contoh lengkapnya, bisa dilihat di sini
Analisis identitas responden dalam penelitian ini dilihat dari beberapa sisi, diantaranya adalah berdasarkan tingkat usia responden, tingkat pendidikan responden dan berdasarkan jenis kelamin responden dan tingkat usia.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dari hasil uji t bahwa variabel kepemimpinan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Fitra Wika Pekanbaru.
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R Square dalam penelitian ini sebesar 0.503, kemudian nilai ini akan diubah kebentuk persen. Ini artinya persentase sumbangan pengaruh variabel Kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Fitra Wika Pekanbaru adalah sebesar 50,3 %, sedangkan sisanya 49,7 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk lebih lengkap dari contoh penelitian ini, dapat dilihat di sini.
Itulah beberapa ulasan tentang responden penelitian dan beberapa contoh. Semoga sedikit pembahasan ini bermanfaat.
Baca Juga: Data Penelitian: Pengertian, Klasifikasi, dan Contoh Lengkapnya
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…