Promo Terbatas! ⚠️

Cetak buku diskon 35%, bonus tambahan eksemplar dan gratis ongkir se-Indonesia, MAU? Ambil diskon di sini!

7 Style Daftar Pustaka, Mana yang Sebaiknya Digunakan?

style daftar pustaka

Sebelum menyusun daftar pustaka, maka seorang penulis perlu menentukan atau mengetahui dulu style daftar pustaka yang akan digunakan. Perlu dipahami bahwa penulisan daftar pustaka terikat sejumlah aturan. 

Dalam dunia ilmiah dan pendidikan tinggi, salah satu aturan tersebut adalah style atau format daftar pustaka. Dimana jenisnya beragam dan masing-masing format memiliki ketentuan tersendiri. Baik unsur yang tercantum, tanda baca yang memisahkan setiap unsur, dll. 

Oleh sebab itu, sebelum daftar pustaka dibuat maka penentuan style perlu menjadi prioritas. Style yang sudah ditentukan akan memudahkan proses penyusunan daftar pustaka. Sekaligus mencegah terjadi kesalahan. Jadi, apa saja style tersebut? Berikut informasinya. 

Sekilas Tentang Daftar Pustaka 

Sebelum membahas mengenai daftar style daftar pustaka yang umum digunakan dalam dunia kepenulisan karya ilmiah. Maka penting sekali untuk dibahas sekilas mengenai apa itu daftar pustaka. 

Dikutip melalui website Good News from Indonesia, dijelaskan bahwa daftar pustaka adalah daftar sumber yang sudah digunakan untuk referensi sebuah karya tulis ilmiah. Jadi, bagian ini hanya bisa ditemukan di karya tulis ilmiah dan bukan pada karya nonilmiah (fiksi). 

Sebab, penyusunan karya tulis ilmiah memang wajib memiliki sumber yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Maka ada kewajiban bagi penulisnya untuk menyusun seluruh daftar sumber tersebut di bagian khusus, yakni bagian daftar pustaka. 

Sumber yang bisa digunakan dalam karya tulis ilmiah juga harus memenuhi sejumlah kriteria. Kriteria ini biasanya akan disesuaikan dengan kebijakan sebuah perguruan tinggi, pengelola jurnal, penerbit buku ilmiah, dan sebagainya. 

Penyusunan daftar pustaka memiliki banyak arti penting. Bagi penulis, bagian ini memastikan tidak ada sumber yang terlewat sehingga mencegah dugaan plagiarisme. Sementara bagi pembaca, daftar pustaka bisa memberi referensi bacaan lain untuk menambah wawasan. 

Format Penulisan Daftar Pustaka yang Ada

Sesuai penjelasan di awal, penulisan atau penyusunan daftar pustaka harus sesuai dengan ketentuan style atau gaya daftar pustaka yang dipilih. Terkait pilihan, biasanya sudah ditentukan oleh pihak yang lebih berwenang. 

Misalnya bagi dosen yang hendak submit artikel ilmiah ke jurnal, maka style ditentukan pihak pengelola jurnal tersebut. Menariknya, style daftar pustaka memiliki jenis yang beragam. Berikut adalah beberapa jenis yang cukup familiar digunakan: 

1. APA

Jenis yang pertama adalah APA Style, yaitu gaya penulisan daftar pustaka yang dikeluarkan oleh organisasi APA (American Psychological Association). Gaya ini bertujuan untuk membantu pemahaman dalam bidang ilmu sosial dan perilaku. Berikut contoh penulisannya: 

Kim, C., Mirusmonov, M., Lee. I. (2010). An empirical examination of factors influencing the intention of factors influencing the intention to use mobile payment. Computers in Human Behavior, 26, 310-322. Diakses dari http://www.sciencedirect.com

2. MLA 

Jenis kedua adalah MLA Style, yaitu gaya penulisan daftar pustaka yang dikembangkan oleh MLA (Modern Language Association). Tujuan dari style ini adalah untuk memudahkan penulis dalam menyusun kutipan di dalam naskah. Berikut contoh penulisannya: 

Jonathan, Karim. “Beyond Growth: Library and Development.” Annals of Library Research 40. 5 (2015): 1111-1130.

3. Harvard

Jenis style daftar pustaka yang ketiga adalah Harvard Style, yaitu salah satu gaya penulisan referensi yang mencantumkan nama penulis dan tahun di dalam kutipan teks, serta menuliskan sumber referensi tersebut secara rinci pada daftar pustaka di bagian akhir. 

