Daftar Isi
Memaksimalkan kegiatan dan hasil penelitian maka penting sekali untuk menentukan ruang lingkup penelitian tersebut. Ruang lingkup disini akan memperjelas batasan dari topik utama yang diteliti sampai pembahasan dan implikasi hasil penelitian.
Tanpa penetapan ruang lingkup maka ada kemungkinan penelitian menjadi sulit fokus. Sehingga meningkatkan resiko adanya kendala dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Namun, seperti apa cara membuat atau menentukan ruang lingkup dalam penelitian?
Membantu menentukan ruang lingkup penelitian yang tepat, maka perlu didahului dengan memahami definisinya. Dikutip melalui laman resmi Gramedia, dijelaskan pendapat para ahli yang mendefinisikan ruang lingkup tersebut. Berikut beberapa diantaranya:
Menurut Emil Salim, ruang lingkup dalam penelitian adalah bentuk benda, pengaruh, dan suasana yang dirasakan di sekitar kita. Ruang lingkup dijelaskan juga sebagai urusan yang ingin berhubungan dengan kehidupan manusia.
Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto, ruang lingkup dalam penelitian adalah segala hal yang terjadi sesuatu disekitar yang bersifat provokasi pada kelangsungan hidup. Dijelaskan pula bahwa ruang lingkup tidak hanya pembatasan dari segi jumlah.
Menurut Danu Saputro, ruang lingkup dalam penelitian adalah kondisi yang berbentuk benda atau daya yang bisa dijadikan sebagai objek untuk hidup. Unsur ini terbagi menjadi dua, yakni unsur biotik dan abiotik.
Dari pendapat para ahli tersebut, maka bisa dipahami bahwa ruang lingkup sendiri adalah kondisi berbentuk benda dan daa yang menjadi objek dalam kehidupan. Dalam dunia penelitian, ruang lingkup memiliki definisi umum sebagai batasan.
Dikutip melalui Repository Unikom, ruang lingkup penelitian adalah batasan banyaknya subjek yang tercakup dalam sebuah masalah. Sehingga diantara sekian jenis dan bentuk subjek penelitian kemudian dipilih mana yang akan menjadi fokus penelitian.
Jika masih merasa asing dengan istilah ruang lingkup dalam kegiatan penelitian. Maka perlu memahami bahwa ruang lingkup ini lebih sering disebut dengan istilah batasan masalah. Sebab memang isinya adalah batas terkait masalah yang diteliti dalam sebuah penelitian.
Penetapan ruang lingkup dalam kegiatan penelitian diketahui juga memberi banyak manfaat. Baik bagi peneliti maupun untuk kelancaran dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Berikut adalah beberapa manfaat tersebut:
Manfaat yang pertama dari penetapan ruang lingkup dalam penelitian adalah membatasi masalah. Suatu penelitian bisa dilakukan ketika ada atau dijumpai suatu masalah yang perlu dijelaskan, diselesaikan, maupun diperbaiki.
Masalah yang akan diteliti bisa jadi memiliki cakupan yang luas, sehingga perlu dibatasi dengan menetapkan ruang lingkup tadi. Sehingga penelitian menjadi terfokus dan tidak melebar kemana-mana.
Hal ini akan meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan penelitian. Sebab fokus pada satu masalah yang spesifik dan tidak melebar ke masalah lain yang berkaitan.
Manfaat kedua dari penetapan ruang lingkup penelitian adalah memudahkan pembahasan. Pembahasan disini tentu saja seluruh data dan teori yang menjadi dasar atau acuan dilaksanakan penelitian.
Semua data dan teori ini akan dicantumkan dari proposal usulan penelitian, laporan hasil penelitian, sampai publikasi hasil penelitian tersebut. Jika tidak ada penetapan ruang lingkup maka pembahasan menjadi panjang dan sampai berlembar-lembar.
Hal ini akan memperbesar resiko penelitian menjadi tidak fokus dan pembahasan sulit dipahami serta sulit untuk disusun. Maka dengan penetapan ruang lingkup, pembahasan menjadi terfokus dan lebih sederhana sesuai kebutuhan penelitian itu sendiri.
