Teknik menulis buku pada dasarnya adalah sebuah proses yang panjang dan tidak instan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila kualitas buku biasanya bisa dilihat dari seberapa lama buku tersebut disusun. Semakin lama proses penyusunannya, maka biasanya kualitas dari buku tersebut juga akan semakin bagus. Meskipun demikian, hal tersebut juga tergantung pada kualitas penulisan yang kita lakukan tersebut. Apabila kita membuat tulisan kita secara sungguh-sungguh, termasuk dalam proses penyuntingannya, maka kemungkinan besar kualitas tulisan yang akan kita hasilkan juga akan sesuai dengan keinginan kita. Selanjutnya, proses penyuntingan tersebut menjadi salah satu proses vital yang harus kita lakukan secara hati-hati. Artinya kita membutuhkan kecermatan dan ketelitian ketika kita membaca kembali tulisan yang sudah kita buat tersebut.
Apabila dalam teknik menulis kita sudah memasuki tahap penyuntingan, maka setidaknya proses tersebut bisa kita lakukan sendiri. Selama kita memiliki banyak waktu dan keinginan kuat untuk melakukan proses penyuntingan, maka kita bisa melakukannya sendiri. Di sisi lain, tentu ada kompetensi yang juga harus kita miliki ketika menyunting buku. Hal tersebut menjadi penting karena proses penyuntingan tersebut tidak hanya dilakukan untuk menyempurnakan substansi, tetapi juga teknis penulisan yang lain seperti ejaan, gaya bahasa, dan lain sebagainya. Di sisi lain, apabila kita merasa tidak memiliki banyak waktu dan kompetensi untuk melakukan proses tersebut, maka kita bisa menyerahkan proses tersebut kepada orang lain. Jasa dari orang lain tersebut bisa kita cari secara pribadi, tetapi juga bisa dicari dari penerbit buku yang kita jadikan partner untuk menerbitkan buku. Biasanya pihak penerbit buku akan melakukan proses penyuntingan kembali. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita cermati ketika melakukan proses penyuntingan.
Ejaan menjadi salah satu bagian yang paling vital ketika kita mengasah teknik menulis buku. Bahkan banyak kesalahan yang dilakukan oleh penulis berada di bagian ini. Banyaknya kesalahan yang dilakukan tersebut pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari sifat ejaan itu sendiri yang lebih mengandalkan aspek teknis daripada substansi. Beberapa hal yang menjadi bagian dari ejaan yaitu penggunaan huruf besar atau kecil, kata depan, spasi, ejaan nama orang atau nama tempat, dan lain sebagainya. Meskipun terlihat sepele, kesalahan yang kita buat dalam hal ejaan tentu juga akan berdampak pada kenyamanan pembaca ketika ingin menikmati tulisan kita tersebut. Semakin banyak pembaca menemukan kesalahan yang kita buat pada bagian ini, tentu pembaca akan mempertanyakan kemampuan kita dalam teknik menulis. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari ekspetasi pembaca dimana seorang penulis adalah mereka yang mengerti dan paham tentang dunia kepenulisan.
Selanjutnya, apabila proses penyuntingan dilakukan oleh penulis sendiri, maka konsekuensinya akan lebih besar. Artinya penulis juga harus menguasai teknis-teknis kepenulisan, mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang lebih rumit. Bahkan untuk melakukan proses penyuntingan pada bagian ejaan ini, seorang penulis membutuhkan waktu yang relatif lama. Hal tersebut tidak dapat dilepaskan dari tingkat kesulitan yang ada ketika kita ingin memperbaiki bagian ejaan. Selain itu, bagian ejaan tersebut cenderung lebih rumit karena kita harus membacanya secara pelan-pelan supaya tidak ada bagian yang kita lewati, sekalipun itu berkaitan dengan tanda baca. Oleh karena itu, apabila kita merasa tidak terlalu paham dengan ejaan, maka kita bisa meminta bantuan orang lain untuk melakukan proses penyuntingan tersebut.
