Teknik menulis dapat menjadikan seorang pekerjanya sebagai penulis. Bahkan profesi penulis tidak hanya bisa menjadi pekerjaan utama, tetapi juga bisa menjadi pekerjaan sampingan atau side job. Oleh karena itu, saat ini kita banyak melihat orang-orang yang memang berkecimpung di dunia kepenulisan dengan menghasilkan karya-karya secara rutin. Tidak jarang dari mereka yang mendapatkan tawaran lebih di dunia hiburan, baik sebagai seorang public figure ataupun tulisannya yang kemudian diangkat menjadi sebuah film. Di sisi lain, tidak sedikit juga orang-orang yang menjadikan profesi penulis sebagai profesi sampingan seperti dosen, guru, pegawai, dan lain sebagainya. Dengan adanya pekerjaan tersebut, maka banyak di antara mereka yang mendapatkan penghasilan tambahan. Bahkan banyak dari mereka yang dijadikan narasumber dalam berbagai kegiatan. Artinya banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan menjadi seorang penulis, baik sebagai pekerjaan utama ataupun sampingan.
Selanjutnya, sejauh ini setidaknya ada 3 tipe penulis yang ada yaitu tipe penulis ideal, komersial, dan ideal, tetapi memiliki pemikiran yang komersial juga atau biasa disebut dengan ideal-komersial. Hal tersebut berangkat dari kecenderungan atau motivasi seseorang untuk menjadi seorang penulis. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa motivasi masing-masing penulis itu berbeda-beda. Ada sebagian orang yang menganggap bahwa menulis buku adalah salah satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menghasilkan finansial atau pendapatan tambahan. Di sisi lain, ada yang menganggap bahwa menulis buku adalah sebuah kegiatan yang dapat menyalurkan gagasan atau visi mereka terhadap sebuah hal. Dengan kata lain, finansial bukan menjadi tujuan utama dari aktivitas menulis yang dilakukannya. Bahkan pada sisi yang lain, ada kelompok orang yang menganggap bahwa menulis buku memang diperlukan untuk menyalurkan gagasan tanpa harus mengesampingkan keuntungan finansial. Berikut tipe-tipe penulis yang ada selama ini.
Penulis Ideal pada dasarnya adalah penulis yang memiliki tujuan utama untuk mempengaruhi orang lain berpikir sesuatu dengan gagasannya. Dalam teknik menulis, tipe penulis ini berusaha untuk merangkai susunan buku yang setidaknya dapat mempengaruhi pemikiran pembaca, baik dalam bentuk persuasif, deskriptif, ataupun informatif. Penulis tipe ini pada dasarnya tidak terlalu mempedulikan kebutuhan pasar. Artinya mereka hanya akan menulis buku sesuai dengan apa yang ada dipikirannya. Segala sesuatu yang ingin disampaikan kepada publik akan ditulisnya dalam bentuk buku, meskipun kebutuhan pasar itu tidak terlalu meminati tema yang diangkat oleh penulis tipe tersebut. Ketika publik sedang gusar urusan politik dan cenderung apatis, penulis ini tetap saja memproduksi tulisan-tulisan tentang politik yang sebenarnya tidak terlalu diminati oleh masyarakat. Selain itu, tipe ini juga cenderung tidak menginginkan banyak campur tangan dari pihak penerbit ataupun reviewer supaya tulisannya tetap asli (tidak banyak diubah).
Selanjutnya, orang-orang yang masuk dalam tipe ini pada dasarnya tidak terlalu memikirkan royalti yang pasti didapatkan oleh setiap penulis. Mereka tidak memiliki target untuk mendapatkan royalti sekian dalam beberapa bulan karena mereka juga tidak memiliki target terkait jumlah buku yang berhasil terjual. Terakhir, mereka lebih suka mengejar kesempurnaan karya tulis daripada produktivitasnya. Artinya para penulis tipe ini cenderung menghabiskan waktunya untuk menyempurnakan tulisannya sesuai dengan keinginannya masing-masing. Hal tersebut dilakukan supaya pembaca bisa merasakan apa yang juga dirasakan oleh si penulis. Oleh karena itu, tulisan yang dibuatnya harus mendekati sempurna supaya terlihat baik di mata pembaca, meskipun sebenarnya tema yang diangkat sedang tidak diminati oleh publik.
Baca juga : berapa harga yang harus kita bayar jika menerbitkan proceeding?