Umumnya, Harvard Style digunakan di dunia pendidikan, termasuk pendidikan tinggi di Indonesia. Berikut adalah contoh penulisannya: 

Darwin, K, Fox MK dan Zwart, H 2013, Panduan penulisan untuk siswa, Polite Press, Cambridge, dilihat 24 Mei 2020, https://www.umu.edu

4. Vancouver

Jenis selanjutnya adalah Vancouver Style, yaitu salah satu sistem penulisan daftar pustaka yang menggunakan penomoran dalam teks. Penomoran ini ditulis di dalam tanda kurung atau superskrip. Sifatnya diurutkan dan harus konsisten. Berikut contoh penulisannya: 

Dalam kutipan: 

Collins et al. (1) argue that this technique is highly effective. However, another study (2) conducted into the technique has raised doubts about the replicability of these results. 

Dalam daftar pustaka: 

1. Wilkinson IB, Raine T, Wiles K, Goodhart A, Hall C, O’Neill H. Oxford handbook of clinical medicine. 10th ed. Oxford: Oxford University Press; 2017.

2. Levine GK, Faritsa K. Panduan perawatan kanker [Internet]. Yogyakarta: Kanisius; 2003 [dikutip 9 Oktober 2022]. Tersedia dari: https://www.education.edu/books/9463168.html 

5. Chicago

Selanjutnya adalah Chicago Style, yaitu gaya penulisan daftar pustaka yang dikembangkan oleh Chicago University Press sejak tahun 1906. Berikut contoh penulisannya: 

Google. 2009. “Google Privacy Policy.” Last modified March 11. http://www.google.com/intl/en/privacypolicy.html.

6. ASA

Jenis style daftar pustaka yang keenam adalah ASA Style, yaitu gaya penulisan daftar pustaka yang dikembangkan oleh American Sociological Association. Berikut contoh penulisannya: 

Brelin, Gordon and Andrea Stum. 1978a. A Goal to a Better Health: Basic Cooking Skills. New Jersey: Health Foundation.

7. IEEE

Jenis lainya adalah IEEE Style, yaitu gaya penulisan daftar pustaka yang dikembangkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) yang merupakan salah satu institusi pendidikan di New York, Amerika Serikat. Berikut contoh penulisannya: 

[1]  Oliviero, Andrew and Woodward, Bill, “Cable Design” in Cabling The Complete Guide To Copper and Fiber Optic Networking, 4th ed. United State of America : Wiley Publishing, Inc, 2009. pp. 19 – 33.

[2]  J. Moran, Michael and Shapiro, H.N., Fundamentals Of Engineering Thermodynamics, 2nd ed. United States of America : John Wiley and Son, 1993.

Mana yang Harus Digunakan?

Dalam jenis-jenis style daftar pustaka yang sudah dijelaskan, mana yang harus digunakan? Terkait hal ini, tentunya mengikuti kebijakan pihak yang lebih berwenang sesuai penjelasan sebelumnya. 

Jika Anda mahasiswa, dan hendak menyusun skripsi maupun tesis dan disertasi. Maka style disesuaikan dengan ketetapan pihak perguruan tinggi. Hal ini wajib disesuaikan untuk memenuhi kriteria bisa dinilai atau maju dalam sidang. 

Sementara bagi dosen, khusus untuk proses publikasi ilmiah, maka mengikuti style yang ditetapkan pihak penerbit. Jika dosen menulis buku ilmiah, maka style yang digunakan sesuai ketetapan pihak penerbit buku. Jika dosen menerbitkan artikel ke jurnal, maka sesuai ketetapan pihak pengelola jurnal. 

Jadi, apakah dosen harus paham aturan semua style daftar pustaka tersebut? Pada dasarnya tidak harus, sebab hanya beberapa jenis saja yang umum digunakan di dunia pendidikan tinggi. 

Dikutip dari website resmi Telkom University, style yang paling sering digunakan di dunia pendidikan tinggi Indonesia ada 3. Yaitu: 

1. MLA Style 

Style pertama yang sering digunakan di dunia akademik Indonesia adalah MLA Style. Jenis ini umumnya digunakan untuk sejumlah bidang keilmuan. Seperti bidang ilmu bahasa, humaniora, filosofi, seni, linguistik, dan sejenisnya. 

