Teknik menulis buku fiksi mulai dari menentukan tema sampai dikirim kepada penerbit buku memiliki rincian dan alur yang berbeda dengan buku nonfiksi.
Menulis buku fiksi dibutuhkan kemampuan imajinasi dan merangkai emosi dari penulis sehingga dapat pembaca dapat terlibat dalam cerita. Sebagaimana aturan penulisan dalam karya fiksi “tunjukkan jangan ceritakan”, sehingga teknik menulis lebih ekspresif, bebas, dan tidak begitu terpaku kepada aturan.
Selain itu, membangun karakter setiap tokoh, merangkai plot cerita serta proses membangun konflik sampai pengiriman naskah kepada penerbit buku dalam tulisan fiksi menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dalam penulisan buku nonfiksi yang tidak perlu membuat karakter tokoh, pada penulisan fiksi bagian ini menjadi bagian yang penting.
Hal ini menentukan bagaimana sebuah cerita akan dibangun melalui tokoh-tokoh yang dibuat. Untuk lebih memahami teknik menulis buku fiksi, berikut alur penulisannya:
Tema merupakan pokok permasalahan dalam tulisan. Pemilihan tema untuk buku fiksi dapat berasal dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pernikahan, perjuangan mewujudkan mimpi, roman remaja, permasalahan dalam pertemanan, kematian, dan sebagainya.
Tema sangat menetunkan cerita. Selain tema, jangan lupa pula untuk menentukan tujuan penulisan serta segmen pembaca tulisan kita. Hal ini untuk mempermudah dalam merangkai alur dan konflik serta pemilihan gaya bahasa yang digunakan.
Menentukan tokoh utama, tokoh pendukung dan bagaimana cerita dibangun menjadi hal yang sangat penting dalam merangkai alunan cerita. Selalu ada yang berperan sebagai tokoh protagonis yang biasanya juga menjadi tokoh utama, atau bisa juga orang-orang disekitar tokoh utama.
Selayaknya dalam kehidupan nyata, ketika ada si “baik” tentu juga ada yang berperan sebagai si ”jahat” dalam tulisan fiksi. Tujuan yang ingin dicapai oleh masing-masing tokoh dan permasalahan yang dihadapi. Penulis perlu membangun karakter tokoh yang mampu menghidupkan imajinasi. Tekniknya dengan mendeskripsikan kepribadian, latar belakang, tinggi badan, kebiasaan, cara berbicara, usia, warna rambut, emosi, dan juga intelektual tokoh.
Di sisi lain, untuk memperkuat identitas dan karakter tokoh dapat digambarkan setting, dimana tokoh tumbuh, perabotan, lingkungan, dan sebagainya. Semakin detail deskripsi setiap tokoh akan semakin mempermudah penulis mengungkapkan tokoh dalam cerita.
Setelah selesai mendeskripsikan karakter masing-masing tokoh yang terlibat dalam cerita, kita dapat mulai membangung plot cerita. Untuk mempermudah dalam membangun plot cerita dapat dengan menggunakan teknik menulis dengan metode mind-mapping. Kita dapat menggambarkan keseluruhan cerita dengan mudah.
Untuk menjabarkan plot cerita juga dapat dengan menggunakan rumus dasar penulisan yang meliputi 5W dan 1H. Setelah mendapatkan gambaran kejadian-kejadian kita dapat menentukan penyusunan cerita dengan alur maju, alur mundur (flash back), atau alur maju mundur.
Jangan lupa untuk menentukan konflik dan bagaimana akhir cerita. Perlu diingat akhir cerita yang “tidak terduga” akan lebih menarik pembaca untuk terus membaca tulisan sampai selesai dibanding dengan alunan cerita dengan akhir yang mudah ditebak.
Penyusunan daftar isi pada buku fiksi lebih bebas dibanding dengan buku nonfiksi. Tidak ada batasan jumlah bab dan halaman. Pembuatannya dapat dilakukan dengan mengelompokkan adegan berdasarkan gambaran kejadian-kejadian yang berkesinambungan dalam plot cerita.
Outline ini dapat bersifat sementara, karena dalam proses penulisan sangat mungkin terjadi perubahan judul atau penambahan ide. Teknik menulis dengan membuat outline bukan hanya memberi gambaran keseluruhan buku, melainkan juga menjadi panduan dalam proses penulisan agar tulisan fokus dan tidak melebar kemana-mana.
Mulailah menuliskan nasrasi, dialog antar tokoh sesuai dengan outline yang telah disusun. Penulisan cerita dapat menggunakan cara menuturkan gaya orang pertama, dimana penulis serba tahu dan terlibat dalam cerita sebagai salah satu karakter di dalamnya. Bisa juga menggunakan teknik menulis dengan cara menuturkan gaya orang ketiga, dimana posisi penulis serba tahu, namun tak terlibat dalam cerita.
Baca juga: Cara Menerbitkan Buku: Tonjolkan Kelebihan Buku dengan Sinopsis agar Dilirik Penerbit Buku
Teknik menulis karya fiksi tidak hanya terpaku pada dialog antar tokoh, tetapi juga bagaimana mampu membuat narasi yang menghidupkan cerita. Selama proses menulis yang tidak hanya sekedar menulis, melainkan juga proses membangun emosi dan merangkai imajinasi sehingga tidak jarang imajinasi macet, rasa malas yang menghampiri ataupun godaan lainnya. Oleh karena itu, dalam proses menulis dibutuhkan kedisiplinan dan target menulis sesuai kemampuan. Hal ini agar tulisan dapat selesai.
Setelah naskah tulisan rampung, istirahatkan sejenak pikiran dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti, main game, tidur, jalan-jalan atau melakukan hobi yang lain. Ketika pikiran sudah fresh kembali, kita dapat mulai melakukan revisi tulisan dengan membaca kembali draft tulisan. Tidak dapat dipungkiri, draft pertama pasti jauh dari sempurna.
Ada banyak yang perlu diperbaiki, seperti plot cerita yang masih berantakan, konflik yang terlalu datar, dialog yang masih terlalu kaku, dan lain sebagainya. Terlepas dari itu, dalam proses revisi sangat mungkin terjadi perubahan alur cerita atau penambahan karakter untuk membuat cerita lebih mengalir. Oleh karena itu, lakukan revisi satu persatu.
Sebelum naskah diserahkan kepada penerbit buku yang diinginkan, pastikan Anda telah memilih penerbit buku yang sesuai dengan nafas novel yang ditulis. Cari informasi selengkap-lengkapnya terkait dengan syarat dan ketentuan pengiriman naskah kepada penerbit buku yang bersangkutan. Ikuti panduan pengajuan naskah dengan tepat, bahkan jika panduan tersebut berlawanan dengan informasi pada artikel ini. .
Jika penerbit meminta margin berukuran 1.37”, sesuaikan margin Anda (meski margin standar biasanya berukuran 1” atau 1.25”). Naskah yang tidak mengikuti panduan biasanya tidak akan dibaca atau diterima (http://id.wikihow.com/Menulis-Karya-Fiksi). Terlepas dari berbagai aturan ataupun teknik menulis, yang paling penting dari menulis adalah mulai menulis. Selamat menulis!!
Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.
Jika Anda mempunyai BANYAK IDE, BANYAK TULISAN, tapi BINGUNG bagaimana caranya MEMBUAT BUKU, gunakan fasilitas KONSULTASI MENULIS dengan TIM PROFESSIONAL kami secara GRATIS di sini!
Referensi:
(Ulin Nafiah)
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…