Teknik Menulis | Buku ajar pada dasarnya adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun oleh pakar di bidang tertentu dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara resmi. Definisi tersebut tentu membuat buku ajar menjadi salah satu jenis buku yang perlu untuk diperhatikan secara serius. Artinya akan terdapat tantangan tersendiri ketika kita mencoba untuk menguasai teknik menulis buku tipe ini. Sebagai seorang penulis, setidaknya kita harus bisa membuat buku tipe tersebut sesempurna mungkin karena nantinya buku tersebut akan dijadikan pedoman bagi mahasiswa. Otomatis harus ada beberapa khusus yang harus kita perhatikan dalam teknik menulis buku ajar. Berbeda dengan teknik menulis buku fiksi atau lainnya yang tidak memerlukan perhatian serius untuk para pembacanya. Kaidah ilmiah menjadi salah satu acuan yang harus kita perhatikan sebagai seorang penulis sehingga buku yang nantinya digunakan sebagai pedoman tersebut memang benar-benar bisa dijadikan rujukan ketika ada sesuatu yang perlu ditanyakan oleh pembacanya.
Tidak kalah pentingnya yang harus diperhatikan bahwa buku ajar juga harus berfungsi sebagai penarik minat dan motivasi peserta didik. Motivasi tersebut tentu muncul karena beberapa faktor, seperti salah satunya adalah pengemasan buku yang kita tulis tersebut. Artinya gaya bahasa yang kita gunakan juga harus friendly di mata pembaca sehingga akan terasa begitu bersahabat. Ketika segmentasi pembaca dari buku kita adalah mahasiswa, maka sebisa mungkin kita harus menggunakan gaya bahasa yang familiar di telinga pembaca. Sebagai contohnya adalah tidak banyak menggunakan bahasa yang kaku dan sulit untuk dimengerti. Kita juga perlu memahami bahwa mahasiswa adalah salah satu fase pendidikan yang memang berada di atas, tetapi kita juga harus pandai memilih kata-kata yang sesuai dengan konteks zaman dan mudah dipahami oleh mereka. Selain itu, ketika menulis buku tersebut, kita juga perlu untuk memberikan berbagai informasi aktual yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan mereka. Berikut adalah beberapa hal lain yang perlu kita cermati dalam teknik menulis buku ajar.
Mau menulis buku ajar tapi takut salah? Jadikan panduan ini pedoman dan Anda bisa mulai menulis buku ajar sekarang dengan benar!
GRATIS: Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
Hal pertama yang perlu kita perhatikan dalam teknik menulis buku ajar adalah setiap alinea yang kita buat harus memuat satu pokok pikiran. Artinya kita tidak diperkenankan untuk memasukkan lebih dari satu pokok pikiran ke dalam satu alinea atau paragraf. Kondisi tersebut dilakukan supaya pembaca dapat memahami gagasan yang ingin kita sampaikan secara lebih mudah dan tertata rapi. Letak pokok pikiran tersebut bisa berada di awal atau akhir alinea. Apabila pokok pikiran tersebut ada di awal paragraf (kalimat pertama), maka kalimat-kalimat yang ada di bawahnya adalah kalimat pendukung yang menjelaskan pokok pikiran yang sudah ada sebelumnya. Sebagai contohnya yaitu ketika kita ingin menjelaskan bahaya merokok bagi manusia, maka kalimat pertama yang kita buat adalah merokok pada dasarnya adalah sebuah aktivitas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Kalimat selanjutnya bisa menjelaskan makna bahaya tersebut seperti bisa menimbulkan kanker mulut, impotensi, dan lain sebagainya.
