Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut adalah Systematic Literature Review (SLR). SLR menjadi salah satu teknik studi literatur yang banyak dianjurkan pada penelitian.
Sebab dengan teknik SLR ini proses mengkaji sumber-sumber literatur memakai pola yang terstruktur. Sehingga lebih rapi dan membantu peneliti mendapatkan informasi yang penting dan relevan dengan topik penelitian.
Bagi akademisi, baik dosen maupun mahasiswa yang penelitiannya cocok menggunakan SLR. Maka tentu perlu memahami apa dan bagaimana teknik SLR tersebut diterapkan dalam penelitian. Berikut penjelasan lengkapnya.
Dikutip melalui Repository STIE Dewantara, menurut Calderon dan Ruiz (2015) Systematic Literature Review adalah istilah suatu cara identifikasi, evaluasi, dan interpretasi semua ketersediaan penelitian yang relevan terhadap rumusan masalah atau area topik yang diteliti.
Sementara menurut Kitchenham, dkk (2009), SLR adalah proses mengidentifikasi, menilai dan menafsirkan semua bukti penelitian yang tersedia dengan tujuan untuk menyediakan jawaban untuk pertanyaan penelitian secara spesifik.
Secara sederhana, SLR adalah metode peninjauan literatur yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan terencana untuk mengumpulkan dan menganalisis penelitian yang ada terkait dengan topik tertentu.
Dalam penerapannya, peneliti akan membaca berbagai sumber informasi ilmiah baik artikel pada jurnal dan buku ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Sekilas prosesnya mirip dengan kajian literatur, hanya saja dibuat lebih terstruktur dan menggunakan banyak sumber data atau informasi.
Penelitian yang menggunakan teknik atau metode Systematic Literature Review aan memanfaatkan data dari sumber literatur yang diakses. Sehingga peneliti tidak melakukan observasi, wawancara, dan metode pengumpulan data primer lainnya.
Secara umum, SLR dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mencari tahu hasil penelitian terdahulu yang memiliki topik relevan. Sehingga peneliti bisa mendapatkan data pendukung yang membantu memahami topik, fenomena, atau masalah yang diteliti.
Baca Juga: Studi Literatur: Pengertian, Ciri, Teknik Pengumpulan Datanya
Seperti yang disampaikan sebelumnya, Systematic Literature Review dan literature review sering dianggap sama. Padahal keduanya berbeda dan jika dilihat dari beberapa sisi maka akan diketahui dengan rinci perbedaan tersebut.
Dikutip melalui website DQLab, berikut adalah beberapa hal yang menunjukan perbedaan antara SLR dengan literature review:
Perbedaan yang pertama adalah terkait metodologi dalam mencari, mengumpulkan, dan mengakses sumber literatur. Dalam teknik atau metode SLR, tim peneliti akan melakukan tahapan yang sistematis dan mengacu pada tahapan ilmiah.
Sehingga lebih teratur dan tahapannya disesuaikan dengan ketentuan umum dari pelaksanaan SLR. Peneliti atau tim peneliti kemudian akan mengikuti standar tersebut. Sehingga digunakan metodologi ilmiah dalam proses mencari, mengumpulkan, dan mengakses sumber-sumber literatur.
Sementara pada metode literatur review, peneliti memiliki fleksibilitas atau kebebasan yang tinggi. Tidak ada metodologi ilmiah yang perlu dipahami dan diikuti. Sehingga peneliti bebas memakai insting dan mengandalkan informasi apapun untuk mencari, mengumpulkan, dan mengakses sumber literatur.
Perbedaan kedua antara Systematic Literature Review dengan literature review adalah pihak pelaksana. SLR yang menggunakan metodologi ilmiah dalam seluruh tahapannya dikerjakan oleh tim peneliti.
Maka penerapan SLR melibatkan tim peneliti yang terdiri dari ketua penelitian dan para anggota. Prosesnya akan dikerjakan bersama-sama dengan pembagian tugas yang jelas untuk efisiensi dan efektivitas proses SLR.