2. APA Style 

Style kedua yang sering digunakan di dunia pendidikan tinggi Indonesia adalah APA Style. Jenis ini lebih sering digunakan untuk bidang ilmu sosial sains, pendidikan, teknik, dan sebagainya. 

3. Chicago Style 

Terakhir adalah Chicago Style yang juga cukup sering digunakan di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Biasanya untuk karya tulis ilmiah di bidang ilmu sejarah, humaniora, dan lain-lain.  

Jadi, para dosen di Indonesia setidaknya mengenal dan memahami 3 style tersebut. Sebab memang paling sering digunakan untuk berbagai karya tulis ilmiah dan publikasi ilmiah. Jika ada style lain, maka dosen bisa menyesuaikan atau mempelajari style tersebut. 

Selain itu, sebelum mulai menyusun daftar pustaka. Pastikan mencari tahu style daftar pustaka mana yang ditetapkan perguruan tinggi maupun penerbit. Tujuannya agar bisa mengikuti ketentuan dan karya tulis ilmiah yang dibuat tidak dianggap masih keliru. 

Pentingnya Mencantumkan Daftar Pustaka dalam Karya Ilmiah

Menyusun daftar pustaka, apapun style yang digunakan sesuai ketentuan adalah hal penting. Dalam karya tulis ilmiah, daftar pustaka menjadi bagian wajib dalam struktur penulisan. Sehingga tidak bisa dihapus, ditiadakan, dan semacamnya secara sengaja. 

Sebagai bagian dari struktur wajib karya tulis ilmiah, tentunya daftar pustaka memiliki arti penting sebagaimana bagian lainnya. Dikutip dari kumparan.com, berikut adalah beberapa arti penting atau fungsi dari daftar pustaka dalam karya tulis ilmiah: 

1. Berfungsi sebagai Referensi dan Verifikasi 

Arti penting daftar pustaka yang pertama adalah menjadi media bagi pembaca untuk melakukan verifikasi dan melacak seluruh informasi yang dicantumkan di karya tulis. Sehingga bisa memastikan sumbernya jelas dan bisa ditelusuri. 

2. Bentuk Apresiasi kepada Penulis 

Mengutip karya orang lain dan dicantumkan sumbernya pada kutipan, catatan kaki, maupun daftar pustaka adalah salah satu bentuk penghargaan pada pemilik arya tersebut. Sehingga menjadi tanda sudah menghargai kerja keras mereka. 

3. Referensi kepada Pembaca 

Daftar pustaka bisa memberi referensi atau rekomendasi bahan bacaan kepada pembaca. Sehingga mendapatkan lebih banyak masukan bahan bacaan untuk memperkaya wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan. 

4. Sumber Pengecekan Keabsahan dan Kredibilitas

Isi dari daftar pustaka bisa digunakan para pembaca untuk mengecek keabsahan dan kredibilitas sumber maupun informasi yang disajikan kepada mereka. Sebab mereka bisa membaca sendiri referensi tersebut. 

Sekaligus, pembaca bisa memastikan memang digunakan referensi dan sumber tersebut kredibel serta memenuhi kriteria dijadikan sumber. Sehingga apa yang dibaca dipastikan adalah informasi yang benar dan dari sumber yang bisa diandalkan. 

5. Sarana untuk Penulis Menghindari Plagiarisme 

Daftar pustaka juga disusun untuk membantu penulisan menghindari tindak plagiarisme. Sebab tanpa mencantumkan sumber yang digunakan, maka artinya sudah mencomot karya orang lain tanpa izin. Hal ini termasuk tindak plagiarisme dan dicela di dunia kepenulisan maupun akademik. 

Syarat Daftar Pustaka yang Digunakan untuk Karya Ilmiah

Membahas mengenai style daftar pustaka, maka dalam menyusunnya juga terikat sejumlah syarat dan ketentuan. Terkait hal ini, biasanya setiap perguruan tinggi maupun penerbit punya aturan tersendiri. Sehingga penulis tinggal menyesuaikan saja. 

Dikutip dari berbagai sumber, secara umum ada beberapa aturan yang menyertai penyusunan daftar pustaka. Diantaranya adalah: 

1. Jumlah Referensi dalam Daftar Pustaka 

Syarat atau aturan pertama yang berkaitan dengan penyusunan daftar pustaka adalah jumlah referensi. Umumnya, aturan ini diterapkan di dunia pendidikan tinggi untuk penyusunan tugas akhir. Sebut saja seperti skripsi, tesis, dan disertasi. 