Bagian lain yang juga penting untuk kita perhatikan adalah bagian gaya bahasa. Gaya bahasa ini lebih menekankan pada keteraturan kita dalam teknik menulis buku. Artinya apakah tulisan kita sudah bertutur dan mengalir. Apabila tulisan kita memiliki gaya bahasa yang baik, maka biasanya pembaca akan dengan mudah menikmati tulisan yang sudah kita buat tersebut. Proses penyuntingan pada bagian ini sebenarnya lebih baik dilakukan oleh kita sendiri sebagai seorang penulis. Hal tersebut menjadi penting karena gaya bahasa seseorang mencerminkan karakternya sendiri. Ketika gaya bahasa yang sudah kita buat diubah oleh editor atau orang lain, maka ciri khas atau karakter kita sebagai seorang penulis tidak akan terlihat. Perlu kita akui bahwa setiap penulis biasanya memiliki gaya bahasanya sendiri. Apabila kita tetap menyerahkan proses penyuntingan bagian gaya bahasa tersebut tetap diserahkan kepada orang lain, maka kita perlu memastikan bahwa mereka tidak banyak mengubah karakteristik tulisan kita.
Bagian lain yang tidak kalah penting ketika melakukan proses penyuntingan adalah logika bahasa. Logika bahasa memiliki artian bahwa apakah tulisan yang kita tulis tersebut mudah dipahami oleh para pembaca, khususnya kaitannya dengan logika atau pola pikir yang kita gunakan. Banyak kalimat yang susunannya terbalik, sehingga banyak bagian dari tulisan tersebut yang logikanya juga terbalik. Bagian ini juga sedikit rumit karena kita sebagai penulis harus memastikan apakah tulisan yang kita susun sudah runtun pola pikirnya. Artinya ketika pembaca tersebut membaca tulisan kita, topik yang kita bahas di dalam tulisan tidak berputar-putar. Dengan kata lain, kita tetap fokus pada topik yang sedang kita bahas. Dalam pembahasannya, kita juga harus membuat jalan pikiran yang mudah dimengerti oleh para pembaca, terlebih ketika segmen pembaca tersebut tidak sesuai dengan bidang keilmuan yang kita tekuni.
Beberapa contoh bagian dari logika bahasa yang bisa kita perhatikan yaitu terkait dengan pembuatan atau pemilihan jenis paragraf. Dalam teknik menulis buku, tentu kita akan menuliskan gagasan atau ide kita dalam bentuk paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Sebelumnya tentu kita harus mengetahui bahwa dalam menulis, ada beberapa jenis paragraf yaitu deskriptif, naratif, induktif, dan deduktif. Ketika kita sudah memahami masing-masing jenis tersebut, langkah selanjutnya adalah dengan mengaplikasikannya dalam tulisan kita. Oleh karena itu, ketika melakukan proses penyuntingan, hal yang kita perhatikan adalah keruntutan paragraf yang kita buat tersebut. Kita juga harus memastikan jenis paragraf yang kita gunakan. Jangan sampai kita tidak mengetahui hal tersebut.
Bagian terakhir yang tidak kalah pentingnya dalam proses penyuntingan tulisan adalah rasa bahasa. Rasa bahasa yang dimaksud adalah pemilihan kata yang sesuai dengan tema atau segmen pembaca yang kita pilih. Sebagai contohnya, kata indah, elok, keren, dan bagus pada dasarnya memiliki makna yang sama. Meskipun demikian, kata-kata tersebut tidak bisa kita gunakan ke dalam semua jenis tulisan. Artinya penggunaan kata-kata tersebut harus disesuaikan dengan konteks tulisan yang kita buat supaya rasa bahasanya tepat. Sedikit terasa rancu dan aneh ketika kita menggunakan bahasa keren dalam buku yang sebenarnya bersifat ilmiah dan cenderung kaku. Kata tersebut sebenarnya lebih cocok digunakan untuk jenis tulisan yang cenderung santai dan tidak terlalu terikat pada aturan. Oleh karena itu, kita juga harus memiliki pengetahuan terkait dengan pemilihan kata-kata tersebut dalam teknik menulis.
Tentunya dengan menguasai teknik menulis buku, kita menjadi lebih mantap untuk mengirimkan naskah ke penerbit buku idaman kita. Setiap penerbit pasti punya syarat dan prasyaratan agar naskah kita bisa diterima. Tapi jika kita ingin memantapkan naskah kita agar pasti terbit, tidak ada salahnya mengirimkan naskah ke penerbit buku dengan sistem print on demand.
Semoga artikel ini bermanfaat, dan jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang penerbit buku kunjungi artikel kami sebelumnya atau ke beranda kami. Salam integritas!
[Bastian Widyatama] [/mag]
Referensi
Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda bisa konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis sampai menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk segera MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Dalam melakukan kegiatan penelitian, tentunya Anda akan menemukan sejumlah jenis data. Data ini kemudian masuk…
Yogyakarta, 16 Desember 2024 — Webinar bertajuk "Transformasi AI di Dunia Akademik, Pemanfaatan AI bagi…
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…