Manfaat ketiga dari penetapan ruang lingkup penelitian adalah membantu mempercepat penyelesaian masalah. Tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan solusi atas masalah yang menjadi topik penelitian tersebut.
Tanpa ada batasan dari masalah yang dicari solusinya, maka waktu penelitian akan sangat panjang. Sehingga masalah tidak bisa segera diselesaikan karena mencari solusinya sendiri memakan waktu lebih lama.
Lain halnya jika sudah ditentukan masalah mana yang akan diselesaikan dan hanya satu masalah saja. Maka waktu yang dibutuhkan untuk mencari solusinya lebih cepat. Hal ini yang membuat penetapan ruang lingkup menjadi sangat penting.
Ketika melakukan analisis terhadap masalah di sekitar, Anda tentu akan menjumpai berbagai jenis dan bentuk masalah. Maka penting untuk memilih salah satu diantaranya untuk kemudian menjadi topik penelitian.
Satu masalah yang dipilih kemudian tetap akan memiliki pembahasan meluas, maka perlu ditentukan batasannya. Jadi, bagaimana cara menetapkan batasan tersebut? Berikut adalah beberapa tahapan dalam membuat ruang lingkup penelitian:
Memahami bahwa definisi dari ruang lingkup dalam penelitian adalah batasan masalah yang diteliti. Maka cara pertama yang perlu dilakukan dalam menentukan ruang lingkup tersebut adalah menetapkan batasan yang jelas.
Sebelum melaksanakan penelitian, Anda akan melakukan analisis keberadaan masalah yang relevan dengan bidang keilmuan yang ditekuni. Dalam proses tersebut, Anda akan menemukan beberapa atau bahkan banyak masalah.
Silahkan memilih salah satunya. Kemudian dari masalah yang sudah dipilih, lakukan analisis mengenai seluruh aspek yang menyertai dan mempengaruhinya. Kemudian menetapkan aspek mana saja yang akan masuk ke rencana penelitian.
Sebagai contoh, Anda ingin meneliti dampak imunisasi untuk anak-anak di desa X. Maka batasan masalahnya adalah imunisasi untuk jenis A dan hanya untuk anak di desa X, bukan di desa lain dan bukan untuk semua jenis imunisasi.
Setiap masalah tentunya akan memiliki aspek yang luas karena satu masalah memberi dampak yang beragam dan bisa menyeluruh. Maka batasan pada masalah sangat penting agar tidak perlu meneliti terlalu banyak masalah dan dampaknya.
Cara kedua dalam menetapkan ruang lingkup penelitian adalah dengan mendalami dan memahami penelitian yang dilakukan. Semakin paham dengan apa yang akan diteliti maka semakin baik pula batasan masalah yang ditetapkan.
Sebab secara logika, bagaimana mungkin peneliti bisa menetapkan batasan jika masalah yang diteliti saja belum paham? Maka penting sekali untuk teliti dalam memilih masalah yang akan diteliti, dalam artian disini adalah topik penelitian.
Inilah alasan kenapa banyak dosen dan peneliti senior selalu menyarankan pemilihan topik yang dikuasai dan disukai. Sebab membantu memahami topik tersebut dan menentukan batasan penelitian dengan lebih baik dan tepat.
Bagaimana jika terlanjur keliru dalam menentukan masalah yang akan diteliti, misalnya belum paham betul? Maka berdayakan waktu dan sumber daya lain yang dimiliki untuk mempelajari masalah tersebut sampai paham.
Cara ketiga dalam menetapkan atau menentukan ruang lingkup penelitian adalah dengan menyesuaikan data yang berhasil didapatkan. Dalam menyusun proposal penelitian, Anda tentu menjelaskan mengenai data yang diharapkan akan didapatkan.
Hal ini terjadi karena sejak awal perlu membatasi jenis data yang akan dicari dan dijadikan dasar analisis penelitian. Namun, kadang kala rencana tidak berjalan sesuai dengan harapan sehingga data yang diinginkan tidak didapatkan.