Dikutip dari website resmi Universitas Prasetiya Mulya, dijelaskan bahwa daftar pustaka untuk skripsi minimal 20 referensi yang dipublikasikan. Baik publikasi internal kampus maupun publikasi bertaraf nasional dan internasional. 

Sementara untuk tesis minimal 40 referensi dan untuk disertasi minimal adalah 60 referensi. Aturan ini tentu berlaku secara internal di Universitas Prasetiya Mulya. Sementara di kampus lain tentunya memiliki aturan tersendiri sesuai kebijakan internal. 

2. Sumber Referensi 

Aturan atau syarat yang kedua berkaitan dengan penulisan daftar pustaka adalah sumber referensi. Paling mudah dan mudah ditemui adalah aturan di lingkungan perguruan tinggi. 

Dimana membatasi sumber-sumber referensi yang bisa digunakan mahasiswa. Contohnya, untuk referensi dari internet maka wajib menghindari website dengan domain blogspot maupun wikipedia. Sebab bisa diubah siapa saja dan kurang kredibel. 

Sejumlah perguruan tinggi mungkin menetapkan batasan lain terkait sumber mana saja yang bisa masuk ke dalam daftar pustaka. Sehingga para mahasiswa disarankan untuk membaca buku panduan agar terhindar dari kesalahan pemilihan sumber. 

3. Tahun Terbit 

Syarat yang ketiga adalah berkaitan dengan tahun terbit. Kembali ke dunia pendidikan tinggi, aturan ini biasanya diterapkan. Perguruan tinggi mayoritas mewajibkan mahasiswa mencari referensi yang terbit antara 5 tahun sampai 10 tahun terakhir. 

Terkait hal ini, sekali lagi setiap perguruan tinggi memiliki kebijakan yang berbeda. Sehingga semua ketentuan penulisan daftar pustaka akan dijelaskan di buku panduan. Buku ini tentunya wajib dibaca mahasiswa sebelum mulai menulis. 

Namun, dikutip melalui website resmi Universitas Ma’arif Lampung, salah satu tulisan Dosen Tadris Matematika menjelaskan aturan tahun terbit ini tidak baku. Artinya, ada pula perguruan tinggi yang tidak memberlakukan hal ini. 

Sehingga mahasiswa di dalamnya bebas memakai referensi yang terbit tahun berapapun. Sebab menurutnya, referensi untuk karya tulis ilmiah idealnya adalah referensi yang relevan, akurat, objektif, dapat dipercaya dan belum expired secara keilmuan. 

Hanya saja, untuk mencegah kemungkinan referensi isinya sudah kadaluarsa. Sebab sudah ada hasil penelitian terbaru yang mematahkan teori di dalamnya. Maka penulis bisa selalu mengutamakan terbitan baru. 

4. Style Daftar Pustaka 

Syarat yang keempat adalah berkaitan dengan style daftar pustaka. Hal ini sesuai penjelasan di awal, dimana setiap penerbit dan perguruan tinggi menetapkan style yang berbeda sesuai kebijakan internal. 

Praktis, mahasiswa maupun dosen yang hendak menyusun karya tulis ilmiah wajib mengikuti kebijakan internal tersebut. Jika kampus menetapkan penggunaan APA Style untuk daftar pustaka skripsi, tesis, dan disertasi. Maka mahasiswa wajib mengikuti. Begitu pula jika memakai style yang lain. 

Jadi, mahasiswa dan dosen tidak bisa asal memilih style dalam menyusun daftar pustaka. Misalnya memilih style yang paling disukai, paling dikuasai, dan sebagainya. Sebab yang menentukan secara umum adalah pihak lain yang lebih berwenang. 

Melalui penjelasan tersebut, maka bisa dipahami bahwa menyusun daftar pustaka tidak cukup hanya tahu style daftar pustaka yang sebaiknya digunakan. Akan tetapi juga sejumlah aturan lain yang menyertainya. 

Oleh sebab itu, penting sekali untuk mencari informasi sebaik dan sedetail mungkin. Jika Anda mahasiswa, maka disarankan untuk membaca buku panduan penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi. Sehingga terhindar dari kesalahan dalam menyusun daftar pustaka. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik style daftar pustaka dalam artikel ini. Jangan ragu untuk menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat.

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja Layanan Parafrase Konversi!

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected]
E2 Marketing : [email protected]

© 2024 All rights reserved | Penerbit Buku Deepublish - CV. Budi Utama