Menulis Buku

4 Syarat Paragraf yang Baik dan Contoh

Suatu karya tulis akan terdiri dari beberapa paragraf, yang tentu memenuhi syarat paragraf yang baik. Seorang penulis tentu memiliki kebutuhan dan kewajiban untuk memahami hal ini. Sebab berawal dari penyusunan paragraf yang baik, maka kualitas karya tulis lebih optimal. 

Meskipun menyusun paragraf tampak sederhana dan sudah dilakukan sejak pertama kali menerima pelajaran Bahasa Indonesia di bangku sekolah. Aktualnya, menyusun paragraf yang baik dan benar tidak selalu semudah membalikan telapak tangan. 

Maka penting sekali untuk memahami apa itu paragraf, apa saja syarat dalam menyusun paragraf yang baik, dan aspek penting lainnya. Sehingga  penulis bisa lebih mudah menyusun paragraf yang baik dan menghasilkan tulisan berkualitas. 

Struktur Paragraf

Dikutip melalui buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia Paragraf karya Suladi (2019). Dijelaskan bahwa, paragraf adalah seperangkat kalimat yang saling berhubungan yang secara bersama dipakai untuk menyatakan atau mengembangkan sebuah gagasan

Dalam satu paragraf akan terdapat satu ide pokok atau gagasan yang disusun menjadi satu kalimat. Kemudian diikuti dengan kalimat lain untuk menjelaskan ide pokok tersebut. Susunan ini membentuk satu paragraf utuh. 

Dalam karya tulis, misalnya naskah buku, maka satu judul karya tulis terdiri dari beberapa paragraf. Dimana terbagi menjadi beberapa bab, dalam satu bab setiap paragraf akan saling terhubung satu sama lain. Sehingga memberi penjelasan lengkap mengenai suatu topik. 

Bicara mengenai syarat paragraf yang baik, maka penting untuk memahami juga mengenai struktur paragraf. Paragraf dikatakan baik ketika strukturnya juga sesuai dengan ketentuan yang ada, sehingga mampu menjelaskan suatu ide pokok dengan baik dan benar. 

Baca Juga: Inilah 6 Jenis Paragraf yang Wajib Diketahui

Secara umum, struktur paragraf yang dikatakan memenuhi syarat paragraf yang baik terdiri dari 4 (empat) komponen utama. Dikutip melalui kompasiana.com, berikut adalah komponen-komponen tersebut: 

1. Kalimat Pembuka

Bagian pertama dalam struktur paragraf adalah kalimat pembuka. Yaitu kalimat pertama dalam paragraf yang berfungsi untuk memperkenalkan ide pokok atau topik utama yang akan dibahas dalam paragraf tersebut.

Setiap paragraf terdiri dari kalimat pembuka, hanya saja kalimat pembuka tidak selalu berisi ide pokok. Sebab ada beberapa penulis yang mencantumkan ide pokok di bagian tengah maupun akhir paragraf. Sesuai konteks dan kebutuhan. 

2. Kalimat Penjelas

Jika ada kalimat pembuka, maka sudah tentu ada kalimat penjelas. Kalimat yang sudah dibuka kemudian perlu dijelaskan, maka diisi dengan susunan kalimat penjelas. 

Kalimat penjelas secara umum adalah beberapa kalimat yang berfungsi untuk menjelaskan dan mengembangkan ide pokok yang telah diperkenalkan atau disebutkan sebelumnya. 

Sehingga satu paragraf tidak mungkin hanya terdiri dari satu kalimat yang berisi ide pokok. Melainkan setidaknya ada dua kalimat atau lebih, sehingga ide pokok tersebut dijelaskan ke dalam beberapa kalimat sesuai kebutuhan. 

3. Transisi

Komponen ketiga yang membangun struktur paragraf sekaligus ikut menentukan syarat paragraf yang baik terpenuhi atau tidak adalah transisi bisa disebut juga dengan kata atau kalimat transisi. 

Kalimat atau kata transisi adalah kata atau frasa yang digunakan untuk menghubungkan antara kalimat-kalimat dalam paragraf. Sehingga membentuk kalimat yang saling terhubung dan mampu memberi penjelasan secara runtut. 

4. Kalimat Penutup

Komponen terakhir dalam struktur paragraf secara umum adalah kalimat penutup. Kalimat penutup adalah kalimat terakhir dalam paragraf yang memberikan kesimpulan atau ringkasan singkat dari ide yang telah disampaikan. 

Secara umum, kalimat penutup ini akan merangkum dari seluruh penjelasan dalam suatu paragraf. Namun, keberadaannya tidak wajib alias fleksibel, bisa disusun ketika memang dibutuhkan. 

