Apabila berbicara mengenai buku dan pembaca, maka kita akan sering mendengar istilah kebosanan dan ketidakpahaman pembaca dalam memahami buku yang kita tulis. Asumsi tersebut setidaknya menguatkan kita bahwa teknik menulis tidak hanya berkutat pada kata-kata, tetapi lebih dari hal tersebut. Menjadi penting bagi seorang penulis untuk memastikan bahwa tulisannya layak dan mudah untuk dipahami oleh para pembacanya. Dengan demikian, bukanlah menjadi sesuatu yang baru ketika kita juga dituntut untuk bisa memposisikan diri sebagai seorang pembaca. Kondisi tersebut penting untuk dilakukan supaya kita tidak terlalu egois ketika menulis buku. Artinya kita juga harus memperhatikan kondisi pembaca yang nantinya akan menikmati tulisan kita. Tidak jarang kita selalu meminta rekan kita untuk membaca beberapa bagian dari tulisan yang sudah kita buat untuk menilai kualitas tulisan kita di mata pembaca. Ketika mereka sudah merasa nyaman, maka tulisan kita bisa dikatakan layak untuk diterbitkan dan friendly bagi pembaca.
Selanjutnya, selama pembaca dapat menangkap dan memahami gagasan yang kita sampaikan melalui tulisan, maka bisa dikatakan buku yang kita buat memang sudah memiliki kualitas yang memadai. Teknik menulis buku bukan tentang saya atau anda, tetapi lebih pada kita. Artinya buku yang dibuat memang harus mencerminkan gagasan atau posisi penulis. Di sisi lain, buku tersebut juga harus bersifat mudah dipahami oleh pembaca sehingga buku tersebut milik kedua belah pihak tersebut secara bersama-sama tanpa harus ada pihak yang dirugikan. Dirugikan dalam artian bahwa penulis tidak laku tulisannya karena bahasanya tidak mudah dimengerti oleh pembaca. Di sisi lain, pembaca juga dirugikan sudah membeli buku yang ketika dibaca justru tidak dipahami dengan mudah. Berangkat dari kondisi tersebut, tentu harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam teknik menulis. Mulai dari hal yang sepele hingga hal yang besar terkait dengan pemasaran. Hal itu semua dilakukan supaya tulisan yang kita buat memang berkualitas dan layak untuk dinikmati oleh masyarakat.
Apabila berbicara terkait dengan tingkat pemahaman pembaca terhadap tulisan kita, maka ada salah satu cara yang bisa kita selipkan ketika sedang menulis buku. Cara tersebut sejatinya juga bisa dilakukan pada proses penyuntingan ketika tulisan yang kita buat sudah jadi secara keseluruhan (draft). Adapun cara yang dimaksud adalah ilustrasi. Ilustrasi pada dasarnya digunakan untuk memperjelas pesan atau informasi yang disampaikan. Selain itu, ilustrasi juga bisa kita gunakan sebagai bahan variasi terhadap tulisan yang kita buat. Dengan kata lain, buku yang kita buat tidak hanya terdiri dari kalimat atau paragraf semata, tetapi juga ada variasi ilustrasi yang menjadi pemecah kebosanan pembaca ketika mereka sedang membaca tulisan kita. Artinya ilustrasi tersebut nantinya bisa dijadikan alat untuk memotivasi pembaca dalam memahami tulisan kita. Oleh karena itu, ilustrasi yang kita buat setidaknya harus bersifat komunikatif dan kreatif sehingga dapat menjadi sarana bagi pembaca untuk memahami tulisan kita. Tentu sebagai penulis kita akan merasa bangga dan senang ketika tulisan kita bisa dipahami dengan sempurna oleh pembaca. Berikut beberapa fungsi dari ilustrasi.
Fungsi ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa ilustrasi bisa kita gunakan sebagai pengganti uraian tentang sesuatu secara verbal dan naratif dengan menggunakan kalimat yang panjang. Dalam teknik menulis, kita terkadang terjebak pada penjelasan dengan penggunaan kata-kata. Sebagai contohnya ketika kita ingin menjelaskan sebuah teori fisika, termasuk kaitannya dengan penggunaan rumus. Tentu hal tersebut membutuhkan kalimat yang relatif panjang untuk dijabarkan. Kondisi tersebut tentu dinilai cukup tidak efisien. Pada sisi yang lain, pembaca juga belum tentu memahami secara pasti gagasan yang kita sampaikan melalui kata-kata tersebut. Bahkan pembaca akan cenderung merasa kesulitan untuk mencerna teori yang sedang kita jelaskan tersebut. Apabila kondisinya sudah demikian, maka yang bisa dilakukan oleh pembaca biasanya adalah membuat khayalan atau imajinasi sendiri untuk mengintepretasikan gagasan yang sudah kita sampaikan.