Selanjutnya, ada beberapa penulis yang bisa dikelompokkan ke dalam tipe penulis yang memiliki pemikiran untuk tujuan komersial. Ketika teknik menulis, salah satu tujuan pentingnya adalah bagaimana buku yang dibuatnya bisa laku di pasaran dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian, si penulis tersebut akan mendapatkan banyak keuntungan finansial karena jumlah buku yang terjual juga banyak. Tentu ada beberapa faktor yang membuat buku tersebut banyak diminati oleh masyarakat. Salah satunya adalah memperhatikan kebutuhan pasar (kecenderungan pasar). Hal tersebut berbeda dengan tipe penulis ideal. Pada sisi ini, penulis komersial sangat memikirkan dan memperhatikan kecenderungan pasar saat ini. Ketika publik sedang tertarik dengan isu-isu sepak bola, maka buku yang ditulisnya akan banyak mengupas tentang sepak bola. Menariknya, penulis tipe ini dituntut untuk bisa menyesuaikan tema sesuai dengan keinginan pasar, meskipun pengetahuan dasarnya berbeda dengan kebutuhan pasar. Namun mereka bisa menyiasatinya dengan membahas isu tertentu dengan kacamata ilmu pengetahuan dasarnya.
Pada tipe ini, penulis cukup memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan banyak royalti. Artinya mereka akan melakukan berbagai cara supaya tulisan yang dibuatnya dapat diminati oleh banyak orang. Salah satunya adalah dengan bersikap terbuka dan lapang dada. Dalam artian ketika tulisan mereka sudah masuk ke penerbit buku, maka mereka harus rela tulisan mereka banyak diubah. Pengubahan oleh reviewer atau editor pada dasarnya dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan pasar. Oleh karena itu, kita sebagai penulis tipe ini harus bersiap diri secara mental ketika banyak bagian dari tulisan kita yang diubah. Pengubahan tersebut bisa dari segi substansi ataupun teknis kepenulisan dalam rangka menarik perhatian pembaca. Apabila hal tersebut berhasil dilakukan, maka hasilnya pun terkadang tidak mengecewakan. Artinya kemudian banyak orang yang tertarik dengan tulisan yang dibuatnya.
Simak pula : cara menulis buku ajar sesuai KTSP
Terakhir, tipe penulis yang ini lebih mengedepankan keseimbangan antara cara berpikir ideal dan komersial. Dengan kata lain, ketika mereka menulis buku, mereka mempertimbangkan kecenderungan pasar tanpa harus mengesampingkan kualitas tulisan. Ketika isu yang sedang naik terkait dengan pemilihan umum (pemilu), maka tema yang akan diangkat sesuai dengan kecenderungan pasar tersebut. Meskipun demikian, si penulis tetap harus belajar kembali terkait dengan urusan pemilu supaya tulisan yang dihasilkan tetap berkualitas. Artinya ada bobot yang memang dipertimbangkan dan patut untuk dibaca oleh masyarakat luas. Faktor produktivitas dan kesempurnaan tulisan diusahakan berjalan secara bersama-sama supaya saling melengkapi. Hingga pada akhirnya nanti tulisan yang dihasilkan tersebut laku di pasaran karena memang kualitasnya yang bagus disamping isu yang diangkatnya memang sedang hangat di publik.
Hal lain yang tidak kalah pentingnya yaitu terkait dengan royalti dan kualitas tulisan. Penulis tipe ini pada dasarnya memang memikirkan royalti atau finansial yang akan didapatkannya dengan menulis buku. Meskipun demikian, dirinya tidak mengesampingkan faktor kualitas tulisan yang dibuatnya tersebut. Menjadi penulis tipe ini pada dasarnya merupakan sebuah profesi yang membanggakan. Bisa dikatakan demikian karena hasil kerja kerasnya untuk menulis buku dapat dihargai oleh publik. Penghargaan tersebut dilakukan dengan cara membeli buku yang dibuatnya tersebut. Di sisi lain, penghargaan tersebut datang karena publik menganggap tulisan yang kita buat memang berkualitas dan layak untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, penulis tipe ini tidak berpikir materialistis dan pragmatis, tetapi juga memiliki gagasan yang visioner dalam rangka menghasilkan pemikiran-pemikiran yang memang bermanfaat bagi publik.
Referensi
Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.
[Bastian Widyatama][/mag]
Pada saat menerbitkan buku, penerbit yang dipilih sering menambahkan halaman prancis atau half title dalam…
Menggunakan tools pendeteksi AI tentu menjadi langkah tepat bagi guru dan dosen. Tools ini bisa…
Proses menulis biasanya diawali dengan menulis draft dan disebut sebagai draft pertama. Penulisan draft menjadi…
Salah satu tahapan penting dalam proses menulis adalah swasunting atau self editing. Melakukan swasunting membantu…
Menggunakan AI untuk parafrase memang menjadi pilihan banyak akademisi saat ini, baik itu dosen maupun…
Menggunakan AI untuk membuat mind mapping atau peta konsep, tentunya menjadi alternatif yang banyak dipilih.…