Sebab secara umum, kalimat penutup ada di paragraf terakhir dan menjadi kalimat terakhir dari paragraf tersebut. Sehingga, saat paragraf yang disusun belum selesai dan dihubungkan dengan paragraf berikutnya. Maka kalimat penutup tidak perlu disusun, begitu pula sebaliknya. 

Dalam menyusun kalimat, pastikan sudah sesuai dengan syarat kalimat efektif agar ide Anda mudah dipahami pembaca. Ikuti tulisan berikut:

Syarat Paragraf yang Baik

Dalam dunia kepenulisan, baik buku maupun naskah karya tulis jenis lainnya. Setiap paragraf yang disusun seorang penulis sudah harus memenuhi syarat paragraf yang baik. Sehingga paragraf tersebut punya makna dan bisa dipahami oleh pembacanya. 

Menyusun paragraf yang memenuhi syarat tersebut, maka wajib mengikuti rambu-rambu yang berlaku secara umum. Dimana terdapat setidaknya 5 (lima) rambu-rambu yang mengaturnya. Berikut penjelasannya: 

1. Kesatuan Paragraf

Syarat paragraf yang baik salah satunya adalah memenuhi rambu kesatuan paragraf. Artinya, setiap kalimat di dalam satu paragraf saling terhubung atau berkaitan dimana pengendalinya adalah ide pokok paragraf tersebut. 

Kalimat yang disusun dalam satu paragraf seharusnya memang membahas topik yang sama. Sehingga tidak ada kalimat yang isinya melenceng, keluar dari topik, dan terkesan tersesat di dalam paragraf tersebut. 

Memudahkan proses menyusun paragraf yang memenuhi syarat ini, maka acuannya adalah pada ide pokok. Jika ide pokok membahas mengenai angklung, maka kalimat penjelas yang menyertainya juga membahas hal-hal berkaitan dengan angklung. 

2. Kepaduan Paragraf

Syarat paragraf yang baik yang kedua adalah memenuhi rambu-rambu kepaduan paragraf. Artinya, setiap kalimat di dalam satu paragraf tidak dapat berdiri sendiri. Melainkan saling menyatu membentuk satu paragraf utuh dan saling menguatkan. 

Ketika satu paragraf kehilangan satu kalimat, maka informasi yang disajikan menjadi tidak lengkap. Ketika satu kalimat berdiri sendiri, maka tidak memberi informasi apapun selain pernyataan pendek. Sehingga tidak bisa disebut sebagai paragraf. 

Maka paragraf yang baik adalah yang memenuhi syarat kepaduan, dimana setiap kalimat akan menyatu satu sama lain. Sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan mendukung penjelasan dari satu ide pokok. 

Dalam menyusun paragraf yang memiliki kepaduan baik, maka ada beberapa teknik kohesi dalam membangun kepaduan tersebut. Yakni konjungsi (kata penghubung), referensi (pengacuan), paralelisme (kesejajaran struktur), dan elipsis (pelesapan). 

Selain itu, juga bisa mempergunakan teknik kohesi leksikal. Diantaranya adalah sinonimi, antonimi,  hiponimi, meronimi, dan repetisi. Salah satu atau beberapa alat kohesi ini bisa digunakan untuk memenuhi syarat kepaduan paragraf. 

3. Kelengkapan dan Ketuntasan Paragraf

Syarat ketiga dalam membangun paragraf yang baik adalah memenuhi kelengkapan dan ketuntasan paragraf. Artinya, ide pokok suatu paragraf bisa dijelaskan dengan lengkap, detail, dan mendalam. Sehingga meminimalkan adanya pertanyaan. 

Syarat paragraf yang baik ini hanya bisa terpenuhi ketika semua informasi yang diperlukan untuk mendukung atau menjelaskan gagasan utama sudah tercakup. Sehingga penjelasan dari ide pokok sudah bisa dikatakan cukup. 

Seorang penulis tentu ingin memastikan pembaca mendapat informasi yang cukup dan berkualitas. Tidak informasi yang setengah jalan dan membuat pembaca kebingungan. Maka paragraf yang baik adalah yang bisa mencegah resiko ini. 

4. Keruntutan Paragraf

Poin terakhir yang menjadi syarat paragraf yang baik adalah keruntutan paragraf. Artinya uraian informasi disajikan secara urut, tidak ada informasi yang melompat-lompat sehingga pembaca lebih mudah mengikuti jalan pikiran penulis. 

Kalimat penjelas di suatu paragraf harus bisa saling terhubung sekaligus disusun secara berurutan. Jika memang menjelaskan ide pokok dari hal mendasar maka fokus dulu di hal mendasar tersebut baru ke hal lebih kompleks. 

