Event Penerbit

Webinar Penulisan Karya Ilmiah : Buku Referensi dan Monograf STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang

Dalam dunia akademik, dosen memiliki tugas untuk melaksanakan isi Tri Dharma perguruan tinggi. Dimana salah satunya adalah melaksanakan penelitian yang disusul publikasi hasil penelitian tersebut. 

Publikasi hasil penelitian tidak hanya melalui jurnal ilmiah, akan tetapi juga buku ilmiah yang bisa mendorong perkembangan literasi di tanah air. Mendorong dosen semakin produktif membangun literasi dengan hasil-hasil penelitiannya, penerbit deepublish menggelar webinar. 

Webinar kali ini merupakan hasil kolaborasi antara penerbit deepublish dengan STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang. Sesuai tujuan awalnya, webinar ini mengusung tema Penulisan Karya Ilmiah: Buku Referensi dan Monograf. 

Webinar Penulisan Karya Ilmiah: Buku Referensi dan Monograf

Penerbit deepublish memiliki komitmen menyediakan literatur berkualitas karya para ahli sebagai upaya menyediakan sumber ilmu pengetahuan bagi masyarakat luas. Dalam rangka mewujudkan komitmen tersebut, digelar webinar yang mendorong penerbitan buku ilmiah. 

Kali ini, penerbit deepublish menggandeng STAI MIftahul Ulum Tanjungpinang untuk menggelar webinar mengenai penulisan dan penerbitan karya ilmiah. Khususnya untuk buku monograf dan buku referensi yang lumrah disusun oleh dosen. 

Webinar dengan tajuk Penulisan Karya Ilmiah: Buku Referensi dan Monograf ini digelar secara daring melalui aplikasi Zoom pada Jumat, 4 November 2022. Menghadirkan narasumber utama Dr. Miguna Astuti, S.Si., M.M., MOS., CPM., CIRR. 

Selain itu juga dihadirkan narasumber kedua, yakni Silvia Noor Indah, S.Psi. yang merupakan Konsultan Penerbit Deepublish yang memaparkan materi mengenai prosedur penerbitan buku. 

Sehingga buku referensi dan monograf yang disusun para dosen bisa segera diterbitkan secara resmi. Adapun peserta di dalam webinar ini adalah seluruh dosen di STAI Miftahul Ulum Tanjungpinang. 

Tentang Buku Referensi dan Monograf

Materi inti mengenai penulisan buku referensi dan monograf kemudian disampaikan oleh Dr. Miguna yang diketahui juga berprofesi sebagai seorang dosen. Meskipun sibuk melaksanakan Tri Dharma di homebase-nya, beliau terbilang aktif melakukan publikasi. 

Publikasi ilmiah bagi para dosen adalah hal penting, dan tidak melulu harus dalam bentuk jurnal ilmiah. Melainkan bisa dalam bentuk buku yang memiliki berbagai kelebihan. Mulai dari jangkauan pembaca lebih luas karena tidak hanya menyasar masyarakat ilmiah. 

Sampai peran publikasi buku dalam pengembangan karir akademik dosen. Sebab nilai angka kredit dari publikasi buku sendiri terbilang tinggi, pada buku referensi misalnya bisa mencapai 40 poin KUM. 

Sedangkan di dalam BKD, atau di dalam laporan kinerja publikasi dalam bentuk buku juga memiliki beban SKS yang terbilang sangat lumayan. Misalnya untuk buku monograf didapatkan beban 5 SKS, sementara buku referensi bisa sampai 10 SKS. 

Artinya, publikasi ilmiah dalam bentuk buku sangat menguntungkan bagi dosen apalagi biaya penerbitan buku lebih terjangkau dibanding penerbitan ke dalam jurnal ilmiah. Meskipun begitu, menyusun buku tidak mudah sehingga minimal dosen bisa menerbitkan satu judul per tahun. 

Dalam pemaparannya, Bu Miguna menjelaskan mengenai apa itu buku monograf. Secara garis besar, buku monograf adalah buku yang disusun oleh pakar berdasarkan hasil penelitian yang isinya membahas satu topik di suatu bidang keilmuan. 

Buku monograf wajib diterbitkan secara resmi melalui lembaga atau jasa penerbitan profesional agar memiliki ISBN. Selain itu juga harus memenuhi syarat lain seperti ukuran buku, tebal halaman buku, dan sebagainya agar bisa dilaporkan ke BKD. 

Dosen dianjurkan untuk menerbitkan satu judul buku monograf per satu tahun, sehingga bisa menyediakan sumber bacaan berkualitas bagi masyarakat. Selain itu juga bisa mendapatkan KUM lumayan yakni sampai 20 poin dan di BKD memiliki beban sampai 5 SKS. 

Selain itu, Bu Miguna juga menjelaskan spesifikasi khusus yang dimiliki oleh buku monograf. Yaitu: 

  1. Diketik dengan font Times New Roman 12, atau Cambria 11
  2. Memiliki ISBN dan disebarluaskan
  3. Tidak kurang dari 40 halaman (khusus konten)
  4. Ukuran minimal B5 (15,5 x 23 cm)
  5. Diterbitkan oleh badan ilmiah/organisasi/PT
  6. Tidak menyimpang dari peraturan dan kode etik penulisan ilmiah yang berlaku
  7. Satu buku untuk 1 buku per tahun

Dijelaskan pula mengenai detail isi di dalam naskah buku monograf yang terdiri dari bagian depan atau sampul, bagian isi, dan kemudian bagian penutup. Khusus pada bagian isi, perlu memastikan pembahasan sekitar 70% dari pustaka yang dijadikan acuan. 