Aspek lainnya yang perlu kita cermati adalah pembuatan alinea atau paragraf. Kita perlu mengetahui bahwa alinea yang baik adalah alinea yang tersusun atas 4-5 kalimat saja. Hal tersebut dilakukan supaya alinea yang kita buat tidak terlalu gemuk nantinya. Selain itu, apabila alinea yang kita buat cenderung terdiri dari banyak kalimat, maka kenyamanan pembaca secara tidak langsung juga akan terganggu karena tidak ada celah yang memisahkan antara alinea satu dengan yang lainnya, antara pokok pikiran yang satu dengan yang lainnya. Bahkan kita juga harus memerhatikan penyusunan kalimat. Dalam buku ajar, kita sudah selayaknya menggunakan kalimat-kalimat yang pendek supaya nantinya mudah diingat oleh pembaca. Kalimat tersebut setidaknya terdiri dari 10-14 kata per kalimat. Hal tersebut nantinya juga akan berdampak pada alinea yang akan kita buat.
Meskipun buku ajar nantinya akan digunakan oleh mahasiswa, pembuatan setiap halamannya juga perlu menjadi perhatian kita. Setiap halaman yang kita buat seharusnya bisa dibuat semenarik mungkin dan mudah diingat, baik melalui metode verbal ataupun visual. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara memperhatikan kaidah penggunaan tipografi dan tata letak yang baik. Ketika membuat tulisan, tentu tidak lupa biasanya kita menyisipkan gambar atau diagram data yang memudahkan pembaca untuk mengingat sebuah hal. Menjadi penting bagi kita untuk mengatur tata letak tulisan dan beberapa hal yang kita lampirkan supaya enak untuk dilihat oleh pembaca. Orang-orang yang ahli di bidang tersebut biasanya sudah ada sendiri yaitu di bagian lay outer. Bisa dibayangkan ketika kita membaca sebuah buku yang isinya hanya tulisan semata tanpa gambar atau lampiran lainnya. Tentu saja kita akan cepat mengalami kebosanan karena tidak ada hal yang unik di setiap halaman yang dibuatnya.
Dalam teknik menulis buku, kita cenderung tidak bisa melepaskan diri dari berbagai data yang kita kumpulkan, khususnya ketika sedang menyusun buku ajar. Data-data tersebut biasanya kita rangkum dalam bentuk grafik, diagram, tabel, gambar, dan lain sebagainya yang bisa menjadi pemecah kebosanan pembaca ketika membaca tulisan kita. Beberapa hal tersebut pada dasarnya bisa menjadi salah satu sarana untuk mempercantik halaman yang kita buat. Meskipun demikian, kita tidak perlu membuat setiap halaman yang ada harus disisipi dengan gambar karena nantinya juga akan berdampak pada banyaknya jumlah halaman yang harus kita cetak. Untuk memperunik halaman, kita bisa menambahkan kolom pengingat atau history yang bisa menjadi bagian informasi menarik dari tulisan kita. Kita juga bisa menambahkan ilustrasi untuk mempermudah pembaca dalam memahami bahasan yang sedang kita sampaikan. Ketika kita sedang membahas tentang fenomena fatamorgana, kita bisa memberikan informasi menarik berupa fakta atau ilustrasi yang dapat mempermudah pemahaman pembaca.
Terakhir, kita bisa melakukan improvisasi dengan menambahi bagian motivasi dan inspirasi dalam buku ajar yang kita buat. Kedua aspek tersebut terlihat sepele, tetapi sejatinya juga membawa dampak yang besar bagi semangat pembaca untuk terus mempelajari buku yang kita buat. Motivasi tersebut diperlukan ketika semangat para pembaca mulai menurun untuk terus mempelajari dan menyelesaikan buku yang sudah kita buat. Bagian tersebut bisa kita buat di bagian bawah tulisan (bagian pojok) atau dengan membuat kolom khusus tersendiri. Tidak harus dibuat satu kolom satu halaman, tetapi bisa dibuat dengan cara setiap 6 halaman pasti ada kata-kata inspirasi yang bisa dibaca oleh para pembaca. Bahkan bagian tersebut justru bisa menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk terus mempelajari buku yang sudah kita tulis. Dengan demikian, semangat mereka untuk terus membaca akan tetap terjaga karena ada kata-kata penyemangat yang akan mereka baca di setiap halaman.
Referensi
Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.
[Bastian Widyatama]
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…
View Comments