Jangan sampai isi paragraf adalah kalimat yang tidak runtut, sehingga dari menjelaskan hal kompleks lalu melompat ke sederhana. Usahakan diurutkan dengan baik agar isi paragraf mudah dipahami serta enak untuk dibaca. 

Pola Pengembangan Paragraf

Membahas mengenai syarat paragraf yang baik juga akan membahas mengenai pola pengembangan paragraf. Struktur paragraf secara umum adalah satu ide pokok diikuti kalimat penjelas yang menjadi satu paragraf utuh dan memenuhi syarat paragraf berkualitas. 

Dalam mengembangkan suatu ide pokok atau menyusun kalimat penjelas yang baik dan benar. Terdapat beberapa pola yang secara umum digunakan oleh para penulis, diantaranya adalah: 

1. Pernyataan Umum

Pola pertama dalam pengembangan suatu paragraf adalah pernyataan umum. Artinya, paragraf dimulai dengan kalimat yang berisi pernyataan umum atau pendapat, bisa pendapat ahli maupun pendapat penulis karya tulis tersebut. 

Baru kemudian pada kalimat kedua akan menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang kenapa pernyataan umum tersebut bisa ada. Maupun kalimat-kalimat yang menjelaskan lebih rinci mengenai pernyataan umum tersebut. 

2. Pola Sebab Akibat

Pola kedua yang sering digunakan para penulis dalam mengembangkan suatu paragraf adalah pola sebab akibat. Sesuai dengan namanya, pola ini dimulai dengan menjelaskan suatu penyebab disusul dengan akibatnya. 

Dalam bahasa Indonesia sendiri, pola ini juga bisa dibalik ketika hendak menyusun paragraf jenis induktif. Yakni dimulai dengan kalimat yang menjelaskan akibat dan disusul dengan penjelasan mengenai faktor yang menjadi pemicunya. 

3. Pola Perbandingan dan Kontras

Pola ketiga adalah perbandingan dan kontras. Artinya, suatu paragraf berisi kalimat yang menjelaskan perbandingan dua hal yang berbeda. Sekaligus memberi penjelasan yang menegaskan perbedaan atau kontras terhadap dua hal tersebut. 

4. Penjelasan Berurutan

Pola selanjutnya adalah penjelasan berurutan, artinya suatu paragraf isinya adalah kalimat yang menjelaskan tahapan atau langkah-langkah secara berurutan. Sehingga bisa memudahkan pembaca mempraktikkan tahapan yang dijelaskan. 

5. Pola Definisi dan Deskripsi

Pola kelima adalah pola definisi dan deskripsi. Sesuai namanya, pola ini diawali dengan menjelaskan suatu kata atau istilah. Sementara di kalimat berikutnya adalah mendeskripsikan definisi tersebut lebih rinci lagi sehingga mudah dipahami. 

6. Pola Ilustrasi dan Contoh

Pola pengembangan paragraf yang terakhir adalah pola ilustrasi dan contoh. Yaitu pola menyusun kalimat dalam paragraf yang diawali dengan memberi ilustrasi atau contoh nyata di lapangan (contoh konkrit). 

Sehingga pembaca memiliki gambaran yang jelas mengenai ide pokok yang dikembangkan. Sekaligus memiliki pemahaman lebih dalam terhadap ide pokok tersebut, selama ilustrasi dan contoh yang diberikan memang tepat. 

Kembangkan ide dan sampaikan dalam bentuk tulisan yang mudah dipahami. Sebaiknya Anda mengikuti tips ini:

Berapa Jumlah Kalimat dalam Satu Paragraf yang Baik?

Setelah memahami apa saja syarat paragraf yang baik, tentu mulai bertanya mengenai beberapa hal. Salah satu pertanyaan yang cukup sering diajukan adalah mengenai jumlah kalimat dalam satu paragraf. Kira-kira berapa jumlah idealnya? 

Mengacu pada struktur paragraf dan syarat yang menyertainya, maka bisa dipahami bahwa kunci paragraf yang baik adalah memiliki 1 ide pokok. Kemudian diikuti oleh kalimat lain sebagai penjelas. 

Maka secara umum, paragraf yang baik minimal terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama menjelaskan ide pokok, sementara kalimat kedua adalah penjelas dari ide pokok tersebut. Namun, setiap penulis tentu butuh kalimat penjelas yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. 

Sehingga jumlah kalimat penjelas pada dasarnya tidak memiliki batasan. Bisa hanya satu kalimat penjelas, dua kalimat penjelas, sampai 10 kalimat penjelas. Hal ini disesuaikan dengan panjang pendek maupun detail tidaknya penulis ingin menjelaskan ide pokok. 

Meskipun begitu, sangat disarankan untuk menyusun paragraf pendek yang terdiri dari kalimat efektif. Sehingga menjadikan karya tulis terlihat lebih menarik dan enak dibaca tanpa memberi kesan “membebani” orang untuk membacanya tanpa bernafas. 