Sementara pada literature review, dikerjakan oleh peneliti secara tunggal dan mandiri. Istilah literature review lebih sering digunakan dalam kegiatan menyusun karya tulis ilmiah. Sehingga pihak yang melaksanakannya adalah seorang penulis.
Jadi, SLR tidak memungkinkan untuk dikerjakan satu peneliti. Melainkan harus satu tim yang terdiri dari beberapa anggota, karena memang ada banyak tahapan yang harus dilalui. Berbeda dengan literature review.
Perbedaan yang ketiga antara Systematic Literature Review dengan literature review adalah pada tata cara menentukan literatur atau sumber literatur. Dalam SLR, tim peneliti akan menggunakan tahapan yang sistematis.
Sehingga ada tahap awal, tahap di dalam proses yang sedang berjalan, dan tahap akhir sebagai penutup. Sehingga SLR memiliki tahapan yang jelas dan diterapkan oleh semua peneliti yang memakai teknik ini dalam mengkaji literatur.
Berbeda dengan literature review yang tidak perlu dilakukan dengan tahapan sistematis. Dalam mencari sumber literatur dan dibaca atau ditonton untuk mengakses data di dalamnya. Peneliti atau penulis tidak terikat tahapan yang saklek.
Sehingga bebas hendak memulai proses mengkaji literatur dari mana dan bagaimana. Namun, wajib fokus pada tujuan yang sudah ditentukan di awal. Sehingga apa yang dilakukan benar-benar relevan dan membantu mencapai tujuan tersebut.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan atau penerapan dari Systematic Literature Review (SLR) memakai tahapan yang jelas dan sistematis. Masih dikutip dari website DQLab, dijelaskan ada 3 tahapan utama dalam SLR. Yaitu:
Tahap yang pertama dalam menerapkan SLR adalah planning atau perencanaan. Dalam tahap ini, tim peneliti akan menyusun rumusan masalah atau pertanyaan penelitian.
Pertanyaan ini bisa hanya satu bisa beberapa, hanya saja lebih umum satu pertanyaan saja. Dalam menentukan dan merumuskan pertanyaan penelitian ada setidaknya 5 aspek yang menjadi penentu. Yaitu:
Aspek atau elemen yang pertama adalah population, artinya tim peneliti perlu menentukan aplikasi atau platform apa yang akan digunakan untuk menampung data populasi penelitian.
Aspek kedua adalah intervention, yaitu jenis metode atau teknik yang akan digunakan untuk mencari, menemukan, dan menyaring sumber literatur yang akan dikaji oleh tim penelitian.
Aspek ketiga adalah comparison atau melakukan perbandingan. Artinya, tim penelitian perlu membandingkan antara satu sumber literatur dengan literatur lain. Sehingga bisa membandingkan berbagai hasil penelitian dengan topik yang sama.
Aspek keempat adalah outcome, yaitu memperhatikan hasil penelitian sebelumnya yang dipublikasikan dan sedang dikaji tim penelitian. Hasil penelitian ini bisa membantu mengetahui apa yang perlu ditanyakan, karena tidak terjawab di hasil penelitian yang sudah berjalan.
Aspek terakhir adalah context, yaitu isi dari penelitian yang dibaca atau sedang dikaji apakah sudah sesuai dengan kebutuhan penelitian yang sedang dilakukan. Kesesuaian ini juga mencakup bidang keilmuan, industri, dll.
Tahap utama kedua dalam penerapan Systematic Literature Review adalah conducting atau pelaksanaan. Dalam tahap ini, tim peneliti akan mulai mencari sumber literatur untuk dikaji bersama-sama.
Sumber literatur yang berhasil didapatkan bisa dari berbagai sumber dan database publikasi ilmiah. Tidak semua literatur akan dikaji, maka tim penelitian perlu melakukan penyaringan. Baik berdasarkan tahun publikasi, jenis publikasi, dan aspek lainnya.
