Daftar Isi
Sebagai upaya mendorong para dosen di Indonesia untuk produktif menulis dan menerbitkan buku berkualitas. Penerbit Deepublish menggelar webinar series yang pada episode kedua mengusung topik Teknik Menulis Buku Berkualitas Menangkan Kompetisi.
Dalam kegiatan ini dihadirkan Prof. Dr. Tria Astika Endah Permata Sari, S.K.M., M.K.M. sebagai narasumber utama. Beliau tercatat sebagai salah dosen sekaligus menjadi Ketua Badan Penjamin Mutu Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Prof. Tria juga diketahui memenangkan Penghargaan Buku Pustaka Terbaik 1 dari Perpusnas RI 2023. Penghargaan ini tentu menjadikan sosoknya sebagai pribadi dosen yang terbukti mampu menerbitkan buku berkualitas sesuai bidang keilmuannya.
Webinar pada episode kedua ini sendiri digelar online melalui aplikasi Zoom pada Jumat, 14 Oktober 2023. Para peserta berasal dari kalangan dosen dan memiliki antusias yang tinggi dalam mendengarkan materi yang disampaikan Prof. Tria.
Dalam pembukaan, Prof. Tria menjelaskan mengenai dasar hukum yang mewajibkan dosen untuk menulis dan menerbitkan buku. Landasan hukum yang pertama adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
“Dosen merupakan pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. “
Dalam aktivitas tri dharma tersebut, seorang dosen diketahui memiliki kewajiban tambahan. Misalnya untuk pendidikan, dosen juga diwajibkan untuk megembangkan bahan ajar. Salah satunya dengan menulis dan menerbitkan buku ajar.
Contoh lainnya adalah dari kegiatan penelitian, dimana hasil penelitian bisa dipublikasikan dosen dengan menerbitkan buku monograf maupun referensi. Dasar hukum yang kedua adalah pada (Pasal 12 Ayat 3 UU RI No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Disebutkan bahwa, dosen di Indonesia diwajibkan untuk menulis buku ajar atau buku teks yang diterbitkan oleh perguruan tinggi atau lembaga penerbit lainnya yang diakui dan/atau mempublikasikan karya ilmiah. Penulisan buku bisa perorangan maupun berkelompok.
Dosen yang menjalankan amanat dua undang-undang tersebut maka sudah berusaha menjadi dosen yang profesional. Sehingga menulis dan melakukan publikasi ilmiah, seperti menerbitkan buku menjadi agenda rutin yang bisa dikatakan wajib dilakukan.
Lebih lanjut, Prof. Tria kemudian memaparkan mengenai 5 tahapan dalam menulis buku referensi yang sumbernya dari hasil penelitian. Berikut 5 (lima) tahapan menulis buku berkualitas:
Tahap pertama dalam menulis dan menerbitkan buku referensi adalah tahap prewriting atau tahap sebelum proses menulis dilakukan. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dosen di tahap prewriting ini. Yaitu:
Hal pertama adalah memahami regulasi tentang penulisan dan penerbitan buku referensi. Yakni disesuaikan dengan ketentuan di dalam PO PAK agar buku referensi bisa diakui untuk memenuhi syarat kenaikan jabfung.
Adapun ketentuan dasar mengenai penerbitan buku referensi diantaranya:
Disampaikan pula bahwa buku referensi untuk kenaikan jabatan fungsional dosen tidak bisa diambil dari tesis maupun disertasi. Buku referensi yang diakui nantinya akan memberi tambahan angka kredit sebesar 40 poin.
Prof. Tria kemudian juga menjelaskan pentingnya bagi dosen untuk memahami dan update kebijakan terkini. Dimana kebijakan ini bisa saja berkaitan dengan topik buku referensi yang naskahnya akan dikembangkan.
Hal penting ketiga adalah memastikan sudah memiliki hasil penelitian dan siap dikonversi menjadi naskah buku, yakni buku referensi. Maka penelitian sudah harus berhasil diselesaikan dan didapatkan hasil.
Hal penting keempat di tahap prewriting buku referensi adalah manajemen waktu dan memiliki komitmen. Sebab menulis menjadi kebutuhan dan kewajiban para dosen di Indonesia, maka perlu dilakukan secara rutin untuk hasil optimal.
Tahap kedua menurut Prof. Tria dalam menulis buku referensi yang berkualitas dan bisa memenangkan ajang kompetisi adalah drafting. Dijelaskan ada 3 hal perlu dilakukan pada tahap drafting, yaitu:
Dalam poin ketiga, dimana disebutkan penulisan sub judul tidak sama dengan laporan penelitian. Contohnya adalah menggantikan kata “Tinjauan Pustaka” pada laporan penelitian menjadi sub judul yang lebih menarik di naskah buku referensi.
Lebih lanjut, dijelaskan pula bahwa untuk pengembangan setiap bab dibutuhkan sejumlah strategi. Misalnya untuk pengembangan bab metode dan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Tahap ketiga dalam penulisan buku referensi berkualitas adalah revisi. Tujuan dari tahap ini menurut Prof. Tria adalah untuk meningkatkan kualitas tulisan. Peningkatan kualitas ini dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan beberapa hal.
Seperti ‘hal-hal besar”, ide-ide penulisan, kekuatan argumen, referensi, dan lain sebagainya. Sehingga di tahap ini ada proses membaca ulang sejumlah bab dan melakukan perbaikan sesuai kebutuhan.
Tahap keempat adalah editing, dimana tujuan dari tahap ini adalah untuk memperbaiki ejaan, kapitalisasi, tanda baca, layout (gambar/tabel/foto/lainnya), mengurangi tingkat kesalahan redaksional penulisan. Tahap ini bisa dilakukan dengan bantuan penerbit.
Tahap terakhir tentu saja mempublikasikan naskah buku referensi yang sudah disusun. Prof. Tria kemudian menjelaskan pentingnya bekerjasama dengan penerbit untuk menerbitkan buku hasil penelitian. Sehingga bisa sesuai standar Dikti dan mengoptimalkan penyebaran manfaat buku yang sudah disusun.
Tahukah Anda bahwa salah satu cara untuk meningkatkan poin KUM adalah menerbitkan buku. Aturan ini tertuang dalam PO PAK 2019.
Sayangnya, kesibukan dalam mengajar, membuat dosen lupa dengan kewajiban lainnya yaitu mengembangkan karir. Maka dari itu, Penerbit Deepublish hadir untuk membantu para dosen meningkatkan poin KUM dengan menerbitkan buku.
Kunjungi halaman Daftar Menerbitkan Buku, agar konsultan kami dapat segera menghubungi Anda.
Selain itu, kami juga mempunyai E-book Gratis Panduan Menerbitkan Buku yang bisa membantu Anda dalam menyusun buku. Berikut pilihan Ebook Gratis yang bisa Anda dapatkan:
Dalam suatu penelitian kualitatif, bagian atau tahapan yang umumnya dipandang sulit oleh peneliti adalah analisis…
Melakukan studi literatur dalam kegiatan penelitian adalah hal penting, salah satu teknik dalam hal tersebut…
Dalam menyusun suatu kalimat, seorang penulis tentu perlu menghindari kalimat tidak padu. Kalimat jenis ini…
Salah satu teknik penentuan sampel penelitian adalah cluster random sampling. Sesuai namanya, teknik ini masuk…
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menjadi perbincangan hangat usai menerbitkan surat pengumuman berisi penolakan dicantumkan sebagai…
Dalam penelitian, peneliti perlu memahami cara menghitung sampel penelitian yang tepat. Sebab, sampel penelitian menjadi…