Jadi, jika suatu ide pokok hendak dijabarkan dengan mendetail. Anda bisa memecah menjadi dua paragraf atau lebih yang kemudian ditambahkan unsur pelengkap. Misalnya penambahan konjungsi untuk menghubungkan satu paragraf dengan paragraf lainnya. 

Contoh Paragraf yang Baik

Membantu lebih memahami lagi seperti apa struktur dan bagaimana memenuhi syarat paragraf yang baik sesuai penjelasan sebelumnya. Maka berikut beberapa contoh paragraf yang baik yang memenuhi syarat-syarat tersebut: 

a. Contoh Paragraf 1

Dari jauh terlihat seorang pemuda dengan lincah menunggangi kuda tanpa pelana. Badannya yang kekar itu mengendalikan kuda melewati jalan perbukitan yang terjal. Rambutnya yang hitam, tebal, dan bergelombang bergoyang-goyang diterpa angin. Demikian pula jubah putihnya. Kulitnya yang putih bersih menjadi agak kemerah-merahan ditimpa sinar matahari. 

Ketika jarak semakin dekat, makin tampaklah si penunggang kuda yang gesit itu. Tingginya sedang, dadanya bidang dan bahunya lebar. Bila dipandang, wajahnya, dan wajahnya terlihat sangat tampan. Dahinya lebar, bola mata hitam kecoklatan, dan alisnya melengkung indah.

b. Contoh Paragraf 2

Darah kita terdiri atas empat bagian, yaitu sel darah merah, sel darah putih, sel pembeku darah, dan plasma. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang berwarna merah sehingga sel ini berdarah merah. Sel darah ini mengalir di dalam tubuh dengan membawa oksigen dan karbondioksida. Sel darah putih bertugas menjaga tubuh kita dari kuman. Sel pembeku darah membantu proses pembekuan darah ketika sel itu keluar. Kemudian, plasma merupakan cairan dalam darah yang mengandung protein dan mineral

c. Contoh Paragraf 3

Pertunjukan pentas seni yang dilangsungkan di lapangan sepak bola semalam berlangsung dalam suasana meriah. Banyak anggota masyarakat yang berdatangan dari berbagai kampung. Mereka yang datang lebih awal sangat beruntung karena dapat duduk paling depan. Karena banyaknya penonton, mereka yang datang belakangan harus rela berdiri di belakang.

d. Contoh Paragraf 4

Keberhasilan proses belajar mengajar, baik di sekolah lanjutan maupun di perguruan tinggi, tidak hanya bergantung pada sosok guru dan dosennya. Banyak faktor yang juga menentukan. Murid dan mahasiswa merupakan faktor yang penting dalam penentuan keberhasilan itu, di samping kurikulum. Guru dan murid serta dosen dan mahasiswa harus dapat mengembangkan sistem yang dialogis.

e. Contoh Paragraf 5

Seorang lelaki tua berjalan tertatih-tatih menuruni tangga rumahnya. Dia seorang suami yang baik. Meski sudah tua, dia masih rajin mengurus kebunnya. Istri yang dicintainya juga sangat setia mendampinginya. Suami-istri itu memang sudah dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai pasangan yang sangat serasi. Tidak pernah terdengar pertengkaran keduanya.

Penjelasan mengenai syarat paragraf yang baik tentu penting bagi para penulis, apapun jenis karya tulis yang dibuat. Sebab karya tulis yang berkualitas pastilah yang susunan paragrafnya memenuhi ketentuan. Sehingga punya makna, makna bisa dipahami pembaca, sekaligus enak dibaca. 

Jika memiliki pertanyaan berkaitan dengan topik dalam artikel ini, jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat! 

Pujiati

Pujiati telah menjadi SEO Content Writer hampir 10 tahun. Dia berpengalaman menulis konten seputar dosen, kepenulisan akademis dan kreatif, serta kesehatan. Melalui tulisan, Pujiati merasa senang ketika apa yang ia tulis bermanfaat untuk pembaca.

Recent Posts

4 Teknik Analisis Data Kualitatif, Keuntungan & Tantangannya

Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…

23 jam ago

Tahapan Systematic Literature Review & Contohnya

Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…

23 jam ago

Kalimat Tidak Padu: Ciri, Contoh & Pentingnya saat Menulis Buku

Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…

23 jam ago

Cluster Random Sampling: Definisi, Langkah, Contoh

Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…

23 jam ago

Consent Form untuk Menghindari Pelanggaran Etika Penelitian

Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…

23 jam ago

5 Cara Menghitung Sampel Penelitian dengan Tepat

Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…

1 hari ago