Setelah dilakukan penyaringan, barulah dilakukan proses ekstraksi data dan disusul sintesis data. Tujuannya, tim penelitian mendapatkan data yang benar-benar dibutuhkan dan membantu menjawab pertanyaan yang dirumuskan di tahap sebelumnya.
Tahap terakhir dalam Systematic Literature Review adalah reporting atau pelaporan, lebih tepatnya menyusun laporan hasil SLR. Dalam tahap ini, tim peneliti akan mulai menulis hasil kajian literatur dengan teknik SLR.
Sehingga isinya akan merangkum semua data dan informasi sepanjang menerapkan SLR. Hasil pelaporan SLR bisa menjadi artikel ilmiah di bagian introduction untuk diterbitkan di jurnal ilmiah. Bisa juga masuk ke bab pendahuluan pada makalah, skripsi, tesis, disertasi, dll.
Membantu lebih memahami lagi apa dan bagaimana menerapkan Systematic Literature Review. Maka berikut adalah beberapa contoh SLR yang diterapkan dalam berbagai bidang keilmuan dan bisa dijadikan bahan pembelajaran:
Efektivitas Terapi Psikologis untuk Mengatasi Depresi pada Dewasa
Dalam SLR, tim peneliti akan menganalisis dan membandingkan efektivitas berbagai jenis terapi psikologis, seperti terapi kognitif-behavioral, terapi interpersonal, dan terapi psikoanalitik, dalam mengatasi depresi.
Hasilnya dapat membantu praktisi kesehatan mental memilih metode terapi yang terbukti lebih efektif berdasarkan hasil sejumlah penelitian. Sehingga bisa membantu proses terapi dan penentuan jenis terapi untuk para pasien yang mengalami depresi.
Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Hasil Belajar Siswa
Dalam SLR, tim peneliti akan merangkum penelitian mengenai bagaimana pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) mempengaruhi hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode pengajaran tradisional, seperti ceramah.
Hasil dari SLR bisa digunakan para pendidik untuk mempertimbangkan penerapan metode pembelajaran berbasis proyek. Sehingga bisa meningkatkan kualitas hasil pembelajaran sesuai dengan sejumlah hasil penelitian sebelumnya.
Implementasi Kecerdasan Buatan (AI) dalam Diagnosis Penyakit
Tim penelitian akan melakukan metode SLR dalam memahami teknologi AI dan bagaimana penerapannya untuk membantu tenaga kesehatan melakukan diagnosis penyakit.
Berbagai literatur yang bersumber dari hasil penelitian terkait penggunaan AI dalam diagnosis penyakit akan dianalisis. Hasilnya, tim penelitian bisa merekomendasikan AI untuk membantu tenaga kesehatan melakukan diagnosis penyakit yang diderita pasien.
Contohnya, ada penelitian yang membuktikan teknologi AI bisa membaca hasil rontgen pasien. Kemudian memberikan informasi hasil pembacaan rontgen tersebut. Sehingga AI membantu meminimalkan kesalahan tenaga medis membaca hasil rontgen.
Efektivitas Program Daur Ulang dalam Mengurangi Sampah Kota
Tim peneliti akan melakukan SLR untuk memahami hasil penelitian sebelumnya terkait teknologi daur ulang sampah. Dari hasil SLR tersebut bisa ditarik kesimpulan seberapa efektif proses daur ulang dalam mengurangi sampah.
Sekaligus bisa menjelaskan teknik daur ulang sampah apa saja yang memiliki efektivitas yang baik atau tinggi. Kemudian, tim peneliti juga bisa menjelaskan teknik daur ulang sampah seperti apa yang aplikatif atau mudah diterapkan.
Selain beberapa contoh Systematic Literature Review tersebut, tentunya masih banyak contoh lain bisa dipelajari. Secara umum, SLR menjadi bagian dari semua kegiatan penelitian. Sebab mayoritas penelitian butuh data pendukung dari penelitian sebelumnya dan sudah dipublikasikan.
Jika memiliki pertanyaan, opini, atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share agar informasi dalam artikel ini tidak berhenti di Anda saja. Semoga bermanfaat.
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…