Pustaka atau referensi yang digunakan dosen untuk menyusun isi naskah buku monograf juga dijelaskan harus dari sumber primer. Hal ini penting untuk menunjang kredibilitas data dan relevansinya dengan penelitian yang baru saja dilaksanakan dosen tersebut. 

Lebih lanjut, Bu Miguna juga menjelaskan mengenai buku referensi yang merupakan buku ilmiah berisi hasil penelitian yang disusun oleh pakar yang membahas berbagai topik dari hasil sejumlah penelitian di suatu bidang keilmuan. 

Sehingga buku referensi ini berbeda dengan buku monograf, karena isi pembahasannya adalah banyak topik sementara monograf hanya satu topik. Sama seperti monograf yang minimal perlu diterbitkan satu judul per tahun. 

Menariknya, buku referensi ini diketahui memiliki beban kerja lebih tinggi dibanding monograf yakni mencapai 10 SKS. Sementara di dalam PO PAK, nilai angka kredit dari buku referensi ini adalah 40 poin KUM. 

Sebagai buku ilmiah yang juga perlu disusun dan diterbitkan, maka naskah buku referensi wajib memenuhi spesifikasi umum berikut ini: 

  1. Diketik dengan font Times New Roman 12, atau Cambria 11
  2. Memiliki ISBN dan disebarluaskan
  3. Tidak kurang dari 40 halaman (khusus konten)
  4. Ukuran minimal 15,5 x 23 cm
  5. Diterbitkan oleh badan ilmiah/organisasi/PT
  6. Tidak menyimpang dari peraturan dan kode etik penulisan ilmiah yang berlaku
  7. Satu buku untuk 1 buku per tahun

Spesifikasi umum perlu diperhatikan oleh dosen supaya saat dilakukan penilaian BKD maupun PO PAK dikatakan sudah sesuai atau memenuhi standar. Sebab jika tidak ada kemungkinan tidak akan diterima sehingga tidak dihitung. 

Selain itu, isi di dalam naskah juga perlu disesuaikan dengan ketentuan yang ada. Sebab tetap akan diperhatikan dalam proses penilaian. Sehingga dosen perlu memahami betul apa saja yang menjadi kriteria dari penulisan buku referensi maupun monograf. 

Meskipun antara buku referensi dengan buku monograf sama-sama bersumber dari penelitian dan diterbitkan secara resmi memiliki ISBN. Hanya saja keduanya tetap berbeda, dan berikut detail perbedaannya: 

Buku Referensi Buku Monograf
Sumber pembuatan buku dari hasil penelitian. Isi buku disusun sesuai alur logika atau urutan keilmuan. Terdapat peta keilmuan. Gaya penyajian formal.Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN.Substansi pembahasan hanya satu hal dalam bidang keilmuan.Lingkup penggunaan untuk penelitian dan pengajaran.Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiahSumber pembuatan buku dari hasil penelitian.Isi buku disusun sesuai alur logika atau urutan keilmuan. Terdapat peta keilmuan.Terdapat studi kasus dan ilustrasiGaya penyajian formal.Diterbitkan (disebarluaskan) dan ber-ISBN.Substansi pembahasan hanya satu bidang ilmu.Lingkup penggunaan untuk penelitian dan pengajaran dan proses pembelajaran terbimbing. Dapat dibuat sitasi dan ditulis dalam daftar referensi karya ilmiah

Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.

Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.

Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.

Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:

Salmaa

sharing and optimazing

Recent Posts

Cara Mengutip Hasil Wawancara dan Penulisan di Daftar Pustaka

Ada banyak sumber bisa dijadikan rujukan dalam menyusun karya tulis ilmiah, termasuk wawancara. Seorang peneliti…

4 jam ago

Parafrase pada Pendapat Para Ahli, Boleh atau Tidak?

Melakukan parafrase pada pendapat para ahli masih menimbulkan pertanyaan di kalangan penulis karya ilmiah. Ada…

5 jam ago

Bolehkah Konjungsi di Awal Kalimat? Berikut Penjelasannya

Pernahkah mendapati penulisan konjungsi di awal kalimat? Dijamin pernah. Saat menuangkan isi pikiran dalam bentuk…

7 jam ago

Penulisan Satuan yang Benar (Berat, Panjang, Luas, Waktu, Jumlah)

Dalam menyusun karya ilmiah, Anda tak jarang perlu menuliskan suatu satuan atau ukuran. Penulisan satuan…

5 hari ago

Cara Mengetahui Tren Penelitian untuk Menentukan Topik

Kegiatan penelitian yang dilakukan para dosen dan peneliti tentunya tidak terlepas dari tahap analisis tren…

5 hari ago

6 Tips Visualisasi Data agar Mudah Dipahami Kalangan Pembaca

Mempelajari tips visualisasi data penelitian tentu penting bagi seorang dosen dalam mengurus publikasi ilmiah. Sebab…

2 minggu ago