Penyusunan buku tematik terpadu seringkali kurang tepat. Masih banyak orang yang salah memahami konsep dan alur berpikir dalam teknik menulis tersebut.
Teknik Menulis | Pemahaman konsep dan alur berpikir yang salah dalam teknik menulis buku tematik terpadu adalah dua kesalahan mendasar. Hal ini diakibatkan oleh kesalahpahaman mengenai model kurikulum tematik terpadu. Kesalahpahaman ini berujung pada penulisan buku ajar yang kurang berkualitas apabila tidak segera dikoreksi. Teknik menulis yang kurang berkualitas nantinya juga akan berdampak pada peserta didik. Tujuan pembelajaran yang sesungguhnya akan sulit dicapai.
Untuk menyusun buku tematik terpadu dalam bentuk buku ajar, para penulis perlu menyesuaikan diri dengan alur yang sudah ditentukan. Sebenarnya alur penulisan yang ada begitu sederhana. Para penulis buku ajar bisa menyimak dan memahaminya, lalu menerapkannya ketika menulis buku ajar tematik. Alur ini berbeda dari alur teknik menulis buku ajar yang telah dilakukan oleh kebanyakan orang.
Terdapat beberapa tahapan dalam alur penulisan buku tematik terpadu. Pertama, penulis perlu mendata kebutuhan peserta didik. Di tiap-tiap jenjang pendidikan, kebutuhan peserta didik sudah semestinya berbeda. Pendataan bisa dilakukan dengan menggunakan disiplin ilmu Psikologi Perkembangan. Mendata kebutuhan juga hendaknya dilakukan dengan benar. Jika terjadi kesalahan, kurikulum akan menjadi beban bagi peserta didik, bukannya menjadi tantangan.
Teknik Menulis | Setelah selesai mendata kebutuhan peserta didik, yang bisa dilakukan selanjutnya adalah menyajikan kebutuhan-kebutuhan tersebut menjadi beberapa tema dan subtema. Hal ini dilakukan dengan menyajikan materi dalam bentuk konkret. Penyajian dalam bentuk abstrak akan lebih sulit dipahami, terlebih jika peserta didik masih berada di tingkat dasar. Penyajian materi yang konkret bisa dijadikan sebagai media untuk berpikir secara sistematis. Selain itu, materi sebaiknya diurutkan dari hal-hal yang sederhana ke yang lebih kompleks, atau dari hal yang kecil ke hal yang lebih besar. Dengan begitu, peserta didik dapat memahami gambaran besar dari materi yang dipelajarinya.
Penyajian materi seperti ini akan lebih memudahkan peserta didik untuk belajar. Mereka akan lebih mudah mencapai pemahaman yang konkret. Di sisi lain, pemahaman materi secara langsung dari kompetensi dasar akan lebih banyak memunculkan pemahaman abstrak. Hal ini juga akan berorientasi pada task analysis, bukan global analysis.
Berikutnya, mendata kompetensi dasar dari tema dan subtema yang telah dipersiapkan menjadi tahap ketiga dari alur penulisan buku ajar tematik ini. Dari tema dan subtema yang sudah ada, penulis dapat menentukan kompetensi-kompetensi dasar yang akan disajikan dalam bukunya. Dalam teknik menulis buku ajar, ia perlu mempertimbangkan kesesuaian kompetensi dasar dengan kebutuhan peserta didik.
Teknik Menulis | Tahap keempat yang perlu dilakukan penulis adalah memetakan mata pelajaran. Di samping itu, penulis juga harus menentukan standar kompetensi lulusan dari tiap-tiap kompetensi dasar yang telah disusun. Memetakan mata pelajaran juga tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Pemetaan harus benar-benar dilakukan secara teliti agar masing-masing kompetensi dasar dimasukkan dalam mata pelajaran yang tepat.
Kemudian dalam tahap terakhir atau tahap kelima, penulis akan disarankan untuk membuat jejaring silabus tiap-tiap mata pelajaran. Tema dan kompetensi yang sudah ada bisa disusun sebagai materi dari beberapa mata pelajaran yang dipadukan. Dalam teknik menulis buku tematik terpadu atau buku ajar seperti ini, penulis perlu menyusun silabus dari tiap-tiap mata pelajaran. Struktur silabusnya bisa disesuaikan dengan kurikulum sebelumnya, hanya saja tidak semua kompetensi dasar bisa dimasukkan. Penggunaan kompetensi dasar dari kurikulum sebelumnya dalam kurikulum tematik ini merupakan salah satu wujud benang merah di antara keduanya.Kompetensi dasar yang dipilih hanya yang sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditentukan pada tahap sebelumnya.
Jika penyusunan kompetensi dasar telah selesai, maka alur penulisan yang perlu dipahami oleh penulis juga selesai. Berakhirnya persiapan penyusunan buku tematik terpadu ini ditandai dengan adanya silabus yang sudah jadi. Hal ini berbeda dengan penulisan buku ajar pada umumnya. Silabus yang disusun terlebih dahulu dibandingkan materi menjadi hal yang tidak tepat dilakukan dalam proses penyusunan buku tematik terpadu ini.
Kebanyakan orang justru melakukan hal sebaliknya. Mereka menuliskan silabus terlebih dahulu kemudian menyusun materi-materi yang akan disajikan. Hal ini selanjutnya berdampak pada isi buku yang seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, langkah tersebut tidak dibenarkan dalam penyusunan buku ajar yang bersifat tematik ini.
Dengan memahami beberapa langkah di atas, para penulis buku ajar atau buku tematik terpadu dapat mulai membenahi diri dan mulai menulis. Mereka bisa menerapkan tiap-tiap tahapan yang sesuai alur agar mampu menghasilkan buku tematik terpadu yang berkualitas. Buku yang berkualitas tentunya akan sangat berguna bagi peserta didik. Selain mendapatkan materi pengajaran yang sesuai kebutuhan, peserta didik juga akan lebih mudah dalam membangun pemahaman. Mereka juga tidak akan merasa terbebani dengan kurikulum karena mendapatkan pemahaman yang tidak abstrak. Di samping itu, kurikulum yang baru dan mengedepankan pembelajaran tematik ini juga akan menjadi tantangan dalam menempuh pendidikan.
Anda punya RENCANA MENULIS BUKU?
atau NASKAH SIAP CETAK?
Silakan daftarkan diri Anda sebagai penulis di penerbit buku kami.
Anda juga bisa KONSULTASI dengan Costumer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.
Anda TAK PERLU RAGU untuk segera MENDAFTAR JADI PENULIS.
SEBELUM ANDA MENYESAL 🙁
🙂
*****BONUS*****
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI TEKNIK MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS disini!
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Referensi:
- https://mcom/lima-alur-sederhana-menulis-buku-tematik-terpadu-2/ diakses pada 28 Juli 2016 pukul 20:32 WIB
[Wiwik Fitri Wulandari]