Jika hal ini terjadi, jangan terlalu memaksakan diri dan menyesuaikan saja dengan data yang berhasil didapatkan tersebut. Sebab data tetaplah data, dan penelitian wajib mengikuti data yang memang nyata tersedia di lapangan.
Jadi, batasan masalah dalam penelitian perlu diubah untuk menyesuaikan dengan karakter dan jenis data yang didapatkan tersebut. Batasan masalah antara proposal usulan dengan laporan hasil penelitian kemudian bisa berubah.
Cara keempat dan yang terakhir dalam menentukan ruang lingkup penelitian adalah menentukan masalah yang dirasa penting dan menarik. Jika merasa tidak ada masalah yang penting dalam artian tidak memiliki urgensi tinggi. Maka perhatikan daya tariknya.
Semakin menarik suatu masalah untuk diteliti maka akan semakin menarik pula penelitian dan hasil penelitian tersebut. Sebaliknya, jika tidak ada masalah yang menarik maka utamakan masalah dengan urgensi tinggi dan dampak paling luas.
Jadi, tidak harus memilih masalah yang menarik dan penting untuk dijadikan fokus utama penelitian. Intinya adalah mencari masalah yang memang tepat untuk diteliti karena berbagai alasan. Baik itu dari urgensinya, manfaatnya, dampaknya, dll.
Membantu lebih memahami lagi apa itu ruang lingkup penelitian dan bagaimana menentukannya serta mencantumkan dalam karya tulis ilmiah (laporan dan proposal). Maka berikut adalah contoh ruang lingkup dalam penelitian:
Dalam mendukung efisiensi penelitian, maka pembatasan masalah dimulai dengan membatasi jenis data yang digunakan dalam penelitian. Contohnya adalah:
Sehingga data selain dari jenis data yang dicantumkan di dalam proposal dan laporan hasil penelitian tidak dibahas dan diteliti dalam penelitian. Data yang dicantumkan adalah seluruh data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Berikut adalah contoh batasan masalah dalam aspek batasan pengolahan data yang dilakukan selama kegiatan penelitian berjalan:
Artinya, pengolahan data selain yang dicantumkan tidak akan dibahas dan dilakukan peneliti dalam penelitian yang dilakukan. Sehingga pengolahan data lebih ringkas dan sesuai dengan kebutuhan penelitian tersebut.
Batasan masalah atau ruang lingkup penelitian juga bisa dari informasi yang dihasilkan dan dicantumkan dalam laporan hasil penelitian. Contohnya adalah sebagai berikut:
Jadi, selain informasi yang dicantumkan dalam batasan masalah tersebut maka tidak akan dibahas peneliti. Tujuannya agar pembahasan ringkas, relevan dengan topik penelitian, dan lebih terfokus.
Contoh batasan masalah dalam penelitian berikutnya adalah dari segi metode yang digunakan. Misalnya Anda menjelaskan untuk penentuan Jumlah pengadaan bahan baku yaitu Single Moving Average. Sehingga menjelaskan bahwa metode jenis lain tidak digunakan dalam penelitian tersebut.
Batasan atau ruang lingkup penelitian memberikan efisiensi dan efektivitas lebih tinggi dalam pelaksanaan penelitian. Sehingga memperbesar peluang penelitian tersebut lancar dan mendapatkan hasil terbaik sesuai harapan.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.
Seorang dosen yang hendak melakukan konversi dari artikel ilmiah menjadi naskah buku ilmiah (buku monograf…
Pernahkah Anda merasa bingung mengenai tata aturan penulisan nama tempat di dalam kalimat? Hal ini…
Perlu mencantumkan tanda tangan di lembar pengesahan karya ilmiah Anda? Copy paste saja tidak cukup…
Dosen atau penulis yang menyusun karya tulis ilmiah di bidang ilmu agama Islam tentunya perlu…
Selain jurnal, ebook atau buku elektronik menjadi salah satu jenis buku yang umum digunakan sebagai…
Pada saat membaca suatu karya tulis, baik dalam media cetak maupun elektronik serta digital, tentunya…