Dengan menggunakan ilustrasi, maka setidaknya beberapa kalimat yang sebenarnya tidak efektif untuk dibaca oleh pembaca bisa dihapus dan digantikan dengan ilustrasi tertentu. Ilustrasi tersebut bisa menunjukkan rupa atau wujud dari suatu benda secara konkrit sesuai aslinya, misalnya foto atau lukisan. Dengan demikian, imajinasi yang sudah dibuat oleh pembaca akan diarahkan pada ilustrasi yang sudah kita paparkan. Dalam teknik menulis, kita harus mencermati bagian-bagian mana yang dirasa sulit untuk dicerna dan bisa diubah dengan menggunakan ilustrasi. Apabila kita bisa melakukan hal tersebut, maka kondisi tersebut akan menjadi nilai lebih bagi kita karena akan mempermudah pekerjaan pembaca dalam memahami tulisan kita. Pada sisi yang lain, kita juga bisa dikenal sebagai seorang penulis yang peka terhadap situasi pembaca karena kita mengetahui kebutuhan dan kondisi pembaca.
Selanjutnya, ilustrasi juga bisa berfungsi sebagai sarana ekspresi. Dengan kata lain, ilustrasi dapat memperlihatkan dan menyatakan suatu maksud, gagasan, perasaan, situasi, atau konsep yang abstrak menjadi nyata secara tepat dan mengena. Kondisi ini sebenarnya hampir serupa dengan fungsi yang sebelumnya, hanya saja fungsi ini lebih menekankan untuk mendikte pola pikir dan imajinasi pembaca. Dalam teknik menulis, kita bisa menggambarkan suasana atau mimik melalui ilustrasi daripada narasi. Tentu sebagai penulis kita harus cerdas memilih ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan sesuatu yang ingin kita sampaikan kepada pembaca. Jangan sampai gagasan yang kita sampaikan justru dilengkapi oleh sebuah ilustrasi yang bisa jadi tidak ada kaitannya sama sekali. Kondisi tersebut nantinya tentu akan mengganggu kenyamanan pembaca ketika mereka sudah mulai masuk ke dalam alur pikir yang ingin kita sampaikan.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya dari fungsi ilustrasi adalah perannya sebagai alat analitis atau struktural. Dengan kata lain, ilustrasi dapat menunjukkan rincian bagian demi bagian dari suatu benda atau sistem secara lebih terperinci sehingga nantinya hal tersebut akan mudah dipahami oleh pembaca. Tahapan-tahapan dalam suatu proses juga akan dapat lebih jelas diperlihatkan melalui ilustrasi daripada narasi. Sebagai contohnya ketika kita ingin menggambarkan proses fotosintesis dari sebuah tanaman. Tentu akan merasa kesulitan ketika kita harus menjelaskan dengan kalimat yang panjang. Akan lebih efisien dan efektif ketika kita menjelaskan dengan gambar tanaman yang kemudian dilengkapi dengan bagan-bagan tertentu yang menjelaskan setiap proses yang dialaminya. Kondisi tersebut tentu akan mempermudah ingatan pembaca terkait dengan proses fotosintesis.
Dalam teknik menulis, sulit bagi penulis untuk tidak menggunakan data atau materi yang terkait dengan angka ataupun hal lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat argumen yang ingin kita bangun dihadapan pembaca. Dalam bahan ajar, ilustrasi dapat berperan penting untuk menjalankan fungsi kualitatif. Ilustrasi yang dimaksud tersebut bisa dalam bentuk grafik, diagram, kartun, foto, gambar, sketsa, simbol, atau skema yang menjelaskan argumen yang sedang kita bangun. Dengan kata lain, jenis-jenis ilustrasi tersebut bisa kita sisipi dengan data, baik berupa angka ataupun non-angka. Berangkat dari hal tersebut, sekali lagi kita perlu memiliki kecermatan untuk menempatkan ilustrasi yang sesuai dengan penjelasan yang ingin kita sampaikan. Jangan sampai penjelasan dan ilustrasi yang kita gunakan berbeda maknanya karena akan mengganggu kenyamanan pembaca dalam menikmati tulisan kita.
Referensi
Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.
[Bastian Widyatama]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…